Anda di halaman 1dari 60

TONSILITIS

DEPARTEMEN ILMU THT-KL


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO
JAKARTA

Tonsil
massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang
berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan
dan kiri tenggorok.

Tonsil
Tonsil berfungsi
Filter/penyaring menyelimuti organisme
yang berbahaya tersebut dengan sel-sel
darah putih. memicu sistemkekebalan tubuh
membentuk antibody terhadap infeksi yang
akan datang. bila tonsil sudah tidak dapat
menahan infeksi bakteri atau virus tersebut
maka akan timbul tonsillitis

Terdapat 3 macam tonsil


tonsil faringal (adenoid)
tonsil palatina
tonsil lingualis
membentuk lingkaran yang disebut
cincin Waldeyer

Tonsil palatina
suatu massa jaringan limfoid di dalam fosa
tonsil pada kedua sudut orofaring
dibatasi oleh
pilar anterior (otot palatoglosus)
pilar posterior (otot palatofaringeus).
bentuk oval ,panjang 2-5 cm
masing-masing tonsil mempunyai 10-30
kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil

Tonsil palatina
Tonsil terletak di lateral orofaring.
Dibatasi oleh:

Lateral m. konstriktor faring superior


Anterior m. palatoglosus
Posterior m. palatofaringeus
Superior palatum mole
Inferior tonsil lingual

Tonsil palatina
Secara mikroskopik tonsil terdiri
atas 3 komponen yaitu
jaringan ikat
folikel germinativum (sel limfoid)
jaringan interfolikel
(terdiri dari jaringan limfoid).

Fosa tonsil
atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot
orofaring, yaitu batas anterior adalah
otot palatoglosus, batas lateral atau
dinding luarnya adalah otot konstriktor
faring superior

Kapsul Tonsil
Bagian permukaan lateral tonsil
ditutupi oleh suatu membran jaringan
ikat, yang disebut kapsul.
Walaupun para pakar anatomi
menyangkal adanya kapsul ini, tetapi
para klinisi menyatakan bahwa kapsul
adalah jaringan ikat putih yang
menutupi 4/5 bagian tonsil.

Plika Triangularis
Diantara pangkal lidah dan bagian
anterior kutub bawah tonsil
Merupakan suatu struktur normal
yang telah ada sejak masa embrio.
Serabut ini dapat menjadi penyebab
kesukaran saat pengangkatan tonsil
dengan jerat.

Pendarahan
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A.
karotis eksterna, yaitu
1. A. maksilaris eksterna (A. fasialis) cabangnya
A. tonsilaris
A. palatina asenden
2. A. maksilaris interna,cabangnya
A. palatina desenden
3. A. lingualis cabangnya
A. Lingualis dorsal
4. A. faringeal asenden.

Kutub bawah tonsil


bagian anterior
A.lingualis dorsal
bagian posterior
A. palatina asenden
diantara kedua daerah tersebut
diperdarahi oleh
A. tonsilaris

Kutub atas tonsil diperdarahi oleh


A.faringeal asenden
A. palatina desenden.
Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus
yang bergabung dengan pleksus dari faring.
Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar
kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus
faringeal

Aliran getah bening


menuju rangkaian getah bening
servikal profunda (deep jugular node)
bagian superior di bawah
M.Sternokleidomastoideus, selanjutnya ke
kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus
torasikus. Tonsil hanya mempunyai
pembuluh getah bening eferan sedangkan
pembuluh getah bening aferen tidak ada.

Persarafan
Tonsil bagian atas mendapat sensasi
dari serabut saraf ke V melalui
ganglion sfenopalatina dan bagian
bawah dari saraf glosofaringeus.

Imunologi Tonsil
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang
mengandung sel limfosit, 0,1-0,2%
Proporsi limfosit B dan T pada tonsil
adalah 50%:50%
Terdapat sistim imun kompleks
- sel M (sel membran)
- Makrofag
- sel dendrit dan APCs
(antigen presenting cells)

Tonsil Faringeal (Adenoid)


masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari
jaringan limfoid yang sama dengan yang
terdapat pada tonsil. tersusun teratur seperti suatu
segmen terpisah dengan celah atau kantong
diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi
Daerah yang lebih rendah di bagian tengah,
dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak
mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding
belakang nasofaring.

Tonsilitis Akut
Etiologi:
S. beta hemolitikus, pneumokokus,
S. viridan
S. piogenes
H. influenzae (t. akut supuratif)
Infiltrasi bakterimukosa reaksi radang
sel leukosit PMN detritus (mengisi
kriptus tonsil) Tonsilitis dgn detritus
folikularis lakunaris

Gejala & tanda


demam, nyeri tenggorok,Nyeri
menelan,
nyeri sendi, lesu, otalgia
Pada pemeriksaan didapatkan :
tonsil bengkak, hiperemis, detritus,
& nyeri tekan KGB Submandibula.

Terapi
antibiotika spektrum luas, analgetikantipiretik, obat kumur
Komplikasi
OMA, abses peritonsil, parafaring,
sepsis, bronkitis, nepritis akut,
miokarditis,artritis

Tonsilitis membranosa
Tonsilitis difteri
Etiologi:
Coryne bacterium diphteriae
Frekuensi tinggi: umur 2-5 thn
Gejala& tanda
Gejala umum
Gejala lokal
Gejala akibat eksotoksin

Diagnosis:
Gambaran klinis & preparat C. bac. Diphteriae
dengan pewarnaan gram.
Terapi:
Antibiotika penicillin atau eritromisin,
kortikosteroid & antipiretik.
Komplikasi:
laringitis difteri, miokarditis, DC cordis,
kelumpuhan otot palatum mole, otot mata,
otot faring, otot laring kesulitan menelan,
suara parau & kelumpuhan otot-otot pernafasan.

Tonsilistis septik
Etiologi:
S. hemolitikus yang ada di susu sapi
(di Indonesia jarang terjadi)

Angina Plaut Vincent


(Stomatitis ulcero membranosa)

Etiologi:
kurangnya higiene mulut, def. vit C,
infeksi spirilum & basil fusiform
Gejala & tanda:
demam tinggi, sakit kepala,ggn
pencernaan, nyeri dimulut,
hipersalivasi, gigi & gusi mudah
berdarah

Terapi :
Perbaiki Higiene mulut
Antibiotik spektrum lebar selama
satu minggu.
Vit B kompleks dan Vit C

PENYAKIT KELAINAN DARAH

Tidak jarang tanda pertama leukimia


akut, angina agranulositosis dan
infeksi mononukleosis timbul di faring
atau tonsil yang tertutup membran
semu. Kadang-kadang terdapat
perdarahan selaput lendir mulut dan
faring dan pembesaran kelenjar
submandibula.

Leukimia akut
Gejala pertama sering berupa
epistaksis, perdarahan di mukosa
mulut,gusi dan di bawah kulit
sehingga kulit tampak bercak
kebiruan. Tonsil membengkak ditutupi
membran semu tetapi tidak hiperemis
dan rasa nyeri yang hebat ditenggorok.

Angina
agranulositosis
Penyebab ialah akibat keracunan
obat dari golongan amidopirin,
sulfa, dan arsen. Pada pemeriksaan
tampak ulkus di mukosa mulut dan
faring dan di sekitar ulkus tampak
gejala radang. Ulkus ini juga dapat
ditemukan di genitalia dan saluran
cerna.

Infeksi mononukleosis
Pada penyakit ini terjadi tonsilo faringitis
ulsero membranosa bilateral. Membran
semu yang menutupi ulkus mudah diangkat
tanpa timbul perdarahan. Terdapat
pembesaran kelenjar limfe leher ketiak dan
regio inguinal.

Gambaran darah khas yaitu : terdapat


leukosit mononukleus dalam jumlah
besar.
Tanda khas yang lain adalah
kesanggupan serum pasien untuk
beraglutinasi terhadap cell darah
merah domba ( Rx. Paul Bunnel )

Tonsilitis membranosa tuberkulosis

Tuberkulosis milier akut


Ulkus tuberkulosis kronik
Lupus vulgaris

Tonsilitis membranosa sifilis


Etiologi:
treponema palidum
Diagnosis
sifilis primer:
bibir,mulut,tonsil,pipi.gambaran
klinis
berupa ulserasi
sifilis sekunder:
infektif!,minggu ke 6-8.sakit di
tenggorok dan timbul bercak pada
palatum

Sifilis tersier :
Terbentuknya ulkus pada
tonsil,faring,palatum
Terapi :
pengobatan kausal dengan penicillin

Tonsilitis membranosa pada


moniliasis,aktinomikosis,
blatomikosis
Moniliasis
Etiologi: Candida albicans
Diagnosis:
1. Biasanya dijumpai pd anak setelah mendpt terapi
AB lokal /sistemik
2. Penderita dapat tanpa gejala/hanya sedikit rasa
tidak enak/nyeri tenggorok
3. Gambaran lokal berupa membran tipis yg multipel
diatas mukosa faring, palatum, lidah & mulut.
Membran ini dengan mudah dpt diangkat tanpa
terjadi perdarahan.

Terapi:
1. Nystatin lokal/sistemik
2. Pengolesan larutan gentian violet
1%

Aktinomikosis
Diagnosis:
1. Jarang terjadi di faring
2. Gambaran ulkus yg dalam dengan
rongga berisi semacam granul belerang
3. Ditegakkan dgn adanya kultur koloni
parasit yg terdapat di dlm granul
belerang
Terapi: Penisilin dosis tinggi, jangka
panjang sampai 2 bln sesudah sembuh
secara klinis


Blastomikosis
Diagnosis :
1. Jarang terjadi pada faring, tetapi mrpkn infeksi
jamur yang serius.
2. Gambaran pada faring berupa ulkus yang
dangkal dan terbentuk jaringan granulasi.
Terapi :
1. Larutan Amphotericin 1 ml/ 4 kali sehari dan
larutan hrs kontak dengan lesi
2. Sistemik : Bi;a ditempat lain terdapat lesi.

TONSILITIS MEMBRANOSA
PADA SKARLATINA,
MORBILI, CACAR AIR

SKARLATINA
Etiologi : penyebaran toksin yang dikeluarkan oleh
kuman Streptokokus dari infeksi faring dan
tonsil.
Diagnosis :
1. Anamnesis
a. masa inkubasi 2 7 hari / perjalanan
penyakit mendadak.
b. Suhu badan meningkat, badan sakit,
mengigil disertai rasa sakit kepala dan muntah
muntah

c. Tenggorik timbul rasa sakit dan KGB


regional membesar disertai rasa sakit.
2. Pemeriksaan :
a. Pada stadium awal faring hiperemis /
pada tonsil terdapat pengelupasan
berwarna kuning yang mudah diangkat.
b. lidah mula2 ditutupi oleh semacam
bulu kuning didaerah papil lidah
( Strawberry dan Cream tongue )
kemudaian menjadi strwabery tongue /
raspberry stelah bulu hilang.

Terapi :
1. Penderita hrs diisolasi
2. Pengobatan dengan penisilin
3. Perlu tindakan operasi tonsil,
adenoid, sinus paranasal, telinga yg
tlh terinfeksi untuk ,menghilangkan
infeksi dan untuk mencegah
terjadinya carier.


MORBILI
Etiologi : Virus dalam sekret nasofaring dan darah
selama prodromal dan 24 jam setelah timbul
bercak bercak.
Diagnosis :
a. Anamnesis :
1. Timbul waktu epidemi dengan masa
inkubasi 10 12 hari
2. Terutama pada anak dengan komplikasi
pneumonia.
3. Gejala meliputi rinitis catharalis, diare,
muntah muntah dan mungkin timbul
laringitis

b. Pemeriksaan
1. Tampak mukosa pipi kemerahan dengan
bintik Koplik yaitu bercak sebesar kepela
paku berwarna putih di daerah mukosa
pipi, berhadapan dengan gigi molar bawah
dan dikelilingi eritema.
2. Setelah 4 / 5 hari timbul gambaran kulit
yang khas morbili ( Morbiliform Rash )
dan bintik koplik menghilang.
3. Tampak faringitis memebranosa dan
pada anak gizi buruk akan terjadi gangren
mulut.

C. Terapi :
1. Perbaiki keadaan mulut.
2. Simptomatik :
antipiretik, sedatif, obat batuk

Cacar Air
Diagnosis :
Lesi pada mukosa faring dan pipi
berupa vesikel
Terapi :
Analgetik, obat kumur

Tonsilitis Kronis
Faktor predisposisi:
iritasi kronis, kuman penyebab =
t.akut yang dapat berubah menjadi
kuman gram negatif
Gejala & tanda:
tonsil membesar, permukaan tidak
rata, kriptus melebar berisi dedritus,
rasa mengganjal di tenggorok, kering
dan berbau

Patofisiologi
proses rangsang berulang,epitel mukosa
dan jaringan limfoid terkikis, sehingga
proses penyembuhan jaringan limfoid
diganti dengan jaringan parut yang
mengalami pengerutan sehingga kripti
melebar. Secara klinik kripti ini tampak
diisi oleh detritus.proses ini meluas
sehingga menembus kapsul tonsil dan
akhirnya menimbulkan perlekatan
dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris.

Manisfetasi klinis
Tenggorokan seperti ada penghalang
atau mengganjal,
Tenggorokan terasa kering
Nafas berbau.
Saat pemeriksaan ditemukan tonsil
membesar dengan permukaan tidak
rata, kriptus membesar dan terisi oleh
detritus

Komplikasi
Secara Perikontinuitatum :
Rhinitis kronis,
Sinusitis
otitis media.
Komplikasi lebih jauh terjadi secara:
Hematogen atau limfogen :
endokarditis, arthritis, miositis, nefritis,
uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus,
urtikaria, dan furunkulosis.

Definisi Tonsilektomi
Tonsilektomi
operasi pengangkatan seluruh tonsil
palatina.
Tonsiloadenoidektomi
pengangkatan tonsil palatina dan
jaringan limfoid di nasofaring yang
dikenal sebagai adenoid atau tonsil
faringeal.

Indikasi
Sumbatan:
1.Hiperplasi tonsil dgn sumbatan jalan
nafas
2.Sleep apnea
3.Ggn menelan
4.Ggn berbicara
5.Cor pulmonale
Infeksi
Infeksi telinga tengah berulang

Indikasi Absolut
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan
obstruksi saluran napas, disfagia berat,
gangguan tidur dan komplikasi
kardiopulmoner
Abses peritonsil yang tidak membaik
dengan pengobatan medis dan drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi
untuk menentukan patologi anatomi

Indikasi Relatif
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil
per tahun dengan terapi antibiotik adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak
membaik dengan pemberian terapi medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yang tidak membaik dengan
pemberian antibiotik -laktamase resisten
Pada keadaan tertentu seperti pada abses
peritonsilar (Quinsy), tonsilektomi dapat
dilaksanakan bersamaan dengan insisi
abses.

KONTRAINDIKASI

Gangguan perdarahan
Risiko anestesi yang besar atau
penyakit berat
Anemia
Infeksi akut yang berat

Anda mungkin juga menyukai