Anda di halaman 1dari 49

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

DAN GANGGUAN MENTAL DAN


PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN
ZAT PSIKOAKTIF

Syarifah Sari Safuar
I111 070 44
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Menurut PPDGJ-III (1993), gangguan mental
organik adalah gangguan mental yang berkaitan
dengan penyakit atau gangguan sistemik atau otak
yang dapat didiagnosis tersendiri.
Gambaran utama dari gangguannya membentuk
dua kelompok utama.
Berupa sindrom dengan gambaran utamanya yang
menonjol ialah gangguan fungsi kognitif seperti daya
ingat, daya pikir dan daya belajar, atau gangguan
sensorium seperti ganguan kesadaran dan perhatian.
Berupa sindrom dengan manifestasi yang menonjol
dalam bidang persepsi, isi pikiran, atau suasana
perasaan dan emosi
DELIRIUM
DEFINISI
Delirium
Delirium menunjuk kepada sindrom otak organik karena
gangguan fungsi atau metabolisme otak secara umum atau
karena keracunan yang menghambat metabolisme otak.
Delirium diketahui mempunyai banyak sebab, semuanya
menyebabkan pola gejala yang sama yang berhubungan
dengan tingkat kesadaran pasien dan gangguan kognitif.
Kepentingan untuk mengenali delirium adalah:
Kebutuhan klinis untuk mengidentifikasi dan mengobati penyakit
dasar
Kebutuhan untuk mencegah perkembangan komplikasi yang
berhubungan dengan delirium.

EPIDEMIOLOGI
Delirium adalah gangguan yang umum. Kira-kira
10-15% dibangsal bedah umum dan 15-25%
pasien di bangsal medis umum mengalami delirium
selama dirawat dirumah sakit.
Usia lanjut adalah faktor resiko utama untuk
perkembangan delirium. Faktor predisposisi
lainnya untuk perkembangan delirium adalah usia
muda, cedera otak, ketergantungan alkohol,
diabetes dn kanker
ETIOLOGI
Penyebab utama delirium adalah penyakit sistem
saraf pusat (sebagai contoh, epilepsi), penyakit
sistemik (sebagai contoh, gagal jantung), dan
intoksikasi maupun putus dari agen farmakologis
atau toksik
PEDOMAN DIAGNOSTIK DALAM PPDGJ III:
Gangguan kesadaran dan perhatian
Gangguan kognitif
Gangguan psikomotor
Gangguan siklus tidur-bangun
Gangguan emosional
Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit hilang
timbul sepanjang hari, dan keadaan itu
berlangsung kurang dari 6 bulan.

GAMBARAN KLINIS
Gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan
kesadaran.
Orientasi terhadap waktu, tempat seringkali hilang
bahkan pada kasus delirium yan dan orang.
Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan
dalam bahasa.
ketidakmampuan umum untuk membedakan stimulasi
sensorik dan mengintegrasikan persepsi sekarang
dengan pengalaman masa lalu.
Halusinasi, yang paling sering adalah visual atau
auditoris
Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah
terganggu.
DIAGNOSIS BANDING
Demensia . Berbeda dengan onset delirium yang
tiba-tiba, onset demensia biasanya perlahan.
Walaupun kedua kondisi ini melibatkan gangguan
kognitif, perubahan demensia lebih stabil dengan
berjalannya waktu dan tidak berfluktuasi.

Psikosis atu depresi pada umumnya halusinasi
dan waham pada pasien skizofrenia adalah lebih
konstan dan tidak mengalami perubahan tingkat
kesadaran atau orientasinya

PENGOBATAN
Tujuan utama adalah untuk mengobati gangguan dasar
yang menyebabkan delirium. Jika disebabkan toksisitas
antikolinergik, digunakan physostigmine salisilat 1- 2
mg IV atau IM.
Tujuan pengobatan penting yang lain adalah
memberikan bantuan fisik, sensorik dan lingkungan.
Dua gejala utama dari delirium yang mungkin
memerlukan pengobatan farmakologis adalah psikosis
dan insomnia. Obat untuk psikosis adalah haloperidol.
Insomnia diobati dengan benzodiazepine dengan waktu
paruh pendek atau hydroxyzine.

PROGNOSIS
Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah
yang menyebabkannya sudah sembuh, mungkin
sampai kira-kira 1 bulan sesudahnya.

Prognosisnya tergantung pada dapat atau tidak
dapat kembalinya penyakit yang menyebabkannya
DEMENSIA
DEMENSIA
Demensia adalah kemunduran fungsi mental
umum, terutama intelengesia disebabkan oleh
kerusakan jaringan otak (Maramis, 2009).
Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada
demensia adalah inteligensia umum, belajar dan
ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi,
persepsi, perhatian, dan konsentrasi,
pertimbangan, dan kemapuan sosial.
Butir klinis penting dari demensia adalah identifikasi
sindrom dan pemeriksaan klinis tentang
penyebabnya. Gangguan mungkin progresif atau
statis.
EPIDEMIOLOGI

Dari semua pasien dengan demensia, 50-60% menderita
demensia tipe alzheimer yang merupakan tipe demensia
yang paling sering.
Kira-kira 5% dari semua orang yang mencapai usia 65
tahun menderita demensia tuipe ini.
Faktor resiko untuk perkembangan demensia tipe ini
adalah wanita, mempunyai sanak-saudara tingkat
pertama, mempunyai riwayat cedera kepala. Tipe
demensia yang paling sering kedua adalah demensia
vaskular yaitu, demensia yang secara kausatif
berhubungan dengan penyakit serebrovaskular.

ETIOLOGI
Gangguan yang dapat
menyebabkan
demensia:
Penyakit Alzheimer
Demensia vascular
Obat dan toksin
Massa intracranial
Anoksia

Trauma
Hidrosefalus tekanan
normal
Infeksi
Gangguan nutrisional
Gangguan metabolik
Gangguan peradangan
kronis

Pedoman diagnostik dalam PPDGJ III:
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya
pikir, yang sampai mengganggu kegiatan harian
seseorang seperti mandi, makan, berpakaian
kebersihan diri, buang air kecil dan buang air besar.

Tidak ada gangguan kesadaran (clear conciousness)

Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit
6 bulan

Gambaran klinis
Pada stadium awal demensia, terjadi kesulitan untuk
mempertahankan kinerja mental, lemah, dan
kecenderungan untuk gagal jika suatu tugas adalah
baru.
Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal
dan menojol pada demensia, khususnya demensia
yang mengenai korteks seperti tipe alzeimer.
Defek utama dalam demensia melibatkan orientasi,
ingatan, persepsi, fungsi intelektual dan pemikiran, dan
semua fungsi tersebut menjadi secara progresif
terkena saat proses penyakit berlanjut. (Kaplan, 2010)

PENGOBATAN
Beberapa kasus demensia dianggap dapat diobati karena
jaringan otak yang disfungsional memiliki kemampuan
untuk pemulihan jika pengobatan dilakukan tepat pada
waktunya.
Riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan tes
laboratorium, pencitraan otak yang tepat, harus dilakukan
segera setelah diagosis dicurigai. Jika pasien menderita
akibat suatu penyebab yang dapat diobati, terapi
diarahkan untuk pengobatan penyakit dasar
Seorang dokter dapat meresepkan benzodiazepine untuk
insomnia dan kecemasan, antidepresan untuk deperesi,
dan obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi.
PROGNOSIS
Dengan pengobatan psikologis dan farmakologis dan
kemungkinan karena sifat otak yang dapat
menyembuhkan diri sendiri, gejala demensia dapat
berkembang hanya lambat untuk suatu waktu atau
bahkan mundur sesaat.
Regresi gejala tersebut jelas merupakan suatu
kemungkinan pada demensia yang reversibel
(sebagai contoh, demensia yang disebabkan oleh
hipotiroidisme, hidrosefalus tekanan normal, dan
tumor otak) jika pengobatan dimulai.

GANGGUAN MENTAL DAN
PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN
ZAT PSIKOAKTIF
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
Dinyatakan bahwa beberapa zat dapat mempengaruhi
keadaan mental yang dirasakan dari dalam (sebagai
contoh, mood) maupun aktivitas yang dapat
diobservasi dari luar yaitu perilaku.
Identifikasi dari zat psikoaktif yang digunakan dapat
dilakukan berdasarkan :
Data laporan individu
Analisis objektif dari spesimen urin, darah, dan sebagainya
Bukti lain(adanya sampel obat yang ditemukan pada
pasien, tanda dan gejala klinis, atau dari laporan pihak
ketiga)

ZAT YANG DIGUNAKAN DAN EFEKNYA TERHADAP
PERILAKU


1. INTOKSIKASI AKUT

o Banyak zat psikoaktif mampu menimbulkan berbagai
bentuk efek yang berbeda pada tingkat dosis yang
berbeda.
o Sebagai contoh: alkohol dapat menimbulakan efek
stimulan pada prilaku dengan dosis yang lebih rendah,
namun dapat menyebabkan agitasi dan agresi dengan
meningkatnya dosis dan menimbulkan sedasi yang
jelas pada dosis yang lebih tinggi.

PEDOMAN DIAGNOSTIK INTOKSIKASI AKUT

Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan: tingkat dosis yang
digunakan, individu dengan kondisi organik tertentu yang
mendasarinya
Disinhibisi yang ada hubungannya dengan konteks sosial
perlu dipertimbangkan
Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang
timbul akibat pengguanaan alkohol atau zat psikoaktif lain
sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif,
persepsi, afek atau perilaku atau fungsi dan respon
psikofisiologis lainnya.
Intensitas intoksikasi berkurang dengan berlalunya waktu dan
pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi
pengguanaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut akan
kembali ke kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yang
rusak atau terjadi komplikasi lainnya.

2. Ketergantungan obat

Menurut PPDGJ-III untuk menegakkan diagnosis
ketergantungan zat mutlak diperlukan bukti adanya
penggunaan dan kebutuhan terus menerus.
Terdapatnya gejala abstensi bukan satu-satunya
bukti dan juga tidak selalu ada, misalnya pada
penghentian pemakaian kokain dan ganja.
Obat yang diberikan dokter tidak termasuk dalam
pengertian ini selama pengguanaan obat tersebut
berindikasi medis.
2. KETERGANTUNGAN OBAT
WHO mendefinisikan ketagihan sebagai berikut:
suatu keadaan keracunan yang periodik atau
menahun, yang merugikan individu sendiri dan
masyarakat dan yang disebabkan oleh penggunaan
suatu zat yang berulang-ulang dengan ciri-ciri
sebagai berikut: (Maramis, 2009)
Keinginan atau kebutuhan yang luar biasa untuk
meneruskan penggunaan obat itu dan usaha
mendapatkannya dengan segala cara
Kecendrungan menaikkan dosis
Ketergantungan psikologis dan kadang-kadang
juga ketergantungan fisik pada zat itu

DIAGNOSIS KETERGANTUNGAN
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika
ditemukan tiga atau lebih gejala dibawah ini dialami
dalam masa 1 tahun sebelumnya: (PPDGJ III, 1993)
Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa
untuk menggunakan zat psikoaktif
Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat,
termasuk sejak mulainya, usaha penghentian atau pada
tingkat sedang menggunakan
Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian
pengguanaan zat atau pengurangan terbukti dengan adanya
gejala putus zat khas , atau orang tersebut menggunakan zat
atau yang khas atau dorongan tersebut mengguanakan zat
golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk
menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat
DIAGNOSIS KETERGANTUNGAN
Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat
psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang
sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah
Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau
minat lain disebabkan pengguanaan zat psikoaktif ,
menignkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari
akibatnya
Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya
akibat yang merugikan kesehatannya, seperti gangguan
fungsi hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan
depresi sebagai akibat dari suatu periode penggunaan zat
yang berat atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dengan
penggunaan zat, upaya perlu diadakan untuk memastikan
bahwa penggunan zat sungguh-sungguh atau dapat
diandalkan , sadar akan hakekat dan besarnya bahaya.


PROGNOSIS KETERGANTUNGAN OBAT

Prognosis ketergantungan obat pada umumnya
dipengaruhi oleh besar kecilnya predisposisi
(pengaruh faktor kepribadian, sosiobudaya dan
fisik), mudah sukarnya mendapatkan obat dan
sering jarangnya kesempatan memakai obat
tersebut seerta lamanya ketergantungan.
Makin mudah faktor ini dapat ditangani makin baik
prognosis.

KEADAAN PUTUS ZAT
Pedoman diagnostik:
Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari
sindrom ketergantungan dan diagnosis sindrom
ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan
Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis
utama, bila hal ini merupakan alasan rujukan dan cukup
parah sampai memerlukan perhatian medis secara
khusus
Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang
digunakan. Gangguan psikologis merupakan gambaran
umum dari keadaan putus zat ini. Yang khas ialah pasien
akan melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda
dengan meneruskan penggunaan zat.

KEADAAN PUTUS ZAT DENGAN DELIRIUM
Pedoman diagnostik
Suatu keadaan putus zat disertai komplikasi delirium
Termasuk: Delirium Tremens yang merupakan akibat dari
putus obat secara absolut atau relatif pada penguna
ketergantungan berat dengan riwayat penggunaan yang lama.
Onset biasanya terjadi sesudah putus alkohol. Keadaan
gaduh gerlisah toksik yang berlangsung singkat tetapi
adakalanya dapat membahayakan jiwa yang disertai
gangguan somatik
Gejala prodormal khas berupa: insomnia, gemetar dan
ketakutan. Onset dapat didahului oleh kejang setelah putus
zat.
Trias yang klasik dari gejalanya adalah kesadaran berkabut
dan kebingungan, halusinasi dan ilusi yang hidup yang
mengenai salah satu panca indera, tremor berat. Biasanya
ditemukan juga waham, agitasi, insomnia atau siklus tidur
yang terbakik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.

GANGGUAN PSIKOTIK
Pedoman diagnostik
Gangguan psikotik yang terjadi atau segera sesudah
penggunaan zat psikoaktif (48 jam) bukan merupakan
manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium
atau suatu onset lambat .
Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif
dapat tampil dengan pola gejala yang bervariasi.
Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang
digunkannya dan kepribadian pengguna zat. Pada
penggunaan obat stimulan seperti kokain dan
amfetamin gangguan psikotik yang diinduksi oleh obat
umumnya berhubungan erat dengan tingginya dosis
dan atau penggunaan zat yang berkepanjangan.

SINDROM AMNESIK
Pedoman diagnosis
Sindrom amnesik yang disebabkan oleh zat
psikoaktif harus memenuhi kriteria umum untuk
sindrom amnesik organik
Syarat utama untuk menentukan diagnosis adalah:
Gangguan daya ingat jangaka pendek, gangguan
sensai waktu
Tidak ada gangguan daya ingat segera, tidak ada
ganggaun keasadaran, dan tidak ada gangguan kognitif
secara umumn
Adanya riwayat atau bukti yang objektif dari
pengguanaan alkohol atau zat yang kronis

AMFETAMIN
Rasemik amphetamine sulfate pertasma kali
disintesis tahun 1887 dan diperkenalkan dalam
praktek klinis dalam tahun 1932 sebagai inhaler
yang dapat dibeli bebas untuk mengobati kongesti
hidung dan asma. (Kaplan, 2010)


Neurofarmakologi
Semua amfetamin cepat diabsorbsi peroral dan
disertai dengan onset kerja yang cepat, biasanya
dalam satu jam jika digunakan peroral.
Methamphetamine efek primernya yaitu
menyebabkan pelepasan katekolamin, terutama
dopamine, dari terminal parasinaptik.

GAMBARAN KLINIS
Pada seseorang yang sebelumnya belum pernah
menggunakan amfetamin, dosis tunggal 5 mg
meningkatkan rasa kesehatannya dan
menyebabkan elasi, euphoria dan keramahan.
Dosis kecil biasanya memperbaiki pemusatan
perhatian mereka dan meningkatkan kinerja dalam
tugas menulis, oral, dan kinerja. Terdapat juga
penurunan kelelahan, menyebabkan anoreksia,
dan peningkatan ambang rasa nyeri. (Kaplan,
2010)

PENGOBATAN
Pengobatan gangguan spesifik akibat
penyalahgunaan amfetamin dengan obat spesifik
mungkin diperlukan dalam jangka waktu pendek.
Antipsikotik, baik phenothiazine atau haloperidol,
dapat diresepkan pada beberapa hari pertama.
Tanpa adanya psikosis, diazepam berguna untuk
mengobati agitasi dan hiperaktifitas pasien.
Dokter harus menegakkan ikatan terapeutik
dengan pasien untuk mengatasi depresi atau
gangguan kepribadian
KANABIS
Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman rami
Cannabis sativa. Tanaman kanabis biasanya
dipotong, dikeringkan, dipotong kecil-kecil,
selanjutnya digulung menjadi rokok. Nama yang
umum untuk kanabis adalah mariyuana, grass, pot,
weed, tea dan Mary Jane.

Neurofarmakologi.
Komponen utama kanabis adalah 9-TCH. Suatu
reseptor spesifik untuk kanabinol telah
diidentifikasi, diklon, dan dikarakterisasi. Reseptor
adalah anggota dari keluarga reseptor yang
berkaitan dengan protein G. Reseptor kanabinoid
diikat dengan protein G inhibitor (Gi) yang berikatan
dengna adenilil siklase di dalam pola menginhibisi.
Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi
yang tertinggi di ganglia basalis, hipokampus dan
serebelum, dengan konsentrasi yang lebih rendah
di korteks serebral. (Kaplan, 2010)

Diagnosis dan gambaran klinis
Efek fisik yang paling sering dari kanabis adalah
dilatasi pembuluh darah konjungtiva dan takikardia
ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatik dapat
terjadi. Peningkatan nafsu makan, dan mulut kering
adalah efek intoksikasi kanabis yang sering lainnya.
Beberapa data menyatakan bahwa penggunaan
kanabis yang berat berada dalam resiko mengalami
penyakit pernapasan kronis dan kanker paru-paru.
PENGOBATAN
Pengobatan pemakaian kanabis terletak pada
prinsip yang sama dengan pengobatan
penyalahgunaan substansial lain, yaitu abstinensia
dan dukungan.
Abstinensia dapat dicapai melalui intervensi
langsung, seperti perawatan di rumah sakit,atau
melalui monitoring ketat atas dasar rawat jalan
dengan menggunakan skrining obat dalam urin,
yang dapat mendeteksi kanabis selama tiga hari
sampai empat minggu setelah pemakaian.
Dukungan dapat dicapai dengan menggunakan
psikoterapi individual, keluarga, dan kelompok.
(Kaplan, 2010)

KOKAIN

Kokain adalah zat yang paling adiktif yang sering
disalahgunakan dan merupakan zat yang paling
berbahaya. Kpkain merupakan alkaloid yang didapatkan
dari tanaman belukarErytrhoxylon coca yang berasal
dari amerika selatan. Kokain diklasifikasikan sebagai
suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin,
karena efek adiktifnya.

Neurofarmakologi
Efek perilaku dari kokain dirasakan paling segera dan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat (30-60
menit). Walaupun efek perilaku berlangsung singkat,
metabolit kokain mungkin ditemukan didalam darah dan
urin selama 10 hari


Gambaran klinis
Perubahan yang sering berhubungan dengan
pemakaian kokain adalah iritabilitas, gangguan
kemampuan berkonsentrasi, perilaku konfulsif,
insomnia berat dan penurunan berat badan.

Pengobatan
Dua kelas obat yang paling berguna adalah agonis
dopamin dan suatu obat trisiklik. Dua agonis
dopaminergik yang oaling sering digunakan adalah
amantadine 100 mg dua kali sehari dan
bromocriptin 2,5 mg dua kali sehari (Kaplan, 2010)

Inhalan
gangguan yang berhubungan dengan inhalan yaitu
sindrom psikiatrik yang disebabkan oleh
penggunaan pelarut, lem, perekat, bahan
pembakar aerosol, pengencer cat, dan bahan
bakar.
Senyawa aktif di dalam inhalan tersebut adalah
toluene, acetone, benzene, trichloretane,
perchlorethylene, trichloloethylene, 1,2,-
dichloropropane dan hidrokarbon berhalogen.
(Kaplan, 2010)

Neurofarmakologi
Inhalan biasanya dilepaskan ke paru-paru dengan
menggunakan suatu tabung, kaleng, atau kantung
plastik, atau dengan suatu kain yang direndam
dengan inhalan, melalui atau dari mana pemakai
dapat menghirup inhalan melalui hidung atau
menyedot inhalan memalui mulut. Kerja umum
inhalan adalah sebagai depresan system saraf
pusat. (Kaplan, 2010)

Gambaran klinis
rasa ketakutan,
ilusi sensorik,
halusinasi auditoris dan visual, dan
distorsi ukuran tubuh.
Pengobatan
Biasanya, penggunaan inhalan relatif singkat dalam
kehidupan seseorang. Orang tersebut
menghentikan aktifitas menggunakan zat atau
pindah ke zat lain. Identifikasi penggunaan inhalan
pada seorang remaja adalah suatu indikasi bahwa
remaja tersebut harus mendapatkan konseling dan
pendidikan tentang masalah umum penggunaan
zat.
]TT





TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai