Anda di halaman 1dari 16

Oleh:

1. 2. 3. 4.

Badri

Geri Lannier
Netty santika rosalia M Sarnia Eri

*Racun

adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorpsi, menempel pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dapat mengakibatkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia (Brunner & Suddarth, 2001) (Keracunan) dapat diartikan sebagai setiap keadaaan yang menunjukkan kelainan multisistem dengan keadaan yang tidak jelas (Arif Mansjoer, 1999)

*Intoksikasi

1.Usaha bunuh diri umur 10 30 tahun. 2.Pembunuhan (Humiside) 3.Tidak sengaja (Kecelakaan).
Makanan, Hidrokarbon, Alkohol,
IFO(intoksikasi fosfat organic), dan Karbondioksida

Agen intoksikasi bekerja menghambat enzim kolinesterase tubuh (khE). Dalam keadaan normal enzim khE bekerja untuk menghidrolisis arakhonoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh-khE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan khE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan AKH ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh yang berlebihan yang menimbulkan efek muskrinik, nikolinik, dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP)

1. Resusitasi * Bebaskan jalan napas Napas buatan + O2, kalau

perlu gunakan respirator pada kegagalan napas yang berat.

2. Eliminasi *Emesis, katarsis, kumbah lambung, keramas rambut


dan mandikan seluruh tubuh dengan sabun.

3. Antidotum *Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek


akumulasi Akh pada pada tempat-tempat penumpukannya.

Patoflow

Diarahkan pada masalah yang mendesak Jalan nafas Sirkulasi yang mengancam jiwa Adanya perdarahan Adanya cidera yang berkaitan dengan penyakit
lain

Adanya gangguan asam basa Keadaan status jantung Status kesadaran

RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat keracunan 2. Bahan racun yang digunakan 3. Berapa lama diketahui setelah keracunan 4. Ada masalah lain sebagai pencetus keracunan 5. Syndroma toksik yang ditimbulkan

1.Pertolongan pertama 2.Tata laksana darurat 3.Perawatan jiwa

Tergantung cara masuknya racun:

1.Pencernaan mulut 2.Pernafasan 3.Kulit 4.Mata

1. 2. 3.

Keselamatan hidup
Cegah penyerapan Penawar racun

TINDAKAN DARURAT UMUM:

1. 2. 3. 4.

Resusitasi ABC Eliminasi hambat absorbsi melalui pencernaan Terapi penunjang perorgan Anti dotum

Dengan Masalah:

1. 2. 3. 4. 5.

Kelainan kepribadian Reaksi depresi Psikosis Neurosis Retardasi Mental

Diagnosa :

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan 2. Resiko pola napas tidak efektif

berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal

berhubungan dengan efek langsung toksisitas IFO, proses inflamasi.


dengan kerentanan pribadi, kesulitan dalam keterampilan koping menangani masalah pribadi.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan

Tujuan Tidak terjadi kekurangan cairan

intervensi

Rasional 1. Dokumentasi yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluran dan penggantian cairan. 2. Kulit dingain dan lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk pengantian cairan tambahan. 3. Mual, muntah dan perdarahan yang berlebihan dapat mengacu pada hipordemia.

1. Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan. 2. Monitor suhu kulit, palpasi denyut perifer. 3. Catat adanya mual, muntah, perdarahan

Tujuan Pola napas efektif

intervensi

Rasional 1. Efek IFO mendepresi SSP yang mungkin dapat mengakibatkan hilangnya kepatenan aliran udara atau depresi pernapasan, pengkajian yang berulang kali sangat penting karena kadar toksisitas mungkin berubah-ubah secara drastis. 2. Menurunkan kemungkinan aspirasi, diagfragma bagian bawah untuk untuk menigkatkan inflasi paru. 3. Memudahkan ekspansi paru & mobilisasi sekresi untuk mengurangi resiko atelektasis/pneumonia. 4. Pasien beresiko atelektasis dihubungkan dengan hipoventilasi & pneumonia.

1. Pantau tingkat, irama pernapasan & suara napas serta pola pernapasan 2. Tinggikan kepala tempat tidur 3. Dorong untuk batuk/ nafas dalam 4. Auskultasi suara napas

Tujuan Koping individu efektif, tidak terjadi kerusakan perilaku adaptif dalam pemecaha n masalah.

intervensi

Rasional

1. Pastikan dengan apa pasien ingin disebut/dipanggil. 2. Tentukan pemahaman situasi saat ini & metode koping sebelumnya terhadap masalah kehidupan. 3. Tetap tidak bersikap tidak menghakimi 4. Berikan umpan balik positif

1. Menunjukkan penghargaan dan hormat 2. Memberi informasi tentang derajar menyangkal, mengidentifikasi koping yang digunakan pada rencana perawatan saat ini 3. Konfrontasi menyebabkan peningkatan agitasi yang menurunkan keamanan pasien. 4. Umpan balik yang positif perlu untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan kesadaran diri dalam perilaku

Anda mungkin juga menyukai