Anda di halaman 1dari 14

TEROWONGAN BERDASARKAN

CARA PEMBUATANNYA
Klasifikasi terowongan berdasarkan kegunaannya:
a. Terowongan lalu lintas
b. Terowongan angkutan

Klasifikasi terowongan berdasarkan cara
pembuatannya :
a. micro-tunnel
b. Terowongan dongkrak
c. Terowongan batuan (Rock Tunnel)
d. Terowongan melalui tanah lunak (Soft ground
tunnel)
e. Terowongan gali timbun (Cut and Cover)
f. Terowongan bawah air (Underwater tunnel)
A. Micro Tunnel
Umumnya digunakan untuk utilitas pipa, kabel dan
air.
Kemajuan sistem terowongannya menyebabkan
konstruksi makin cepat.
- Sistem penggalian dilakukan secara otomatis
- Diameter tunnel dapat mencapai 60 cm 1 m.
- Kekuatan mendorong dari mesin dapat
mencapai 50 ton
- Produksinya bisa mencapai 5 meter/hari
B. Terowongan dongkrak
- Digunakan untuk kondisi tanah yang relatif
baik
- Biaya relatif murah
- panjang terowongan terbatas
- Umum digunakan untuk melintas jalan
raya atau jalan kereta api
Prinsipnya penampang pracetak dari beton
atau baja didongkrak masuk ke dalam tanah,
kemudian material tanah hasil galian
dikeluarkan secara manual

Terowongan pracetak dapat didongkrak
sekaligus dimana pencetakannya
dilakukan ditempat.
Contoh kasus terowongan dukuh atas di
Jakarta
Terowongan dapat juga didongkrak secara
berangsur-angsur dimana penampang
terowongan dibuat segmen demi segmen
Contoh terowongan air menyebrangi jalan
tol Cikampek-Jakarta di Bekasi
Untuk menjamin bahwa pendongkrakan berhasil
dengan baik maka alignment terowongan harus
dipertahankan dan daya dongkrak yang
dibutuhkan dapat disediakan.

Contoh kasus:
Pembuatan dengan sistem Jack Tunnel di Inggris,
berupa perlintasan tak sebidang pada jalan
kereta api. Jalan kereta api baru berada di
bawah jalan kereta api yang lama. Dalam
pelaksanaan pengoprasiannya jalan kereta api
lama harus tetap berlangsung. Untuk
mendorong box tersebut diperlukan adanya
landasan kokoh sebagai reaksi, biasanya
berupa kacking base dari beton
C. Terowongan Batuan (Rock Tunnel)
- Terowongan ini dibuat langsung pada batuan
masif.
- Cara pembuatannya dengan pemboran atau
peledakan
- Lebih udah dikonstruksi daripada terowongan
tanah lunak, karena batuan pada umumnya dapat
berdiri sendiri kecuali pada batuan yang fracture.
- Adanya bidang lemah merupakan kendala
tersendiri
Adanya fracture dengan muka air tanah yang tinggi
membutuhkan struktur untuk menopang lubang
galian dan sekaligus mencegah aliran air ke
dalam terowongan.

D. Terowongan melalui Tanah Lunak (Soft
Ground Tunnel)
Dibuat melalui tanah lempung, pasir atau batuan
lunak.
Karena jenis material ini runtuh kalau digali, maka
diperlukan suatu dinding dan atap yang kuat
sebagai penahan bersamaan dengan proses
penggalian.
Digunakan shield (pelindung) untuk proteksi galian
tersebut agar tidak runtuh.
Teknik penggunaannya disebut Shield Tunneling
Pada terowongan ini lining langsung dipasang
dibelakang shield bersamaan dengan
pergerakan maju dari mesin pembor terowongan
(TBM), lining dapat dengan beton pracetak.
E. Terowongan Gali-Timbun (Cut and Cover
Tunnel)
Terowongan dibuat dengan cara menggali sebuah
trench pada tanah, kemudian dinding dan atap
terowongan dikonstruksikan didalam galian.
Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh
struktur berada dibawah timbunan tanah.
Metoda ini adalah yang tercepat dan umumnya
lebih murah.
Biaya terbesar untuk pelaksanaannya adalah pada
pembuatan dinding untuk proteksi galian,
khususnya bila berada diperkotaan.
Metoda ini hanya dilaksanakan bila elevasi
terowongan relatif berada dekat
permukaan tanah.
Bila kondisi tanah sangat lunak dapat dibuat
trench yang lebarnya terbatas. Galian inti
terowongan baru dilaksanakan setelah
konstruksi penyangga terowongan selesai
dibuat.
F. Terowongan Bawah Air (Underwater tunnel)
Terowongan ini selain dibuat dibawah air juga
akan melalui media yang lunak. Akan tetapi
berbeda dengan terowongan pada tanah lunak.
Disini terowongan dipengaruhi oleh adanya
tekanan air yang sangat tinggi.
Teknik pembuatannya dinamakan immersed tube
tunnel, dimana terowongan dicetak terlebih
dahulu lalu diletakkan pada sebuah trench atau
galian di dasar laut atau sungai untuk kemudian
diurug kembali. Mirip dengan terowongan gali-
timbun, akan tetapi dibutuhkan teknik
sambungan yang kedap air.
Contoh : terowongan jalan raya Trans-Tokyo Bay
Highway.
Terowongan ini dibuat di bawah laut dengan
kedalaman air 30 m pada lapisan tanah
lempung alluvium yang lunak. PAnjang jalan
seluruhnya 15.1 km dimana 9.5 km berada di
bawah tanah. Sebagian dari jalan raya melalui
jembatan laut dan untuk masuk ke dalam
terowongan dibuat sebuah pulau di tengah-
tengah laut. Karena panjangnya terowongan, 3
buah shaft dibuat sebagai bagian dari sistem
ventilasi.
Metode rancangan untuk menilai kestabilan
sebuah tambang bawah tanah atau
terowongan dapat dikategorikan :
1. Metoda analitik
2. Metoda pengamatan
3. Metoda empirik

1. Metoda analitik digunakan untuk
menganalisis tegangan dan deformasi
disekitar lubang bukaan.
2. Metoda pengamatan megadakan analisis
berdasarkan pada data pemantauan pergerakan massa
batuan sewaktu penggalian, untuk mengamati ketidak
mantapan dan analisis interaksi penyangga terhadap
massa batuan.
3. Metoda Empirik metoda untuk menilai kestabilan
sebuah tambang bawah tanah dan terowongan dengan
menggunakan analisis statistik. Umumnya dilakukan
pendekatan berdasarkan pengalamandari beberapa
pekerjaan sebelumnya. Klasifikasi batuan adalah
pendekatan empirik yang paling baik untuk menilai
kestabilan sebuah lubang bukaan di bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai