Anda di halaman 1dari 61

SISTIM

REPRODUKSI
MODUL 4
Persalinan Abnormal

KELOMPOK 5


Nessa Rahmadini Fajri 2011730073
Nida Nabillah Akmal 2011730074
Nindhita Ayu Andhini 2011730075
Novita Nurahmi 2011730076
Nunung Nuripah 2011730077
Nur Darda Hajatulail 2011730078
Nurul Iman 2011730079
Putri Rafika Zahra 2011730080
Rachma Novriesya 2011730081
Rachmania Mayangsari Muchlis 2011730082


Tutor : dr. H. Nizamuddin, MS

Faktor Risiko
Wanita 28 tahun
G2P1001 hamil
34 minggu
Palpasi
Fundus uteri 4 jari
dibawah processus
xyphoideus
Presentasi sunsang
HIS 2-3x/menit 30
40 detik
DJJ 9-8-9
TBJ 1950 gram
Periksa Dalam
Dilatasi serviks 5cm
Pendataran 50%
Selaput ketuban
negatif
Cairan ketuban
jernih
Teraba kaki
disamping bokong
station +1
Teraba tali pusat
disamping bokong
dan berdenyut
Keluar cairan dari
vagina jernih
Alur Diagnostik
Penanganan Komplikasi & Prognosis
PROBLEM TREE
Skenario 5
Wanita usia 28 tahun, G2P1001 hamil 34 minggu,
datang dengan keluhan 2 jam yang lalu keluar cairan
dari vagina jernih. Riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya baik dan tanpa komplikasi di rumah sakit
yang sama. Palpasi: Fundus uteri 4 jari bawah
processus xyphoideus, presentasi sungsang, kontraksi
uterus 2-3 kali per menit 30-40 detik. Detak jantung
janin 9-8-9. Tafsir berat janin 1950 gram. Periksa
dalam: dilatasi servik 4 cm, pendataran 50%, selaput
ketuban negatif, cairan ketuban jernih, teraba kaki
disamping bokong station +1, teraba talipusat
disamping bokong dan berdenyut.
Kata Sulit
1. G2P1001 : Gravida(G) Kehamilan ke-2(2) Partus(P) Aterm(1)
Prematur(0) Abortus(0) Jumlah anak yang hidup(1)
2. Station +1 : Kaki sudah melewati 1cm dari spina ischiadicus

Kata Kunci/Kalimat Kunci
1. Wanita 28 tahun G2P1001 hamil 34 minggu
2. Keluhan 2 jam yang lalu keluar cairan dari vagina jernih
3. Pada palpasi ditemukan Fundus Uteri 4 jari dibawah Processus
Xyphoideus, presentasi sungsang, kontraksi uterus 2-3x/menit 30-40
detik dan DJJ 9-8-9
4. Periksa dalam dilatasi serviks 4cm, Pendataran 50% selaput ketuban
negatif, cairan ketuban jernih, teraba kaki disamping bokong station +1
dan teraba tali pusat disamping bokong dan berdenyut
5. Tafsiran berat janin 1950 gram
6. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya baik
7. diputuskan untuk melakukan seksio sesar

Pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme persalinan normal (Sebab terjadi proses
persalinan, faktor yang berperan, tanda inpartum, lama proses
persalinan pada primipara dan multipara) ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi persalinan abnormal?
3. Jelaskan dan tetapkan pemeriksaan dan pemantauan proses persalinan?
4. Jelaskan cara pengisian dan interpretasi patogram?
5. Apa perbedaan janin normal dan prematur?
6. Apa definisi dari air ketuban, karakteristik dan fungsinya serta jelaskan
definisi KPD, etiolofi, patomekanisme, epidemiologi dan faktor
risikonnya?
7. Bagaimana penentuan dan penetapan pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan persalinan abnormal?
8. Apa interpretasi dari hasil palpasi di skenario?
9. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan dalam skenario serta jelaskan
tentang prolapsus tali pusat (definisi, etiologi, patomekanisme,
klasifikasi, alur diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi) ?
10. Jelaskan indikasi seksio sesar?


Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. (Prawirohardjo, 2002)



Persalinan normal Persalinan abnormal
Proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm),
pada janin letak memanjang,
presentasi belakang kepala yang
disusul dengan pengeluaraan
plasenta dan seluruh proses
kelahiran itu berakhir dalam
waktu >24 jam tanpa
tindakan/pertolongan buatan
dan tanpa komplikasi
Persalinan pervaginam dengan
bantuan alat-alat maupun
melalui dinding perut dengan
SC
Sebab
terjadinya
proses
persalinan
Penurunan
kadar
progesteron
Kadar
Oxytosin
Keregangan
otot-otot
Pengaruh
janin
Kadar
prostaglandin
Faktor yang berperan dalam kehamilan
Power Passage Passenger Psyche
Tanda-tanda Inpartu

Rasa sakit oleh
adanya his yang
datang lebih
kuat, sering, dan
teratur.
Keluar lendir
bercampur darah
(show) yang lebih
banyak robekan-
robekan kecil
pada serviks.
Kadang-kadang
ketuban pecah
dengan
sendirinya.
Pada
pemeriksaan
dalam : serviks
mendatar dan
pembukaan telah
ada.
FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL
Persalinan Kala I
His teratur dan dilatasi serviks lengkap, keluarnya lendir
yang bersemu darah (bloody show)
Fase Laten
Fase Aktif
Dilatasi serviks sangat
lambat sampai mencapai
ukuran 3 cm
Berlangsung
selama 8 jam
Fase
akselerasi
Fase dilatasi
max
Fase
deselerasi
Dilatasi 3cm 4cm
dalam waktu 2 jam
Dilatasi 4cm 9cm,
berlangsung sangat
cepat dalam waktu 2
jam
Pembukaan menjadi
lambat kembali, dalam
waktu 2 jam dilatasi
9cm lengkap
Persalinan Kala I pada primigravida berlangsung
selama 13 jam
Persalinan Kala
II
His kuat dan lebih
cepat 2-3 menit sekali
Kepala janin sudah
masuk ruang panggul
rasa mengedan dan
tekanan pada rektum
BAB
Perineum
menonjol&menjadi
lebar dengan anus yg
membuka
Labia mulai
membuka dan
tampak kepala janin
dalam vulva pda
waktu His
Kepala janin
dilahirkan dengan
suboksiput dibawah
simfisis
Dahi, dagu, muka
melewati perineum
Anggota badan bayi
Primigravida 1,5
jam
Persalinan Kala
III
Uterus teraba keras
dengan fundus uteri
diatas pusat
Uterus berkontraksi
untuk melepaskan
placenta dari
dindingnya
6-15 menit dan keluar
spontan/dengan
tekanan pada fundus
Persalinan Kala IV evaluasi
-perdarahan post
partum
-kontraksi uterus
Tanda vital ibu



LAMA PROSES PERSALINAN
Serviks mendatar dulu,
baru dilatasi
Berlangsung selama 13-
14 jam

Mendatar & membuka
bisa bersamaan
Berlangsung 6-7 jam

PRIMIGARVIDA MULTIGRAVIDA
Primigravida Multigravida
Kala I 13 jam 7 jam
Derajat penurunan 1cm/jam 2cm/jam
Pembukaan 1,2 cm/jam 1,5 cm/jam
Kala II 1 jam jam
Kala III jam 1/ 4 jam
Lama Persalinan 14 jam 7 jam
2. Bagaimana mekanisme persalinan
abnormal berdasarkan faktor yang
mempengaruhinya ?
Distosia
Distosia (persalinan sulit) : persalinan abnormal atau
sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak
adanya kemajuan proses persalinan dalam satuan
waktu tertentu.
American College of Obstetricians
and Gynecologists (1995)
Kelainan kekuatan
(kontraktilitas uterus
dan upaya ekspulsif
ibu)
Kelainan jalan lahir
(panggul) / kapasitas
panggul tidak
memadai
Kelainan penumpang
(janin) : kelainan
presentasi, posisi dan
perkembangan janin.
Pemeriksaan Fisik pada ibu
hamil
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan Umum

1. Kondisi Umum (tampak sakit berat atau sedang)
2. Kesadaran
3. Tampak pucat atau anemis
4. Tanda Vital
a. Suhu
b. Tekanan Darah
c. Frekuensi pernafasan
d. Denyut nadi
e. Tinggi Badan
f. Berat Badan


Pemeriksaan Obstetri

1. Pemeriksaan Tinggi fundus
Menentukan tinggi fundus uteri untuk
memperkirakan usia kehamilan
berdasarkan parameter tertentu.Caranya
dengan mengukur jarak antara puncak
fundus uteri dengan tepi atas simfisis
pubis dengan pita pengukur .













2. Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Leopold III
d. Leopold IV












(a) (b)
( c) (d)
3. Palpasi Perlimaan
Untuk menentukan derajat desensus (penurunan). Penilaian penurunan kepala
janin dilakukan dengan menghitung proporsi bagian terbawah janin yang masih
berada diatas tepi atas simpisis dan dapat diukur dengan 5 jari tangan pemeriksa

4. Palpasi Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus dapat dirasakan
sebagai pengerasan dibawah
dinding abdomen.
Caranya dengan meletakkan
telapak tangan pada dinding
depan abdomen ibu (bagian
fundus) dan rasakan kontraksi.
Pada fase aktif minimal terjadi 2
kontraksi dalam 10 menit dan lama
kontraksi adalah 40 detik atau
lebih. Diantara 2 kontrkasi akan
terjadi relaksasi dinding uterus.


5. Tafsiran Berat Janin

Berdasarkan rumus Johnson
Tausack. Perhitungan ini penting
sebagai pertimbangan memutuskan
rencana persalinan pervaginam
secara spontan.
Rumusnya




N: 12 bila belum masuk PAP
N : 11 sudah masuk PAP

TBJ : (Tinggi fundus uteri N ) x 15

6. Pemeriksaan Denyut Jantung
Janin

Untuk dapat mendengar detak
jantung janin dapat menggunakan
stetoskop Laeneck atau alat
dopton.
Setelah dapat ditetapkan letak
pungtum maksimum dari detak
jantung janin, untuk
mempermudah perhitungannya
dapat dilakukan dengan secara
interval setiap 5 detik. Ini berarti
jumlahnya dihitung selam 5 detik
diselingi 5 detik bebas, selanjutnya
dihitung kembali. Dengan
demikian, jumlahnya menjadi
3kali-5 detik.
Normal : 120-160x/menit.





7.Pemeriksaan Kemajuan
Persalinan

Dengan cara melakukan
pemeriksaan dalam, dengan cara
memasukan jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dalam
keadaan rapat dan lurus ke dalam
vagina. Dilatasi serviks adalah
parameter utama kemajuan
persalinan pada kala I.







What for ?
Pantau kemajuan persalinan dan bantu petugas medis
tentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Dan tentukan
adanya :
a. Gawat ibu atau janin
b. Lama atau normal
c. Rujukan
Komponen data
a. DJJ/menit
b. Air ketuban
c. Pembukaan serviks berikut turunnya kepala
d. Kontraksi tiap 10 menit
e. Oksitosin
f. Obat dan cairan IV
g. Nadi dan TD
h. Suhu
i. Urin : protein, aseton dan volume
Perbedaan Janin
Matur Prematur
Umur kehamilan 37 minggu41 minggu
Umur kehamilan sama atau kurang dari 37
minggu
Berat badan 25004000 gram
Berat badan sama atau kurang dari 2500
gram
Panjang badan 48-52 cm Panjang badan sama atau kurang dari 46 cm
Lingkar dada 3038 cm Lingkar dada sama atau kurang dari 30 cm
Lingkar kepala 33-35 cm
Lingkar kepala sama atau kurang dari 33 cm,
dan kepala lebih besar dari badannya
Pernafasan 40-60 kali/menit, dan Napas
bayi teratur dan tenang, dinding dada dan
dinding perut bergerak teratur
Pusat pada pernapasan belum sempurna
menyebabkan pengambilan oksigen belum
cukup sehingga bayi hipoksia, hipotermia,
sianosis, asidosis dan dapat meninggal
Kuku agak panjang dan lemas Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
Perbedaan Janin
Matur Prematur
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala
biasanya telah sempurna
Rambut lanugo (rambut halus) masih banyak
Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan
mengepal dan menekuk di siku, tungkai
setengah tekuk di sendi paha dan lutut
Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif
dan pergerakkannya lemah
Warna putih mata tetap putih Warna putih mata kuning
Fungsi saraf sudah baik mulai dari reflek hisap
dan menelan sudah terbentuk dengan baik,
reflek morrow atau gerak memeluk bila
dikagetkan sudah baik, reflek graps atau
menggenggam sudah baik
Fungsi saraf yang belum atau kurang matang,
mengakibatkan refleks isap, menelan dan Tonic
neck refleks lemah
Bayi menangis dengan keras dan nyaring Tangisnya lemah
Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir,
hingga tangan dan bagian kaki
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
Perbedaan Janin
Matur Prematur
Frekuensi jantung 120160 kali/menit
Lubang hidung sempit sering menyebabkan
trauma lecet dan infeksi
Tinja pada hari pertama sampai ke-7
berwarna hijau, hari berikutnya berubah
jadi kuning memiliki eliminasi yang baik,
mekonium untuk bayi baru lahir akan
keluar dalam 24 jam pertama
Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
Warna urin jernih atau kekuningan
Tulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya
Genitalia; untuk perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora dan untuk
laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah
ada
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmental
dan testis belum turun ke dalam skrotum.
Untuk bayi perempuan klitoris menonjol,
labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (Asrining S,et.all.2003)
6. Jelaskan definisi ,karakteristik , fungsi dari Air
ketuban serta Jelaskan definisi, etiologi, diagnosis,
penatalaksanaan, komplikasi dari KPD!

AIR KETUBAN
DEFINISI
cairan ketuban atau
amnion yang
menyelubungi atau
membungkus janin
dalam rahim. ( Buku
Perawatan
Maternalis , by Helen
Ferrer Rn Rm . EGC )
Volume air ketuban
sekitar 250-800 cc
KARAKTERISTIK
Berat jenisnya sekitar
1,007-1,008
98% terdiri atas air
Warna putih
mengandung bahan
organik sehingga
keruh , berbau khas,
amis
Bahan organiknya :
rambut lanugo, sel
epithel yang lepas,
verniks kaseosa,
protein albumin
2,5%
Terdapat lesitinatin
dan sfingomiolin
untuk menentukan
tuanya parunya

FUNGSI
Melindungi janin
dari trauma
langsung, panasatau
kedinginan
Memberikan
kesepatan tumbuh
kembang janin
secara seimbang ke
segala arah di
intrauterin secara
seimbang
Meratakan tekanan
his keseluruh
dinding rahim
sehingga terjadi
pembukaan serviks
uteri
Sebagai penyuci
hama saat
persalinan.
(Buku Pengantar Kuliah Obstetri. EGC)
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DEFINISI
Etiologi

Pecahnya ketuban sebelum
waktunya tanpa disertai
tanda inpartu dan setelah
satu jam tetap tidak diikuti
dengan proses inpartu
sebagaimana
mestinya.sebagian besar
pecahnya ketuban secara dini
terjadi sekitar usia kehamilan
37 minggu.

(Buku Pengantar Kuliah
Obstetri . EGC)

Persalinan prematur
Korioamnionitis terjadi dua kali sebanyak KPD
Malposisi atau malpresentasi janin
Faktor yang mengakibatkan kerusakan serviks
(aborsi teraputik, peningkatan paritas
inkompetensi serviks)
Riwayat KPD sebelumnya sebanyak dua kali
atau lebih
Faktor faktor yang berhubungan dengan
berat badan ibu
Merokok selama kehamilan
Usia ibu yang lebih tua yang menyebabkan
ketubannya kurang kuat dibandingkan usia ib
u yang lebih muda
Riwayat hubungan seksual baru-baru ini.

( Buku Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktis.EGC)
















Diagnosis KPD
1. Riwayat pengeluaran cairan
dalam jumlah besar secara
mendadak atau sedikit demi
sedikit pervaginam
2. Untuk menegakkan diagnosis
dapat diambil pemeriksaan :
Inspekulo untuk pengambilan
cairan pada forniks posterior :
Pemeriksaan lakmus yang akan
berubah menjadi biru-sifat basa
Fern Test cairan amnion
Kemungkinan infeksi dengan
memeriksa:
Beta streptokokus
Clamydia trachomatis
Neisseria gonorrhoeae
3. Pemeriksaan USG untuk mencari
:
Amniotic Fluid Index ( AFI)
Aktivitas janin
Pengukuran BB janin
Detak jantung janin
Kelainan kongenital atau deformitas
4. Membuktikan kebenaran ketuban
pecah dengan jelas :
Aspirasi air ketuban untuk dilakukan :
Keluarnya cairan amnion
Pemeriksaan interleukin 6
Alfa fetroprotein
Seluruhnya digunakan untuk
membuktikan adanya kemungkinan
infeksi intrauterin
Penyuntikan indigo karmin ke dalam
amnion serta melihat dikeluarkannya
pervaginal
(Buku Pengantar Kuliah Obstetri . EGC)
Penatalaksanaan pada Ketuban Pecah Dini
Konservatif
Tirah baring , dikombinasikan dengan pemberian antibiotik Ampisilin dosis tinggi
untuk infeksi streptokokus beta dan Eritrosisn dosis tinggi untuk clamydia
trichomatis , uretroplasma dan lainnya.
Aktif
Untuk memperpanjang usia kehamilan dengan memberikan kombinasi :
Kortikosteroid untuk mematangkan paru
Tokolitik untuk mengurangi kontraksi otot uterus
Antibiotik untuk mengurangi peranan infeksi sebagai pemicu terjadinya proses
persalinan
Tindakan tatalaksana aktif juga dapat tidak terlalu banyak dapat meningkatkan
maturitas janin dan paru
Agresif
Dilakukan jika ada indikasi vital sehingga tidak dapat ditunda karena mengancam
kehidupan janin . indikasi vital yangdimaksudkan yaitu :
Infeksi intrauterin, Solusioplasenta, Gawat janin, Evaluasi detak jantung janin
dengan KTG menunjukan hasil gawat janin atau redup, Bb janin cukup viabel untuk
dapat berpartisipasi diluar kandungan.
(Buku Pengantar Kuliah Obstetri . EGC)

Maternal
Antepartum : korioamnionitis , solusio plasenta
Intrapartum : trauma persalinan akibat induksi /operatif
Kemungkinan retensio dari plaseta
Postpartum : trauma tindakanj operatif, infeksi masa nifas, perdarahan postpartum
Neonatus
Semakin muda usia kehamilan semakin rendah BB janin ,maka komlikasi akan
semakin berat
Komplikasi akibat prematuritas : mudah infeksi , mudah terjadi trauma akibat
tindakan persalinan, mudah terjadi aspirasi air ketuban dan menimbulkan asfiksia
sampai kematian
Komplikasi akibat postpartum : penyakit RDS / hialin membran, hipoplasia paru,
hipoglikemik, gangguan fungsi alat vital.
Komplikasi akibat ketuban pecah : Prolaps bagian janin terutama tali pusat dengan
akibatnya mudah terjadi intrauterin dan neonatus.


( Buku Pengantar Kuliah Obstetri . EGC )




1. Saat fundus uteri 4 jari bawah processus xyphoideus ini
menunjukkan usia janin sudah 34 minggu.
2. DJJ = 9+8+9
= 26 (DJJ selama 15 detik)
= 26 x 4
= 104x/menit (DJJ selama 1 menit)
Dapat disimpulkan Denyut Jantung Janin sebanyak 104x/menit,
normal DJJ yaitu 120-160x/menit. Sehingga janin dikategorikan
bradikardi.
3. Untuk janin yang berusia 24 minggu Tafsiran Berat Janin normal
antara 2000-2250 gram sedangkan pada skenario TBJ hanya 1950
gram sehingga janin kemungkinan bisa mengalami BBLR


Janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi
keduanya.

DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
1. Relaksasi uterus
2. Plasenta previa
3. Bobot janin relatif rendah
4. Rahim yang sangat elastis
5. Kelainan bawaan
1. Insedensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur
kehamilan 37 minggu
2. Sebelum umur kehamilan 28
minggu, kejadian presentasi
bokong berkisar antara 25-
30%, dan sebagian besar akan
berubah menjadi presentasi
kepala setelah umur
kehamilan 34 minggu.

MEKANISME

1. Persalinan pervaginam:
Persalinan sungsang
spontan pervaginam
(cara Bracht)
Persalinan pervaginam
dengan ekstraksi bokong
parsialis
Persalinan pervaginam
dengan ekstraksi bokong
atau kaki totalis
2. Persalinan perabdominal :
Seksio Sesarea

KLASIFIKASI
1. Frank Breech/Letak Bokong
2. Complete Breech/Letak
Sungsang Sempurna
3. Incomplete Breech/Singel
Footling Breech
4. Letak Lutut
Presentasi bokong pada persalinan
awal
Persyaratan persalinan vaginal
terpenuhi
Lakukan bedah sesar
Tawarkan dan konseling cara persalinan
vaginal
Informed consent
TBJ > 3,6 kg TBJ 2 3,6 kg TBJ < 2 kg
Versi luar
Bedah sesar
TBJ < 2 kg
Bedah sesar
Percobaan
persalinan
pervaginal
Persalinan lambat
Lanjutkan
persalinan
vaginal
tidak ya
Tidak bersedia
vaginal
Bersedia vaginal
gagal
berhasil
ya
gagal
tidak
PENANGANAN

Ibu:
rupture uteri dan laserasi serviks,
atonia uteri dan perdarahan
postpartum.
Janin:
asfiksia, trauma persalinan,
infeksi.

Komplikasi

Baik ibu maupun janin akan
menghadapi risiko yang lebih besar
pada presentasi bokong, mortalitas
dan morbiditas ibu dan janin tinggi
pada kehamilan yang dipersulit
dengan presentasi bokong. Risiko ini
akan lebih meningkat jika dilakukan
seksio sesarea darurat bukan seksio
sesarea elektif.

Prognosis
Penyulit

1. Morbiditas dan mortalitas
perinatal
2. BBLR pada kelahiran preterm,
pertumbuhan terhambat, dan
keduanya.
3. Prolapsus tali pusat.
4. Plasenta previa.
5. Anomali janin, neonatus, dan
bayi.
6. Anomali dan tumor uterus.
7. Janin multipel.
8. Intervensi operatif, terutama
seksio sesarea.

8. Pemeriksaan Penunjang dan
Penanganan Pada Skenario
Pemeriksaan penunjang
pada ibu hamil
Pemeriksaan Laboratorium
Tes darah
HCG
Golongan darah dan
faktor rhesus ibu

Tes urin
(dapat menggunakan test
pack pada pagi hari)
Pemerisaan Radiologi
USG
Perkembangan janin
Konfirmasi kehamilan
Usia kehamilan
Mengukur cairan ketuban
Kelainan letak janin
Lainnya
Tes amniosintesis
mengetahui gangguan
genetik pada bayi dengan
memeriksa
Penanganan ketuban pecah dini
usia kehamilan
< 32-34 minggu
usia kehamilan 32-37 minggu,
Rawat di rumah sakit,
antibiotic (ampisilin
4 x 500 mg)
Tidak ada
Tanda infeksi
Ada tanda
infeksi
In partu
Belum in partu
beri antibiotic, dan
lakukan induksi,
nilai tanda-tanda
infeksi berikan tokolitik
(salbutamol),
deksametason, dan
induksi sesudah 24
jam
beri
deksametason,
observasi tanda-
tanda infeksi,
dan
kesejahteraan
janin
Usia kehamilan > 37 minggu
induksi
dengan
oksitosin
gagal

seksio
sesarea.
9. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan
dalam pada skenario serta jelaskan tentang
prolapsus tali pusat?
Dilatasi serviks 4 cm Menunjukkan kala I fase aktif
Teraba kaki di samping bokong station
+1
kaki dan bokong berada 1 cm di bawah
spina ischiadica
Selaput ketuban negatif selaput ketuban utuh, namun tidak
menjamin tidak terjadinya infeksi intra
uterin
Derajat pendataran serviks panjang serviks berkurang
setengahnya.
Prolapsus Tali Pusat
Definisi

tali pusat dijalan lahir
dibawah presentasi janin
setelah ketuban pecah.
Etiologi
1. Multipara
2. Letak lintang
3. Letak sungsang
4. Letak majemuk
5. Panggul sempit
6. Hidrosefalus dan anensefalus
7. Hidramnion
8. Plasenta previa
9. Kehamilan ganda
10. Disproporsi sefalopelvik
11. Ketuban pecah dini
12. Persalinan prematur

Klasifikasi
Tali pusat menumbung (Prolapsus
funikuli)
Tali pusat terdepan

tali pusat tersembunyi

Diagnosis
pada pemeriksaan dalam teraba tali pusat
yang berdenyut pada pemeriksaan vagina
ultrasonografi (USG) obstetri.
Pemeriksaan kardiotokografi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Janin berdenyut
Kala 1
sesio sesarea.
salbutamol 0,5 mg IV
bagian terndah janin
segera didorong keatas
sehingga tahapan tali
pusat dapat dikurangi.
Kala 2
letak lintang, siapkan
segera seksio sesarea
forsep piper atau
panjang untuk
melahirkan kepala
yang menyusul
(presentasi bokong)
persalinan dengan
ektrasi vakum atau
ektraksi cunam /
forceps. (presentasi
kepala)
Tidak berdenyut
Janin telah
meninggal
INDIKASI
Distosia
Fetal distress
Adanya kelelahan persalinan
Komplikasi pre-eklamsia
Ibu menderita herpes
Putusnya tali pusar
Risiko luka parah pada rahim
Persalinan kembar
Bayi pada posisi sungsang
Kegagalan persalinan dengan indikasi
Kegagalan persalinan dengan alat bantu
Bayi besar ( BB > 4,2 kg)
Masalah pada plasenta yaitu seperti plasenta previa
Kontraksi pada pinggul
Sebelumnya pernah mengalami seksio sesarea
Sebelumnya pernah mengalami masalah pada
penyembuhan pereneum
Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita
sindrom antibodi antifosfolipid
CPD ( cephalo pelvic disproportion)
Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal
Ibu menderita hipertensi


Referensi
Benson,C.Ralph. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi edisi 9. Jakarta : EGC
Cunningham, F. Garry, [et.al.]. 2001. Williams Obstetrics, 21 edition. Texas : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Hacker Neville F, dkk. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Ed 2. hlm 567-
580. Jakarta : EGC
Hidayati, Ratna. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis.
Jakarta : Salemba Medika.
Johnson Ruth, dkk . 2005 . Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan, edisi 3. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Soetjiningsih, dkk. 1995. Cet 1. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Samik Wahab, A. 2000. Cet 1. Ed 15. Vol 1. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC
Sastrawinta, Sulaimandkk. 2005. IlmuKesehatanReproduksi: ObstetriPatologi
Ed.2. Jakarta: EGC




SIMPULAN
Berdasarkan gejala pada skenario wanita usia 28 tahun,
G2P1001 hamil 34 minggu, datang dengan keluhan 2 jam
yang lalu keluar cairan dari vagina jernih. Didapatkan pada
palpasi: Fundus uteri 4 jari bawah processus xyphoideus,
presentasi sungsang, kontraksi uterus 2-3 kali per menit
30-40 detik. Detak jantung janin 9-8-9. Tafsir berat janin
1950 gram. Periksa dalam: dilatasi servik 4 cm, pendataran
50%, selaput ketuban negatif, cairan ketuban jernih, teraba
kaki disamping bokong station +1, teraba talipusat
disamping bokong dan berdenyut. Dari gejala yang dialami
pasien, diputuskan untuk melakukan seksio sesar.

Anda mungkin juga menyukai