STUDI KUALITATIF FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS-PUSKESMAS KOTA MAKASSAR
Oleh : Nasriyadi Nasir Pembimbing : dr. M. Rum Rahim, M.Sc dr. Sri Ramadhany, M.Kes BAGIAN IKM-IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS, MAKASSAR 2012
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan seseorang Kesehatan juga komponen pembangunan yang memiliki nilai investatif, hal ini dikarenakan berbicara tentang kesehatan maka akan membicarakan juga tentang ketersediaan tenaga siap pakai dalam hal ini Sumber Daya Manusia yang sehat dan produktif tentunya. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
LATAR BELAKANG
Lemahnya pembangunan disektor kesehatan dapat kita lihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Negara kita selalu stagnan pada kisaran 117-112 dari sekitar 175 negara, meskipun pada tahun 2008 sempat naik ke peringkat 109 tetapi pada tahun 2009 justru kembali turun pada posisi 112. Parahnya lagi justru pada tahun 2011 merosot tajam pada peringkat 124 jauh dari negara tetangga seperti Malaysia pada peringkat 61 dan Singapura pada peringkat 26. Sebagai catatan, HDI adalah ukuran keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa yang dilihat dari parameter pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi, yakni masing-masing 50/1000 kelahiran hidup. dan 240/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan umur harapan hidup masih rendah, yakni rata-rata 60 tahun (UNDP,2012). Untuk status gizi pada balita sampai sekarang masih berada pada angkat 17,9 % untuk gizi buruk/kurang dan 35,9% untuk balita pendek (RISKESDAS,2010). Fenomena beban ganda (double burden) juga tidak kalah menariknya untuk disimak, dan diperparah dengan merebaknya kasus new emerging forces misalnya wabah flu burung yang mematikan.
LATAR BELAKANG
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama(Depkes RI, 2004).
Tercatat pada tahun 2000 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu 21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit (perahu 716 unit, ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap(Depkes RI, 2004).
LATAR BELAKANG
Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah ditetapkan sebagai wewenang aparat daerah tetapi masih terlalu sentralistik Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat Selama ini setiap puskesmas dimanapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama, belum dikembangkan secara positif Sampai saat ini, puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi sumber daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya puskesmas (Depkes RI, 2004).
LATAR BELAKANG
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Kepala Puskesmas Antara dr. Hj. Radiah,M.Kes bahwa ada beberapa faktor yang menjadi alasan sehingga optimalisasi peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dalam hal ini upaya promotif dan preventifnya terhambat adalah beban kerja yang berlebih karena kurangnya tenaga kesehatan dan penempatan kerja yang tidak sesuai disiplin ilmu. Selain itu anggaran menjadi problem cukup berarti, selain terbatasnya juga tidak dilibatkannya puskesmas dalam perumusan anggaran sehingga anggaran yang diterima tidak bisa diganggu gugat apalagi melakukan program inovasi.
FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmas-puskesmas kota Makassar.
PERTANYAAN PENELITIAN
Apa saja program kesehatan masyarakat di puskesmas yang paling berhasil diimplementasikan? Faktor apa yang mendukung sehingga program kesehatan masyarakat dipuskesmas bisa diimplementasikan secara maksimal? Apa saja program puskesmas yang cukup rendah tingkat keberhasilanya dan terhambat untuk diimplementasikan? Faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga program kesehatan masyarakat di puskesmas mengalami hambatan dalam implementasinya?
MANFAAT PENELITIAN
TEORITIK
Sebagai tambahan informasi ilmiah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu Kesehatan Masyarakat secara umum dan Manajemen Kesehatan secara khusus. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tentang problematika implementasi programprogram puskesmas pada khususnya.
PRAKTIS
Bagi peneliti, sebagai bahan tulisan dalam menerapkan ilmu dan kemampuan peneliti melakukan suatu penelitian. Bagi petugas kesehatan, sebagai sumber informasi bagi para petugas kesehatan dalam menyusun programprogram puskesemas sehingga setiap program puskesmas dapat diimplementasikan secara maksimal. Bagi pemerintah, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan tentang puskesmas. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk kajian lebih lanjut mengenai faktor penghambat implementasi program kesehatan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS Unit Tata Usaha Data dan informasi Perencanaan dan penilaian Keuangan Umum dan pengawasan
UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan Wajib Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Upaya Perbaikan Gizi Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
AZAZ PUSKESMAS
Azas pertanggungjawaban wilayah Azas pemberdayaan masyarakat Azas keterpaduan Keterpaduan lintas program Keterpaduan lintas sektor Azas rujukan Rujukan upaya kesehatan perorangan Rujukan upaya kesehatan masyarakat
MANAJEMEN PUSKESMAS
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen Ada tiga fungsi manajemen pusksesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban. manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan(Depkes RI, 2004).
MANAJEMEN PUSKESMAS
Fungsi manajemen yang digunakan oleh Puskesmas diadaptasi dari fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Terry dengan penambahan fungsi evaluating (Penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas adalah sebagai berikut (Sutisna E, 2009): Planning (Perencanaan); Organizing (Pengorganisasian); Actuating (Penggerakan Pelaksanaan); Controlling (Pengawasan/Pembimbingan); Evaluating (Penilaian).
planning
Meraih tujuan
organizing
controlling
actuating
25
Kerangka Konsep
Berdasar dari analisis sistem Analsis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan (Febriani,2010) Analisis dengan pendekatan sistem dilakukan dengan cara merinci faktor-faktor atau komponen-komponen sistem pelayanan dan program kesehatan. Analisis sistem dalam manajemen Puskesmas dilakukan dengan menganalisis masing-masing komponen sistem Puskesmas meliputi input (masukan), proses, output (hasil antara), outcome (hasil akhir), impact berupa manfaat dan dampak terhadap lingkungan, feed back (umpan balik), dan lingkungan (Sutisna Endang,2009).
Defenisi Operasional
Masukan (input) yakni bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Masukan manajemen berupa sumber daya manajemen yang terdiri atas man (ketenagaan), money (dana/biaya), material (bahan, sarana dan prasarana), machine (mesin, peralatan/teknologi) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, method (metode), market dan marketing (pasar dan pemasaran), minute/time (waktu), dan information (informasi), yang disingkat 7 M+1I Proses (process) yakni bagian atau elemen dari sistem yang berfungsi melakukan transformasi/konversi yakni mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan Hasil antara (output) yakni bagian atau elemen dari sistem yang dihasilkan dari berlangsungnya proses transformasi/konversi dalam sistem
Defenisi Operasional
Hasil akhir (outcome) yakni hasil yang dicapai dari suatu program berupa indikator-indikator keberhasilan suatu program Manfaat dan Dampak (impact) yakni efek langsung atau tidak langsung atau konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaian tujuan suatu program berupa manfaat dan dampak dari program tersebut Umpan balik (feed back) yakni bagian atau elemen dari sistem yang merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari lingkungannya Lingkungan (environment) yaitu bagian di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem (Sutisna E,2009).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara. Menurut Darmadi (2011) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian yang bergerak dari isu, tidak menguji teori, tetapi menemukan teori, menggunakan data situs, adanya key informan, dimana peneliti sebagai instrumen utama
Responden Penelitian
Responden umum adalah para kepala puskesmas se-Kota Makassar Responden kunci adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar
Pengumpulan Data
wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti) wawancara tak terstruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang di luar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian) Jumlah dan lama wawancara disesuaikan kondisi responden Menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup
Validasi Data
Validasi Data
Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan dengan melakukan cross check dengan informan lain. Pertanyaan yang sama ditanyakan pada informan lain Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap dokumen yang berkaitan dengan faktor penghambat implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmas dan observasi partisipatif sehingga data yang didapat lebih akurat Triangulasi Data Triangulasi data dilakukan dengan meminta umpan balik dari informan terhadap hasil dari wawancara mendalam yang telah dilakukan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar dari penelitian tersebut
Pengolahan Data
mengelompokkan hasil wawancara transkrip data dikelompokkan sesuai subtopic atau tema yang ditentukan pengodingan, peringkasan informasi, dan pembuatan matriks data penafsiran untuk memberikan makna pada berbagai kategori menemukan pola, hubungan, dan membuat temuan-temuan umum diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk narasi
Penyajian Data
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk narasi
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Gambaran program-program kesehatan masyarakat yang menjadi andalan di puskesmas
Pelaksanaan Penelitian
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama dr. Hj. Hatase Nur dr. Hj. Adriati Ali Sakti, M.kes drg. Asniwaty,MARS dr. Hj. Tri Raparti Arifin, M.Kes drg. St. Maisarah, MARS dr. Merry Ishak dr. Hj. A. Tenrijaja dr. Syamsiah Densi R, MARS dr. Hj. Ruhani Subhan, M.Kes dr. Hj. A. Nurmala Makmur dr. Hj. Radiah, M.Kes drg. A. Erny Aryani Nurdin, MARS dr. Muh. Sofyan
Jabatan Kepala Puskesmas Minasa Upa Kepala Puskesmas Mangasa Kepala Puskesmas Jongaya Kepala Puskesmas Tamalate Kepala Puskesmas Maradekayya Kepala Puskesmas Bara-barayya Kepala Puskesmas Maccini Sawah Kepala Puskesmas Batua Kepala Puskesmas Antang Kepala Puskesmas Antang Perumnas Kepala Puskesmas Antara Kepala Puskesmas Tamalanrea Kepala Puskesmas Sudiang
Pada umumnya hampir semua puskesmas telah sukses dalam meyelenggarakan programnya utamanya yang bersifat program wajib seperti KIA,Gizi, Promkes, P2M, dan Kesling.
utama tersediannya
Faktor pendukung lainnya kerjasama dan dukungan lintas sektoral termasuk dukungan dan pertisipasi dari masyarakat serta proses manajerial yang baik dan kepemimpinan puskesmas yang bisa memotivasi.
Faktor utama yang menjadi kendala hampir disemua puskesmas adalah kurangnya SDM atau tenaga kesehatan
Faktor lain yang menjadi penghambat adalah sosiodemografi masyarakat baik itu status ekonomi, kondisi lingkungan, budaya, dan perilaku
Faktor lain yang cukup banyak berperan dalam menghambat implementasi adalah lemahnya kerjasama lintas sektoral
Program inovasi
Terdapat puskesmas yang belum membuat program inovasi. Memiliki program inovasi yang masuk program wajib tetapi diimplementasikam dengan metode yang berbeda. Program inovasi yang berbeda atau bagian dari program pengembangan. Contoh program inovasi yaitu pelayanan kesehatan usila, penanganan DM, kelas gizi, sosialisasi obat herbal, Usaha Kesehatan Olah Raga, klinik terdiri dari metadon, nyeri, IMS, akupressure, dan Pos UKK.
Program inovasi
.........Yang jadi masalah lagi, yang susahnya hasil sputum itu susahnya kita tidak periksa diPuskesmas. Jadi ada center khusus toh, BKPM yang ditunjuk. Ya itu jadi kendala lagi masalah. ......Bolak-balik, bolak balik kita tunggu lagi hasilnya. Mending kalo sampai diBKPM itu langsung diperiksa. ....... (S2) .........posyandu kadang di bawah rumah2 warga saja tidak ada gedung tersendirinya (S4) .......
Program inovasi
.............Untuk inovasi sendiri belum ada (S1) .............DM dikembangkan.........Jadi kalo ada pasien-pasien DM itu, dia diberi emm bagaiman kalo merawat luka, bagaimana apa bagaimana dengan apa yang dikatakan DM tipe 1, DM tipe 2, bagaimana pengobatannya............Kalo dirumah kan adami yang tidak bisa jalan atau apa, jadi mereka betul-betul turun kesitu. Kemudian diajarimi keluarganya bagaimana merawat luka. ......... (S2) .............Klinik manula andalannya.........ada klinik metadon......... (S3) .............Jadi disini kita punya rencana ya, jadi saya rencana mau buat klinik nyeri, klinik akupressure, sosialisasi obat herbal. Dan juga penyuluhan setiap senin tentang 1000 hari awal kehidupan. ......... (S6)
Program inovasi
....Tetapi kami punya plus-nya mengenai khusus klinik IMS. Jadi kami berhubungan langsung dengan PSK-PSK, pondok-pondok. Dan kami langsung mobile ke sana, melakukan penyuluhan, pemeriksaan langsung dan pap smear...........Eee,kita punya pojok asi disini...kelas gizi ada hari-hari tentu diberi kelas gizi untuk ibu hamil dan masyarakat umum......... (S7) .............mau berinovasi yang lain seperti saya dimana dalam pelayanan saya pisahkan pasien pelayanan lansia nah itu pelayanan lansia kan harusnya memang kita pisahkan dengan pasien-pasien lainnya..........menjadi inovasi disini pelayanan lansia di luar gedung......... (S8)
.............pengembangan khusus tahun ini terus terang saya baru saya benahi kesehatan olah raga, dulu ada tapi tidak terlalu lancar dalam pelaksanaannya jadi tahun ini baru dibenahi lagi dan diaktifkan lagi ......... (S9) .............jadi tahun ini kita lakukan jadi tahun ibu,anak, dan balita. Jadi itu dimana semuanya satu. Pokoknya ini yang akan kita utamakan jadi kita tidak mau ada anak yang meninggal sakit akibat kekurangan gizi, ......... (S10) .............Saya rencana mau bikin yang paliatif, inie ya yang Perkesmas......... (S11) .............Kita itu buat Pos UKK dipangkalan ojek ......... (S12) .......Disini itu ILI ada programnya di sini. Influenza like illness satu-satunya puskesmas yg di Sulawesi yg ILI disini.....Jadi itu yang bisa dibilng inovasi.......... (S13)
PEMBAHASAN
Keterbatasan Penelitian
Panjangnya proses birokrasi pemerintahan untuk memulai penelitian Kesulitan dalam menemui informan.
Komponen Input
Keunggulan suatu organisasi ditentukan oleh cara bagaimana manajemen mengelola dan memberdayakan sumber daya sebagai masukan (input) organisasi Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan dalam proses transformasi/konversi untuk menghasilkan keluaran (output). Sumber-sumberdaya yang diperlukan manajemen dapat dibedakan atas sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non manusia ( non human resources)
Komponen Input
Masukan manajemen berupa sumber daya manajemen yang terdiri atas 7 M + 1 I : man (ketenagaan), money (dana/biaya), material (bahan, sarana dan prasarana), machine (mesin, peralatan/teknologi) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, method (metode), market dan marketing (pasar dan pemasaran), minute/time (waktu), dan information (informasi)
Komponen Input
Faktor penghambat yang masuk dalam komponen input ini merupakan komponen Man (ketenagaan/sumber daya manusia) dan Material (Bahan/sarana dan prasarana). Man (Ketenagaan/ Sumber daya manusia): kurangnya tenaga kesehatan baik deri segi kuantitas maupun dari segi ragam kurangnya kader kesehatan Material (Bahan/sarana dan prasarana): minimnya sarana dan prasarana
Komponen Proses
Proses transformasi (transformation process) atau proses konversi yaitu proses merubah masukan menjadi keluaran dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan pelayanan kesehatan Puskesmas Faktor penghambat yang masuk dalam kategori proses tersebut adalah lemahnya kerja sama lontas sektoral.
Komponen Output
Hasil antara (output) yaitu hasil langsung dari proses transformasi/ konversi berupa pencapaian cakupan indikator hasil antara yang terdiri atas 3 (tiga) indikator yang mempengaruh hasil akhir, yaitu indikator-indikator keadaan lingkungan, indikatorindikator perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. Faktor penghambat itu berupa masih terdapatnya programprogram dengan capaian yang rendah rendahnya cakupan misalnya dibeberapa wilayah masih cukup rendah cakupan posyandunya belum terwujudnya PHBS dan lingkungan yang sehat
Komponen Lingkungan
Lingkungan (environment) yaitu bagian di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem Lingkungan adalah keseluruhan elemen-elemen yang terdapat di dalam dan di luar organisasi yang mempengaruhi aktivitas manajerial, sehingga tipologi lingkungan dapat dibedakan atas: (a) lingkungan dalam (internal environment) atau lingkungan khusus (specific environment) atau lingkungan tugas (task environment) dan (b) lingkungan luar (external environment) atau lingkungan umum (general environment).
Komponen Lingkungan
Lingkungan dalam organisasi adalah bagian dari lingkungan yang relevan dan signifikan berpengaruh langsung (direct action element) terhadap organisasi. Lingkungan dalam ini spesifik untuk setiap organisasi dan berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatan atau bidang yang dipilihnya, serta bisa berubah-ubah atau berganti-ganti sesuai dengan situasi dan kondisi. Sedangkan lingkungan luar atau lingkungan makro adalah keseluruhan elemen di luar organisasi yang mempunyai potensi baik langsung maupun tidak langsung (indirect action element) dan secara signifikan mempengaruhi aktivitas organisasi dan manajemen untuk menghasilkan barang dan atau jasa layanan kesehatan.
Komponen Lingkungan
Lingkungan eksternal umum menurut David (2003) dibagi menjadi 5 (lima) kategori yaitu: kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan persaingan. (Sutisna E, 2009)
Komponen Lingkungan
Faktor penghambat dari komponen environment terdiri dari faktor demografi dan faktor lingkungan Faktor demografi: wilayah kerja yang luas ditambah dengan penduduk yang besar yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga status ekonomi masyarakat yang masih banyak berada pada status ekonomi menengah ke bawah perilaku masyarakat yang belum bisa mandiri untuk hidup sehat fenomena masyarakat urban atau pendatang dibeberapa wilayah
Komponen Lingkungan
Faktor lingkungan yang menjadi penghambat disini adalah masih terdapatnya wilayah-wilayah yang belum mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat terutama dilingkungan dengan pemukiman yang padat
KESIMPULAN
Terdapat komponen input dalam sistem pelayanan kesehatan puskesmas yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmas-puskesmas di kota makassar yaitu kurangnya tenaga kesehatan baik dari segi kuantitas dan ragamnya. Terdapat komponen proses dalam sistem pelayanan kesehatan puskesmas yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmas-puskesmas di kota Makassar yaitu lemahnya kerjasama lintas sektoral. Terdapat komponen output dalam sistem pelayanan kesehatan puskesmas yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmas-puskesmas kota Makassar yaitu rendahnya cakupan program, masih kurangnya masyarakat yang menerapkan PHBS, dan belum terwujudnya lingkungan sehat.
KESIMPULAN
Terdapat komponen lingkungan dalam sistem pelayanan kesehatan puskesmas yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi program kesehatan masyarakat di puskesmaspuskesmas di kota Makassar yaitu kondisi demografi berupa wilayah kerja dan jumlah penduduk yang besar, status ekonomi masih banyak ekonomi menengah ke bawah, perilaku dan budaya yang tidak mendukung kesehatan, dan fenomena penduduk urban. Serta belum terwujudnya lingkungan bersih dan sehat.
SARAN
Bagi puskesmas agar melakukan identifikasi terhadap faktorfaktor penghambat implementasi program kesehatan masyarakat dan memberikan rekomendasi terhadap pemerintah khususnya pemenuhan tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana. Dan juga menggalakkan kerjasama lintas sektoral dan mengembangkan upaya pemberdayaan masyarakat. Bagi pemerintah agar bisa segera memenuhi kekurangan tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana dipuskesmas. Selain itu juga berupaya menggalakkan kerjasama lintas sektoral dan menghimbau jajarannya agar senantiasa berupaya berkerjasama dalam pembangunan kesehatan. Dan juga perlu segera dipikirkan untuk pendirian puskesmas-puskesmas baru agar beban wilayah dan jumlah penduduk yang besar bisa tertangani.
SARAN
Bagi peneliti lain,semoga penelitian ini masih bisa dikembangkan mengingat problematikan kesehatan pada umumnya dan problematika pembangunan kesehatan tingkat pukesmas pada khususnya begitu kompleks dan masih perlu ditelaah lagi. Bagi Bagian IKM/IKK FK Unhas agar kiranya dapat memikirkan untuk mengeluarkan penyusunan skripsi dari kurikulum pendidikan profesi di Bagian IKM/IKK FK Unhas.
Terima kasih