Laporan Kasus Epilepsi Debora
Laporan Kasus Epilepsi Debora
Epilepsi Psikomotor
Pembimbing: Dr. Andrie
Gunawan, Sp.S
Identitas pasien
Nama
: Sdr. G
Umur
: 21 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
:Status pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa
: Jawa
Tanggal masuk
: 08 Mei 2015
Tanggal pemeriksaan
: 08 Mei 2015
Anamnesa
Diambil dari autoanamnesa dan
alloanamnesa dengan ibu pasien pada
tanggal 08 Mei 2015, pukul 10:00 WIB di
poliklinik saraf
Keluhan utama:
Kejang terakhir sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan:
Mood suka berubah-ubah dan suka marahmarah
Hipertensi
: tidak ada
Diabetes melitus
: tidak ada
Sakit jantung
: tidak ada
Trauma kepala
: tidak ada
Sakit kepala sebelumnya : tidak ada
Kegemukan
: tidak ada
Gastritis
: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi
: Baik
Tekanan Darah
kanan : 120 / 80
mmHg
Frekuensi Nadi
kanan : 80
x/menit
Suhu:
36,20C
Frekuensi
Nafas:
24x/
menit
Kepala
Normocephali,
CA -/- , SI -/- ,
Reflek cahaya +/+
Jantung :
Leher : trakea
lurus di tengah,
KGB tidak teraba
Thoraks
simetris,
Bunyi Napas :
Vesikuler. Wh -/-.
Rh -/-
Ekstermitas
Akral hangat (+),
edem (-),
sianosis (-)
11
Status Psikiatri
Tingkah laku
Perasaan hati
Orientasi
Jalan pikiran
Daya ingat
: Tenang
: Hipothym
: Kurang
: Inkoheren
: Kurang
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran: Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
Sikap tubuh
: berjalan
Cara berjalan
saat berjalan
Gerakan abnormal
: Tidak ada
STATUS NEUROLOGIS
Kepala
Bentuk : Normocephali
Simetris : Simetris
Pulsasi : Normal
Nyeri tekan
: Tidak ada
Leher
Sikap
: Normal
Gerakan : Bebas
Vertebra
: Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan
: Tidak ada
Kaku kuduk
Kernig test
Lasegue test
Brudzinsky I
Brudzinsky II
: (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
N II optikus
Ketajaman penglihatan
: Baik/ Baik
Pengenalan warna
: Baik / Baik
Lapang pandang
: Baik/ Baik
Fundus
: Tidak dilakukan
Aktif
Mengerutkan dahi
: Simetris
Mengerutkan alis
: Simetris
Menutup mata
: Simetris
Meringis
: Simetris
Mengembungkan pipi: Simetris
Gerakan bersiul
: Dapat dilakukan
Daya pengecapan 2/3 depan : Baik
Hiperlakrimasi
: Tidak ada
Lidah kering
: Tidak ada
VIII Vestibulocochlearis
Mendengar suara gesekan jari tangan : Normal / Normal
Mendengar detik arloji
: Normal / Normal
Test weber
: Tidak dilakukan
Test rinne
: Tidak dilakukan
Test schwabach
: Tidak dilakukan
IX Glosofaringeus
Arkus faring
: Simetris
Posisi uvula
: Di tengah
Daya pengecapan 1/3 belakang : Baik
Refleks muntah
Tidak dilakukan
X Vagus
Denyut nadi
Arkus faring
Bersuara
Menelan
XI Asesorius
Memalingkan kepala : (+)/(+)
Sikap bahu
: Simetris
Mengangkat bahu
: Simetris
:
:
:
:
Teraba / Teraba
Simetris
Baik
Baik
XII Hipoglosus
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Atrofi lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Status Neurologis
Motorik
Gerak
Kekuatan
bebas
bebas
bebas
bebas
: 5555
5555
5555
5555
Tonus
: Normotonus
Normotonus
Normotonus Normotonus
Trofi
: Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Status Neurologis
Reflek fisiologis
Reflek biceps : ( + ) / ( + )
Reflek triceps : ( + ) / (+ )
Reflek patella : ( + ) / ( + )
Reflek achilles : ( + ) / ( + )
Refleks periosteum
:(+) /(+)
Refleks permukaan
Dinding perut
: (-)
Kremaster
: Tidak dilakukan
Sfingter ani
: Tidak dilakukan
Status Neurologis
Refleks Patologis
Hoffman trommer
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaefer
Rosolimo
Mendel Bechterew
Klonus paha
Klonus kaki
: (-) /
: (-) /
: (-) /
: (-) /
: (-) /
: (-)
(-)
(-)
: (-)
(-)
(-)
(-)
: (-)
: (-)
: (-)
/ (-)
/ (-)
/ (-)
/ (-)
/ (-)
Status Neurologis
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri
Suhu
Taktil
Propioseptif
Posisi
Vibrasi
Tekan dalam
: (+) / (+)
: Tidak dilakukan
: (+) / (+)
: (+) / (+)
: Tidak dilakukan
: (+) / (+)
Status Neurologis
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test romberg : Tidak dapat dinilai
Test tandem : Tidak dapat dinilai
Test fukuda
: Tidak dapat dinilai
Disdiadokinesis
: Tidak dapat dinilai
Rebound phenomenon : Tidak dapat dinilai
Dismetri
: Tidak dapat dinilai
Tes telunjuk hidung
: Tidak dapat dinilai
Tes telunjuk telunjuk
: Tidak dapat dinilai
Tes tumit lutut
: Tidak dapat dinilai
FUNGSI OTONOM
Miksi
Inkontinentia, Retensi, Anuri tidak ada
Defekasi
Inkontinentia, Retensi
tidak ada
FUNGSI LUHUR
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
bahasa : Baik
orientasi
: Kurang
memori : Kurang
emosi
: Kurang
kognisi
: Kurang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan MRI Kepala (tanggal 27
Maret 2009)
Kesan:
Atrofi terutama lobus temporalis
dengan suspek mesial temporal
sclerosis
Kaliber A.vertebralis kanan lebih kecil
dibanding kiri, tak tampak stenosis
Resume Anamnesa
Pasien laki-laki 21 tahun datang ke RS dengan keluhan
kejang terakhir sejak 3 hari yang lalu. Pasien mendadak
memegangi kepala dan tak lama kemudian seluruh tubuh
pasien kelojotan lalu kaku. Kejang berlangsung kira-kira
selama 3 menit. Saat kejang, pasien tidak sadar. Pasien
merasakan lemas, pegal, mengantuk, dan amnesia sesaat
setelah kejang. Kejang terjadi setiap kali pasien merasa
capek, stress, atau setelah mengkonsumsi banyak
minuman bersoda. Pasien menjadi lebih mudah marah dan
tersinggung. Daya ingat menurun dan pasien menjadi suka
tidak nyambung ketika di ajak ngobrol. Pasien jd sering
curiga terhadap orang disekitar.
Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala. Ibu pasien
menderita epilepsi, akan tetapi sudah sembuh saat berusia
5 tahun. Sepanjang tahun 2015, pasien kambuh kejang 1x
Resume Pemeriksaan
Neurologis
Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos
mentis, E4 M6 V5 GCS 15, gejala rangsang
meningeal berupa kaku kuduk, kernig dan laseque
negatif, fungsi motorik dalam batas normal, reflek
fisiologis (+) normal, reflek patologis negatif (-),
fungsi otonom dalam batas normal. Fungsi luhur
dalam hal orientasi waktu, ruang, dan tempat
kurang baik. Memori jangka pendek kurang baik,
memori jangka panjang cukup baik. Fungsi emosi
kurang baik. Daya kognisi/intelegensi kurang.
Diagnosis
Diagnosis klinis
Diagnosis topis
cerebri
Diagnosis etiologis
: observasi kejang
: lobus temporalis
: epilepsi psikomotor
Terapi
Non Medikamentosa:
Edukasi pada keluarga mengenai penyakit epilepsi
Edukasi pada keluarga mengenai pentingnya
minum obat teratur dan kontrol rutin bulanan.
Medikamentosa:
Asam valproat 2 x 500 mg p.o
Fenobarbital 3 x 100 mg p.o
Fenitoin 3 x 100 mg p.o
Piracetam 1 x 80 mg p.o
Asam folat 1 x 400 mcg p.o
Prognosis
Ad vitam
: Dubia ad
bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanam
: Dubia ad bonam
Ad cosmeticum : Dubia ad bonam
ANALISA
KASUS
Diagnosis klinis
Diagnosis topis
cerebri
Diagnosis etiologis
: Observasi Kejang
: Lobus temporalis
: Epilepsi Psikomotor
Fungsi
Keterangan
Kemampuan
bicara
ini
mengontrol
proses
Diagnosa Topis
termasuk
Memori
Membaca
Respon
emosi
Respon
auditori
Pemrosesan
visual
Fungsi
tugas
penciuman
informasi.
dari
lobus
olfaktori
untuk
identifikasi
Lobus Temporal
Diagnosa
Etiologi
Epilepsi
Psikomotor
Etiologi Epilepsi
Psikomotor
Post infeksi: herpes
ensefalitis, atau
meningitis bakterialis.
Trauma
mengakibatkan
kontusio atau
perdarahan dengan
akibat ensefalomalasia
atau sikatrik kortikal.
Tumor glioma
Angioma
Vaskuler malformasi
(cth, arterio-venous
malformasi, cavernous
Gangguan migrasi
neuronal
Mesial temporal
sklerosis yang mulai
masa kanak-kanak,
kemudian remisi,
tetapi muncul kembali
pada usia remaja atau
awal dewasa muda
dengan bentuk yang
refrakter.
Kejang demam lebih
dari 15 menit,
mempunyai gambaran
Preiktal
Sensasi
otonomik
Sensasi
kognitif
Sensasi afektif
Iktal
Post iktal
Ggn
kepribadian
Ggn psikotik
Ggn mood
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa
Medikamentosa
Medikamentosa
Asam valproat 2 x 500 mg p.o agonis
GABA, menekan gejala manik. Efek
samping gastrointestinal lebih sedikit pada
penggunaan semisodium divalproat
(depakote)
Fenobarbital 3 x 100 mg p.o agonis
GABA, menurunkan ambang stimulasi sel
saraf dikorteks motorik.
Prognosis
Ad
Ad
Ad
Ad
vitam
fungsionam
sanationam
cosmeticum
:
:
:
:
dubia
dubia
dubia
dubia
ad
ad
ad
ad
bonam
bonam
bonam
bonam
Daftar Pustaka
Departemen saraf RSPAD Gatot Soebroto. Pengenalan dan penatalaksanaan kasuskasus neurologi. Jakarta : Departemen saraf RSPAD Gatot Soebroto, 2007. h. 63-71.
Papadakis MA, Mcphee SJ. Current medical diagnosis & treatment. USA : McGrawHill, 2015. p. 960-6.
Hauser SL, Josephson SA. Harrisons neurology in clinical medicine. 2 nd edision. .
USA : McGraw-Hill, 2010. p. 222-33.
Acharya V, Acharya J, Luders H. Olfactory epilepsy aura. Neurology 1998
Jul;51(1):56-61.
Foldvary N, Nashold B, Mascha E, Seizures outcome after temporal lobectomy for
temporal lobe epilepsy: a Kaplan-Meier survival analysis. Neurology 2000
Feb;54(3):630-4.
Martini FH, Nath JL. Fundamentals of anatomy and phisiology. 8 th ed. San
Fransisco :Pearson International, 2009. p 569-77.
Danielson NB, Guo JN, Blumenfeld H. The default mode network and altered
consciousness in epilepsy. Behaviour Neurology 2011;24(1):5565.
Sadler RM. The syndrome of mesial temporal lobe epilepsy with hippocampal
sclerosis: clinical features and differential diagnosis. Advances in Neurology
2006;97(1):2737.