Anda di halaman 1dari 25

TETANUS

dr. Ahillah Marisa


Pembimbing: dr. Farid Al Hasan, Sp PD FINASIM dr. Syafri Syafrini

DEFINISI

Kelainan neurologis yang ditandai dengan kekakuan otot (spasme) yang disebabkan oleh tetanospasmin yang dihasilkan oleh kuman Clostridium tetani.

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS
Kaku kuduk Trismus Sulit menelan Risus sardonikus Perut papan Opistotonus Kekakuan lokal (di tempat masuk kuman) Kekakuan otot ekstremitas Kejang Spasme laring Gangguan saraf otonom

KLASIFIKASI TETANUS
1. Local tetanus Kaku dan spasme hanya terbatas pada otot di area luka. 2. Cephalic tetanus Terjadi bila luka terdapat di area kepala, leher, atau telinga (otitis media). Umumnya ditandai dengan cranial nerve palsy (biasanya N. VII). 3. Generalized tetanus Meliputi sekitar 80% dari kasus tetanus. Kekakuan dan spasme bisa terjadi di seluruh tubuh. 4. Neonatal tetanus

DERAJAT TETANUS
Kriteria Abblet
GRADE 1 (MILD) Mild trismus, general spasticity, no respiratory compromise, no dysphagia

GRADE 2 (MODERATE) Moderate trismus, rigidity, short spasms, mild dysphagia, moderate respiratory involvement, ventilator frequency >30 GRADE 3 (SEVERE) Severe trismus, generalized rigidity, prolonged spasms, severe dysphagia, apneic spells, pulse >120, ventilator frequency >40

GRADE 4 (VERY SEVERE) Grade 3 with severe autonomic instability

Kriteria SURABAYA DERAJAT I (TETANUS RINGAN) Trismus (lebar 2 cm), kekakuan umum, tidak dijumpai kejang, tidak dijumpai gangguan respirasi. DERAJAT II (TETANUS SEDANG) Trismus (lebar < 1 cm), kekakuan umum makin jelas, kejang rangsang. DERAJAT IIIA (TETANUS BERAT) Trismus berat (kedua baris gigi rapat), otot sangat spastis, kejang spontan, takipnea, takikardi, apneic spell (spasme laring). DERAJAT IIIB (TETANUS DENGAN GANGGUAN SARAF OTONOM) Gangguan otonom berat, hipertensi berat dan takikardi, atau hipotensi dan bradikardi, atau hipertensi berat, atau hipotensi berat.

DIAGNOSIS BANDING
Infeksi (meningoensefalitis, rabies, abses oropharyngeal, peritonitis) Kelainan metabolik (tetani, keracunan striknin, efek samping obat: fenotiazin) Kelainan CNS (Epilepsi, tumor) Kelainan psikiatri

KOMPLIKASI
Gangguan ventilasi paru Pneumonia Sepsis Fraktur

TATALAKSANA
Terapi suportif 1. Bebaskan jalan napas 2. Cegah aspirasi 3. O 2 4. Perawatan dengan stimulasi minimal (di ruang isolasi) 5. Pemberian cairan dan nutrisi adekuat 6. Bantuan napas 7. Observasi kejang dan penyulit

Terapi definitif 1. Antibiotik Penicillin 100.000-200.000 IU/kgBB/hari selama 7-10 hari (i.v/i.m) Metronidazole 4x500 mg selama 7 hari 2. Imunisasi TIG 3.000-6.000 unit (i.m) ATS 10.000-20.000 unit (i.m) 3. Antikonvulsan Diazepam 4. Debridement luka (port dentre )

PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif Wound Management

IDENTITAS
Nama : Tn. S Jenis kelamin : laki-laki Umur : 48 tahun Pekerjaan : petani Alamat : Bojonegoro Tanggal Masuk Rumah Sakit : 14 April 2013

KELUHAN UTAMA

Leher, punggung, perut, dan kedua kaki terasa kaku

ANAMNESIS
Pasien mengeluh leher, punggung, perut, dan kedua kaki terasa kaku sejak 1 minggu sebelum MRS. Pasien mengeluh awalnya leher terasa kaku kemudian diikuti keluhan kaku pada punggung, perut keras seperti papan, dan kaku pada kedua kaki. Pasien masih bisa membuka mulut, dan tidak didapatkan keluhan sulit menelan. Tidak didapatkan riwayat kejang . Riwayat demam sebelumnya disangkal. Nafsu makan baik. BAK dan BAB tidak didapatkan keluhan.

RIWAYAT PENGOBATAN
Belum pernah dibawa berobat untuk keluhan saat ini. Pasien juga tidak memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan sebelumnya.

RIWAYAT KESEHATAN/PENYAKIT
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Didapatkan riwayat kaki kanan tertusuk kayu satu bulan yang lalu hingga bengkak dan mengeluarkan nanah. Belum pernah vaksin tetanus.

KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN SOSIAL


Pasien sering tidak menggunakan alas kaki ketika keluar rumah.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Kesadaran Suhu badan Pernapasan Nadi

: baik : GCS 456 : 37,1 C : 20x/menit : 84x/menit, teratur, dan kuat angkat

Kepala & leher : anemia (-), icterus (-), cyanosis (-), dyspnea (-), pKGB (-), buka mulut > 2 jari, kaku kuduk (+), risus sardonikus ( -) Thorax : simetris, bentuk normal, deformitas ( -) Cor : S1S2 tunggal, murmur ( -), gallop (-), ictus cordis di ICS 5 midclavicular line kiri Pulmo : ves/ves, wheezing -/-, rhonchi -/ Abdomen : flat, kaku seperti papan , BU (+)Normal, hepar/lien sulit dievaluasi

Extremitas : akral hangat kering merah, CRT<2detik, edema -/-, scar di dorsum pedis dekstra

TPL

PPL

1. Leher, Muscle spasm punggung, perut, kedua kaki terasa kaku sejak 1 minggu SMRS 2. Riwayat kaki kanan tertusuk kayu 1 bulan yang lalu 3. Kaku kuduk 4. Perut kaku seperti papan

T Tetanus derajat I

Assessment

Planning Diagnosis: Terapi: 1. Dirawat di ruang isolasi 2. Diet TKTP 3. Inf. RL 1,5 lt/hari 4. Inj. Penicillin procain 5. Inj. ATS 20.000 IU 6. Inj. Diazepam 3x1 ampul Monitoring: Vital sign, klinis

EDUKASI
Mobilisasi bertahap Debridement luka Pencegahan dengan imunisasi tetanus Membiasakan menggunakan alas kaki terutama bila keluar rumah

DAFTAR PUSTAKA
Baum, Stephen G. 2008. Recommended Adult Immunization Schedule. Ann Intern Med Jan 6. Farrar, Jeremy, et al. 1999. Tetanus. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000. Kasper, Dennis et al. 2005. Harrisons Principles of Internal Medicine 16 th ed . New York: The McGraw -Hill. Taylor, Andrew Michael. 2006. Tetanus. Continuing Education in Anesthesia, Critical Care & PainVol. 6 Number 3. The Australian Immunisation Handbook 9 th Edition. Tetanus.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai