Rujukan aturan : UU No. 41Tahun 1999, SK Menhut No.35 Tahun 2004, UU Otoda No.22/25 tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004. Tri Bina : Kawasan Kelembagaan Usaha Debat antara SF dan HKM Sebaiknya Belajar dari Kasus dan Pengalaman yg sedang dikembangkan atau yg telah didokumentasikan.
NGO di Indonesia pada era tahun 60 s/d 70 an, perannya sangat marginal, karena peran negara yang sangat kuat. Era ini juga Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh Stabilitas dalam negeri dan baru saja melepaskan diri dari kolonialisme. Pada Era 80 an sampai tahun 90, situasi negara mengalami krisis ekonomi akibat melemahnya harga minyak, sehingga partisipasi masyarakat harus lebih diperluas untuk bagaimana rakyat dapat memanfaatkan potensi lokal dalam mengatasi krisis tsb. Pada era pertengahan tahun 1990 an, terjadi booming berdirinya NGO, karena agen-agen international banyak memberikan ruang dengan prasyarat pelibatan NGO dalam implementasi proyek bantuan. Dan puncaknya ketika era reformasi, dimana rakyat dan negara banyak mengalami perubahan, terutama pada soal2 desentralisasi.
Organisasi di tingkat komunitas yang tidak berjalan secara fungsional. Pada umumnya kelembagaan masyarakat dibentuk untuk kepentingan suatu proyek tertentu saja. Kondisi geografis keterpencilan karena rendahnya akses transportasi. Tidak fungsionalnya nilai-nilai kolektif yang ada di tingkat masyarakat. Tidak sinergisnya hubungan antara kapasitas masyarakat, SDA, sistem pemerintahan dan mekanisme pembangunan.
Fase Kedua
Pengembangan Jaringan Berbasis Wilayah antar Organisasi Lokal 1. Sharing pengalaman kepada komunitas-komunitas yang mengalami hal yang sama. 2. Mengembangkan organisasi rakyat berbasis wilayah guna memperjuangkan kepentingan bersama. 3. Mengembangkan aksi-aksi kolektif untuk mendialogkan mekanisme kolaborasi antar stakeholder.
Fase Ketiga
Pengembangan Organisasi Berbasis Wilayah secara Vertikal/Horizontal Pengembangan federasi di tingkat regional dan nasional antar organisasi rakyat untuk mengkampanyekan dukungandukungan bagi aksi yang diambil oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. Mempengaruhi Pemerintah Pusat dalam Perumusan dan pengambilan Kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan.
1.
2.
International Fund
NGO
PBO
L/C
H/H
Sumberdaya Fisik
Sumberdaya Manusia
Aksi Kolektif : Saling Bantu/Gotong Royong Pengumpulan Sumber/Arisan Organisasi Sosial: Manajemen Asset/Subak Penciptaan Surplus/Koperasi Tata Kelola Sendiri/Banjar-Desa Adat Organisasi Pembangunan: Intermediary Sistem Dalam dan Sistem Luar/P3A-Posyandu-KUD Organisasi Pembangunan harus Berbasis pada AK dan OS
LOGICAL FRAME WORK PROGRAM PENGEMBANGAN PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI KAWASAN HUTAN KABUPATEN BANTAENG
MASALAH
Rendahnya kapasitas kelembagaan Multipihak dalam melakukan fungsi dan peran Monitoring dan Evaluasi dalam pengembangan masyarakat
TUJUAN
Peningkatan kapasitas kelembagaan Multipihak yang dapat melakukan fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan dan pelaksanaan programprogram pengembangan kemasyarakatan di sekitar hutan Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Petani dalam Sistem Pertanian Ramah Lingkungan dan diversifikasi usaha tani
OUTPUT
Menguatnya kapasitas kelembagan yang Multipihak dalam melakukan fungsi perencanaan, emonitoring dan evaluasi dalam melaksanakan program-program pengembangan masyarakat Meningkatnya kapasitas SDM Petani dalam sistem pertanian ramah lingkungan dan diversifikasi usaha tani
KEGIATAN
Rendahnya kapasitas Sumber Daya Manusia dalam sistem pertanian Ramah Lingkungan dan Diversifikasi Usaha Tani
Studi Banding
Rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan berkelanjutan Masyarakat melakukan penebangan dan konversi lahan di wilayah hutan, karena ketidakjelasan pal batas wilayah hutan dan bukan wilayah hutan Rendahnya kapasitas kelembagaan masyarakat disekitar hutan Belum adanya sistem dan aturan pengelolaan Sumber Daya Hutan pada level masyarakat dan Pemerintah
Peningkatan keterampilan masyarakat dalam pengembangan Hutan Kemasyarakatan secara berkelanjutan Mengurangi tingkat kerusakan hutan dengan kepastian Pal Batas
Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat di sekitar hutan Terciptanya sistem aturan dalam pengelolaan hutan pada level masyarakat dan pemerintah