Anda di halaman 1dari 38

F i r s t P u r e l y S h a r i a

1
Disampaikan Oleh:
IRWANSYAH, S.HI.,M.H.,M.H.
Sistem Perbankan Syariah
F i r s t P u r e l y S h a r i a
2
Sejarah Bank Syariah
Sejarah bank Islam ditandai dengan didirikannya bank
Islam modern pertama di kota Mit Ghamr, Mesir, Mit
Ghamr Saving Bank tahun 1963

Tahun 1975 berdiri I slamic Development Bank (I DB) yang
merupakan lembaga keuangan Islam internasional, guna
membantu perkembangan dunia Islam dengan sistem
pinjaman bebas bunga

Berdasarkan data International Association of Islamic Bank
(IAIB) Jeddah, Arab Saudi, jumlah lembaga keuangan dan
bank Islam pada tahun 1996 mencapai 166 yang tersebar di
seluruh dunia. Asset dan modal disetor totalnya mencapai
US$ 137 Milyar dan US$ 7,3 Milyar
F i r s t P u r e l y S h a r i a
3
Sejarah Bank Syariah (2)
Bank syariah mempunyai daya tahan yang kuat terhadap perubahan-
perubahan ekonomi, sehingga menjadikan prinsip syariah mulai
dikenal dan sistem tersebut memang benar-benar baik

Kegiatan bank syariah selain berdasarkan atas kaidah-kaidah
perbankan yang berlaku umum, dalam operasionalnya bank juga
berdasarkan aqidah dan moral I slam

Bank syariah memberikan jasa tertentu berdasarkan prinsip syariah
(seperti I slamic I nvestment Funds)

Sebagian masyarakat menginginkan adanya sistem
keuangan/perbankan yang didasarkan ajaran Islamsehingga akan
tercapai keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan hidup di dunia
dan di akhirat
F i r s t P u r e l y S h a r i a
4
Sejarah Bank Syariah (3)
Keberadaan Bank Syariah di Indonesia dimulai sejak tahun
1992 sejalan dengan beroperasinya PT Bank Muamalat
Indonesia, dimana landasan hukum operasi Bank Syariah
diakomodasi oleh Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan

Landasan hukum Bank Syariah semakin jelas dan kuat, baik
dari segi kelembagaannya maupun landasan operasional
Syariahnya, yaitu dengan diberlakukannya Undang-undang
No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan
penyempurnaan dari Undang-undang No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan
F i r s t P u r e l y S h a r i a
5
BMI didirikan pada tahun 1991 dengan diprakarsai
oleh Masyarakat, MUI, Pemerintah, dan
Cendekiawan serta para pengusaha Muslim.
Mulai beroperasi pada tahun 1992
Menjadi perusahaan publik pada
tahun 1993.
Beroperasi sebagai Bank Syariah Devisa pada tahun
1994
Sejarah Bank Syariah di Indonesia
F i r s t P u r e l y S h a r i a
6
Bentuk Usaha
Bank Umum Syariah
Contoh : Bank Muamalat Indonesia (BMI),
Bank Syariah Mandiri (BSM),
Bank Mega Syariah (BMS)

Bank Konvensional membuka cabang syariah
Unit Usaha Syariah (satu tingkat dibawah Direksi)
Contoh : BNI 46 Syariah, IFI Syariah, Danamond
syariah, Bukopin Syariah dsb
F i r s t P u r e l y S h a r i a
7
UU No 7/92 tentang Perbankan
BANK SYARIAH
PP No 72/92 tentang
Bank Berdasarkan
Bagi Hasil
UU No 10/98
tentang
perubahan UU
7/92
Dicabut dg
PP 30/99
Landasan Hukum Bank Syariah
F i r s t P u r e l y S h a r i a
8
Karakteristik Bank Syariah
(pr 2-5)
Berdasarkan prinsip syariah
Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
Tidak mengenal konsep time-value of money
Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg
diperdagangkan.
Beropesi atas dasar bagi hasil
Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
Tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor
riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil
F i r s t P u r e l y S h a r i a
9
FUNGSI BANK SYARIAH
MANAGER
INVESTASI
Penghimpunan dana :
Prinsip wadiah
Prinsip mudharabah
INVESTOR
Penyaluran dana
Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb)
Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)
JASA LAYANAN
Produk jasa
Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
Hawalah, Rahn dsb
SOSIAL
Dana kebajikan
Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
Penghimpunan dan penyaluran ZIS

T
A
M
W
I
L

M
A
A
L

Fungsi
Aplikasi produk
F i r s t P u r e l y S h a r i a
10
Mengapa
Perbankan Syariah
F i r s t P u r e l y S h a r i a
11
Mengapa Perbankan Syariah
ANTI MAGHRIBA
Ma Maysir: transaksi bersifat spekulasi; judi
Gh Gharar : transaksi yang tidak jelas; penipuan
Ri Riba
Ba Bathil : perbuatan jahat
F i r s t P u r e l y S h a r i a
12
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
Tragedi Ekonomi 1998
Perilaku yang menyimpang
Nilai Rupiah yang jatuh
Perjudian valuta asing
Perjudian saham
F i r s t P u r e l y S h a r i a
13
Tragedi Ekonomi 1998 (lanjutan)
Krisis Likuiditas Perbankan
Negative Spread
Krisis Permodalan Perbankan
Rekapitalisasi Perbankan
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
14
SETELAH KRISIS MONETER TH 97-98,
BAGAIMANA?
KETIKA PEREKONOMIAN NASIONAL
BERANJAK BANGKIT, SEKTOR USAHA BUTUH
WAKTU UNTUK BANGKIT,
- PERBANKAN NASIONAL : LDR < 80%,
KREDIT YG BERKEMBANG : SEKTOR KONSUMTIF
- BANK MUAMALAT : LDR > 102,73% (JULI 08) =>
DIDOMINASI PEMBIAYAAN UMKM (SEKTOR RIEL)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
15
Al-Baqarah 275:
Orang-orang yang memakan riba, tiada berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan dengan sentuhan kepadanya; yang demikian itu
karena mereka berkata, Sesungguhnya jual beli sama dengan riba; padahal
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka barangsiapa
menerima pelajaran dari Tuhannya, lalu berhenti (melakukan riba) maka
baginya apa yang telah lalu dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barangsiapa kembali (melakukannya), mereka adalah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
16
Al-Baqarah 279:
Maka jika kamu tidak memperbuatnya (meninggalkan
sisa-sisa riba), maka ketahuilah Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (tidak
memperbuat riba lagi) maka bagi kamu pokok hartamu
(modal), kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya.
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
17
Lukas 6:34
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang
yang kamu berharap akan menerima sesuatu
daripadanya, apakah jasamu?..................

Lukas 6:35
Tetapi berbuat baiklah, kepada mereka dan pinjamkan
dengan tidak mengharapkan balasan; maka upahmu ini
akan besar..
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
18
Kitab Ulangan 23:19
Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu,
baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang
dapat dibungakan.

Pendapat Filsuf Yunani
Plato dan Aristotle beranggapan bahwa bunga bukanlah
sesuatu yang alami. Lebih jauh lagi, Aristotle tidak
menyetujui akan keuntungan yang diperoleh para
pedagang uang.
Mengapa Perbankan Syariah
(lanjutan)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
19







KONSEP USAHA
F i r s t P u r e l y S h a r i a
20
Definisi Bank
Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU
7/92)
Kegiatan Usaha Perbankan :
Penghimpunan dana
Penyaluran dana
Jasa keuangan perbankan
F i r s t P u r e l y S h a r i a
21
Konsep & Sistem
Perbankan
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat lain yang memerlukan
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
Proses
Penghimpunan Dana
Proses
Penyaluran Dana
F i r s t P u r e l y S h a r i a
22
Konsep & Sistem
Bank Konvensional
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
Proses
Penghimpunan Dana
Proses
Penyaluran Dana
Penetapan Imbalan Penetapan Beban
F i r s t P u r e l y S h a r i a
23
Konsep & Sistem
Perbankan Syariah
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
Proses
Penghimpunan Dana
Proses
Penyaluran Dana
Konsep Penghimpunan Dana :
1. Al Wadiah
2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana :
1. Bagi Hasil (Mudharabah &
Musyarakah)
2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
Salam)
3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
Bitamlik)
BAGI HASIL
BAGI HASIL
F i r s t P u r e l y S h a r i a
24
Bank Deposan Nasabah
debitur
Shahibul Maal
Shahibul maal
Mudharib
Mudharib
BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
Menerima pendapatan
Tergantung pendapatan / hasil yg
diterima Hanya dana mudharbah
Membayar bunga tetap
Menerima bunga tetap
Pembayaran bagi hasil
Bagi hasil / Margin
Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima
Penyaluran dana Penghimpunan dana
Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima
F i r s t P u r e l y S h a r i a
25
Perbandingan Bank Syariah
dan Bank Konvensional
Bank Bank Syariah Bank Konvensional
Landasan Hukum
Landasan Syariah
Landasan Hukum Positip
Landasan Hukum Positip
Struktur Kelembagaaan
(Pengurus Bank)
Pengawasan :
Dewan Pengawas Syariah
Dewan Komisaris
Pengawasan :
Dewan Komisaris
Insentif Pihak ke-III
Bagi Hasil
Bonus
Bunga
Laporan Keuangan
(Pendapatan)
Cash Basis Accrual Basis
Besarnya Return yang
diterima
Terkaitan dengan Sektor Riil Terpisah dengan Sektor Riil
Usaha yang dibiayai Halal
Tidak melihat halal atau
haram
Lingkungan Kerja
Etika kerja mencerminkan
syariah Islam
Etika kerja konvensional
F i r s t P u r e l y S h a r i a
26
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi selalu untung.
2. Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan.
3. Besar Tambahan yang diterima,
dapat diketahui awal.
4. Pembayaran bunga kepada pihak ke-3
tetap seperti yang ditetapkan oleh
bank.
5. Jumlah pembayaran oleh Debitur
mengikuti tingkat suku bunga.
6. Eksistensi bunga diragukan oleh
semua agama, termasuk Islam.
1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan
untung/rugi.
2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah keuntungan yang diperoleh.
3. Besar Tambahan yang diterima
tidak diketahui.
4. Bagi hasil kepada pihak ke-3
bergantung pada pendapatan Bank.
5. Jumlah pembagian laba kepada Bank
meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan.
6. Tidak ada yang meragukan keabsahan
bagi hasil.
F i r s t P u r e l y S h a r i a
27
Syarat transaksi sesuai syariah a.l : (pr 7)
Tidak mengandung unsur kedzaliman
Bukan riba
Tidak membahayakan pihak sendiri atau
pihak lain.
Tidak ada penipuan (gharar)
Tidak mengandung materi-materi yg
diharamkan
Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
F i r s t P u r e l y S h a r i a
28
Revenue Sharing :
Yang dibagihasilkan adalah
pendapatan ( Revenue )


Profit Sharing :
Yang dibagihasilkan adalah
Keuntungan ( Profit )
DISTRIBUSI HASIL
USAHA

Penjualan Rp 100
Harga Pokok Rp 65

Laba Kotor Rp 35
Beban Rp 25

Laba Bersih Rp 10

Revenue
Sharing
Profit Sharing
F i r s t P u r e l y S h a r i a
29
Alur Operasional Bank Syariah
Mudharabah Mutlaqah
(Investasi Tdk Terikat)
Lainnya (modal dsb)
Prinsip bagi hasil
Prinsip jual beli
Bagi hasil /
laba rugi
Margin
Penghimpunan dana
Penyaluran dana Pendapatan
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
Pendapatan berbasis
imbalan (fee base income)
Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat
Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
Tabel
Wadiah yad dhamanah
Tabel
Bagi
hasil
Mudharib
F i r s t P u r e l y S h a r i a
Menentukan Nisbah Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan Rp
100 Juta
Jangka Waktu 12
Bulan
Hasil Yang Diharapkan Rp 20. Juta
Total Pengembalian 100Juta + 20 Juta = 120
Juta
Angsuran Pokok / bulan 100 juta / 12 =
8.333
Angs Bagi Hasil / bulan 20 Juta / 12 = 1.666
Kewajiban Nsb / bulan 8 .333 + 1.666 =
9.999
Asumsi Omset Nsbh/bulan 25 Juta
Maka Nisbah Bank ( 9.999 / 25.000 ) x 100% = 39,9 %
Nisbah Nasabah 100% - 39.9 % =
60.1 %
F i r s t P u r e l y S h a r i a
31
PERSPEKTIF BANK SYARIAH
Perbankan Syariah memiliki peran strategis dalam meningkat-
kan kesejahteraan ummat; melalui proses intermediasi kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa
keuangan lainnya, berlandaskan kepada prinsip-prinsip syariah.
Ketika sistem perbankan konvensional sempoyongan karena
krisis moneter dan memerlukan biaya yang begitu besar untuk
mempertahankannya, perbankan syariah justeru mampu
menyelamatkan sebagian ekonomi ummat.
Kemampuan survival perbankan syariah dalam era krisis, telah
menarik banyak perhatian para bankir konvensional yang
kemudian membuka kantor-kantor cabang syariah.
F i r s t P u r e l y S h a r i a
32
KEUNGGULAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
1. Kegiatan usaha dilakukan secara profesional, namun tetap realistis,
seraya mengakui keterbatasan manusia yang tidak selalu dapat
memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkannya.
Sama halnya dengan bank konvensional, prinsip prudential
maupun profesionalitas juga diterapkan dalam perbankan syariah.
Bank syariah tidak memastikan besaran return dalam menjalan
kan usahanya, dan karenanya tidak mengenal bunga sebagai
parameter balas jasa finansial.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati...
QS. Luqman (31) : 34
F i r s t P u r e l y S h a r i a
33
KEUNGGULAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
2. Bagi hasil dalam perbankan syariah dilakukan dengan cara
menetapkan porsi pembagian keuntungan (nisbah), baik antara
bank dengan nasabah pemilik dana (liabilities) maupun dengan
nasabah pengguna dana (assets). Sedangkan angka nominal yang
akan diperoleh oleh para pihak akan sangat tergantung pada
realisasi hasil usaha.
3. Berbeda dengan bank konvensional, pendekatan usaha yang
dilakukan perbankan syariah adalah pada sisi assets terlebih
dahulu, baru kemudian sisi liabilities. Artinya, tingkat
produktivitas assets akan sangat menentukan return bagi para
pemilik dana yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan
sisi liabilities.
F i r s t P u r e l y S h a r i a
34
KEUNGGULAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
4. Bank syariah tidak akan pernah mengalami negative spread.
Kerugian hanya akan terjadi bila pendapatan dari transaksi bagi
hasil dan jual-beli maupun pendapatan lainnya, lebih kecil
dibandingkan dengan biaya operasinal bank.
5. Pelaksanaan aktivitas usaha dilakukan atas dasar prinsip
kesetaraan (equality), keadilan (fairness) dan keterbukaan
(transparency).
F i r s t P u r e l y S h a r i a
35
LANDASAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
1. Menghindari riba, karena memang riba mengandung ketidak-
adilan dan dapat merusak prinsip kemitraan.
2. Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan
sebagai komoditi yang diperdagangkan.
3. Pembiayaan hanya dilakukan terhadap aktivitas ekonomi
maupun kebutuhan nasabah lainnya yang disamping bankable,
juga tidak bertentangan dengan syariah.
F i r s t P u r e l y S h a r i a
36
LANDASAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
5. Dalam berinteraksi dengan nasabah, bank syariah memposisikan
diri sebagai mitra investor dan pedagang, bukan dalam hubungan
lender & borrower sebagaimana yang berlaku pada bank
konvensional.
6. Akad transaksi yang sudah disepakati dengan nasabah tidak akan
mengalami perubahan sampai dengan berakhirnya, walaupun
misalnya terjadi gejolak moneter.
4. Tidak membenarkan transaksi spekulatif (maysir), jual-beli atas
suatu barang yang belum dimiliki (garar) dan jual-beli bersyarat
(mengandung unsur riba).
F i r s t P u r e l y S h a r i a
37
Kesimpulan
Sistem bagi hasil tidak dapat memastikan
keuntungan di muka, karena harus
memperhitungkan hasil investasi
Secara finansial tidak ada kepastian sistem bagi hasil
lebih besar/kecil dari bunga dan sebaliknya,
tergantung pada besar indeks hasil investasi dari
Bank ybs.
Sistem bunga akan lebih ringkas tapi tidak adil dan
potensi memberatkan
Pertama Murni Syariah
38
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai