Tonsilitis
Tonsilitis
Tonsil
massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang
berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan
dan kiri tenggorok.
Tonsil
Tonsil berfungsi
Filter/penyaring menyelimuti organisme
yang berbahaya tersebut dengan sel-sel
darah putih. memicu sistemkekebalan tubuh
membentuk antibody terhadap infeksi yang
akan datang. bila tonsil sudah tidak dapat
menahan infeksi bakteri atau virus tersebut
maka akan timbul tonsillitis
Tonsil palatina
suatu massa jaringan limfoid di dalam fosa
tonsil pada kedua sudut orofaring
dibatasi oleh
pilar anterior (otot palatoglosus)
pilar posterior (otot palatofaringeus).
bentuk oval ,panjang 2-5 cm
masing-masing tonsil mempunyai 10-30
kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil
Tonsil palatina
Tonsil terletak di lateral orofaring.
Dibatasi oleh:
Tonsil palatina
Secara mikroskopik tonsil terdiri
atas 3 komponen yaitu
jaringan ikat
folikel germinativum (sel limfoid)
jaringan interfolikel
(terdiri dari jaringan limfoid).
Fosa tonsil
atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot
orofaring, yaitu batas anterior adalah
otot palatoglosus, batas lateral atau
dinding luarnya adalah otot konstriktor
faring superior
Kapsul Tonsil
Bagian permukaan lateral tonsil
ditutupi oleh suatu membran jaringan
ikat, yang disebut kapsul.
Walaupun para pakar anatomi
menyangkal adanya kapsul ini, tetapi
para klinisi menyatakan bahwa kapsul
adalah jaringan ikat putih yang
menutupi 4/5 bagian tonsil.
Plika Triangularis
Diantara pangkal lidah dan bagian
anterior kutub bawah tonsil
Merupakan suatu struktur normal
yang telah ada sejak masa embrio.
Serabut ini dapat menjadi penyebab
kesukaran saat pengangkatan tonsil
dengan jerat.
Pendarahan
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A.
karotis eksterna, yaitu
1. A. maksilaris eksterna (A. fasialis) cabangnya
A. tonsilaris
A. palatina asenden
2. A. maksilaris interna,cabangnya
A. palatina desenden
3. A. lingualis cabangnya
A. Lingualis dorsal
4. A. faringeal asenden.
Persarafan
Tonsil bagian atas mendapat sensasi
dari serabut saraf ke V melalui
ganglion sfenopalatina dan bagian
bawah dari saraf glosofaringeus.
Imunologi Tonsil
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang
mengandung sel limfosit, 0,1-0,2%
Proporsi limfosit B dan T pada tonsil
adalah 50%:50%
Terdapat sistim imun kompleks
- sel M (sel membran)
- Makrofag
- sel dendrit dan APCs
(antigen presenting cells)
Tonsilitis Akut
Etiologi:
S. beta hemolitikus, pneumokokus,
S. viridan
S. piogenes
H. influenzae (t. akut supuratif)
Infiltrasi bakterimukosa reaksi radang
sel leukosit PMN detritus (mengisi
kriptus tonsil) Tonsilitis dgn detritus
folikularis lakunaris
Terapi
antibiotika spektrum luas, analgetikantipiretik, obat kumur
Komplikasi
OMA, abses peritonsil, parafaring,
sepsis, bronkitis, nepritis akut,
miokarditis,artritis
Tonsilitis membranosa
Tonsilitis difteri
Etiologi:
Coryne bacterium diphteriae
Frekuensi tinggi: umur 2-5 thn
Gejala& tanda
Gejala umum
Gejala lokal
Gejala akibat eksotoksin
Diagnosis:
Gambaran klinis & preparat C. bac. Diphteriae
dengan pewarnaan gram.
Terapi:
Antibiotika penicillin atau eritromisin,
kortikosteroid & antipiretik.
Komplikasi:
laringitis difteri, miokarditis, DC cordis,
kelumpuhan otot palatum mole, otot mata,
otot faring, otot laring kesulitan menelan,
suara parau & kelumpuhan otot-otot pernafasan.
Tonsilistis septik
Etiologi:
S. hemolitikus yang ada di susu sapi
(di Indonesia jarang terjadi)
Etiologi:
kurangnya higiene mulut, def. vit C,
infeksi spirilum & basil fusiform
Gejala & tanda:
demam tinggi, sakit kepala,ggn
pencernaan, nyeri dimulut,
hipersalivasi, gigi & gusi mudah
berdarah
Terapi :
Perbaiki Higiene mulut
Antibiotik spektrum lebar selama
satu minggu.
Vit B kompleks dan Vit C
Leukimia akut
Gejala pertama sering berupa
epistaksis, perdarahan di mukosa
mulut,gusi dan di bawah kulit
sehingga kulit tampak bercak
kebiruan. Tonsil membengkak ditutupi
membran semu tetapi tidak hiperemis
dan rasa nyeri yang hebat ditenggorok.
Angina
agranulositosis
Penyebab ialah akibat keracunan
obat dari golongan amidopirin,
sulfa, dan arsen. Pada pemeriksaan
tampak ulkus di mukosa mulut dan
faring dan di sekitar ulkus tampak
gejala radang. Ulkus ini juga dapat
ditemukan di genitalia dan saluran
cerna.
Infeksi mononukleosis
Pada penyakit ini terjadi tonsilo faringitis
ulsero membranosa bilateral. Membran
semu yang menutupi ulkus mudah diangkat
tanpa timbul perdarahan. Terdapat
pembesaran kelenjar limfe leher ketiak dan
regio inguinal.
Sifilis tersier :
Terbentuknya ulkus pada
tonsil,faring,palatum
Terapi :
pengobatan kausal dengan penicillin
Terapi:
1. Nystatin lokal/sistemik
2. Pengolesan larutan gentian violet
1%
Aktinomikosis
Diagnosis:
1. Jarang terjadi di faring
2. Gambaran ulkus yg dalam dengan
rongga berisi semacam granul belerang
3. Ditegakkan dgn adanya kultur koloni
parasit yg terdapat di dlm granul
belerang
Terapi: Penisilin dosis tinggi, jangka
panjang sampai 2 bln sesudah sembuh
secara klinis
Blastomikosis
Diagnosis :
1. Jarang terjadi pada faring, tetapi mrpkn infeksi
jamur yang serius.
2. Gambaran pada faring berupa ulkus yang
dangkal dan terbentuk jaringan granulasi.
Terapi :
1. Larutan Amphotericin 1 ml/ 4 kali sehari dan
larutan hrs kontak dengan lesi
2. Sistemik : Bi;a ditempat lain terdapat lesi.
TONSILITIS MEMBRANOSA
PADA SKARLATINA,
MORBILI, CACAR AIR
SKARLATINA
Etiologi : penyebaran toksin yang dikeluarkan oleh
kuman Streptokokus dari infeksi faring dan
tonsil.
Diagnosis :
1. Anamnesis
a. masa inkubasi 2 7 hari / perjalanan
penyakit mendadak.
b. Suhu badan meningkat, badan sakit,
mengigil disertai rasa sakit kepala dan muntah
muntah
Terapi :
1. Penderita hrs diisolasi
2. Pengobatan dengan penisilin
3. Perlu tindakan operasi tonsil,
adenoid, sinus paranasal, telinga yg
tlh terinfeksi untuk ,menghilangkan
infeksi dan untuk mencegah
terjadinya carier.
MORBILI
Etiologi : Virus dalam sekret nasofaring dan darah
selama prodromal dan 24 jam setelah timbul
bercak bercak.
Diagnosis :
a. Anamnesis :
1. Timbul waktu epidemi dengan masa
inkubasi 10 12 hari
2. Terutama pada anak dengan komplikasi
pneumonia.
3. Gejala meliputi rinitis catharalis, diare,
muntah muntah dan mungkin timbul
laringitis
b. Pemeriksaan
1. Tampak mukosa pipi kemerahan dengan
bintik Koplik yaitu bercak sebesar kepela
paku berwarna putih di daerah mukosa
pipi, berhadapan dengan gigi molar bawah
dan dikelilingi eritema.
2. Setelah 4 / 5 hari timbul gambaran kulit
yang khas morbili ( Morbiliform Rash )
dan bintik koplik menghilang.
3. Tampak faringitis memebranosa dan
pada anak gizi buruk akan terjadi gangren
mulut.
C. Terapi :
1. Perbaiki keadaan mulut.
2. Simptomatik :
antipiretik, sedatif, obat batuk
Cacar Air
Diagnosis :
Lesi pada mukosa faring dan pipi
berupa vesikel
Terapi :
Analgetik, obat kumur
Tonsilitis Kronis
Faktor predisposisi:
iritasi kronis, kuman penyebab =
t.akut yang dapat berubah menjadi
kuman gram negatif
Gejala & tanda:
tonsil membesar, permukaan tidak
rata, kriptus melebar berisi dedritus,
rasa mengganjal di tenggorok, kering
dan berbau
Patofisiologi
proses rangsang berulang,epitel mukosa
dan jaringan limfoid terkikis, sehingga
proses penyembuhan jaringan limfoid
diganti dengan jaringan parut yang
mengalami pengerutan sehingga kripti
melebar. Secara klinik kripti ini tampak
diisi oleh detritus.proses ini meluas
sehingga menembus kapsul tonsil dan
akhirnya menimbulkan perlekatan
dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris.
Manisfetasi klinis
Tenggorokan seperti ada penghalang
atau mengganjal,
Tenggorokan terasa kering
Nafas berbau.
Saat pemeriksaan ditemukan tonsil
membesar dengan permukaan tidak
rata, kriptus membesar dan terisi oleh
detritus
Komplikasi
Secara Perikontinuitatum :
Rhinitis kronis,
Sinusitis
otitis media.
Komplikasi lebih jauh terjadi secara:
Hematogen atau limfogen :
endokarditis, arthritis, miositis, nefritis,
uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus,
urtikaria, dan furunkulosis.
Definisi Tonsilektomi
Tonsilektomi
operasi pengangkatan seluruh tonsil
palatina.
Tonsiloadenoidektomi
pengangkatan tonsil palatina dan
jaringan limfoid di nasofaring yang
dikenal sebagai adenoid atau tonsil
faringeal.
Indikasi
Sumbatan:
1.Hiperplasi tonsil dgn sumbatan jalan
nafas
2.Sleep apnea
3.Ggn menelan
4.Ggn berbicara
5.Cor pulmonale
Infeksi
Infeksi telinga tengah berulang
Indikasi Absolut
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan
obstruksi saluran napas, disfagia berat,
gangguan tidur dan komplikasi
kardiopulmoner
Abses peritonsil yang tidak membaik
dengan pengobatan medis dan drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi
untuk menentukan patologi anatomi
Indikasi Relatif
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil
per tahun dengan terapi antibiotik adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak
membaik dengan pemberian terapi medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yang tidak membaik dengan
pemberian antibiotik -laktamase resisten
Pada keadaan tertentu seperti pada abses
peritonsilar (Quinsy), tonsilektomi dapat
dilaksanakan bersamaan dengan insisi
abses.
KONTRAINDIKASI
Gangguan perdarahan
Risiko anestesi yang besar atau
penyakit berat
Anemia
Infeksi akut yang berat