Anda di halaman 1dari 33

Diagnosa dan

Penatalaksanaan
Tonsilofaringitis Kronis
Ellen Seprilia Sujiman
11.2013.251
Pendahuluan
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, taruma, dan toksin.
Tonsillitis adalah peradangan dari tonsil paltina yang merupakan bagian
dari cincin waldeyer. Tonilitis dapat berkembang menjadi kronis karena
kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotic pada penderita
tonsillitis akut sehingga merubah struktur pada kripta tonsil.
Anatomi Laring
Nasofaring
Depan : koana posterior
Atas : basis tengkorak
Belakang : vertebra servikal
Bawah : Palatum mole
Orofaring
Depan : rongga mulut
Atas : nasofaring
Belakang : vertebra servikal 2-3
Bawah : tepi atas epiglottis
Laryngofaring
Depan : tepi belakang epiglottis
Atas : orofaring
Belakang : vertebra servikal 4-6
Bawah : tepi atas pintu masuk esofagus
Mukosa laring
Pada nasofaring mukosanya
bersilia, sedangkan epitelnya
torak berlapis yang mengandung
sel goblet.
Pada orofaring dan laringofaring,
epitelnya gepeng berlapis dan
tidak bersilia.
Palut lendir
Palut lendir ini berfungsi untuk
menangkap partikel kotoran yang
terbawa oleh udara yang diisap.
Palut lendir ini mengandung
enzim lysozyme yang penting
untuk proteksi.

Otot-otot Faring
Melingkar (sirkular)
M.kostriktor faring superior,
M.konstrikor faring media,
M.konstriktor faring inferior.
Untuk mengecilkan lumen faring
n.vagus (n.X).

Memanjang (longitudinal)
M.stilofaring untuk melebarkan
faring dan menarik laring
n.glossofaring (n.IX)
M.palatofaring
mempertemukan ismus orofatring
dan menaikkan bagian bawah
laring n.vagus (n.X)

Perdarahan
A.karotis eksterna (cabang faring
asendens dan cabang fasial)
serta dari cabang a.maksila
interna yakni cabang palatine
superior
Tonsil
Tonsila Palatina berasal dari proliferasi sel-
sel epitel yang melapisi kantong faringeal
kedua.
Secara histologis tonsil mengandung 3
unsur utama yaitu jaringan ikat atau
trabekula (sebagai rangka penunjang
pembuluh darah, saraf dan limfa), folikel
germinativum (sebagai pusat
pembentukan sel limfoid muda) serta
jaringan interfolikel (jaringan limfoid dari
berbagai stadium).

Anatomi Tonsil
Tonsilla lingualis
Tonsilla palatina
Tonsilla faringeal dan
Tonsilla tubaria

Cicin Waldeyer
Tonsilla palatina adalah dua
massa jaringan limfoid berbentuk
ovoid yang terletak pada dinding
lateral orofaring dalam fossa
tonsillaris
Permukaannya tampak
berlubang-lubang kecil yang
berjalan ke dalam Cryptae
Tonsillares yang berjumlah 6-20
kripta.

Petdarahan Tonsil
Cabang-cabang A. karotis eksterna,
yaitu :

1. A. maksilaris eksterna (A. fasialis)
cabangnya
A. tonsilaris
A. palatina asenden
2. A. maksilaris interna,cabangnya
A. palatina desenden
3. A. lingualis cabangnya
A. Lingualis dorsal
4. A. faringeal asenden

Fungsi Faring
Fungsi faring yang terutama ialah
:
Untuk respirasi
Proses menelan
Resonansi suara dan untuk
artikulasi.

Proses Menelan
Gerakan makanan dari mulut
secara volunter
Secara involunter transport
makan melalui faring
Jalannya bolus melalui esophagus
secara involunter
Tonsiliti Kronik
Definis
Adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-
ulang atau infeksi subklinis.


Tonisilitis Kronik
Paling sering terjadi dari semua
penyakit tenggorokan yang
berulang.

Factor presdiposisi:
Rangsangan yang menahun
Rokok, beberapa jenis makanan,
hygiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik
dan pengobatan tonsillitis akut
yang tidak adekuat.


Etiologi
Radang pada tonsil dapat
disebabkan kuman:
Grup A Streptococcus beta
hemolitikus
Pneumococcus
Streptococcus viridans
Streptococcus piogenes

Patologi
Proses radang berulang maka selain epitel mukosanya juga jaringan
limfoid terkikisproses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan
parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar.
Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus
sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan
dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai
dengan pembesaran kelenjar limfa seubmandibula.

Gambaran Klinis
Nyeri tenggorok
Rasa menganjal pada tenggorokan
Tenggorokan terasa kering
Nyeri pada waktu menelan, bau mulut
Demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi-sendi,
tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia).
Rasa nyeri di telinga ini dirasakan karena nyeri alih (referred pain) melalui
N.Glossopharingeus (N.IX).

Gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :
T
0
: Tonsil masuk di dalam fossa
T
1
: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T
2
: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T
3
: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T
4
: >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

Faringintis Kronik
Definisi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin.
Patologi
Oraganisme eksudat saja atau perubahan kataral sampai
menyebabkan edema dan bahkan ulserasi.
Pada stadium awal : hyperemia edema dan sekresi yang meningkat.
Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mucus
dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada
dinding faring. Dengan hyperemia, pembuluh darah faring menjadi
melebar.
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri tenggorok.
Nyeri menelan (odinofagia)
Dahak di tenggorok
Sulit menelan (disfagia
Rasa sumbatan di leher
Pemeriksaan Fisik
Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut.
Dinding posterior faring terlihat hipermis.

Pemeriksaan penunjnag
Biakan/kultur
Pemeriksaan darah lengkap
Rapid GABHS

Penatalaksanaan

Antibotika spectrum luas
Antipiretik dan obat kumur yang mengandung diseinfektas.
Pada keadaan dimana tonsillitis sangat sering timbul dan pasien merasa
sangat terganggu, maka terapi pilihan adalah pengangkatan tonsil
(tonsilektomi).

Tonsilektomi
Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil
palatina.
Adenotonsilektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan
limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal.

Indikasi Tonsilektomi
Indikasi absolut
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi
saluran napas, disfagia berat,
gangguan tidur dan
komplikasi kardiopulmoner.
Abses peritonsil yang tidak
membaik dengan
pengobatan medis dan
drainase.
Tonsillitis yang menimbulkan
kejang demam.
Tonsillitis yang membutuhkan
biopsy untuk menentukan
patologi anatomi.


Indikasi relative
Terjadi 3 episode atau
lebih infeksi tonsil per tahun
dengan terapi antibiotik
yang adekuat.
Halitosis akibat tonsillitis
kronik yang tidak membaik
dengan pemberian terapi
medis.
Tonsillitis kronik atau
berulang pada karier
streptokokus yang tidak
membaik dengan
pemberian antibiotic -
laktamase resisten.
Pada keadaan tertentu
seperti pada abses
peritonsilar (Quinsy),
tonsilektomi dapat
dilaksanakan bersamaan
dengan insisi abses.

Kontraindikasi
Terdapat beberapa keadaan yang
disebutkan sebagai kontraindikasi,
namun bila sebelumnya dapat
diatasi, operasi dapat dilaksanakan
dengan tetap memperhitungkan
imbang manfaat dan risiko.
Keadaan tersebut adalah:
Gangguan perdarahan
Risiko anestesi yang besar atau
penyakit berat
Anemia
Infeksi akut yang berat

Komplikasi
Komplikasi sekitar tonsila
Peritonsilitis
Abses Peritonsilar (Quinsy)
Abses Parafaringeal
Abses Retrofaring
Kista Tonsil
Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil)

Prognosis
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Kesimpulan
Tonsilofaringitis kronis adalah peradangan dari tonsil palatina yang dimana
merupakan bagian dari cicin waldeyer, yang dapat berkembang terus
menerus karena kegagalan pengobatan. Dimana juga pada diikuti
dengan adanya perdangan pada faring, yaitu faringitis.
Terapai tonsilofaringitis sendiri harus dengan pembedahan tonsil
(Adenotonsilektomi).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai