Anda di halaman 1dari 42

KATARAK

Bikonveks
D= 9-10mm
Tebal= 3-5mm
Berat 135-255 mg
1. Kapsul
2. Epitel
3. Nukleus dan Korteks
4. Zonulla Zinnii
Anatomi dan Struktur Lensa
FISIOLOGI LENSA
Utama : memfokuskan berkas cahaya ke retina

akomodasi Kerjasama fisiologik antara
korpus siliaris, zonula, dan lensa
memfokuskan benda dekat ke retina
Cahaya datang dari jauh : otot-otot siliaris relaksasi
serat zonula zinii tegang diameter anteroposterior
lensa diperkecil sampai ukuran yang terkecil (daya
refraksi lensa diperkecil) berkas cahaya paralel akan
terfokus ke retina.

Cahaya dari benda dekat : otot siliaris berkontraksi
tegangan zonula Kapsul lensa yang elastik akan
mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis & daya
biasnya.

Kapasitas akomodasi tergantung pada hubungan
kortek dengan inti.

Pada usia muda, intinya kecil dan korteknya tebal
dan lembut yang memungkinkan perubahan
bentuk secara leluasa, sehingga bentuk lensa
hampir bulat akomodasi baik

Pada usia lanjut intinya besar dan korteknya tipis
sehingga perubahan bentuk lensa hanya sedikit
akomodasi kurang baik

Metabolisme lensa normal
Transparansi lensa dipertahankan oleh
keseimbangan air dan kation (sodium dan
kalium).

Kedua kation berasal dari humour aqueous
dan vitreous.

Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob
(95%) dan HMP-shunt (5%)

Katarak

Katarak adalah
Segala kekeruhan lensa yang normalnya
transparan, dapat disebabkan oleh berbagai
hal, dapat mengakibatkan penurunan
penglihatan.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
usia, jenis kelamin, ras, faktor genetik
individu
kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet, nutrisi, status
sosialekonomi, tingkat pendidikan, diabetes, hipertensi,
penggunaan streoid, obat-obat penyakit gout.
lingkungan
penggunaan aspirin, terapi pengganti hormon (pada
wanita)

protektif
Masih diperdebatkan : nutrisi, alkoholisme, dehidrasi, dan
IMT
Lain-lain

Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan
dalam golongan berikut :
Menurut kejadian
Katarak Developmental
Katara Degeneratif
Menurut Umur
Katarak kongenital
katarak juvenil
katarak senil
Menurut Konsistensi
Katarak cair
Katarak lunak
Katarak keras
Menurut lokasi kekeruhannya
Katarak nukleus
Katarak kortikal
Katarak subskapular
Menurut warna
Katarak nigra ( Hitam)
Katarak rubra (Merah)
Katarak Brusnesecent
(coklat)
Menurut bentuk kekeruhan
Katarak pungtata
Katarak stelata
Katarak linier

Klasifikasi berdasarkan waktu
perkembangannya
Katarak kongenital (katarak yang sudah
terlihat pada usia dibawah 1 tahun)
Katarak juvenil (katarak yang terjadi setelah
usia 1 tahun)
Katarak senilis (katarak yang terjadi setelah
usia 50 tahun)
1. STADIUM INSIPIEN
Pada stadium ini belum menimbulkan
gangguan visus. Kekeruhan
terutamaterdapat pada bagian perifer.
Gambaran ini disebut Spokes of wheel
3. STADIUM MATUR
Kekeruhan telah mengenai seluruh
massa lensa, sehingga semua sinar yang
melalui pupil dipantulkan kembali ke
permukaan anterior lensa. Visus 1/300.
Di pupil tampak lensa seperti mutiara.

2. STADIUM IMATUR
Sebagian lensa keruh. Visus 6/60 1/60.
Kekeruhan ini terutama terdapat
dibagian posterior dan bagian belakang
nukleus lensa. Shadow test (+),
4. STADIUM HIPERMATUR
terjadi proses degenerasi lanjut yang
dapat menjadi keras atau lembek dan
mencair. Massa lensa yang
berdegenerasi keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa menjadi mengecil,
bewarna kuning dan kering. Visus pada
stadium ini 1/300 1/~.
Katarak Imatur
Uji bayangan iris
Bayangan iris pada lensa keruh
Terdapat uji bayangan iris positif pada katarak
imatur
Katarak Matur
Kekeruhan lensa total
Mata tenang
Pupil kecil dan dibesarkan dengan midiriatik
Katarak Hipermatur
Katarak Morgagni
Nukleus lensa (warna
sedikit coklat) terletak
di bagian bawah lensa
Terdapat tanda
penyulit glaukoma
Kornea keruh
Pupil lebar
Penderita Katarak sering
merasa silau siang hari terik
atau malam hari bila terkena
cahaya lampu dan nyaman pada
kondisi remang-remang
misalnya sore hari
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang
(air keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik
mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Tes Shadow Normal + - Pseudops
Penyulit - glaukoma - Uveitis dan
glaukoma
Classification of congenital cataract
Anterior polar Posterior polar
Coronary Cortical spoke-like
Lamellar Central pulverulent
Sutural Focal dots
Klasifikasi berdasar lokasinya di lensa
Berdasarkan lokasinya di lensa ada tiga jenis
katarak :
1. korteks,
2. nuklear
3. subkapsular (posterior)
Katarak traumatik
Disebabkan rudapaksa (kena tinju, ionisasi radiasi, sengatan
listrik, sinar, dll)

Biasanya menisfestasi katarak karena ruda paksa berbentuk
stelata atau roset, kadang berada di axial dan melibatkan
kapsul posterior.

Trauma perforasi dan penetrasi korteks lensa menjadi
keruh pada tempat yang terkena dengan cepat.

Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak.
Mata menjadi merah, lensa opak, dan mungkin terjadi
perdarahan intraokular.
Penatalaksanaan
Non Bedah
Hanya efektif dalam memperbaiki fungsi visual
untuk sementara waktu
penurunan kadar sorbitol,pemberian
aspirin,antioksidan vitamin c dan E
memperlambat pertumbuhan katarak
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik:
Visus
Tekanan Intra Okuli
Segmen Anterior
Segmen Posterior
Pemeriksaan Penunjang
Skrining preoperatif
GDS DM
EKG
USG, CT Scan, MRI
kelainan di daerah posterior dan
kurangnya gambaran bagian
belakang mata karena katarak
yang sudah sangat padat.
Persiapan pre-operatif
Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit
semalam sebelum operasi
Pemberian informed consent
Bulu mata dipotong dan mata dibersihkan
dengan larutan Povidone-Iodine 5%
Pemberian tetes antibiotik tiap 6 jam
Pada hari operasi, pasien dipuasakan
Pupil dilebarkan tetes midriatika 2
jam sebelum operasi. Tetesan diberikan
tiap 15 menit
Obat-obat yang diperlukan dapat
diberikan, misalnya obat asma,
antihipertensi, atau anti glaukoma.
Anestesi pada operasi Katarak
Anestesi Umum
orang dengan
kecemasan yang tinggi,
tuna rungu, atau
retardasi mental
pasien dengan penyakit
Parkinson, dan
reumatik yang tidak
mampu berbaring
tanpa rasa nyeri.

Anestesi Lokal
Peribulbar block
melalui kulit atau konjungtiva
dengan jarum 25 mm
Subtenon block
Anestesi diinjeksikan diantara
ekuator bola mata.
Topikal-intacameral anestesi
Anestesi permukaan obat tetes
atau gel (proxymetacaine 0.5%,
lidocaine 2%)


Tatalaksana
Tindakan
Operatif
ICCE
ECCE
Phakoemulsifikasi
SICS
Jenis Tindakan Pembedahan
Intra capsular cataract
extraktion (ICCE)
membuang lensa dan kapsul
secara keseluruhan
Indikasi:
Tidak dijumpai fasilitas yang
lengkap
kondisi katarak yang tidak stabil,
mengembung, hipermatur, dan
terluksasi.
Extra-Capsular Cataract Extraction (ECCE)
mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus)
melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi
anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior.
tehnik operasi untuk katarak Imatur/matur yang
nukleus atau intinya keras
Extracapsular cataract extraction
1. Anterior
capsulotomy
2. Completion of
incision
3. Expression of
nucleus
4. Cortical cleanup
6. Polishing of posterior
capsule, if appropriate
5. Care not to aspirate
posterior capsule
accidentally
8. Grasping of IOL and
coating with viscoelastic
substance
Extracapsular cataract extraction ( cont. )
7. Injection of
viscoelastic
substance
9. Insertion of inferior
haptic and optic
11. Placement of haptics
into capsular bag
10. Insertion of superior
haptic
12. Dialling of IOL into
horizontal position
and not into ciliary
sulcus
Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Langkah:
insisi,
kapsulotomi,
hidrodiseksi,
fragmentasi nukleus,
pengambilan korteks dan epinukleus
implantasi IOL.
Fakoemulsifikasi
menggunakan suatu alat yang disebut tip yang
dikendalikan secara ultrasonik untuk memecahkan
nukleus dan mengaspirasi lensa,
Phacoemulsification
1. Capsulorrhexis
2. Hydrodissection
3. Sculpting of nucleus
4. Cracking of nucleus
5. Emulsification of
each quadrant
6. Cortical cleanup and
insertion of IOL
Keuntungan dan kerugian teknik bedah
katarak
Jenis tehnik bedah
katarak
Keuntungan Kerugian
Intra capsular
cataract extraction
(EKIK)
Semua komponen lensa diangkat
tidak diperlukan operasi tambahan karena
membuang seluruh lensa dan kapsul tanpa
meninggalkan sisa,
memerlukan peralatan yang relatif sederhana
Lebih mudah dilakukan
pemulihan penglihatan segera setelah operasi
menggunakan kacamata +10 dioptri
Incisi lebih besar
Edema cistoid pada makula
Komplikasi pada vitreus
Sulit pada usia < 40 tahun
Endopthalmitis
penyembuhan luka yang lama karena
besarnya irisan yang dilakukan,
pemulihan penglihatan yang lama,
merupakan pencetus astigmatisma,
dapat menimbulkan iris dan viterus
inkaserata.
Extra capsular
cataract extraction
(EKEK)
Incisi kecil
Tidak ada komplikasi vitreus
Kejadian endophtalmodonesis lebih sedikit
Edema sistoid makula lebih jarang
Trauma terhadap endotelium kornea lebih
sedikit
Retinal detachment lebih sedikit
Luka lebih stabil dan aman
Kekeruhan pada kapsul posterior
Small Incision
Cataract Surgery
(SICS)
Insisi lebih kecil
Kadang tidak membutuhkan jahitan pada luka
insisi
Dapat dilakukan dengan anestesi topikal
Penyembuhan relatif cepat
Resiko astigmatisma kecil
Dimungkinkan kapsulotomi can opener
Instrumen lebih sederhana daripada
fakoemulsifikasi
Alternatif utama bila fakoemulsifikasi gagal
Waktu pembedahan singkat\
Resiko komplikasi lebih rendah daripada
fakoemulsifikasi
Dibutuhkan teknik pembelajaran
Fakoemulsifikasi Incisi paling kecil
Astigmatisma jarang terjadi
Pendarahan lebih sedikit
Teknik paling cepat
Penyembuhan cepat
Perbaikan penglihatan lebih baik
Memerlukan dilatasi pupil yang baik
Pelebaran luka jika ada IOL
Dibutuhkan waktu pembelajaran yang
lebih lama
Biaya tinggi\
Komplikasi saat operasi bisa lebih serius
Komplikasi
Glaukoma sekunder

Pasca operasi
Ablasio retina,
astigmatisma,
uveitis,
endoftalmitis,
glaukoma,
perdarahan
Komplikasi
edema kornea, BMD dangkal, ruptur kapsul
posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,
pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi
vitreus,
Intra op
BMD dangkal
Ruptur kapsul posterior
Prolaps iris
Pendarahan
Pasca op
(dini)
Ablasio retina
Endoftalmitis kronik
uveitis
glaukoma
Pasca op
(lanjut)
Pencegahan
mengontrol penyakit metabolik
mencegah paparan langsung terhatap sinar
ultraviolet dengan menggunakan kaca mata
gelap dan sebagainya.
Pemberian intake antioksidan (seperti asam
vitamin A, C dan E)
Berhenti merokok
Konsumsi makanan bergizi dan seimbang

Anda mungkin juga menyukai