Anda di halaman 1dari 66

Obstruksi Saluran Napas Atas

Hidung
Rongga hidung,
cab a maxilaris
Cab a opthalmica
N trigeminus : n opthalmicus dan maxillaris
N palatina mayor
Fisiologi
Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara,
penyaring udara
Fungsi penghidu karena terdapat mukosa
olfaktorius dan resevoir udara untuk menampung
stimulus penghidu
Fungsi fonetik untuk resonansi suara dan
membantu proses bicara dan mencegah hantaran
suara sendiri melalui konduksi tulang
Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan
beban kepala, proteksi terhadap trauma
Refleks nasal
Polip Hidung
massa lunak, banyak cairan di dalam
rongga hidung, putih keabuan, akibat
inflamasi mukosa
Perempuan = laki laki, semua umur
Predisposisi : rinitis alergi atau penyakit atopi
etiologi belum diketahui

Patogenesis
Inflamasi kronis, disfungsi saraf oronom sera
predisposisi genetik
Teori Bernstein : perubahan mukosa hidung
akibat peradangan atau aliran udara yang
berturbulensi di daerah sempit di KOM
prolaps submukosa reepitelisasi, kelenjar
baru dan peningkatan penyerapan Na
retensi air polip
Teori lain : ketidakseimbangan saraf
vasomotor peningkatan permeabilitas
kapiler dan ggn regulasi vaskular sitokin
edema polip

Makroskopik dan mikroskopik
Massa bertangkai, permukaan licin, bulat /
lonjong, putih keabuan, agak bening, tunggal /
multiple, tidak sensitif

Epitel serupa dengan mukosa hidung normal :
epitel bertingkat semu bersilia dengan
submukosa sembab. Sel : limfosit, plasma,
eosinofil, neutrofil dan makrofag, sel goblet.
PD, saraf dan kelejar sangat sdkt.
Diagnosis
Rasa tersumbat pada
hidung
Rinore
Hiposmia atau anosmia
Bersin
Nyeri
Sakit kepala frontal
Infeksi sekunder post
nasal drip, rinore purulen
Bernafas melalui mulut,
sengau, halitosis, ggn
tidur
PF :
Deformitas hidung luar
Rinoskopi ant : massa
pucat dari meatus
medius dan mudah
digerakkan.
Nasoendoskopi
Radiologi : penebalan
mukosa dan adanya
batas udara cairan
dalam sinus
Penatalaksanaan
Tujuan : menghilangkan keluhan, cegah
komplikasi dan rekurensi polip
Popipektomi medikamentosa : kortikosteroid
(topikal / sistemik)
Gagal bedak : ekstraksi polip : senar polip atau
cunam dengan anlgesi lokal, etmoidektomi
intranasal atau ekstranal untuk polip etmoid,
operasi caldwell luc untuk sinus maksila.
Gold standar : BSEF
Kelainan Septum
Deviasi Septum
Diviasi ringan : tidak mengganggu
Deviasi cukup berat penyempitan pada satu
sisi hidung mengganggu fungsi hidung
Etiologi : trauma, ketidakseimbangan
pertumbuhan
GK : sumbatan hidung : uni / bilateral, nyeri
kepala dan sekitar mata, penciuman
terganggu
Terapi
Keluhan ringan / tidak bergejala : tindakan koreksi

Tindakan operatif :
reseksi submukosa
mukosa perikondrium dan mukoperiostium kedua sisi
dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum
diangkat mukoperikonderium dan mukoperiostium
sisi kiri dan kanan langsung bertemu di garis tengah
kompli : saddle nose
reposisi septum (septoplasti)
tulang rawan yang bengkok direposisi
Hematoma Septum
Trauma PD submukosa pecah darah
berkumpul di antara perikondrium dan tulang
rawan septum hematoma septum
GK : sumbatan hidung dan rasa nyeri
Pemeriksaan : pembengkakan uni / bilateral pada
septum bagian depan, berbentuk bulat, licin dan
merah dinding lateral obstruksi total
Terapi : drenase, pungsi, insisi, antibiotika
Kompli : abses septum dan deformitas hidung
luar : saddle nose
Abses Septum
Trauma tidak disadari
Didahului oleh hematoma septum + infeksi kuman
GK : hidung tersumbat progresif + nyeri hebat tu
puncak hidung, demam, sakit kepala
PF: tanpa spekulum pembengkakan septum bulat
dan licin
Segera diobati nekrosis tulang rawan septum
Terapi : insisi dan drenase nanah, antibiotik, analgetik
Kompli : destruksi tulang rawanseptum
perforasiseptum atau saddle nose, septikemi,
intrakranial
Glioma Hidung
Kelainan perkembangan berasal dari jar saraf
tanpa potensi ganas.
D/ : biopsi
GK : massa intranasal, obst sal napas hidung
Angiofibroma Juvenilis
Tumor jinak, trias obst sal pernapasan hidung,
epistaksis dan drainase nasal.
Laki laki belasan tahun, tu di nasofaring
D/: inspeksi ruangan intranasal dan nasofaring
Biospi - perdarahan fatal
Terapi : pembedahan
Adenoid Hipertrofi
Tu kel usia muda
Gk bervariasi : mendengkur, ggn tidur
D/: rinomanometri (tes pernapasan hidung),
pengamatan nasofaring dg kaca indirek atau
keduanya
Foto rontgen leher lateral : jar adenoid
membesar
Terapi : adenoidektomi
Atresi koana
? Akibat terhentinya pertumbuhan selama
kehamilan.
Waktu lahir sianosis dan gagal napas
Sekret hidung mukopurulen unlateral. Rinore
persisten. Gejala obstruktif intermitten
D/: saat perawatan neonatus pada waktu dktr
tidak dapat memasukkan katetr hidung
melalui ruang hidung
Terapi : pembedahan
Sinekia, jar parut dan stenosis
intranasal
Etiologi : cedera traumatik diikuti
responradang
Akibat pembedahannon bedah : kll, trauma
tumpul pada struktur hidung robekan
mukosa, intubasi nasotrakea, nasogastrik
D/: inspeksi lgs
GK: obst, pernapasan mel mulut, dispnea, ggn
tidur
Th: bedah
Faring




Larynx


Obstructive Sleep Apnea Syndrome
(OSAS)
Sejumlah gangguan yg disebabkan oleh pola
bernafas abnormal yang mengganggu tidur
normal
Sleep Disordered Breathing
SDB


Sleep-disordered
breathing
(SDB)
Primary Snoring
Upper Airway Resistance Syndrome
(UARS)
Obstructive Hypopnea Syndrome
Obstructive Sleep Apnea
Syndrome (OSAS)
Bailey Byron J.;Head & Neck
Surgery - Otolaryngology, fourth
edition,2006
Definisi
Mendengkur / Snoring
usaha bernapas saat tidur yang menimbulkan bunyi
bising akibat getaran dari palatum mole
Primary snoring
Mendengkur tanpa apnea, hypopnea, hypoksemia,

hyperkapni, atau fragmentasi tidur.

Definisi
The Upper Airway Resistance Syndrome (UARS)
Peningkatan tekanan negatif intratorakal dan arousal saat tidur yang
tidak seluruhnya berkaitan dengan desaturasi oksigen dan
berkurangnya aliran udara
OSA
Gangguan nafas saat tidur akibat obstruksi parsial saluran nafas atas
dalam jangka waktu lama dan atau obstruksi komplit intermiten
yang mengakibatkan terganggunya ventilasi normal saat tidur dan
pola tidur normal.
Definisi
Obstructive Sleep Apnea/Hypopnea Syndrome (OSAHS)
gangguan napas > 5x tiap jam saat tidur dan disertai gejala umumnya
mendengkur, keletihan berlebih saat siang hari dan witnessed apnea.
AS OSA Pria : wanita 2-3 : 1
Snoring usia 30-35 thn : pria 20%, wanita
5%
Usia > 60 thn : Pria 60%, wanita 40%
Snoring meningkat 3 x lebih byk pd obesitas

Prevalensi
Patofisiologi
Micro arousal
Komplikasi
Gangguan Tidur
Gejala dan Tanda Primary
Snoring
UARS OSA
Mendengkur + + +
Obstructive
hypoventilation
- + +
Apnea - - +
Gangguan
tidur/fragmentasi
- + +
Perubahan perilaku
siang hari
- +
Mengantuk berat -
Abnormalitas kadar
gas pada
Polysomnografi
- - +
Hipertrofi
Adenotonsilar
+ + +
Terapi Reassurance Tonsilektomi +/-
Adenoidektomi
+/-
Tonsiloadenoidekt
omi atau CPAP
Bailey Byron J.;Head & Neck Surgery - Otolaryngology, fourth edition,2006

Perbedaan OSA Anak dan Dewasa
Sifat Dewasa Anak
Mendengkur Intermiten Kontinyu
Pernapasan mulut Tidak umum Umum terjadi
Obesita Umum terjadi Tidak umum
Gagal tumbuh Tidak umum Umum terjadi
Mengantuk saat siang hari Umum terjadi Tidak umum
Predileksi gender Pria Sama saja
Kondisi obstruksi yang sering Apnea Hypopnea
Arousal Umum terjadi Tidak umum
Terapi:
Non Bedah
Pembedahan
CPAP tersering
Tergantung kasus
CPAP pada beberapa
kasus
Umumnya
Tonsiloadenoidektomi
Bailey Byron J.;Head & Neck Surgery - Otolaryngology, fourth edition,2006

DIAGNOSIS
Gejala Malam Hari Gejala Siang Hari
Mendengkur
Witnessed apneas
Sesak (choking/gasping)
Drooling
Mulut kering
Gelisah saat tidur/frequent arousals
Nocturia
Mengantuk berlebih saat siang(EDS)
Nyeri kepala di pagi hari
Gangguan Neurokognitif
konsentrasi dan memori, gangguan
motorik
Penurunan QOL
Gangguan perilaku & Mood:
Depresi, Cemas, Gelisah.Lelah
Temuan Kelainan Sistemik :
Berat badan sulit naik atau gangguan
pertumbuhan
Hipertensi pulmonal dan hipertensi diastolik
Cor pulmonale

Pemeriksaan Otologi Tanda Otitis Media

Pemeriksaan Hidung Hipertrofi Konka, Edema Mukosa,
Stenosis, Septum Deviasi

Pemeriksaan Cavum Oris Mandibula, Gigi, Lidah, Palatum,
Tonsil

Pemeriksaan Hipofaring & Laring Basis Lidah Tonsil lingualis,
Laring

Prmeriksaan Toraks Deformitas, Abnormalitas Vertebra
Torakalis











Friedman Tongue Position Malampati
Grade I:
tonsils, pilar,
and palatum
mole tampak
jelas.
Grade II:
uvula, pilar,
dan pole atas
tonsil terlihat.
Grade III:
Hanya bagian
palatum mole
yg terlihat.
Grade IV:
Hanya
palatum
durum yang
tampak
Kushida CE. Sleep apnea diagnosis and treatment.2007

Ukuran Tonsil

Grade I:
Tonsil pada fosa,
tampak di blk
pilar anterior
Grade II:
tonsil tampak
melebihi pilar
Grade III: tonsil
melewati
menuju garis
tengah
Grade IV:
"kissing" tonsil,
Kushida CE. Sleep apnea diagnosis and treatment.2007
Evaluasi Jalan
Napas Atas
Mueller Manuever
Cefalografi
CT Scan & MRI
Radiografi Jalan Napas posisi Lateral
Mueller Manuever:
Nasofaringoskopi

Menilai basis lidah dan hipertrofi tonsil lingual, obstruksi/massa
di daerah laring (supraglotik, glotik dan subglotik), pergerakan
pita suara.

Kolaps atau tidaknya retropalatal dan retroglosal selama inspirasi
sementara hidung dan mulut ditutup.

Persentase kolap: 1+ = 0%-25%, 2+ = 26%-50%, 3+ = 51%-75%, 4+
= >75%.

50
Radiografi Lateral Airway
Nasopharyngoscopy tidak memungkinkan.

Informasi anatomis ukuran adenoid.

Informasi fungsional (-) namun adanya
reduksi relatif jalan napas nasofaring (+)

Foto Lateral
Apnea- Hypopnea Index (AHI)
Derajat OSA AHI Dewasa AHI Anak
- 0-5 0
Ringan 6-20 1-5
Sedang 21-40 6-10
Berat >40 >10
Jumlah Total Apnea dan Hipopnea dalam satu jam
Komplikasi
Akibat sleep apnea, sistem kardiovaskular terganggu oleh
beberapa faktor:
Hypopnea & apneahipoksemidesaturasi
Aurosal berulang
Meningkatnya tekanan intratorakal
Peningkatan katekolamin & aktivasi sistem saraf simpatis

Akuthipertensi sistemik & pulmonal, iskemi jantung, aritmi,
penurunan CBF, peningkatan afterload ventrikel kiri &
penurunan Cardiac Output

Kronishipertrofi ventrikel kiri dan akhirnya menjadi payah
jantung.


Penatalaksanaan
Nasal CPAP AHI >15

Operatif
Tonsiloadenoidektomi
Uvulopalatopharingoplasty
Z-Plasty
Flap
Radiofrekuensi
Linguoplasty
Rekonstruksi Kraniofasial
Trakeostomy

CPAP : paling efektif
Efek samping CPAP :
- Mulut kering, rinitis, kongesti sinonasal

Follow up : diawasi selama 2 bln pertama

Trakeostomi
tindakan membuat lubang pada dinding depan
trakea untuk bernapas
Letak tinggi dan rendah
Indikasi:
Mengatasi obst laring
Mengurangi dead air space
Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada
pasien yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara
fisiologik
Alat bantu napas
Mengambil benda asing subglotik
Obat analgesik novokain
Skalpel
Pinset anatomi
Gunting panjang tumpul
Sepasang pengait tumpul
Klem arteri
Gunting kecil tajam
Kanul trakea
Teknik trakeostomi
Perawatan pasca trakeostomi PENTING
Sekret dapat menyumbat asfiksia
Sekret di trakea dan kanul harus sering diisap
keluar dan kanul dalam dicuci sekurang nya 2x
perhari, lalu segera dimasukkan kembali dalam
kanul luar
Bersihkan 2minggu sekali
Kain kasa di bawah kanul harus diganti setiap
basah hindari dermatitis
KRIKOTIROTOMI
tindakan penyelamat pada pasien dalam
keadaan gawat napas
Membelah membran krikotiroid
cepat
Pasien tidur telentang, kepala ekstensi pada artikulasi
atlanto oksipitalis
Adams apple mudah diidentifikasi difiksasi dengan jari
tangan kiri
Telunjuk jari tangan kanan : raba tulang rawan tiroid ke
bawah sampe ditemukan kart krikoid
Membran krikotiroid terletak di antara kedua tulang
rawan ini
Diinfiltrasi dengan anestetikum sayatan horizontal
pada kulit
Jaringan di bawah sayatan dipisahkan tepat pada garis
tengah
Setelah tepi bawah kart tiroid terlihat tsukkan pisau
dengan arah ke bawah
Masukkan kanul (bila tersedia), bila tidak pipa plastik
KI :
Anak < 12 tahun
Tumor laring meluas ke subglotik
laringitis
Hati hati stennosis subglotik
Segera diganti dengan
trakeostomi 48 jam

Anda mungkin juga menyukai