Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

Edi Yuwono Lilik Hidayati

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT (PSH)


Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. manusia selalu belajar melalui peristiwaperistiwa yang terjadi dalam kehidupan seharihari atau pengalaman yang telah dialami. tidak mengenal batas usia, dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh)

PRINSIP PSH
a. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia. b. Sebagai motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisir dan sistimatis. c. Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki. d. Pendidikan memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri e. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia

Tahap Proses Belajar PSH


Terdiri dari dua bagian 1. Proses BELAJAR INTERN : proses belajar yang tidak dapat dilihat oleh panca indera, karena proses belajar terjadi dalam pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar 2. Proses BELAJAR EKSTERN : proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik

Menurut Suprijanto (2007)


proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu : A. Motivasi B. Perhatian pada Pelajaran C. Menerima dan Mengingat D. Reproduksi E. Generalisasi F. Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik

Membentuk Kemandirian Melalui PSH


Setiap manuusia yang lahir di dunia ini tidak langsung dapat hidup mandiri. seiring pertumbuhannya, sedikit demi sedikit ia akan mampu mengurangi tingkat ketergantungannya kepada orang lain proses belajar akan mampu membuat manusia tumbuh dan berkembang sehingga mampu menjadi dewasa dan mandiri. Perubahan seperti ini seharusnya terus terjadi sepanjang hayat selama manusia tersebut masih hidup. Namun pada kenyataannya, sebagian besar manusia berhenti belajar setelah mereka merasa cukup dewasa.

Empat Pilar Pendidikan UNESCO

Learning to know Learning to do Learning to be Learning to live together.

Learning to know
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Untuk mengimplementasikan learning to know (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator.

Learning to do
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do). Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi.

Learning to be
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal.

Learning to live together


Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).

Teori Belajar BEHAVIORISME

TEORI BELAJAR

Teori Belajar KOGNITIVISME

Teori Belajar

KONSTRUKTIVISME

Teori belajar behaviorisme


dicetuskan oleh Gage dan Berliner Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil pengalaman dan belajar. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan/hadiah dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Teori Belajar BEHAVIORISME


Stimulus Stimulus Stimulus Stimulus Respon

Black box

Hadiah Hukuman

Teori belajar kognitivisme


para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Ahli :Ausubel, Bruner, dan Gagne

Teori Belajar KOGNITIVISME


Stimulus Stimulus PROSES Stimulus

Respon

Teori belajar konstruktivisme


pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyongkonyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Teori Belajar KONSTRUKTIVISME

AKTIF MEMBANGUN SENDIRI

20
EDI YUWONO

21

APA

MENGAPA

BAGAIMANA

SELESAI

22

APA?
Etika, Moral, Norma, dan Nilai mempunyai pengertian yang hampir bersamaan/berkaitan, yaitu tentang nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku orang/keluarga dan mengacu pada hukum yang berlaku pada masyarakat

Kembali ke MENU UTAMA

23

MENGAPA?
Karena PERAWAT merupakan panutan bagi pasien/orang lain dalam beberapa pemikiran dan tingkah lakunya

Kembali ke MENU UTAMA

24

BAGAIMANA CARANYA?
1. Dengan memiliki dan menerapkan nilai-nilai dasar dalam pembelajaran

2. Dapat menerima perbedaan nilai yang dianut oleh pasien/orang lain


3. Dengan menyadari bahwa masalah pembelajaran merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah moral
terus

25

BAGAIMANA CARANYA?
4. Dapat menjawab dengan jujur pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan etika dan moral secara umum. 5. Dengan memiliki kompetensi profesional, personal, sosial, intelektual, dan spiritual.

Kembali ke MENU UTAMA

Pengertian ETIKA
BERTEN (1993)
1. Nilai, norma, dan moral yang dijadikan pegangan orang/kelompok
2. Kumpulan azas/nilai moral dan kode etik 3. Ilmu tentang perbedaan tingkah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia

26

ALGERMON D. BLACK (1993)


Cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
Kembali ke MENU UTAMA

27

Pengertian MORAL
Hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma Saran untuk mengukur benar tidaknya tindakan manusia

Kepekaan dalam pikiran, perasaan dan tindakan dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan (Helden, 1997 & Richard, 1971) Pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan manusia (Atkinson, 1969)

Kembali ke MENU UTAMA

28

Pengertian NORMA

Ukuran, pedoman, aturan atau kaidah yang menjadi dasar pertimbangan dan penilaian yang mengandung sanksi dan penguatan

Kembali ke MENU UTAMA

29

Pengertian NILAI
Sesuatu yang memberi makna hidup/yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang (Steeman dalam Eka Darma Putra, 1999) Bersifat relatif, berbeda-beda (tidak ada nilai-nilai yang universal), yang dapat diterapkan pada semua orang di segala waktu

Kembali ke MENU UTAMA

30

MANFAAT mempelajari masalah etika, moral, norma, dan nilai


Bertanggung jawab terhadap bidang ilmu yang diampunya
Toleran, etis, dan adil dalam bersikap dan bertindak Menghargai kemampuan orang lain Dan lain-lain.
Kembali ke MENU UTAMA

31

Anda mungkin juga menyukai