Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

DERMATITIS FOTO
KONTAK ALERGI
STASE KULIT KELAMIN
RSUD PANEMBAHAN BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
MUHAMMADIYAH YOGJAKARTA
Siti Karlina, Sked
2014
Pembimbing :
dr. Dwi Rini Marganingsih, Sp.KK
Status Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SG
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Alamat : Kalipakem
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Anamnesis
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bercak kemerahan disertai rasa gatal dan bintik bintik berisi cairan
sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin di RSUD panembahan
senopati dengan keluhan bercak kemerahan pada tangan kanan
dan kiri dialami penderita sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya bercak
kemerahan hanya sedikit karena gatal pasien menggaruknya
sehingga bercak tersebut meluas terutamapada kedua lengan .
Selain itu timbul bintik bintik berkelompok berisi cairan,, gatal
bersifat hilang timbul menghebat apabila pasien terkena matahari
langsung, dan berkeringat.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya, pasien mengaku, belum
pernah mengalami hal serupa dan juga pasien mengaku tidak
pernah memakai pelembab apabila terkena terik matahari,
Saat ini pasien sudah berobat selama 1 minggu dan keluhan mulai
membaik, untuk itu pasien datang kembali untuk kontrol ulang.


Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit asma, alergi makanan, alegi
obat obatan dan alergi suhu disangkal oleh
pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
dan keluhan yang sama.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,5 C
Tinggi badan : 156 cm
Berat Badan : 56 kg
Gizi : Baik

Kulit : Turgor dan elastisitas baik, tak tampak
wujud kelainan kulit (Cloasma Gravidarum)
Kepala : Mesocephal, rambut hitam panjang dan
lurus
Mata : Conjunctica anemis
-
/
-
, sclera ikterik
-
/
-

Telinga : Tidak ada secret, tidak ada perdarahan
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada perdarahan
Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor,
lidah tidak tremor
Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembesaran getah bening

Status Dermatologi
UKK : Regio dorsum antebrachii dekstra sinistra
Terdapat plak hiperpigmentasi dengan macula hipopigmentasi dan
erosi


Diagnosis
Dermatitis fotokontak alergi


Terapi
Metylpredmison 8mg 2x1
Cimitidin 2x1
Cetrizin 2x1



Pendahuluan
Dermatitis Foto Kontak Alergi atau Photoallergic
Contact Dermatitis (PACD) yaitu yang disebabkan
oleh paparan sinar matahari atau ultra violet dan
jarang terjadi. Frekuensi angka kejadian 2% -10%
telah dilaporkan di antara pasien yang datang
dengan dermatitis untuk pengujian Photo-patch test.
Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan
dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi)
dan keluhan gatal (Sularsito, dkk, 2011).
Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis
(peradangan kulit) yang timbul setelah kontak
dengan alergen melalui proses sensitisasi (Siregar,
2004).

Dermatitis Foto-Kontak Alergi/
Photo-Allergic Contact Dermatitis
(PACD)
Sinar matahari merupakan eleltromagnetik
yang dipancarkan dari permukaan matahari
sebagai hasil aktifitas termonuklir.
Ilmuwan menglasifikasikan radiasi UV dalam
tiga tipe yaitu UVA (320-400nm), UVB (290-
320 nm) , dan UVC (100-290 nm). Beberapa
dari radiasi tersebut diserap oleh lapisan ozon,
namun tidak secara keseluruhan
Pemberian zat / obat topikal yang kemudian
menimbulkan dermatitis kontak alergi setelah
terkena pajanan sinar matahari disebut
Dermatitis Foto-Kontak Alergi.
PACD harus dibedakan dari Photo-Irritant
Contact Dermatitis (PICD) dan penyakit kulit
lainnya. PICD relatif umum dan paling sering
ditemukan di klinik.
Tabel. Perbedaan PACD dengan
PICD

Petogenesis Dermatitis Kontak
Alergi
Kontak Dengan Alergen
secara Berulang

Alergen kecil dan larut
dalam lemak disebut
hapten
Menembus lapisan
corneum
Difagosit oleh sel
Langerhans dengan
pinositosis
Sel langerhans
keluarkan sitokin
IL-1, ICAM-1, LFA-3,B-7,
MHC I dan II
Sitokin akan
memproliferasi sel T
dan menjadi lebih
banyak dan memiliki
sel T memori
Hapten + HLA-DR
Membentuk antigen
Dikenalkan ke limfosit T
melalui CD4
Sitokin akan keluar dari
getah bening
Beredar ke seluruh
tubuh
Individu tersensitisasi
Fase Sensitisasi (I)
2-3 minggu
Fase Elitisasi (II)
24-48 jam
Pajanan ulang
Sel T memori
Aktivasi sitokin inflamasi
lebih kompleks
Proliferasi dan ekspansi
sel T di kulit
IFN keratinosit
LFA -1, IL-1, TNF-
Eikosanoid (dari sel mast
dan keratinosit
Dilatasi vaskuler dan
peningkatan
permeabilitas vaskuler
Molekul larut (komplemen
dan klinin) ke epidermis
dan dermis
Faktor kemotaktik, PGE2
dan OGD2, dan leukotrien
B4 (LTB4) dan eiksanoid
menarik neutrofil, monosit
ke dermis
Respons klinis DKA
Mekanisme terjadinya PACD
Belum diketahui jelas, namun diajukan
terjadinya PACD karena :
Setelah paparan sinar, kromofor dalam keadaan
tidak stabil. Energi yang dihasilkan sebagai
pembawa terjadinya alergi dan ;
Dengan adanya sinar UV, produk stabil yang
terbentuk mampu bertindak sebagai hapten
terhadap cell-mediated (reaksi kekebalan)

Photopatch Testing
Photo-Path testing merupakan bagian penting
untuk melakukan diagnosis disamping
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan yang lengkap harus mencakup
protokol untuk menguji foto ke UVA dan UVB
Selain itu digunakan dua alergen di dua
tempat yang berbeda dan nantinya akan di
sinari oleh sinar ultravilet tersebut.
Gambar. Hasil Photopatch
Testing
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
2. Medikamentosa
Simptomatis : Diberi antihistamin
Sistemik : Kortikosteroid yaitu prednison
sebanyak 5 mg, sehari 3 kali atau Cetirizine tablet
1x10mg/hari dan Bila terdapat infeksi sekunder
diberikan antibiotika (amoksisilin atau eritromisin)
dengan dosis 3x500mg/hari, selama 5 hingga 7
hari
Topikal (Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali
sehari)


Prognosis
Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya
baik, sejauh bahan kontaknya dapat
disingkirkan.
Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila
bersamaan dengan dermatitis yang
disebabkan oleh faktor endogen(dermatitis
atopik, dermatitis numularisatau psoriasia)

Anda mungkin juga menyukai