Anda di halaman 1dari 11

Journal Reading

Bilateral vocal cord paralysis causes


by laryngeal mask airway
Paralisis pita suara bilateral yang disebabkan oleh laryngeal mask airway

Mohamad Faisal Mohammed Nasim


11.2013.038
RSUD Tarakan

Pengenalan
LMA diperkenalkan pada sekitar tahun 1980an dan menjadi pilihan yang popular pada
operasi dengan anestesi umum.
Jika dibandingkan dengan tuba endotrakeal
(ETT), komplikasi pada saluran nafas oleh LMA
adalah lebih jarang.
Sebelumnya, terdapat kasus paralisis pita
suara transien atau permanen pada
pemasangan ETT, paling mungkin disebabkan
oleh tekanan yang lama pada saraf laring
rekuren anterior oleh belon ETT.

Penggunaan LMA secara meluas telah


meningkatkan kejadian komplikasi yang
berkaitan dengan LMA. Kecederaan pada
beberapa saraf kranial seperti saraf
hipoglossus, lingual dan rekuren telah
dilaporkan dalam beberapa literatur.
Pada literatur ini dibahas kasus paralisis pita
suara bilateral yang disebabkan oleh LMA
hingga memerlukan trakeostomi segera.

Kasus
Pasien wanita 63 tahun, 48.8kg rencana operasi di bahu kiri,
PF normal, ASA I. Premedikasi (-) , Induksi thiopental sodium
secara I.V., LMA ukuran 3. Anestesi dipertahankan dengan
N20, sevoflurane dalam oksigen dan anestesi epidural pada
Ch7/Th1. Durasi operasi 425 minit. LMA dilepas setelah
selesai operasi.
2 jam setelah selesai operasi, pasien mengeluh sesak nafas.
Pemeriksaan dengan laringoskopi fleksibel menunjukkan pita
suara bilateral tidak bisa bergerak. Juga terlihat edema
arytenoid bilateral dan lipatan aryepiglottic. Pasien segera
dilakukan tindakan trakeostomi dan keluhannya berkurang.

Hasil CT scan dari otak ke diafragma tidak


menunjukkan kerusakan saraf.
Pergerakan pita suara bertambah baik secara
berperingkat dalam 3 minggu. Setelah
sebulan, pita suara telah kembali normal.
Pasien tidak menderita gejala sisa.

Diskusi
Komplikasi dari pemasangan LMA sangat
jarang. Biasanya hanya nyeri tenggorokan ( 712% ), regurgitasi ( <2%) dan kegagalan
pemasangan LMA (0.19%).

Penyebab
Sebab pasti tidak diketahui.
Teori 1 : difusi jelly lidokain sewaktu
memasang LMA merusak saraf tersebut.
(Sacks & Marsh)
Teori 2 : tekanan pada belon LMA meningkat
karena difusi gas N2O yang bisa melebihi
tekanan perfusi kapiler sekitar muka faring.

Mekanisme kecederaan yang lain

Posisi pemasangan LMA yang salah


Teknik pemasangan LMA yang kurang tepat
Hiperekstensi leher yang menarik N. Vagus
Neuritis kimiawi dari pelumas toksik
Inflamasi lokal dari trauma akibat pemasangan
LMA.

Pada kebanyakan kasus, kelumpuhan saraf


rekuren ini terjadi dalam waktu 48 jam dan hilang
secara spontan selepas beberapa bulan.
Pada kasus ini dicurigai kelumpuhan saraf akan
terjadi lebih dari beberapa hari sehingga
dilakukan tindakan trakeostomi dari diintubasi
ulang.
Sekiranya tidak ada penyembuhan dalam
beberapa bulan, operasi laring diindikasikan
untuk memperbaiki keadaan ini.

Guidelines
1. gunakan teknik yang sesuai standard
2. gunakan ukuran LMA yang besar untuk
menurunkan tekanan belon yang diperlukan
3. monitor tekanan LMA sepanjang operasi,
maksimum tidak melebihi 60cm H20
4. beri perhatian pada tanda malposisi LMA

Anda mungkin juga menyukai