Anda di halaman 1dari 52

Mineral dan Batuan Beku

Fx Anjar Tommy Supratama 211001111xxxxx 21100112130014

Pre Test
1. Jelaskan Sifat Fisik Mineral ? (30) 2. Jelaskan Bowen Reaction Series ? (30) 3. Jelaskan Struktur dan Tekstur Batuan Beku ? (40)

Waktu : 5 Menit

Rock Cycle

Mineral
Zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur atau senyawa unsur-unsur; mempunyai susunan/komposisi kimia tertentu dan struktur internal kristal beraturan.

Jenis-jenis Mineral
Silikat : hanya 6 dari kira-kira 2500 mineral yang melimpah, mineral-mineral utama pembentuk batuan ini atau kelompok-kelompok mineral membentuk 95% kerak bumi. Mineral % pada kerak bumi Unsur-unsur utama Feldspar 60 Na, K, Ca, Al, O Quartz 13 Si, O Amphibole and pyroxene 17 Mg, Fe, Ca, Na, Al, Ti, Mn, Si, O Mica 4 K, Mg, Fe, Al, Si, O Olivine 1 Mg, Fe, Si, O Nonsilikat : didefinisikan bagi beberapa zat kimia atau sifat semua anggota kelompok mineral, dengan komponen berupa ion-ion negatif atau kelompok atom. Carbonates : kalsit (CaCO3), dolomit [CaMg(CO3)2] Sulfates : gipsum (CaSO4.2H2O), barit (BaSO4) Sulfides : pirit (FeS2), galena (PbS), cinnabar (HgS) Oxides : magnetite (Fe3O4), hematit (Fe2O3), korundum (Al2O3), spinel (MgAl2O4) Hydroxides : gibbsit [Al(OH)3], brusit [Mg(OH)2] Halides : halit (NaCl), fluorit (CaF2)

Sifat Fisik Mineral


Warna Bentuk Kristal Cerat Kilap Kekerasan Belahan dan Pecahan Sifat lain

Warna

Streak (Cerat)
Black - Graphite Black - Pryite Black - Magnetite Black - Chalcopyrite Gray - Galena Limonite - Yellow-brown Hematite - Red-brown

LUSTER (KILAP):
refleksi mineral dalam menangkap sinar: ada dua yaitu metalik dan non-metalik

Non metalik: kilap kaca, tanah (earthy) dan tidak memantulkan sinar (dull)

Cleavage (Belahan)
Mengikuti bentuk kristal

Fracture (Pecahan)
Yaitu bentuk permukaan antar atom penyusun mineral saat mineral pecah atau hancur Pecahan:
beraturan (regular) tidak beraturan (irregular)

Permukaan pecahan:
Kasar (splinterry) Halus (smooth) berbentuk kurva (conchoidal): seperti gelas saat pecah.

Kekerasan

Crystal Shape (Bentuk Kristal)


Kubik Prismatik Tabular (berlembar) Menjarum Hexagonal Piritohedron

Sifat Lain

Magnetism - A few minerals are attracted to a magnet or are themselves capable of acting as magnets (the most common magnetic mineral is magnetite). Because these are so rare, this property helps narrow the possibilities drastically when trying to identify an unknown specimen. Feel - Some minerals, notably talc and graphite, feel greasy or slippery when you rub your fingers over them. The greasiness occurs because bonds are so weak in one direction that your finger pressure alone is enough to break them and to slide planes of atoms past neighboring atomic layers

Taste - Geologists use as many senses as possible in describing and identifying minerals. Taste is one of the last tests to be conducted, because some minerals are poisonous. Some minerals taste saltymost notably halite (salt). Sylvite, a mineral similar in all other properties to halite, tastes bitter. Taste is thus a diagnostic property because it distinguishes between these minerals. NEVER TASTE A MINERAL UNLESS INSTRUCTED TO! Reaction with Dilute Hydrochloric Acid This is actually a chemical property rather than a physical attribute of a mineral. Minerals containing the carbonate anion (C03)2- effervesce ("fizz") when a drop of dilute hydrochloric acid is placed on them. Carbon dioxide is liberated from the mineral and bubbles out through the acid, creating the fizz. This test is best performed on powdered minerals. Calcite (calcium carbonate) will effervesce readily in either massive or powdered form, but dolomite (calcium-magnesium carbonate) reacts best as a powder.

BATUAN BEKU
Batuan beku (Igneous Rock) adalah batuan yang terbentuk langsung oleh pembekuan magma baik di atas permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi. Magma adalah zat cair liat pijar panas yang merupakan senyawa silika dan ada di bawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam bumi. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Proses pembekuan magma sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.

Pada saat proses pembekuan magma, apabila cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal- kristal mineral berukuran besar sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk dan cairan magma tersebut membeku menjadi gelas.

STRUKTUR BATUAN BEKU


Struktur batuan beku merupakan kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan dari batuan tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan saja, pada batuan beku umumnya ditemukan struktur misalnya : A. B. C. D. E. Masif Jointing Vesikuler Amigdaloidal Xenolitis

A. Masif
Masif, yaitu struktur pada batuan beku yang tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

B. Jointing
Jointing, bila batuan tampak seperti retakan-retakan. Kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.

C. Vesikuler
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Struktur vesikuler dibagi menjadi dua, yaitu : Pumice : struktur pada batuan beku yang menunjukkan jika lubang-lubang gas tersebut menunjukkan arah yang teratur. Scoria : struktur pada batuan beku yang menunjukkan jika lubang-lubang gas tersebut menunjukkan arah yang tidak teratur.

Struktur Batuan Beku Vesikuler

C. Amigdaloidal
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikuler yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti silika atau karbonat

D. Xenolitis
Xenolitis merupakan struktur pada batuan beku yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi

TEKSTUR BATUAN BEKU


Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda. Tekstur merupakan hubungan antar butir mineral-mineral pembentuk batuan (skala kecil). Tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan : Tingkat Kristalisasi Granularitas Bentuk butir

A. Tingkat Kristalisasi
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk Kristal sedangkan sebagian yang lain berbentuk mineral gelas. Holohyalin, hampir seluruhnya terdiri dari gelasan. Pengertian gelasan ini adalah mineral-mineral yang tidak mengkristal atau amorf.

B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Tingkat granularitas dapat dibagi menjadi dua macam : 1. Equigranular 2. Inequigranular

1. Equigranular
Equigranular yaitu jika ukuran butir hampir sama besar atau seragam. Tekstur ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Fanerik : Kristal-kristalnya terlihat jelas, sehingga dapat dibedakan satu dengan yang lain secara megaskopis (mata biasa).
a) Afanitik :Kristal-kristalnya sangat halus sehingga antara satu mineral dengan mineral lain sulit dibedakan dengan mata telanjang,

2. Inequigranular
Inequigranular, yaitu jika ukuran butir dari masing-masing kristal tidak sama besar atau tidak seragam. Tekstur ini dibagi lagi menjadi : a) Faneroporfiritik : bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang b) Porfiroafanitik : bila fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang c) Vitrovirik : bila massa dasar berupa gelas

C. Bentuk Butir
Berdasarkan atas kejelasan bidang batas kristal, dilihat dari pandangan dua dimensi, meliputi: 1) Euhedral : apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang batas yang jelas.

2) Subhedral : apabila bentuk kristal kurang sempurna dan dibatasi oleh bidang batas yang tidak begitu jelas
3) Anhedral : apabila bentuk kristal dibatasi oleh bidang Kristal tidak sempurna/ tidak jelas.

KOMPOSISI MINERAL
Secara garis besar mineral pembentuk batuan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

mineral utama mineral skunder mineral tambahan.

A. Mineral Utama
Mineral-mineral utama penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan, teruutama mineral golongan silikat. Golongan mineral yang berwarna tua/gelap disebut mineral mafik yang kaya akan unsur Mg dan Fe. Sedangkan golongan mineral yang berwarna muda/terang disebut mineral felsik yang miskin akan unsur Mg dan Fe. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1) Mineral felsik 2) Mineral mafik

1. Mineral Felsik
Kuarsa (SiO2) Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (Kna) AlSi3O8 dan seri plagioklas, anorthoklas, adularia dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesit, labradoriot, bitownit dan labradorit. Kelompok feldspatoid (Na, K alumina silika) terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.

2. Mineral Mafik
Kelompok olivine terdiri dari fayalite dan forsterite. Kelompok piroksen terdiri dari enstatit, hiperstein, augite, pigeonit, diopsid. Kelompok mika terdiri dari biotit, muscovite Kelompok amphibol terdiri dari anthofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit, tremolit, aktinolit, gluacofan.

B. Mineral Sekunder
Mineral skunder adalah mineral-mineral yang dibentuk kemudian dari mineral-mineral utama oleh proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan dan metamorfosa. Suatu contoh yang baik adalah mineral klorit yang biasanya terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan. Mineral ini terdapat pada batuan-batuan yang telah lapuk dan batuan sedimen dan juga pada batuan metamorf.

Mineral sekunder terdiri dari: Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesit, siderite) terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas. Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil) terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivine dan piroksen). Kelompok klorit (proklor, penin talk) umumnya terbentuk dari ubahan kelompok plagioklas. Kelompok sericit sebagai ubahan mineral plagioklas. Kelompok kaolin (kaolin, hallosyte) umumnya ditemukan sebagai hail pelapukan batuan beku.

C.Mineral Tambahan
Mineral tambahan adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali. Umumnya kurang dari 5% sehingga kehadiran atau ketidakhadirannya tidak mempengaruhi sifat dan penamaan dari batuan tersebut. Contohnya adalah mineral magnetit, suatu oksidabesi yang berwarna hitam mempunyai sifat magnetit kuat dan terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam batuan beku.

Klasifikasi batuan beku Berdasarkan tempat kejadiannya (genesa)


A. Batuan beku plutonik B. Batuan beku hipabisal C. Batuan beku vulkanik

A. Batuan Beku Plutonik


Batuan beku dalam (plutonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas Kristal-kristal (struktur hipokristalin). Contoh: Granit, diorit, dan Gabro.

Jenis-jenis Dari Tubuh Batuan Beku Plutonik


Jenis-jenis Dari Tubuh Batuan Beku Plutonik dibagi menjadi dua yaitu : Konkordan : Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya Diskordan

: Tubuh batuan beku intrusif yang memotong


perlapisan batuan disekitarnya.

Konkordan
Jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu : Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolith berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer

Diskordan
Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu : Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

B. Batuan Beku Hipabisal


Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-ceah atau pipa gunung api. Proses pendinginanya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas Kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh : Granit porfir, Diorit porfir.

C. Batuan Beku Vulkanik


Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang cepat sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Pada umumnya batuan ini memiliki tekstur afanitik .

Klasifikasi batuan beku Berdasarkan Kandungan Silika


Batuan beku ultrabasa memiliki kandungan silika kurang dari 45 %. Batuan beku basa memiliki kandungan silika 45%-52% Batuan beku intermediet, memiliki kandungan silika antara 52%-66%. Batuan beku asam, memiliki kandungan silika lebih dari 66%.

Batuan Beku Fragmental


Batuan beku ini juga dikenal dengan nama batuan piroklastik yang merupakan bagian dari batuan vulkanik. Batuan fragmental secara khusus terbentuk oleh proses vulkanik yang eksplosif (letusan). Bahan-bahan yang diletuskan dari erupsi kemudian mengalami lithifikasi sebelum atau sesudah mengalami perombakan oleh air atau es. Secara genetik batuan beku fragmental dapat di bagi menjadi 3 tipe utama,yaitu : endapan jatuhan piroklastik endapan aliran piroklastik pyroclastic surge deposits

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai