IDENTITAS
Nama
Pekerjaan
: Ny. N
: 24 tahun
: Perempuan
: Sunda
: Ibu rumah
tangga
Alamat
Tanggal masuk
: Cisalam
: 5 agustus 2009
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Anamnesis
Dilakukan secara
: Autoananesis
Tanggal
: 8 agustus 2009
Pukul
: 10.30 WIB diruang
Agate
Keluhan Utama
Nyeri dan terdapat benjolan diperut
kanan bawah
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: CM
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 90 x/ menit
Respirasi
: 20x/ menit
Suhu
: 38,7O C
Berat Badan : 55kg
Tinggi badan : 155kg
Gizi
: cukup
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
(-),
Thorax
Inspeksi
keadaan
Palpasi
dan kiri
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Ekstremitas
Atas
Bawah
Tonus otot
Gerakan
Massa
Kekuatan
Edema
:
:
:
:
:
normal
aktif/aktif
-/5/5
-/-
Tonus otot
Gerakan
Massa
Kekuatan
Edema
:
:
:
:
:
normal
aktif/aktif
-/5/5
-/-
Status lokalis
a/r abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, kelainan
kulit (-), massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+); normal
Palpasi : Pada abdomen kanan bawah teraba
massa
dengan diameter 3x3x2cm, terfiksir,
nyeri
tekan (+), nyeri lepas (+), Rovsing
sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+),
Defans
muskuler (-),
Perkusi : Timpani seluruh kuadran abdomen
Rectal Toucher
Sfingter ani (+), NT (+) pada pukul 9-12, feses
(+), darah (-), lendir (-), massa (-)
Diagnosis Banding :
Apendisitis infiltrate
Kista ovarium terpuntir
Kehamilan Ektopik Terganggu
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan kehamilan / konsul dr. spesialis
Hb
: 12,6 g/dL
Ht
: 36%
Leukosit
: 12.500/ mm3
Trombosit
: 181.000/ mm3
Eritrosit
: 4.30 juta/ mm3
Kimia Klinik
AST (SGOT)
:13 U/L
ALT (SGPT)
: 12 U/L
Ureum
: 24 mg/dL
Kreatinin
: 0.66 mg/dL
GDS
: 92 mg/ dL
Tes kehamilan
: negative
Pada
USG
Expertise :
USG hepatobilier :
Hepar; besar, bentuk, tepi, permukaan echostruktur,
vaskularisasi baik
Kandung empedu;
Pancreas;
Lien
baik
Ginjal kanan dan kiri;
Vesika Urinaria;
Abdomen kanan bawah tampak bayangan massa
padat, batas kabur, echostruktur heterogen.
Kesan USG: suspect massa abdomen kanan bawah ec
Apendisitis infiltrate; DD/ Mesenterial mass
Diagnosis :
Massa Intra Abdomen ec Apendisitis Infiltrat
Penatalaksanan:
Infus RL 20gtt/ menit (untuk menjaga
keseimbangna elektrolit)
Medikamentosa :
Inj. Cefotaxim 2x1gr (skin tes)
Infus. Metronidazole 3 x 500mg
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Rencana operasi bila keluhan sudah berkurang
dan massa semakin kecil.
Prognosa
Quo ad vitam
Quo ad funtionam
: ad bonam
: Dubia Ad bonam
Anatomi
Appendiks disebut juga umbai cacing, merupakan
suatu organ limfoid berbentuk tabung, panjangnya
kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm) dengan diameter 0,51 cm, dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di
bagian proksimal dan melebar dibagian distal.
Macam macam posisi apendiks :
Posisi retrocecal, kira-kira 65%.
Posisipelvic/apendikstergantungmenyilanglineat
erminalmasukkepelvisminor, tipe desenden 31 %.
Posisiparacolica/apendiks terletak horizontal di
belakang sekum 2 %.
Posisipreileal / apendiks didepan ujung akir ileum 1%.
Posisi post ileal/appendiks dibelakang ujungakir ileum
1%
intraperitoneal
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang
Fisiologi :
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari.
Lendir
di
selanjutnya
hambatan
patogenesis
curahkan
kedalam
lumen
dan
mengalir ke caecum. Jika terjadi
maka
hal
ini
berperan
pada
apendisitis.
Imunoglobulin sekretoar
Apendisitis infiltrat
Apendisitis infiltrate adalah proses radang
Etiologi :
Penyebab pasti belum diketahui, tapi ada
beberapa faktor pencetusnya, antara lain :
Obstruksi lumen appendiks akibat : hiperplasi
kelenjar getah bening, fecolith, corpus
alienum, striktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
Infeksi dari bakteri E. Coli dan Streptokokus.
Kebiasaan makan makanan rendah serat yang
dapat menimbulkan konstipasi sehingga
meningkatkan
tekanan
intrasekal
yang
menimbulkan timbulnya sumbatan fungsi
appendiks dan meningkatkan pertumbuhan
kuman
folar
kolon
sehingga
menjadi
appendisitis akuta.
Patofisiologi
Obstruksi produksi mukus mengalami
Bila
Manifestasi klinik
Appendisitis
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : tidak tampak kelinan, kecuali bila
massa cukup besar sehingga dapat terlihat
adanya benjolan pada abdomen kanan bawah
Palpasi : NT (Rovsing Sign) (+) / NL Blumberg
Sign (+)
Pemeriksaan colok dubur : pemeriksaan ini
dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan
letak apendiks, apabila letaknya sulit
diketahui
Pemeriksaan uji
obturator (+)
2. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Pada pemeriksaan darah lengkap
ditemukan jumlah leukosit antara10.00020.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%,
sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum
yang meningkat.
Radiologi : Pada pemeriksaan ultrasonografi
Diferensial diagnosa
Limfedenitis mesenterika
Infeksi panggul
Kista ovarium
Salphingitis
Kehamilan ektopik terganggu
Diverticulitis mecel
Penatalaksanaan
Pada periapendikular infiltrat, dilarang keras
Komplikasi
Perforasi peritonitis generalisata
Pelvic Abscess, Subphrenic absess,
Intra peritoneal abses lokal.