Anda di halaman 1dari 63

Kelompok V

Armelia Chrasnaya Rosa Christian Febriandri Devi


Indra Lestari Girry GM Isyana Praditia Jessie
Widyasari Rinto Hardianto Yati Mulyati Zulkarnaini


Tutor : dr. Rayhana
SKENARIO
Seorang wanita umur 30 tahun datang ke
Puskesmas dengan keluhan mata kanan
tiba-tiba tidak bisa melihat terutama pada
lapangan pandang bagian medial. Keluhan
ini dirasakan 3 jam yang lalu. Riwayat mata
merah dan nyeri pada mata tidak ada.
Keluhan ini dirasakan untuk pertama
kalinya.
KATA SULIT
Lapang Pandang kemampuan pergerakan
bola mata untuk bergerak maksimal tanpa
harus menggerakkan bagian leher
KATA KUNCI
Wanita 30 tahun
Mata kanan tiba-tiba tidak bisa melihat
terutama lapang pandang bagian medial
Dirasakan sejak 3 jam yang lalu
Tidak ada riwayat mata merah dan nyeri
Baru pertama kali dirasakan
PERTANYAAN
1. Bagaimana patomekanisme buta mendadak?
2. Anamnesis tambahan apa saja yang diperlukan dari
kasus ini?
3. Faktor resiko apa saja yang menyebabkan buta
mendadak?
4. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi dari mata?
5. Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan untuk
diagnostik kasus ini?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari buta mendadak?
7. Penyakit apa saja yang menyebabkan buta mendadak?
8. DD
9. Bagaimana epidemiologi dari buta mendadak?



Kornea
Papilla N. Optikus
Iris dan Korpus Siliaris
Arteri Centralis Retina
RETINA

1. Membrana limitans
interna
2. Lapisan serat nervus
optikus
3. Lapisan sel ganglion
4. Lapisan plexiform dalam
5. Lapisan inti dalam
6. Lapisan plexiform luar
7. Lapisan inti luar
8. Membrana limitans
eksterna
9. Lapisan batang dan
kerucut
10. Epitel pigmen
Visual Pathway is the nerve fiber sistems connecting
the retina and visual cortex in the occipital lobe
of the brain.

Visual pathway consists of
:
- Retina
- Optic nerve
- Optic chiasma
- Optic tract
- Lateral geniculatum body
- Optic radiation
- Visual cortex area

Fungsi : Mencegah ruda paksa
Mencegah cahaya yang
menyilaukan Membantu
menyebarkan air mata
Terdapat 2 otot penting pada
palpebra :
1. M. Levator palpebra
- Elevasi (angkat palpebra)
sinergis dengan m. frontalis dan
m.rectus superior
2. M. Orbicularis oculi
- Mengedipkan mata .. Pars palpebralis
- Menutup mata ..pars orbitalis
Palpebra

Air Mata
Diproduksi oleh sistem kelenjar air mata :
1. Glandula lacrimalis asesorius Krause
dan Wolfring (sekresi dasar)
2. Glandula lakrimalis utama mayor
(sekresi refleks).
Fungsi air mata :
1 Melicinkan permukaan optik bola mata
2. Media pelepasan sel desquamasi.
3. Suplai oksigen ke kornea
4. Antimikroba
5. Lubrikasi pergesekan palpebra dan kornea
6. Mencegah pengeringan permukaan luar bola mata.
Kornea
Fungsi utama kornea :
- Media refrakta yang terpenting
- Barrier penting dari isi bola mata
Proses metabolisme dalam kornea :
1. Metabolisme glukosa dan glikogen
2. Metabolisme oksigen
3. Metabolisme asam amino
Lapisan endotel kornea memiliki fungsi internal :
1. Barrier masuknya cairan humor aquous kedalam stroma.
2. Metabolisme pompa metabolik aktif untuk memompa
air keluar dari stroma.
Traktus Uvea & Humor Akuous
Iris dan pupil
M. Spinter pupil, pada saat konstraksi terjadi miosis
pupil
M. delatator pupil, pada saat konstraksi terjadi
midriasis pupil
Fungsi pupil : mengatur jumlah cahaya yang masuk kedalam
mata sesuai kebutuhan.
Korpus siliaris
Fungsi :
Berperan serta dalam proses akomodasi
Produksi humor akuous
Terlibat dalam sistem drainase akuous
Akomodasi
adalah kemampuan lensa untuk mencembung .
Proses akomodasi (teori Hemholtz) adalah : pada saat m. siliaris
berkonstraksi, maka zonula zinni (penggantung lensa) menjadi
kendor dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung dan
diameternya menjadi lebih kecil.
Humor akuous
Diproduksi oleh epitel tidak berpigmen korpus siliaris
melalui
beberapa mekanisme fisiologis : difusi, ultrafiltrasi, carbonic
anhidrase aktif, dan sekresi aktif
Disekresikan ke bilik mata belakang dan melewati pupil ke
bilik mata depan (BMD) untuk selanjutnya diekresikan
melalui 2 rute : trabekular meshwork-kanalis schlem dan
uveoskleral.
Fungsi humor akuous :
1. Sebagai media refrakta
2. Integritas struktur
3. Sumber nutrisi
4. Memelihara regularitas tekanan intraokuler
Koroid
Merupakan jaringan yang terletak dibagian luar retina
yang kaya dengan pembuluh darah.
Lapisan membrana Bruch pada koroid berperan aktif
Dalam transport cairan jaringan dari kapiler koroid
ke retina.

Lensa
Lensa adalah suite struktur yang bikonveks, avaskuler, dan
transparan. Terdiri atas 66% air dan selebihnya merupakan
protein penyusun lensa.

Lensa kristalina terletak di belakang iris yang mempunyai
fungsi :
1. Sebagai media refraksi
2. Terlibat dalam proses akomodasi
3. Mengabsorpsi sinar ultraviolet
Fungsi mata :
Indera penglihatan, dibentuk untuk
menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
pada retina, kemudian disampaikan ke pusat
penglihatan di otak untuk ditafsirkan
melalui perantara serabut-serabut saraf n.
optikus.

PATOMEKANISME BUTA
MENDADAK
LESI pada 1 traktus optikus akan
menyebabkan kebutaan pada lapang
pandang
LESI pada n. optikus akan menyebabkan
kebutaan pada mata yang dipersarafinya
OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRAL
Etiologi:
- Radang arteri
- Trombus dan embolus pada arteri
- Spasme pembuluh darah
- Terlambatnya pengaliran darah
- Giant cell artritis
- Penyakit kolagen
- Kelainan hiperkoagulasi
- Sifilis
- Trauma
Insiden:
Usia tua atau usia pertengahan

Gejala:
- Penglihatan kabur hilang timbul tanpa rasa
sakit dan kemudian gelap menetap
- Penurunan visus mendadak
- Reaksi pupil lemah dengan pupil anisokoria


Pemeriksaan Fisik Diagnostik:
- Pemeriksaan visus
- Funduskopi
- Oftalmoskopi

Pemeriksaan Penunjang:
- USG Doppler

Pengobatan:
- Mengurut bola mata
- Asetazolamid
- Vasodilator + antikoagulan
- Steroid
- O2
Komplikasi:
Glaukoma neovaskular

Prognosis:
N lama & waktu oklusi

ABLASIO RETINA
Definisi :
Ditandai oleh adanya pemisahan
retina sensorik yaitu fotoreseptor
terhadap lapisan jaringan bagian
dalam dari epitel pigmen retina di
bawahnya sehingga terisi cairan pada
celah potensial retina

Klasifikasi :
Ablasio retina Rhegmatogenous
Ablasio retina Akibat Traksi
Ablasio Retina Serosa / exudative

Ablasio Retina Regmatogenosa
Bentuk tersering
Karakteristik adanya pemutusan total akibat
robekan di retina corpus vitreus yang
alami pencairan mengalir melalui defek retina
sensorik ke dalam ruang sub retina

Etiologi :
- Degenerasi retina/c.v miop tinggi
- Trauma
Ablasio Retina Traksi
Jenis tersering kedua terutama di sebabkan oleh
retinopati diabetik
Gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik
retina lap neurosensorik menjauhi epitel
pigmen dibawahnya disebabkan oleh adanya
membran vitreosa, epiretina, subretina, atau sel
epitel pigmen retina
Pada umumnya Ablasio jenis ini terjadi
pelepasan retina lap. neurosensorik Tanpa
adanya robekan retina
Etiologi
- Retinopati diabetik
- Perdarahan

Ablasio retina Exudative
Adanya hasil penimbunan / akumulasi
cairan di bawah retina sensorik dan terutama di
sebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina
dan koroid
Berikut yang mungkin berkaitan dengan ablasio
jenis ini:
- Penyakit degeneratif
- Inflamasi
- Infeksi yang terbatas pada makula
- Neovaskularisasi subretina oleh causa yang
bermacam hal


Gejala Klinik
- Defek lapangan pandang= hilangnya fungsi
penglihatan umumnya hanya terjadi pada salah
satu bagian dari lapangan pandang, kemudian
menyebar sejalan dengan perkembangan
ablasio
- Pandangan berasap
- Fotopsis
- Tidak Menimbulkan nyeri
- Bila makula terlepas akan segera terjadi
gangguan penglihatan dan penglihatan menjadi
kabur : visus

Pemeriksaan fisik
Funduskopi :
Retina abu-abu dengan permukaan bergelembung dan pembuluh
darah berkelok-kelok dan terangkat
Terdapat lubang robekan
Tonometer : TIO umumnya rendah
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Respon reflek pupil

Pemeriksaan Penunjang

USG
Angiografi Flouresensi
Elektroretinogram


Pengobatan
Prinsip :
Melekatkan kembali lapisan retina RPE

Pengobatan : sesuai dg tipe dan penyebab
Rhegmatogenous : menutup lubang
- cryosurgery, fotocoagulasi
- Scleral buckling
- kasus lanjut : SB + vitrectomy

Tractional :
bersihkan vitreus dari jaringan fibrotik
viterctomy, pengangkatan membran, Scleral
Buckling , Penyuntikan intraokular

Exudative :
umumnya non operativ, terapi sesuai kausa

Pencegahan
Gunakan kaca mata pelindung untuk
mencegah terjadinya trauma pada mata
Penderita diabetes sebaiknya mengontrol
gula darahnya secara seksama
Jika anda memiliki resiko menderita ablasio
retina, periksakan mata minimal setahun
sekali
Prognosa
Terapi yang cepat : prognosis lebih baik
Perbaikan anatomis kadang tidak sejalan
dengan perbaikan fungsi.

PAPILITIS
Definisi:
Radang pada serabut retina saraf optik yang
masuk pada papil saraf optik yang berada
dalam bola mata.

Etiologi:
Autoimun :
- Multiple Sclerosis
- Neuromyelitis Optica
Non Autoimun :
- Infections
- Cranial Arteritis
- Diabetes
- Drugs
Epidemiologi:
Insiden 5/100.000
Prevalensi 115/100.000

Faktor Resiko:
UMUR
Dewasa muda umur 20-45 tahun
Rata-rata umur 30 tahun
JENIS KELAMIN
Wanita 2 kali lebih banyak dibanding pria.
RAS
Sering pada kulit putih.
MUTASI GENETIK
Mutasi genetik tertentu dapat meningkat resiko

Patogenesis
Papilla nervus
optikus
Gejala Klinis:
Biasanya hanya menyerang satu mata, tetapi
tidak tertutup kemungkinan kedua mata
akan terkena.
Penurunan fungsi penglihatan, yang
bervariasi mulai dari bintik buta yang kecil
sampai kebutaan total yang terjadi dalam
waktu 1-2 hari.
Adanya nyeri atau tidak sama sekali
Anamnesa:
Keluhan utama
Waktu kejadian
Gejala sebelumnya
Gejala yang menyertai
Riwayat peny. Sistemik
Riwayat keluarga
Riwayat pakai kaca mata


Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Visus
Pememriksaan tekanan bola mata (Tonometri)
Pememriksaan segmen anterior bola mata
Pememriksaan Funduskopi
Pemeriksan lapangan Pandang (Perimetri)

Pemeriksaan Penunjang:
CT-scan dan MRI
B-scan
Foto Kepala
CT-scan
Prognosis:
Baik. Pasien biasanya mendapatkan kembali
penglihatannya antara 2-6 bulan setelah
neuritis optikus. Pada pasien lainnya neuritis
optikus dapat rekuren, kelompok ini
mempunyai prognosis yang lebih baik dalam
penglihatan jangka panjang dibanding
neuromyelitis optica.

NEURITIS RETROBULBAR
Definisi:
Salah satu bentuk n. optikus karena
inflamasi mengenai nervus yang terletak di
belakang mata, terletak diantara belakang
mata dan otak



Etiologi:
Inflamasi Lokal Uvietis&retinitis, oftalmia
simpatika, meningitis, penyakit sinus dan
infeksi orbita
Infeksi syaraf pusatmultiple sklerosis
Toksin endogenpenyakit infeksi akut,
penyakit metabolik

Patogenesis:
N.optikus mengandung serabut2 sarafinformasi
visual dari nervus retinasel2 nervus di otak.
Retina mengandung sel fotoreseptor, merupakan
suatu sel yg diaktivasi oleh cahaya dan
menghubungkan ke sel2 retina lain dsb
ganglion..kemudian mengirimkan sinyal proyeksi
yg dsb akson ke dalm otak. Melalui rute ini,
n.ptikus kirim impuls visual ke otak. Sehingga
ketika nervus tsb inflamasi, sinyal visual yg
dihantarkan ke otak menjadi terganggu dan
pandangan lemah

Faktor Resiko:
USIA 20-40 tahun
JENIS KELAMIN wanita lebih serring
terkena
RAS kulit putih lebih sering terkena

Epidemiologi:
Insidens neuritis optikus dalam populasi per
tahun diperkirakan 5/100.000
Prevalensi 115/100.000
Usia 20-40 tahun


Gejala klinis:
Buta mendadak
Nyeri sekitar mata
Sakit kepala pada bagian mata yang nyeri


Anamnesa:
Usia 20-40 thn
Gangguan penglihatan mendadak pd salah
satu mata
Nyeri memburuk saat bola mata bergerak
Terdapat patch abu-abu pd pusat
penglihatan
90% unilateral


Pemeriksaan:
Tanda-tanda disfungsi nervus optikus
Ada defek pupil afferent
Ketajaman penglihatan 20/20 sampai
dwengn persepsi cashaya
Diagnosis ditegakkan dengan pem.lapangan
pandang

Pemeriksaan Penunjang:
MRI
Tes Visually Evoked Potentials
Pemeriksaan lapang pandang

DD:
Papilitis
Compressive Optic Neuropaty


Penatalaksanaan:
TERAPI JANGKA PENDEK Penggunaan Steroid,
prednison oral, metil prednison
TERAPI JANGKA PANJANG Metilprednison IV,
Interferon Beta-1a

Treatment:
Istirahat Mata
Asupan vit.B Complex

Prognosis:
Penglihatan baik, mendekati sembuh sempurna
setelah 6-12 minggu.
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi tutorial dan belajar
mandiri, kelompok kami mengambil
kesimpulan bahwa diagnosa pada skenario
ini adalah
OKLUSI ARTERI RETINA SENTRALIS
KEPUSTAKAAN
Ilmu Penyakit Mata FKUI
Oftalmologi EGC
Oftalmologi Erlangga
Fisiologi Ganong
Slide kuliah

Anda mungkin juga menyukai