Anda di halaman 1dari 29

STUDI KASUS PASIEN RAWAT INAP BANGSAL ANGGREK 2

Kanker Lidah Dengan Infeksi

Ristiani agustina

( UII)

Kanker Lidah

Kanker

lidah adalah suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan epitelmukosa lidah dengan sel yang berbentuk squamous cell carcinoma (sel epitel gepeng berlapis).

Etiologi dan faktor resiko


Terdapat banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker mulut antara lain : Rokok/Tembakau Minuman beralkohol Terkena sinar matahari Riwayat kanker kepala dan leher

Patogenesis
Faktor diatas akan memicu suatu rangsang karsinogen mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin

zat-zat karsinogen tertampung pada mukosa lidah dan berproliferasi secara tidak terkontrol

Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan

Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase dan menyebar kecuali pada leher

Manifestasi klinis
ketidaknormalan

yang terjadi pada mulut, seperti pembengkakan pada mulut, perdarahan tanpa sebab, timbulnya rasa nyeri di bagian yang ditumbuhi sel kanker, suara jadi serak berkepanjangan, dan mengalami kesulitan untuk mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara

Terapi
Pembedahan : Biasanya ini adalah operasi besar yang dilakukan dengan anastesi general dan memotong bagian kecil dari lidah (glossectomy).

Terapi photodynamic (PDT) : dilakukan pada kanker yang masih jinak.

Radioterapi: menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker, radioterapi ini dilakukan setalah operasi pengangkatan tumor atau kanker.

Kemoterapi : adalah penggunaan obat antikanker seperti cisplatin untuk pengobatan kanker

infeksi
Penyakit

infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen dan bersifat sangat dinamis. Salah satu penyakit infeksi yang merupakan penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) adalah pneumonia Pneumonia adalah infeksi paru-paru ringan sampai parah di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit pada orang-orang dari segala usia

Patogenesis
agen infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi (melalui udara), hematogen (melalui darah) sehingga akan menurunkan daya tahan tubuh

Diagnosis
batuk, sesak nafas yang timbulnya tidak mendadak, demam Angka lekosit meningkat

Terapi
Bagi pasien yang berusia 60 tahun atau lebih , antibiotik yang direkomendasikan meliputi antibiotik sefalosporin generasi kedua (trimetoprinsulfametoksazol) atau sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxon) sampai 10-14 hari. Kemudian dapat diberi dengan antibiotik oral

IDENTITAS PASIEN Nama : SS No CM : 01.61.27.31 Jenis kelamin : Perempuan BB : 42 kg TB : 160 cm Umur : 66 tahun 7 bulan 2 hari Tanggal lahir : 5 maret 1947 Alamat :Kimpulan,Umbulmartani,NgemplakSleman ,Prov Yogyakarta Tanggal MRS : 07-10-2013 Jam: 16.00 WIB Ruang rawat : Anggrek 2 Status pasien : Umum (Bayar Sendiri) Dokter : Dr. Ridha

RIWAYAT SAKIT Keluhan utama : Pasien lemah dengan kondisi lidah membesar 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat penyakit dahulu : Kanker lidah Riwayat penyakit sekarang : 2 HSMRS: Lidah pasien membesar dan nyeri, pasien merupakan pindahan dari bangsal Tulip. 1 HSMRS: Pasien hendak di kemoterapi, namun tidak jadi kemoterapi karena kondisi umum yang tidak dapat dilakukan kemoterapi. HMRS: lemah (+), nyeri (+) lidah membesar, oleh bangsal Tulip (kanker), pasien disarankan untuk di rawat di bangsal anggrek (penyakit dalam) untuk memperbaiki kondisi umum. Riwayat Pengobatan : belum ada, pasien belum menerima pengobatan kemoterapi dikarenakan kondisi umum pasien yang kurang baik Riwayat Keluarga : Kanker lidah (-), jantung (-), DM (-), asma (-). Riwayat Sosial Ekonomi : rumah permanen, tembok, ukuran 6x9, kamar 2, kamar mandi 1, jendela 4 buah, ventilasi baik, sumber air menggunakan sumur, pendapatan per bulan 700rb.

subjek

Pasien SS dengan berat badan 5,5 kg dua hari SMRS, mengeluh nyeri pada bagian lidah (+); lidah bengkak (+); batuk (+), demam (+); lemah (+); lemas; muntah (+), mual (+), sesak nafas (+). HMRS (tanggal 7 oktober 2013), keluhan menetap (+); nyeri (+) mulai bertambah. Pasien hendak dilakukan kemoterapi (rencana kemoterapi siklus 1 pada tanggal 18 oktober 2013),namun dikarenakan kondisi pasien yang lemah dan lemas maka tindakan kemoterapi tidak jadi dilaksanakan karena pasien perlu memperbaiki kondisi umumnya terlebih dahulu.

subjek
DIAGNOSA 15 Kanker lidah PROBLEM 16 17 18 19 Tanggal (oktober 2013) 20 21 22 23 24 Tanggal (oktober 2013)

Resiko Injuri
Resiko Infeksi Kekurangan Kebutuhan Nutrisi

Management nyeri

KELUHAN
Nyri pada lidah Nyeri Seluruh Tubuh Lemas

Tanggal (oktober 2013)


Analisa pemeriksaan fisik & laboratorium

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik & laboratorium diketahui:

Pasien mengalami demam, jumlah hematokrit 30%, hb 9g/dl, didukung dengan ditemukannya bakteri kalbsiella pneumonia, pseudomonas sp.

Pada pasien geriatri dengan pneumonia diperlukan dukungan nutrisi, penataklaksanaan cairan dan elektrolit dan antibiotrik yang sesuai seperti antibiotik golongan sefalosporin generasi kedua(trimetoprin-sulfametoksazol) atau generasi ketiga (seftriakson maks 4g/hr)

Riwayat Pengobatan Pasien


No Nama Obat Rute Dosis 7
1 Azitromisin i.v 500mg/h r 1 gram/ 12 jam

Tanggal Oktober 2013 8

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Ceftriaxone

i.v

Ceftazidim

i.v

1 gram/ 8 jam

Gentamisin

i.v

80 mg/ hr 1 ampul/ 12 jam

Ranitidine

i.v

Paracetamol

i.v

500 mg/ 8 jam

Ketorolac

i.v

1 ampul/ 12 jam

Pemeriksaan antibiotik Tanggal Pengambilan : 14.10.2013 Tanggal Hasil : 17.10.2013 Dari hasil pemeriksaan: Sputum Bakteri: Pseudomonas SP
Antibiotika Amikacin Ampicillin Ampicillin / Sulbactam Cefepime Cefotaxime Cefpiron Ceftazidime Ceftriazone Cefuroxime Chloramphenicol Ciprofloxacin Fosfomycin Gentamicin Imipenem Metilmicin Tetramicin Hasil 23 0 0 21 20 20 24 19 0 0 18 15 15 25 16 0 S R R S I S S T R R I I S S S R Aktivitas Batas bawah <14 <13 11 14 14 14 14 13 14 12 15 12 12 13 12 10 15-10 14-10 12-14 15-17 15-22 15-16 15-17 14-20 15-17 13-17 16-20 13-15 13-14 13-15 13-14 11-15 Batas Sensitivitas Rentang 17 17 15 18 23 17 18 21 18 18 21 16 15 16 15 16 Batas atas

Tobramycin
Trimethoprim Trimethoprim / Sulfametoksazol

17
0 0

S
R R

12
10 10

13-14
11-15 11-15

25
16 16

Pemeriksaan antibiotik Tanggal Pengambilan : 14.10.2013 Tanggal Hasil : 17.10.2013 Dari hasil pemeriksaan: Sputum Bakteri: klabsiella Pneumonia
Antibiotika Amikacin Ampicillin Ampicillin / Sulbactam Cefepime Cefotaxime Cefpiron Ceftazidime Ceftriazone Cefuroxime Chloramphenicol Ciprofloxacin Fosfomycin Gentamicin 19 10 18 28 27 27 28 26 0 28 26 19 18 Hasil S R S S s S S S R S S S S Aktivitas Batas bawah <14 <13 11 14 14 14 14 13 14 12 15 12 12 15-10 14-10 12-14 15-17 15-22 15-16 15-17 14-20 15-17 13-17 16-20 13-15 13-14 Batas Sensitivitas Rentang 17 17 15 18 23 17 18 21 18 18 21 16 15 Batas atas

Imipenem
Metilmicin Tobramycin Trimethoprim

29
18 19 0

S
S S R

13
12 12 10

13-15
13-14 13-14 11-15

16
15 25 16

Trimethoprim / Sulfametoksazol

21

10

11-15

16

Interaksi Obat
No 1 Nama obat Ceftriaxon injeksi dengan ketorolac Interaksi Ceftriaxone dapat meningkatkan efek keterolac dengan mekanisme kompetinsi anion obat dalam bersihan renal ( farmakokinetik). Level: minor(7,12). Level: minor atau interaksi non signifikan. Rekomendasi Pemberikan ceftriaxone dapat diberikan jeda 1 jam sebelum keterolac.

Ketorolac dengan gentamisin injeksi

ketorolac meningkatkan kadar gentamisin dengan menurunkan angka clearance renal (angka bersihan ginjal. pengaruh interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati..

Pemberikan gentamicin dapat diberikan jeda 1 jam sebelum keterolac.

Interaksi terutama terjadi pada bayi premature level interaksi: minor(16) .

Analisa Drug Related Problem ( DRP )


Indikasi er Dosis Pemberi an Literatu r Problem Indikasi Paramet

No

Nama Obat

/
X

/
X

Efek
samping

/ X

PX gagal
mendapat obat

kondisi
yang perlu dimonitorin g Pengurang an rasa nyeri pasien dan penggantia n penggunaa n kerolac dengan

Keterolac 30 mg

Lama n tidak sesuai literature, sebaikny a setelah lebih dari 5 hari

Penurun nyeri

X 3 kali sehari 30 mg (1 ampul) secara i.v selama 15 hari

1ampul / 8 jam maksim al 5 hari

X konstipasi, mual, muntah, diare, nyeri abdomen, hepatitis, kerusakan hepatoselul ar,

pemberia an rasa

terapi
ketorolac diganti dengan analgesic opiad yang lain.

leucopenia,
trombositop enia reversible, antalgia, mialgia ringan(12).

analgesic
yang lain.

Ceftriaxone

Lama penggunaan ceftriaxone menurut literature hanya 10-14 hari dan terapi antibiotik penggantinya dapat digunakan gentamisin.

leukosit

1x 1-2 gram

2x 1 gram

Edema, sakit kepala, ruam kulit, nyeri lambung, mual, mutah, nyeri dada, konstipasi(12).

Pasien beresiko mengalami infeksi sehingga sebaiknya monitoring terahadap jumlah leukosit maupun tandatanda vital yang menunjukkan adanya infeksi. Penggunaan ceftriaxone dan ketorolac secara bersamaan dapat meningkatkan

efek ketorolac.
Sehingga, dalam pemberian terapinya sebaiknya diberikan jeda waktu.

assesment

Berdasarkan hal tersebut, agar pasien Ny. SS dapat dikemoterapi maka kondisi pasien harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: 1. Keadaan umum harus cukup baik 2. Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi 3. Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati baik 4. Diagnosis hispatologik diketahui 5. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi 6. Hemoglobin > 10 gr % 7. Leucosit > 5000 / ml 8. Trombosit > 100.000 / ml (13)

assesment
Pemberian ketorolac
Pada pasien Ny. SS ketorolac diberikan 1 ampul setiap 8 jam (30mg/8 jam) dan diberikan secara iv selama 15 hari (pada tanggal 8 oktober 2013). Berdasarkan Drug Information Handbook menyebutkan bahwa terapi antinyeri sedang sampai akut diberikan selama 5 hari. Pada pasien diketahui memiliki nyeri berat akibat nyeri kanker, sehingga terapi dapat diteruskan dengan memperhatikan efek samping dan perbaikan nyeri pasien. Pemberian Ceftriaxone Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien diketahui pasien mengalami infeksi pneumonia tipe pneumonia aspirasi. Terapi pasien geriatri dengan pneumonia dapat diberikan sefalosporin generasi kedua (trimetroprin-sulfametoksazol) namun dikarenakan pasien resisten terhadap antibiotik tersebut maka berdasarkan new outpatient guidelines based on age, direkomendasikan dengan sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone). Dosis ceftriaxone yang diberikan 1000 mg/hr secara iv selama 10 hari, berdasarkan Drug Information Handbook dosis pada pasien sudah tepat (4g/hari) selama 2 minggu dengan terus dimonitoring perbaikan kesehatan pasien dan efek samping terapi.

Plan

Monitoring yang perlu dilakukan adalah:


Pemantauan tanda vital (nadi, respirasi, dan suhu tubuh pasien) Pemantauan nutrisi pasien agar pasien tidak terkena infeksi, tidak lemas sehingga bisa melakukan kemoterapi pada kanker lidah pasien. Pemantauan gejala dan tanda klinis pasien Monitoring efek samping penggunaan antibiotik seperti gangguan GI, reaksi hipersensitivitas, eosinofilia, neutropenia, trombositosis. Monitoring darah, urin, cairan serebrospinal, CBC setelah 7 hari Monitoring kondisi batuk pasien, apakah sampai batuk darah atau tidak.

Konseling informasi edukasi (kie)

Perlu diinformasikan kepada keluarga pasien tentang pentingnya perbaikan gizi yang dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien, karena pasien masih geriatrik perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup. Perlu diinformasikan kepada keluarga pasien untuk banyak beristirahat agar tidak mudah terkena infeksi.

Pasien perlu divaksinasi, misal : vaksin pneumokokal, conjugated H, influenza B, varisela, dan influenza. Pemberian vaksin ditunggu sampai keadaan pasien benar benar sembuh
Perlu diinformasikan kepada keluarga pasien tentang penggunaan tramadol bila perlu saja (saat pasien merasa nyeri). Perlu diinformasikan kepada keluarga pasien tentang penggunaan obat cefixime dua kali sehari 100 mg (harus dihabiskan) sesudah makan..

Konseling informasi edukasi (kie)

Informasikan kepada pasien dan keluarga pasien untuk kontrol lagi pada tanggal 31 oktober 2013 Informasikan kepada pasien dan keluarga pasien pentingnya kemoterapi untuk kanker lidah pasien. Rencana kemoterapi dilakukan sebanyak 6 siklus dengan interval 7 hari. Premedikasi sebelum kemoterapi perlu dilakukan untuk mencegah efek samping kemoterapi (cisplatin)yaitu mual muntah Perlu diinformasikan kepada keluarga pasien untuk memantau kondisi umum pasien agar pasien dapat dilakukan kemoterapi Informasikan pada pasien dan keluarga pasien, jika pasien sudah mulai kemoterapi maka lakukan kemoterapi sevara rutin jangan sampai terputus untuk mendapatkan hasil terapi.

Kesimpulan
Kondisi

pasien Ny. SS mulai membaik sejak tanggal 22 oktober 2013, sehingga pasien Ny. SS di ijinkan pulang. Terapi yang diberikan saat pulang: Tramadol 3 x sehari 50 mg p.o, cefixim 2 x sehari 100 mg. Pada pasien kanker lidah dengan infeksi, maka terapi infeksi harus cepat ditangani untuk mencegah kematian pasien akibat infeksi.

Daftar pustaka

Lozano, R (2012 Dec 15). "Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010.". Lancet 380 (9859): 2095128 Werning, John W (May 16, 2007). Oral cancer: diagnosis, management, and rehabilitation. p. 1. ISBN 978-1-58890-3099 Rodriguez T, Altieri A, Chatenoud L, et al., Rodriguez, T (Feb 2004). "Risk factors for oral and pharyngeal cancer in young adults". Oral Oncol. 40 (2): 207213. Asdie. Achmad. Prof., 1999, Harisson Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol.1, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Oral & maxillofacial pathology (2. ed. ed.). Philadelphia: W.B. Saunders. 2002. pp. 337, 345, 349, 353. Rodriguez T, Altieri A, Chatenoud L, et al., Rodriguez, T (Feb 2004). "Risk factors for oral and pharyngeal cancer in young adults". Oral Oncol. 40 (2): 207213. Elad, Sharon; Zadik, Yehuda; Zeevi, Itai; Miyazaki, Akihiro; De Figueiredo, Maria A. Z.; Or, Reuven (2010). "Oral Cancer in Patients After Hematopoietic Stem-Cell Transplantation: Long-Term Follow-Up Suggests an Increased Risk for Recurrence". Transplantation 90 (11): 12434. Warnakulasuriya, Saman; Parkkila, Seppo; Nagao, Toru; Preedy, Victor R.; Pasanen, Markku; Koivisto, Heidi; Niemel, Onni (2007). "Demonstration of ethanol-induced protein adducts in oral leukoplakia (pre-cancer) and cancer". Journal of Oral Pathology & Medicine 37 (3): 15765. Martn-Hernn, F; Snchez-Hernndez, JG; Cano, J; Campo, J; Del Romero, J (2013 Mar 25). "Oral cancer, HPV infection and evidence of sexual transmission.". Medicina oral, patologia

oral y cirugia bucal. PMID 23524417 M Goodson, et al. "The Salivary Microbiota as a Diagnostic Indicator of Oral Cancer: A Descriptive, Non-randomized Study of Cancer-free and Oral Squamous Cell Carcinoma Subjects." Journal of Translational Medicine 3.27 (2005): 18. BioMed Central Adysaputa, S.A., Rauf dan Bhar,B.,2009 , Patterns and Prevalence of Nosocomial Microbial Infection from Intensive CaRE Unit Patients, Wahidin Sudirohusodo Hopital,Makasar, Makasar: Hasanudin Universuty Press. Indonesian Journal of Medical Science vol.2, No.2, P 67-70 Badarudin. 2006. Nosocomial Infection In Public Sector Hospitals: Urgent Need For Structured And Coherent Approach To the Problem. Islambat: The journal of the Pakistan medical association vol.31, No.2, P 81-82 Brooks. G.F. 2005 . Mikrobiologi Kedokteran 2 (edisi I). Diterjemahkan oleh N.Widorini. Jakarta: Salemba Jakarta manuaba ida bagus Prof.dr.,2004, Penuntun Kepaniteraan Klinik Obsetri dan Ginekologi, Edisi 2,Buku kedokran EGC; Jakarta) Lacy, Charles F., Amstrong,Lora L., Goldman P., Lance, Leonard L., 2010, Drug Information Handbook 18thed, Lexi Comp, North America. Afamefuna, simore., allen, S N., 2013, Gallbladder Disease, Medscape Medical News, US. Whitson B, Campbell D, 1994,Community- Acquired Pneumonia: New Outpatient Guidelines Based on Age, Severityof iIness, Geriatrics

Anda mungkin juga menyukai