Anda di halaman 1dari 45

SPONDILITIS

TB
ALDILA PRIMA VINISIA
DAN
LULU FAELASUFA

IDENTITAS
Nama
: Tn. A
Jenis kelamin : Pria
Usia
: 57 tahun
Alamat
: Garut
Pekerjaan
: Buruh
Status perkawinan : Sudah
menikah
Masuk RS
: 29 Desember
2010

ANAMNESIS
Autoanamnesa dan
alloanamnesa Pada Tanggal :
31 Desember 2010

Keluhan Utama
Tidak bisa berjalan

RPS
Seorang pria berusia 57 tahun, dibawa ke
RSUD dr. Slamet Garut dengan keluhan tidak
dapat berjalan sejak 1 bulan SMRS. Keluhan
diawali nyeri pada kedua kaki sejak 9 bulan
SMRS yang dirasakan makin memberat. Awalnya
pasien masih dapat melakukan aktivitas seharihari, makin lama pasien mengeluh sulit berjalan,
kaki terasa kaku, nyeri makin hebat seperti tidak
bertenaga sehingga membutuhkan bantuan orang
lain untuk berjalan. Keluhan disertai dengan nyeri
punggung bawah yang menjalar kekaki terutama
pada kaki sebelah kanan sejak 4 bulan SMRS.
Pasien
juga
mengeluh
terdapat
benjolan
dipunggung bawah yang mana bila ditekan terasa
nyeri dan pasien tidak menyadari kapan benjolan
tersebut mulai timbul.

CONT
Pasien mengaku badan terasa lemah, kurang
tenaga, nafsu makan menurun hingga pasien
merasa badannya menjadi lebih kurus serta ada
berkeringat dingin pada malam hari sejak 1
tahun SMRS. Namun, pasien tidak pernah pergi
memeriksakan dirinya ke dokter. Pasien pernah
dirawat selama 1minggu diRSUD dr.Slamet
Garut karena sesak nafas dan dari punggung
pasien pernah dikeluar cairan berwarna agak
keruh berjumlah dua botol aqua berukuran 600ml.
Pasien juga mengeluh kencingnya berwarna
merah. Riwayat batuk disangkal pasien. Riwayat
jatuh
atau
kecelakaan
disangkal
pasien.
Gangguan buang air kecil, buang air besar dan
ereksi disangkal pasien.

Riwayat Perawatan
Rawat Inap di ruang Zamrud
selama 1 minggu
Rawat inap di ruang Cempaka
selama 1 bulan

rpd
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya
disangkal
Riwayat pengobatan paru dan batuk lama
sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit hipertensi, jantung,
diabetes mellitus disangkal
Riwayat trauma disangkal pasien

Riwayat Penyakit Keluarga


Dikeluarga tidak ada yang mengalami
penyakit yang serupa dengan pasien

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang


Kesadaran
: Compos Mentis, GCS : 15
Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/ menit, reguler, isi
cukup
Frekuensi napas : 20 x/ menit, reguler,
kedalaman cukup
Suhu
: 36,5 oC
Berat Badan : 50 kg
Tinggi badan : 170 cm
Gizi
: Cukup

STATUS GENERALIS
Kepala
Mata

: Konj. Anemis -/-,


sklera ikterik -/-, reflek pupil
+/+
Hidung
: Epistaksis -/-, deviasi septum
(-), PCH -/ Mulut
: Mukosa bibir lembab, tidak
ada kelainan
Leher
: Trakea ditengah, JVP normal,
pembesaran KGB negatif

Cont
Thoraks
Inspeksi : Hemitorak simetris kanan dan
kiri
dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan
dan kiri
simetris dalam keadaan
statis dan
dinamis, nyeri tekan (-) di
seluruh
lapang paru
Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak,
nyeri
ketok (-) di seluruh lapang paru
Auskultasi : Pulmo : VBS kanan = kiri
normal,
ronki +/+, wheezing -/-

Cont
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas sela iga III
parasternal kiri
Batas kanan sela iga V midsternal
kanan

Batas kiri sela iga V midklavikula


kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni,
Murmur (-),
gallop (-)

cont
Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen tampak
datar,
massa (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar/ lien tak
teraba
membesar
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran
abdomen,
nyeri ketok (-), hepar
dalam batas
normal (tidak terdapat
pembesaran)
Auskultasi : BU (+) normal

CONT
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis -/ Kulit lembab dan hangat (-)
Edema tungkai (-/-)

a/r Shoulder Joint Dextra


Et Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-)

Feel:
Nyeri tekan : (-)
Konsistensi : lunak
Suhu kulit :
afebris
Krepitasi
: (-)
Deformitas : (-)

Movement:
Fleksi
Aktif: (+)
Pasif: (+)
Ekstensi Aktif: (+)
Pasif: (+)
Rotasi internaAktif:
(+)
Pasif:
(+)
Rotasi
EksternaAktif:(+)
Pasif:(+)

a/r Elbow Joint Dextra Et


Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-)
Feel:
Nyeri tekan :
Konsistensi :
Suhu kulit :
afebris
Krepitasi
:
Deformitas :

(-)
lunak

(-)
(-)

Movement:
Fleksi
Aktif :(+)
Pasif :(+)
Ekstensi Aktif :(+)
Pasif :(+)
Supinasi Aktif :(+)
Pasif :(+)
Pronasi Aktif :(+)
Pasif :(+)

a/r Wrist Joint Dextra Dan


Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-)
Feel:
Nyeri tekan :
Konsistensi :
Suhu kulit :
afebris
Krepitasi
:
Deformitas :

(-)
lunak

(-)
(-)

Movement:
Adduksi Aktif : (+)
Pasif : (+)
Abduksi Aktif : (+)
Pasif : (+)
Fleksi
Aktif : (+)
Pasif : (+)
Ekstensi Aktif : (+)
Pasif : (+)
Supinasi Aktif : (+)
Pasif : (+)
Pronasi Aktif : (+)
Pasif : (+)

a/r Hip Joint Dextra Dan


Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-)
Feel:
Nyeri tekan :
Konsistensi :
Suhu kulit :
afebris
Krepitasi
:
Deformitas :

(-)
lunak

(-)
(-)

Movement:
Adduksi Aktif : (-)
Pasif : (+)
Abduksi Aktif : (-)
Pasif : (+)
Fleksi
Aktif : (-)
Pasif : (+)
Ekstensi Aktif : (-)
Pasif : (+)
Rotasi interna Aktif :
(-)
Pasif : (+)
Rotasi eksterna Aktif :
(-)
Pasif : (+)

a/r Knee Joint Dextra Dan


Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-),
ulkus (-)
Feel:
Nyeri tekan : (-)
Konsistensi : lunak
Suhu kulit :
afebris
Krepitasi
: (-)
Deformitas : (-)

Movement:
Fleksi
Aktif : (-)
Pasif : (+)
Ekstensi Aktif : (-)
Pasif : (+)
Endorotasi Aktif :
(-)
Pasif :
(+)
Eksorotasi Aktif :
(-)
Pasif :
(+)

a/r Ankle Joint Dextra Dan


Sinistra
Look:
Hiperemis (-),
edem (-), jaringan
parut atau
kelainan kulit (-)
Feel:
Nyeri tekan :
Konsistensi :
Suhu kulit :
Afebris
Krepitasi
:
Deformitas :

(-)
lunak

(-)
(-)

Movement:
Plantar Fleksi Aktif :
(+)
Pasif : (+)
Dorso Fleksi Aktif :
(+)
Pasif : (+)
Inversi
Aktif :
(+)
Pasif : (+)
Eversi
Aktif : (+)
Pasif : (+)
Endorotasi
Aktif :
(+)
Pasif :

Status Lokalis
a/r Thorakolumbal
Look

Movement

Tampak benjolan
ukuran 3 x 2 x 1 cm
pada daerah
vertebrae thorakal 12
lumbal 1
Hiperemis (-), jaringan
parut atau kelainan
pada kulit (-)

Fleksi : aktif (-) ; pasif


(+) terbatas karena
nyeri
Ekstensi : aktif (-) ; pasif
(+) terbatas karena
nyeri
Rotasi : aktif (-) ; pasif
(+) terbatas karena
nyeri
Lateral : aktif (-) ; pasif
(+) terbatas karena
nyeri
Kekuatan otot :
Ekstermitas atas 5/5
Ekstremitas bawah

Feel
Nyeri tekan (-),
konsistensi lunak,
immobile, suhu sama
dengan jaringan
sekitarnya, krepitasi

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Reflek meningeal : kaku kuduk (-)
Pupil
: bulat isokor
Gerakan bola mata : baik ke segala
arah
Sensibilitas
: Sulit dinilai (pasien
kurang kooperatif)
Fungsi vegetatif
: tidak
terganggu
Refleks fisiologis
: meningkat
(patella)
Refleks patologis : +/+ (Babinsky,

DIAGNOSA SEMENTARA
Susp. Spondilitis TB a.r
Vertebraethorakal 12 Lumbal 1

Diagnosis Banding
Spondilitis TB
Fraktur Kompresi
Tumor
Osteomielitis Piogenik
Poliomielitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Foto Roentgen Thorax PA dan
Thoracolumbal AP-Lateral

Laboratorium
(30/12/10)
Hematologi
Darah rutin
Hb : 12,7 g/dl
Ht
: 46 %
Leuko : 15500/
mm
Tromb :
360.000/mm
Erit : 4,64 jt/mm
LED : 72/88 mm/jam

Kimia Klinik
AST (SGOT) : 40 U/L
ALT (SGPT) : 43 U/L
Ureum
: 17
mg/dL
Kreatinin
: 0,92
mg/dL
GDS
: 95 mg/dL

Foto Roentgen Thorax PA dan


Thoracolumbal AP-Lateral

Cont

DIAGNOSA KERJA
Spondilitis TB a/r
Vertebraethorakal 12
Lumbal 1

PENATALAKSANAAN
Infus RL
20gtt/menit
Rifampisin
1 x 450
mg
Isoniazid
1x
300 mg
Etambutol
1x
500 mg
Pirazinamid 2 x 500
mg
Vit B6
1x
10 mg
Na diclofenac 2 x 25

Rencana
Operasi :
Anterior
Debridement
Spinal Fusion
+ Posterior
Dekompresi
dan
Stabilisasi
Posterior

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad


malam
Quo ad sanationam : dubia ad
malam

PEMBAHASAN

SPONDILITIS TB

definisi
Tuberkulosis tulang belakang atau
dikenal juga dengan spondilitis
tuberkulosa merupakan
peradangan granulomatosa yang
bersifat kronik destruktif yang
disebabkan oleh mikobakterium
tuberkulosa.

Spondilitis tuberkulosis atau


Potts disease paling sering
ditemukan pada vertebra
torakalis segmen posterior dan
vertebra lumbalis segmen
anterior (T8-L3), coxae dan
lutut serta paling jarang pada

Tuberkulosis tulang belakang


merupakan infeksi sekunder dari
tuberkulosis di tempat lain di tubuh.
Semua vertebrae dari columna
vertebralis dapat diserang namun yang
terbanyak menyerang bagian thorax.

Penyakit ini juga dapat menjalar,


sehingga akhirnya corpus vertebrae
tidak lagi kuat untuk menahan berat
badan dan seakan-akan hancur
sehingga dengan demikian columna
vertebralis membengkok. Kalau hal ini
terjadi pada bagian thorax, maka akan
terdapat pembengkokan hyperkyphose
yang kita kenal sebagai gibbus.

Terbentuknya gibus akibat


terjadinya destruksi vertebra

Tuberculose pada vertebrae dapat pula


memberikan komplikasi, ialah
paraplegia, umumnya disebut Potts
Paraplegia. Komplikasi ini disebabkan
karena adanya tekanan pada Medulla
Spinalis.

PATOGENESIS
Canalis Spinalis

Gejala klinis
Nyeri pinggang atau punggung
Nyeri tekan lokal disertai spasme
otot
Abses paravertebra dan abses
psoas yang merupakan abses
dingin
Gibbus bila ada kompresi vertebra
Parestesi dan kelemahan pada

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan :
Gejala klinis
Anamnesa dan inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding
Infeksi piogenik
Tumor/penyakit keganasan
Scheuermanns disease

Terapi
Prinsip pengobatan :
1. Pemberian obat
antituberkulosis
2. Dekompresi medulla spinalis
3. Menghilangkan/
menyingkirkan produk infeksi
4. Stabilisasi vertebra dengan
graft tulang (bone graft)

pengobatan
1. Konservatif
Memperbaiki keadaan umum penderita
Tirah baring (bed rest)
Pengobatan antituberkulosa

2. Operatif

komplikasi
Cedera corda spinalis
Ruptur dari abses

PROGNOSIS
Diagnosis sedini mungkin, dan
dengan pengobatan yang
tepat, prognosisnya baik
meskipun tanpa tindakan
operatif.
Penyakit dapat kambuh jika
pengobatan tidak teratur atau
tidak dilanjutkan setelah
beberapa saat, yang dapat
menyebabkan terjadinya
resistensi terhadap

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai