Immunizations John W. Harrington, Stacey Logan, Courtney Harwell, Jessica Gardner, Jessica Swingle, Erin McGuire and Rosemarie Santos
Oleh : dr. Erni Desmita 1 Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu prosedur yang paling umum dilakukan pada bayi sehat di klinik anak. Meskipun orang tua memahami pentingnya imunisasi, rasa sakit dan ketidak nyamanan tindakan ini menjadikan alasan orang tua memilih tidak melakukan imunisasi tepat waktu Dokter ingin mengurangi rasa sakit dan kecemasan orang tua selama dan segera setelah vaksinisasi 2 3 Sebuah penelitian yang mensurvey 140 dokter anak dan menemukan bahwa >80% menggunakan acetaminophen yang ditambahkan sukrosa untuk sebagai analgetik oral pra dan post vaksinasi Penelitian Pymura bahwa acetaminophen yang digunakan saat vaksinasi secara signifikan mengurangi tingkat antibodi terhadap antigen vaksin Penelitian terbaru menggunakan sukrosa saja efektif sebagai analgetik pada bayi yang mendapatkan imunisasi Intervensi tambahan untuk mengurangi rasa sakit bayi selama imunisasi yaitu dengan mengempeng, menyusui, kontak kulit ke kulit, dan membedong bayi. Dua penelitian melaporkan keberhasilan mengurangi nyeri dengan menggabungkan 2 metode nonfarmakologi secara bersama, yaitu 1. membedong dan dot, 2. membedong dan sukrosa Taddio dkk menganjurkan untuk menggabungkan beberapa strategi untuk mengurangi rasa sakit 4 Buku The Happiest Baby on the block, Dr. Harvey Karp menjelaskan 5S, yaitu : swaddling (membedong), side/stomach position (posisi lambung), shushing(mendiamkan), swinging (diayun), dan sucking(mengisap) yang dapat memicu reflek menenangkan seorang bayi. 5 Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan apakah 5S dapat digunakan sebagai intervensi fisik sebagai analgetik pada bayi yang mendapatkan imunisasi 6 Metode Penelitian Randomized Controlled Trial Penelitian prospektif, acak, partially blinded (buta sebagian), penelitian terkontrol untuk menilai efektifitas intervensi fisik 5S sebagai pengontrol rasa sakit analgetik, yang digunakan sendirian dan dikombinasi dengan analgetik sukrosa, setelah imunisasi rutin pada usia 2 bulan dan 4 bulan 7
8 Analisa Statistik Analisis statistik menggunakan 1-way analysis of variance (ANOVA), 2 test Dianggap signifikan bila nilai P <0,05
Sampel Penelitian dan Kelompok Pengacakan Sampel penelitian : semua pasien yang terdaftar sebagai pasien rawat jalan pada the Childrens Hospital of the Kings Daughters in Norfolk, VA selama 6 bulan (1 Mei 2010 s/d 31 Oktober 2010). 9 Bayi dengan usia kehamilan 32- 42 minggu pada saat persalinan Usia postnatal < 20 minggu Kriteria Inklusi Yang mendapatkan acetaminophen atau ibuprofen dalam waktu 4 jam sebelum imunisasi Terdapat kelainan neurologis Terdapat kelainan genetik yang diketahui Sedang sakit berat dengan atau tanpa demam pada saat vaksinasi Terdapat reaksi anafilaksis pada dosis vaksin sebelumnya Bila bayi terdaftar pada penelitian saat usia 2 bulan
Kriteria Eksklusi 10 Prosedur Penelitian Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dijadwalkan untuk kunjungan rawat alan pada saat usia 2 bulan atau 4 bulan Orang tua sampel dijelaskan untuk berpartisipasi dalam penelitianorang tua yang setuju berpartisipasi dibawa ke ruang pemeriksaan untuk mengambil sebuah kartu guna dikelompokkan 1 dari 4 kelompok penelitian. 11 4 Kelompok penelitian : 12 Kelompok 1 : 2 ml air 2 menit sebelum imunisasi dan ditenangkan oleh orang tua atau wali setelah imunisasi (kelompok kontrol) Kelompok 2 : 2 ml sukrosa 24% 2 menit sebelum imunisasi dan ditenangkan oleh orang tua atau wali setelah imunisasi (kelompok sukrosa) Kelompok 3 : 2 ml air 2 menit sebelum imunisasi dan intervensi fisik menggunakan 5S oleh peneliti setelah imunisasi (Kelompok fisik ) Kelompok 4 : 2 ml sukrosa 24% 2 menit sebelum imunisasi dan intervensi fisik menggunakan 5S oleh peneliti setelah imunisasi (Kelompok fisik dan sukrosa Vaksin yang digunakan adalah yang diberikan : pertama Rotarix (1,5 ml) oral, diikuti 3 suntikan intramuskular (0,5 ml) bergantian di paha yaitu hepatitis B, Pentacel (gabungan difteri-tetanus pertusis acellular/vaksin polio inaktif- hemofilus influenza tipe B) dan Prevnar diberikan terakhir karena beberapa penelitian menyebutkan dapat meningkatkan ketidaknyamanan. 13 Teknik penyuntikan dengan menggunakan jarum suntik 1 ml, intramuskular paha anterior dengan sudut 90 dengan ukuran jarum 23, kedalaman 1,59 cm oleh staf perawat senior. Injeksi yang ke 3 atau terakhir disebelah lateral suntikan yang pertama dengan jarak > 3 cm Setelah suntikan terakhir selesai pada kelompok non intervensi orang tua/ pengasuh diizinkan menenangkan bayi dan menggendong bayi
14 Intervensi Fisik Dilakukan oleh 3 residen anak yang telah melihat vidio 5Ss dan dapat membedong bayi dengan cepat. Setelah vaksinisasi bayi dibedong dalam watu 15 detik, dilanjutkan posisi lambung dengan didiamkan, kemudian diayun dengan diberi dot selama 30 detik. 15 Pengumpulan Data Data yang dicatat : usia, jenis kelamin, etnis, berat badan, dan usia kehamilan Untuk menilai nyeri bayi setelah vaksinisasi menggunakan skor nyeri modifikasi Riley (kualitas menangis, ekspresi wajah, dan gerakkan tubuh) 16