Radikulopati Lumbaris
Radikulopati Lumbaris
Anamnesa
Autoanamnesa
Keluhan Utama : Nyeri tungkai kiri
Anamnesa Khusus :
anamnesa
RPD
KEADAAN UMUM
Kesadaran : compos mentis
BB/TB : 68 kg/155 cm.
Status gizi : 28,07 overweight
Pernafasan : reguler, 20x / menit
Tensi
: 160/100 mmHg Hipertensi stage 2
Nadi
: 84x / menit, reguler, equal, isi cukup
Suhu
: 36,00C
Kepala
: t.a.k
Konjungtiva: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
: KGB tdk membesar
Thorax
: B/U dbn
Jantung
: BJ 1 & 2, murmur (-)
Paru-paru
: VBS +/+, Rh -/-, Wh -/ Abdomen : datar, BU (+), soepel, nyeri tekan (-)
Pembuluh darah : bruit (-)
Kepala
Columna vertebralis
: B/U normal
: sulit dinilai
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Brudzinski III
Kernig
Lasegue
:
:
:
:
:
:
-/+
-/+
Saraf otak:
N. I :
Penciuman
: baik
N. II:
Kampus
: baik
fundus okuli
: tidak dilakukan pemeriksaan
N. III, IV, VI :
Ptosis
:
Pupil
: bulat, isokor, 3mm
Posisi mata
: central, sejajar
Sensorik :
Oftalmikus
: +/+
Maksilaris
: +/+
Mandibularis
: +/+
Motorik
: baik
N. VII :
Memejamkan mata
: baik
Plika naso-labialis
: simetris
Gerakan wajah
: baik
N. VIII :
Pendengaran
: baik
Suara
: baik
Menelan
: baik
Arkus faring
: simetris
Uvula
: sentral
Refleks faring
: tidak diperiksa
N. XI :
Angkat bahu
: baik, simetris
Menengok ke kanan/kiri
: baik simetris
N. XII :
Atrofi
:
Fasikulasi
:
Kekuatan
: atas 5/5, bawah 5/5
Tonus
: normotoni
Atrofi
:
Fasikulasi
:
Gerakan involunter : 5. Sensorik
Lengan kiri
: baik
Lengan kanan
: baik
Batang tubuh
: baik, simetris
Tungkai kiri
: baik
Tungkai kanan
: baik
6. Koordinasi
Cara bicara
: Normal
Tremor
:
Tes telunjuk hidung : Normal
4.
Fisiologis
Biceps
Triceps
Radius
KPR
APR
Kremaster
Patologis
:
:
:
:
:
:
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
tidak diperiksa
Hofman Tromner
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
:
:
:
:
:
:
-/-/-/-/-/-/-
Pemeriksaan Penunjang
24/11/2014
Urin Rutin
BJ
1,010
pH
Protein
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Nitrit
:
: 5,0
:::: <2
::-
Sedimen
Sel epitel
Eritrosit
Leukosit
LPB
Bakteri
Kristal
Lain-lain
25/11/2014
Asam urat
: 4-6 / LPB
: 0-1 / LPB
: 10-15 /
:+
::-
: 6,3 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Foto Vertebra LS AP/Lat
Kesan : spondilosis Vertebra L 2-4, kompresi
vertebra T 12, listesis L 4-5
RESUME
ANAMNESA
Kesadaran
: CM
Rangsang meningen : Kernig
: -/+
Laseque
: -/+
Nervi craniales
: dbn
Motorik : atas 5/5 bawah 5/5
Sensorik
: baik
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Fungsi luhur
Patrick test
Valsalva
:
:
:
:
:
+/+
-/baik
-/+
+
Pemeriksaan Penunjang
24/11/2014
Sedimen
Urin Rutin
Sel epitel
: 4-6 / LPB
BJ
:
Eritrosit
: 0-1 / LPB
1,010
Leukosit
: 10-15 /
pH
: 5,0
LPB
Protein
:Bakteri
:+
Glukosa
:Kristal
:Keton
:Lain-lain
:Urobilinogen : <2
Bilirubin
:25/11/2014
Nitrit
:Foto Vertebra LS AP/Lat Asam urat : 6,3 mg/dL
Kesan : spondilosis Vertebra L 2-4, kompresi
vertebra T 12, listesis L 4-5
Kesadaran
: CM
Rangsang meningen : Kernig
: -/+
Laseque
: -/+
Nervi craniales
: dbn
Motorik : atas 5/5 bawah 5/5
Sensorik
: baik
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Fungsi luhur
Patrick test
Valsalva
:
:
:
:
:
+/+
-/baik
-/+
+
DIAGNOSA
Diagnosis banding : Radikulopati Lumbaris kiri
Diagnosis tambahan : Hipertensi Stage 2, ISK
Diagnosis Kerja
: Radikulopati Lumbaris kiri +
Hipertensi Stage 2 + ISK
Usulan Pemeriksaan
Foto LS AP/Lat
CT Scan
EMG
Foto Thorax AP
EKG
Hematologi Rutin
Fungsi ginjal
Faktor reumatoid
Alkali fosfatase, Ca
Penatalakasanaan
Non medikamentosa :
Bed Rest
Fisioterapi
Medikamentosa:
Ibuprofen 3x400mg
Chlorzoxazone 2x200mg
Amlodipin 1x5mg
Radikulopati
Defenisi
Radikulopati adalah suatu keadaan yang
berhubungan dengan gangguan fungsi dan
struktur radiks akibat proses patologik yang
dapat mengenai satu atau lebih radikssaraf
dengan pola gangguan bersifat dermatomal
Etiologi :
1. Proses Kompresif
2. Proses Inflamasi
3. Proses Degenerasi
1. Proses kompresif
hernia nucleus pulposus (HNP), tumor medulla
spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan
spondilolithesis, stenosis spinal, traumatic
dislokasi, kompresif fraktur, scoliosis dan
spondilitis tuberkulosa, cervical spondilosis
2. Proses inflammatori
Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster
3. Proses degeneratif
Diabetes Mellitus
Tipe Radikulopati
1. Radikulopati lumbar
Radikulopati lumbar disebabkan oleh iritasi atau
kompresi radiks saraf daerah lumbar, sering disebut
sciatica. Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh
beberapa sebab seperti bulging, spinal stenosis,
deformitas vertebra atau herniasi nukleus pulposus.
Radikulopati dengan keluhan nyeri pinggang bawah
sering didapatkan (low back pain)
2. Radikulopati cervical
Radikulopati cervical umunya dikenal dengan
pinched nerve atau saraf terjepit merupakan
kompresi pada satu atau lebih radix saraf pada leher.
Gejala pada radikulopati cervical seringnya
disebabkan oleh spondilosis cervical.
3. Radikulopati torakal
Radikulopati torakal merupakan bentuk relative
jarang dari kompresi saraf pada punggung tengah.
Daerah ini tidak didesain untuk membengkok
sebanyak lumbal atau cervical. Hal ini menyebabkan
area thoraks lebih jarang menyebabkan sakit pada
spinal. Kasus yang sering yang ditemukan pada
bagian ini adalah nyeri pada infeksi herpes zoster.
Spondilosis Lumbalis
Definisi
Spondilo berasal dari bahasa Yunani yang
Epidemiologi
Spondylosis lumbal muncul karena proses
penuaan atau perubahan
degeneratif. Spondylosis lumbal banyak pada
usia 30 45 tahun dan paling banyak pada usia
45 tahun. Kondisi ini lebih banyak menyerang
pada wanita dari pada laki-laki.
Etiologi
Penonjolan tulang atau osteofit yang tumbuh
keluar melalui jalur saraf.
Penonjolan bagian dari diskus yang terletak di
depan saraf.
Herniasi nukleus pulposus melalui bagian luar
b.
Stress akibat aktivitas dan pekerjaan,
degenerasi diskus juga berkaitan dengan
aktivitas-aktivitas tertentu. (twisting, mengangkat,
membungkuk, postur jelek yang terus menerus),
dan vibrasi seluruh tubuh (seperti
berkendaraan).
c.
Peran herediter, Faktor genetik mungkin
mempengaruhi formasi osteofit dan degenerasi
diskus. Penelitian Spector and MacGregor
menjelaskan bahwa 50% variabilitas yang
ditemukan pada osteoarthritis berkaitan dengan
faktor herediter.
d.
Adaptasi fungsional, Penelitian Humzah and
Soames menjelaskan bahwa perubahan
Patofisiologi
Perubahan patologi yang terjadi pada diskus
intervertebralis antara lain:
a. Annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber
cenderung melonggar dan muncul retak pada
berbagai sisi.
b. Nucleus pulposus kehilangan cairan
c. Tinggi diskus berkurang
Gejala klinis
Gambaran klinis yang terjadi tergantung pada
lokasi yang terjadi baik itu cervical, lumbal dan
thoracal. Untuk spondylosis daerah lumbal
memberikan gambaran klinis sebagai berikut:
a. Onset, biasanya awal nyeri dirasakan tidak ada
apa-apa dan tidak menjadi suatu masalah
sampai beberapa bulan. Nyeri akut biasanya
ditimbulkan dari aktivitas tidak sesuai.
b. Nyeri, biasanya nyeri terasa disepanjang
sacrum dan sacroiliac joint. Dan mungkin
menjalar ke bawah (gluteus) dan aspek lateral
dari satu atau kedua hip. Pusat nyeri berasal dari
tingkat L4, L5, S1.
c. Referred pain:
1) Nyeri mungkin saja menjalar ke arah tungkai
karena adanya iritasi pada akar persarafan. Ini
cenderung pada area dermatomnya
2) Paha (L1)
3) Sisi anterior tungkai (L2)
4) Sisi anterior dari tungkai knee (L3)
5) Sisi medial kaki dan big toe (L4)
6) Sisi lateral kaki dan tiga jari kaki bagian medial
(L5)
7) Jari kaki kecil, sisi lateral kaki dan sisi lateral
bagian posterior kaki (S1)
8) Tumit, sisi medial bagian posterior kaki (S2)
Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling
sering ditemukan pada penderita nyeri punggung
bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi karena
pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah
yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap
tubuh normal. Hal ini didukung oleh ketegangan
otot pada sisi vertebra yang sakit
Penatalaksanaan
Terdiri dari pengobatan konservatif dan
pembedahan.
Pada pengobatan konservatif, terdiri dari
analgesik dan memakai korset lumbal yang
mana dengan mengurangi lordosis lumbalis
dapat memperbaiki gejala dan meningkatkan
jarak saat berjalan
Fisioterapi
Tujuan tindakan fisioterapi pada kondisi ini yaitu
untuk meredakan nyeri, mengembalikan
gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur.
Pada pemeriksaan (assessment) yang perlu
diidentifikasi adalah:
1) gambaran nyeri
2) factor pemicu pada saat bekerja dan saat
luang
3) ketidaknormalan postur
4) keterbatasan gerak dan faktor
pembatasannya.
5) Hilangnya gerakan accessories dan mobilitas
Pencegahan
Mengingat beratnya gejala penyakit ini dan kita
tidak pernah tahu seberapa cepat proses
degenerasi terjadi pada tulang punggung, maka
ada beberapa hal yang dapat dilakukan dari
sekarang untuk mengurangi resiko terjadinya
spondylosis. Antara lain :
Hindari aktivitas dengan benturan tinggi (high
impact), misalnya berlari. Pilih jenis olah raga
yang lebih lembut dan mengandalkan
peregangan dan kelenturan.
Lakukan exercise leher dan punggung yang
dapat meningkatkan kekuatan otot, kelenturan,
dan jangkauan gerak.
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis
Osteo = tulang
porosis = lubang
Osteoporosis penyakit tulang
sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas massa tulang dan perburukan
mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi mudah rapuh.
Patogenesis
Primer, dibagi 2:
1. Osteoporosis postmenopause
2. Osteoporosis senilis (faktor usia)
Sekunder
Insidensi
Berdasar data penelitian, wanita berusia 65
tahun ke atas yang menderita penyakit itu 1520% dan 80 tahun ke atas lebih banyak lagi,
25-40%.
Wanita lebih beresiko menderita osteoporosis
daripada pria
Kaukasia dan oriental lebih berisiko daripada
kulit hitam
Immobilisasi lama
Asupan Kalsium yang rendah
Gejala Klinik
beraktivitas
Rasa sakit berkurang bila beristirahat
Timbul tiba-tiba atau akut
Diagnosis Pasti
Mengukur densitas masa tulang dengan DEXA
Penatalaksanaan
Kalsitonin untuk meningkatkan massa tulang
Pencegahan
Terapi sulih hormon ( Hormon Replacement
Therapy )
Kombinasi estrogen dan progesteron untuk
mencegah kanker endometrium dan tidak
dianjurkan bila dalam keluarga terdapat faktor
genetik kanker payudara
Kalsium
- Premenopause: 1000 1200 mg/hari
- Postmenopause: 1200 1500 mg/hari
Pencegahan
Diet tinggi kalsium
Berjemur
Gaya hidup sehat