Anda di halaman 1dari 21

Referat

HEMATURIA
M. Rezha Remontito
Abdi Nusa Persada
Resty Lhutvia A

Pembimbing : dr. Agung Prasetyo,Sp.U

Definisi
Suatu gejala yang di tandai dengan adanya
darah atau sel darah merah dalam urin.
Secara klinis di bedakan menjadi 2:
1. Hematuria makroskopik
2. Hematuria mikroskopik

Hematuria makroskopik adalah hematuria yang


secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang
berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi
atau pada akhirnya yang berasal dari daerah
posterior uretra atau leher kandung kemih. (Wim de
Jong, dkk, 2004)
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang
secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan
mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah
merah per lapangan pandang. (Mellisa C Stoppler,
2010).

Etiologi

Cause of Hematuria
Urinary tract infection
Urinary calculi
Urinary tract malignancy
Urothelial cancer
Renal cancer
Prostate cancer
Benign prostatic hyperplasia
Radiation cystitis and/or nephritis
Endometriosis
Anatomic abnormalities
Arteriovenous malformation
Urothelial stricture disease
Ureteropelvic junction obstruction
Vesicoureteral reflux
Nutcracker syndrome
Medical or renal disease
Glomerulonephritis
Interstitial nephritis
Papillary necrosis
Alport syndrome
Renal artery stenosis
Metabolic disorders
Hypercalciuria
Hyperuricosuria
Coagulation abnormalities
Miscellaneous
Trauma
Exercise-induced hematuria
Benign familial hematuria
Loin painhematuria syndrome

Diagnosis
Anamnesis
Dalam mencari penyebab hematuria perlu dicari data yang terjadi pada
saat episode hematuria, antara lain:
a. Bagaimanakah warna urine yang keluar?
b. Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah?
c. Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?
d. Apakah diikuti dengan perasaan sakit?
INISIAL

TOTAL

TERMINAL

Terjadi pada

Awal miksi

Seluruh proses miksi

Akhir misi

Tempat

Uretra

Buli-buli, ureter, atau Leher buli-buli

kelainan
Porsi hematuria pada saat miksi

ginjal

Perlu ditanyakan juga, beberapa faktor risiko untuk kanker urothelial pada pasien
dengan hematuria mikroskopis
Riwayat merokok
Kerja paparan bahan kimia atau pewarna (benzenes atau aromatic amine)

Riwayat gross hematuria sebelumnya

Usia di atas 40 tahun

Riwayat gangguan berkemih, nyeri saat berkemih, dan infeksi saluran kemih
Penyalahgunaan analgetik
Riwayat radiasi panggul

Pemeriksaan fisik

Pucat pada kulit dan konjungtiva sering terlihat pada pasien dengan anemia.

Periorbital, skrotum, dan edema perifer, mungkin menunjukkan hipoalbuminemia dari


glomerulus atau penyakit ginjal.

Nyeri tekan dari sudut kostovertebral, dapat disebabkan oleh pielonefritis atau dengan perbesaran
massa seperti tumor ginjal. Ballotement (+), NT CVA (+)

Nyeri suprapubik sistitis, baik yang disebabkan oleh infeksi, radiasi, atau obat sitotoksik.

Kandung kemih tidak teraba ketika didekompresi, kandung kemih diisi dengan 200 mL urin
percussible. Dalam retensi urin akut, biasanya terlihat dalam kasus-kasus BPH atau obstruksi oleh
bekuan, kandung kemih bisa diraba dan dapat dirasakan hingga tingkat umbilikus.

Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi,
ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah
pada buli-buli.

Pada colok dubur, ukuran, bentuk dan konsistensi prostat dinilai mengetahui adanya pembesaran
prostat benigna maupun karsinoma prostat. Setelah prostatektomi enukleasi maupun
endoskopik, simpai prostat dibiarkan sehingga pada colok dubur memberikan kesan prostat
masih membesar. Lobus medial prostat yang mungkin menonjol ke kandung kemih umumnya tidak
dapat dicapai dengan jari. Karsinoma prostat menyebabkan asimetri dan perubahan konsistensi
setempat. Diagnosis dipastikan melalui biopsy jarum transrektal.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar
kreatinin, ureum dan elektrolit untuk mengetahui faal
ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada
metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat
meningkat pada setiap jenis metastase tulang.

Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan


mikroskopik, bakteriologik dan sitologik. Pemeriksaan
urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang
disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non
glomeruler.

Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis


menandakan adanya infeksi organisme pemecah urea di
dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat
asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.

Sitologi urine diperlukan untuk mencari


kemungkinan adanya keganasan sel- sel
urotelial.

IVP (Intravenous Pyelogram ) adalah


pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap
kasus hematuria & sering digunakan untuk
menentukan fungsi ekskresi ginjal. Umumnya,
menghasilkan gambaran terang saluran kemih
dari ginjal sampai dengan kandung kemih, asal
faal ginjal memuaskan. Pemeriksaan ini dapat
menilai adanya batu saluran kemih, kelainan
bawaan saluran kemih, tumor urotelium,
trauma saluran kemih, serta beberapa
penyakit infeksi saluran kemih.

USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat atau kista),
adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis, atau urolitiasis ureter,
kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui
adanya metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih sangat berguna pada
pasien dengan hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri pinggang, atau trauma. Jika hasil
penelitian awal ini tetap normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit
serum.

Endoultrasonografi, yaitu ekografi transurethral sangat berguna untuk pemeriksaan prostat dan
buli-buli

Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai vaskularisasinya
walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan informative. Bagian atas saluran
kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi retrograd atau punksi perkutan.

Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal,


misalnya setelah obstruksi dihilangkan
Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih
memberikan gambaran jelas dan kesempatan untuk
mengadakan biopsy
Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan
perbandingan antara isi dan tekanan di buli-buli
Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika
pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan
penyebab hematuria. (Wim de Jong, dkk, 2004)

Evaluasi Diagnosis
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang
pasien menderita hematuria atau pseudo
hematuria. Pseudo atau false hematuria adalah
urine yang berwarna merah atau kecoklatan
yang bukan disebabkan sel-sel darah merah.

PENYEBAB POSITIF PALSU PADA TES HEMATURIA


HEME POSITIF
Hemoglobin
Mioglobin
HEME NEGATIF
Obat-Obatan

Chloroquine
Deferoxamine
Ibuprofen
Iron sorbitol
Metronidazole
Nitrofurantoin
Phenazopyridine
Phenolphthalein
Phenothiazines
Rifampin
Salisilat
Sulfasalazine
Bahan Pewarna Buah atau Sayuran
Bahan Pewarna Makanan Sintetik
Metabolit
Asam homogentisat
Melanin
Methemoglobin
Porfirin
Tirosinosis
Urat

Feature

Glomerular Hematuria

Non Glomerular Hematuria

No
Edem, fever, pharingitis,
rush, athralgia
No
Deafness in Alport
Syndrome, renal failure

Urethritis, Cystitis
Fever with UTI
Severe pain with calculi
Yes
Usually negative
May be positif with calculi

Hypertension

Often present

Unlikely

Edema

May be present

No

Abdominal masa

No

Important with Wilms Tumor,

History
Burning of Micturation
Systemic Complication
History of trauma
Family History
Physical Examination

Polycystic kidney
Rash, arthritis

Lupus Eritematosus, Henoch

No

Schonlein Puspura
Urine Analysis
Color Proteinuri

Brown, tea, cola

Bright red

Dysmorphic RBCs

Often Present

No

RBS cast

Yes

No

Crystal

Yes

No

No

May be informative

Tatalaksana

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Approach
hematuria.http://emedicine.medscape.com/article/981898diagnosis
Anonim, Gross hematuria and Microscopic
hematuria.http://health.yahoo.net/sw/khs-what-is-hematuria
Anonim, Many causes of hematuria.
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter25/25_
2.aspx
Mellisa C Stoppler. MedicineNet.com, Bloody urine (Hematuria),
2010 in http://www.medicinenet.com/blood_in_urine/article.htm
R. Sjamsuhidajat, Wim, de Jong. Saluran kemih dan alat kelamin
lelaki,Trauma penis. Buku ajar Ilmu Bedah edisi 2, Jakarta, 2004; hal
773

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai