A.

GENETIKA MENDEL

Percobaan Mendel : Cross-polination Pisum sativum (ercis)

Percobaan Mendel : Cross-polination Pisum sativum (ercis)

1. flower color is purple or white 2.flower position is axil or terminal 3.stem length is long or short or 4.seed shape is round or wrinkled 5. seed color is yellow or green 6.pod shape is inflated or constricted 7.pod color is yellow green

In cross-pollinating plants that either produce yellow or green pea seeds exclusively, Mendel found that the first offspring generation (f1) always has yellow seeds. However, the following generation (f2) consistently has a 3:1 ratio of yellow to green.

important conclusions from these experimental results: 1. that the inheritance of each trait is determined by "units" or "factors" that are passed on to descendents unchanged (these units are now called genes ) 2.that an individual inherits one such unit from each parent for each trait 3.that a trait may not show up in an individual but can still be passed on to the next generation

terminologi
1.
2.

3. 4. 5.

6.

Parental (P) : induk Hibrid : hasil persilangan 2 indv dng sifat beda Hibridisasi : prosesnya Fenotip : penampakan Genotip : susunan genetik yang berhubungan dng fenotip, huruf dobel ex : AA, Aa, aa Gen : suatu unit keturunan, huruf singel, A,

Terminologi
7. Alel : anggota dari suatu seri gen, T dan t= alel; T dan m = bukan alel 8. Dominan 9. Resesif 10. Intermedier 11. Homozigot : AA, aa 12. Heterozigot : Aa 13. Filius (F) : keturunan, F1, F2 dst..

Kesimpulan Mendel
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Gen diwariskan lewat gamet Hukum Mendel I: gen yang sealel memisah (The law of segregation of allelic genes) Banyaknya mcam gamet yang dibentuk oleh suatu hibrid mengikuti rmus 2n Keturunan F1 adalah seragam Banyaknya kombinasi keturunan persilangan hibrid = (2n)2 Jika dominansi nampak sepenuhnya, maka persilangan monohibrid, menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 3:1

KESIMPULAN MENDEL
7.Hukum mendel II : pengelompokan gen secara bebas (the law of Independent Assortmen of Genes) 8. Hasil persilangan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 9:3:3:1

PERKAWINAN MONOHIBRID
Disebabkan gen dominan : warna bulu marmot, polidaktili, sifat pengecap, rambut ikal, lesung pipit, lekuk dagu, rambut tebal dada lengan tangan, Widos peak, menggulung ujung lidah, katarak 2. Disebabkan gen resesif Albino, mata biru, daun telinga melekat
1.

SIFAT INTERMEDIER

Sifat antara dari kedua induk yang nampak pada keturunannya Perbandingan F2 = 1:2:1

BackCross, TestCross, Resiprok

1.
2. 3.

Persilangan balik : F1 x P dominan Uji silang : F1 x P resesif Perkawinan sebaliknya, umumnya menghasilkan keturunan yang sama

PERKAWINAN DIHIBRID
1. 2. 3. 4. 5.

Persilangan dua individu dengan dua sifat beda, hasilnya dihibrida Perbandingan 9:3:3:1 Rumus meramal pewarisan sifat keturunan Banyak macam gamet = 2n Banyak kombinasi keturunan = (2n)2 Banyak individu homozigot = 2n/(2n)2 Jumlah kemungkinan fenotip = 2n Bentuk perbandingan fenotip = segitiga Pascal

B. INTERAKSI GEN
PENYIMPANGAN HK MENDEL

INTERAKSI GEN : saling pengaruh dari gen, dominan/resesif Ex : jengger ayam mawar x ercis = walnut Walnut x walnut = single Mawar : R-pp Ercis : rrPWalnut : R-PSingle : rrpp

Epistasi : gen dominan mengalahkan gen dominan yang lain x hipostasi Jelaskan, beri contoh peristiwa ! : 1. Epistasi dominan : 2. E resesif 3. E dominan dan resesisf 4. Gen epistasi rangkap 5. Gen dominan rangkap 6. Gen rangkap pengaruh kumulatif

GENOTIP klasik Epistasi dominan Epistasi resesif Epistasi dominan dan resesif Epistasi gen resesif rangkap

A-B9 12

A-bb 3

aaB3 3

aabb 1 1

13

Epistasi gen dominan rangkap

15

C. GEN & KROMOSOM KELAMIN

PADA MANUSIA

SEX LINKED GENES

Kromosom organisme ada 2 macam yaitu kromosom autosom dan kromosom kelamin Gen yang terdapat di kromosom autosom disebut gen autosomal Gen yang terdapat di kromosom kelamin disebut gen terpaut seks (sex linked genes) Peristiwanya : sex linkage

Gen resesif dalam kromosom X

Butawarna (colorblind) 2. Anodontia 3. Hemofilia criss cross inheritance (cara mewaris bersilang)
1.

Butawarna (colorblind)

Tidak dapat membedakan warnammerah dan biru XC = normal Xc = butawarna

Anodontia

Tidak tumbuh gigi XA = normal Xa = anodontia

hemofilia
Darah sukar membeku saat luka XH = normal Xh = hemofilia Termasuk gen letal

Gen dominan dalam kromosom X

Gigi coklat (brown teeth) XB = gen untuk gigi coklat Xb = gen untuk gigi normal

Gen dalam kromosom Y

Hypertrichosis (rambut di daun telinga) YH = gen untuk normal Yh = gen untuk hipertrichosis Tidak ada perempuan hipertrichosis

SEX LIMITED GENES

Gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin Ex : tanda kelamin sekunder pada pria dan wanita

SEX INFLUENCED GENE

Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin Kepala botak Panjang jari telunjuk

Kepala botak (Bald)

Genotip BB Bb bb Laki perempuan botakbotak botaknormal normal normal

Panjang jari telunjuk

Genotip TT Tt tt laki perempuan pendek pendek pendek panjang panjang panjang

D. GEN DAN KROMOSOM KELAMIN (RANGKAI KELAMIN)

PADA HEWAN

A. DROSOPHILA (warna mata)

Rangkai kelamin kromosom X
+ / W = gen mata merah (dominan) w = gen mata putih (resesif)

Drosophila jantan mata puth dikawinkan dengan betina mata merah homozigot, bagaimana keturunan F1 dan F2nya bila sesama F1 dikawinkan?

Penulisan simbol/tanda

Simbol untuk gen dominan sering tidak ditulis dengan huruf besar tetapi tanda + Tanda biasa digunakan sebagai gantinya tanda Y untuk menyatakan kromosom Y

Lalat betina mata merah genotipnya : ++, +w Lalat jantan mata merah genotipnya

+Lalat jantan mata putih genotipnya

B.KUCING (warna bulu)

Terpaut pada kromosom X Penentuan jenis kelamin = tipe XY XB = bulu hitam Xb = bulu kuning XBXb = calico/belang tiga

Bagaimana hasil perkawinan kucing betina bulu kuning dengan kucing jantan bulu hitam ?

C. AYAM (warna bulu)

Tipe penentuan jenis kelamin ZO Genotip Ayam jantan = ZZ Gnotip ayam betina = ZO ZB = bulu garis Zb = bulu polos

Bagaimana keturunan dari hasil perkawinan antara Ayam jantan bulu garis heterozigot dengan ayam betina bulu polos ?

SELESAI