Anda di halaman 1dari 27

Pelangi Damayanti S

DEFINISI
Keluarnya darah dari hidung yg penyebabnya bisa lokal
atau sistemik.

Merupakan suatu keluhan atau tanda, bukan merupakan
penyakit.


Puncak kejadian usia < 10 th dan > 50 th.
ETIOLOGI
LOKAL
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Kelainan kongenital
5. Sebab2 lain termasuk benda asing dan perforasi
septum
6. Pengaruh lingkungan
Trauma
Seperti; mengorek hidung, mengeluarkan sekret dgn kuat,
kena pukul, jatuh atau kecelakaan, adanya benda asing
tajam, trauma pembedahan.

Infeksi
Seperti; Infeksi hidung, rhinitis, sinusitis.

Neoplasma
Seperti; hemangioma, karsinoma, angioma
Kelainan kongenital
Seperti; teleangiektasis hemoragik herediter (kelainan
bentuk pembuluh darah)/ Osler-Rendu-Weber disease,
Von Willenbrand disease.

Sebab lain
Seperti; perforasi septum nasi atau abnormalitas septum.

Pengaruh Lingkungan
Seperti; tinggal di daerah yg sangat tinggi, tekanan udara
rendah, atau lingkungan udara yg sangat kering.
Osler-Weber-Rendu
SISTEMIK
1. Kelainan darah, seperti; trombositopenia, hemofilia,
dan leukemia
2. Penyakit kardiovaskular, hipertensi dan kelainan
pembuluh darah seperti aterosklerosis, nefritis
kronis, sirosis hepatis, sifilis, DM
3. Infeksi sistemik, seperti; demam berdarah, demam
tifoid, influenza, morbili.
4. Gangguan endokrin, seperti; pada wanita hamil,
menarche, menopause.
LOKASI EPISTAKSIS
Epistaksis Anterior
Berasal dari pleksus Kiesselbach, sumber darah paling
sering dijumpai pd anak2. Perdarahan dpt berhenti sendiri
(spontan) dan dapat dikendalikan dgn tindakan sederhana

Epistaksis Posterior
Berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid
posterior. Perdarahan lebih berat dan jarang berhenti
sendiri, sering ditumukan pd pasien dgn penyakit
kardiovaskular.

Patomekanisme epistaksis
Karena sel kanker >>

Butuh suply darah >>

Mbuat pembuluh darah bru/angiogenesis

Tdk sempurna krn sel kanker mengubah proses proliferasi
sel2 pembuluh darah => endotel <<

Pembuluh darah kurang kuat

Mudah ruptur
Tumor tipe vaskuler banyak mengandung pembuluh darah

dinding pembuluh darahnya non kontraktil karena tidak
mempunyai tunika muskularis

kalau terjadi Iuka darah sukar berhenti.

Biasanya penderita datang karena epistaksis yang hebat,
pucat karena anemi, atau hidung terasa buntu.



PENATALAKSANAAN
a) Perbaiki keadaan umum penderita, penderita diperiksa
dalam posisi duduk kecuali bila penderita sangat lemah
atau keadaaan syok.

b) Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan,
perdarahan dapat dihentikan dengan cara duduk dengan
kepala ditegakkan, kemudian cuping hidung ditekan ke
arah septum selama beberapa menit.

c) Tentukan sumber perdarahan dengan memasang
tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin
dan pantokain/ lidokain 2%, serta bantuan alat
penghisap untuk membersihkan bekuan darah.
Packing - anterior

e.) u/ perdrahan anterior
jika sumber perdarahan dapat dilihat dengan jelas,
dilakukan kaustik dengan larutan nitras argenti 20%-30%,
asam trikloroasetat 10% atau dengan elektrokauter.
Sebelum kaustik diberikan analgesia topikal terlebih
dahulu.

Bila dengan kaustik perdarahan anterior masih terus ber-
langsung, diperlukan pemasangan tampon anterior dengan
kapas atau kain kasa yang diberi vaselin yang dicampur
betadin atau zat antibiotika. Dapat juga dipakai tampon rol
yang dibuat dari kasa sehingga menyerupai pita dengan
lebar kurang 3 cm, diletakkan berlapis-lapis mulai dari
dasar sampai ke puncak rongga hidung. Tampon yang
dipasang harus menekan tempat asal perdarahan dan
dapat dipertahankan selama 1-2 hari.
f.) u/ perdarahan posterior
diatasi dengan pemasangan tampon posterior atau tampon
Bellocq, dibuat dari kasa dengan ukuran lebih kurang
3x2x2 cm dan mempunyai 3 buah benang, 2 buah pada satu
sisi dan sebuah lagi pada sisi yang lainnya. Tampon harus
menutup koana (nares posterior)
Packing - posterior

Teknik Pemasangan
Untuk memasang tampon Bellocq, dimasukkan kateter
karet melalui nares anterior sampai tampak di orofaring
dan kemudian ditarik ke luar melalui mulut.

Ujung kateter kemudian diikat pada dua buah benang yang
terdapat pada satu sisi tampon Bellocq dan kemudian
kateter ditarik keluar hidung. Benang yang telah keluar
melalui hidung kemudian ditarik, sedang jari telunjuk
tangan yang lain membantu mendorong tampon ini ke
arah nasofaring.
Jika masih terjadi perdarahan dapat dibantu dengan
pemasangan tampon anterior, kemudian diikat pada
sebuah kain kasa yang diletakkan di tempat lubang hidung
sehingga tampon posterior terfiksasi.
Sehelai benang lagi pada sisi lain tampon Bellocq
dikeluarkan melalui mulut (tidak boleh terlalu kencang
ditarik) dan diletakkan pada pipi. Benang ini berguna
untuk menarik tampon keluar melalui mulut setelah 2-3
hari. Setiap pasien dengan tampon Bellocq harus dirawat
Ligasi arteri dilakukan pada epistaksis berat dan berulang
yang tidak dapat diatasi dengan pemasangan tampon
posterior
PROGNOSIS
90 % kasus epistaksis dapat berhenti sendiri. Pada pasien
hipertensi dengan/atau tanpa arteriosklerosis, biasanya
perdarahan hebat, sering kambuh dan prognosisnya buruk.
KOMPLIKASI
Akibat perdarahan hebat :
1. Syok dan anemia
2. Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan
iskemia otak, insufisiensi koroner dan infark miokard dan
akhirnya kematian. Harus segera
dilakukan pemberian infus atau transfusi darah.
Akibat pemasangan tampon :
1. Pemasangan tampon dapat menimbulkan sinusitis, otitis media bahkan
septikemia. Oleh karena itu pada setiap pemasangan tampon harus
selalu diberikan antibiotik dan setelah 2-3 hari harus dicabut meski
akan dipasang
tampon baru bila masih berdarah.
2. Sebagai akibat mengalirnya darah secara retrograd melalui tuba
Eustachius, dapat terjadi hemotimpanum dan air mata yang berdarah.
3. Pada waktu pemasangan tampon Bellocq dapat terjadi laserasi palatum
mole dan sudut bibir karena benang terlalu kencang dilekatkan.

Anda mungkin juga menyukai