Dengue
Kelompok 6A
DEFINISI
ETIOLOGI
d
i
s
e
b
a
b
k
a
n
DEN-1
DF atau DHF
DEN-2
VIRUS DENGUE
DEN-3
DEN-4
PATOFISIOLOGI DEMAM
BERDARAH DENGUE
EPIDEMIOLOGI
Klasifikasi Nyamuk
Aedes aegypti
Menurut Richard dan Davis (1977) yang dikutip oleh
Seogijanto (2006), kedudukan nyamuk Aedes aegypti
dalam klasifikasi hewan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Bangsa : Diptera
Suku : Culicidae
Marga : Aedes
Jenis : Aedes aegypti L
1. Stadium Telur
Menurut Herms (2006), telur nyamuk
Aedes aegypti berbentuk ellips atau
oval memanjang, berwarna hitam,
berukuran 0,5-0,8 mm, dan tidak
memiliki alat pelampung. Nyamuk
Aedes aegypti meletakkan telurtelurnya satu per satu pada permukaan
air, biasanya pada tepi air di tempattempat penampungan air bersih dan
sedikit di atas permukaan air.
3. Stadium Pupa
Menurut Achmadi (2011), pupa
nyamuk Aedes aegypti mempunyai
bentuk tubuh bengkok, dengan
bagian kepala dada (cephalothorax)
lebih besar bila dibandingkan
dengan bagian perutnya, sehingga
tampak seperti tanda baca koma.
4. Nyamuk dewasa
Menurut Achmadi (2011), nyamuk
dewasa yang baru muncul akan
beristirahat untuk periode singkat di
atas permukaan air agar sayap-sayap
dan badan mereka kering dan menguat
sebelum akhirnya dapat terbang.
PENCEGAHAN
Pencegahan DBD
Pencegahan penyakit DBD sangat
tergantung pada pengendalian vektornya,
yaitu nyamuk Aides aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode
Yaitu :
lingkungan, biologis maupun secara kimiawi
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan
nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyam
Yaitu :
A. Menguras bak mandi dan tempat-tempat
penampungan air
B. Menutup rapat tempat penampungan ai
C. Mengganti air pada vas bunga
D. Membersihkan menjadi tempat
berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti
sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
Biologis
Pengendalian secara biologis adalah
pengandalian perkambangan nyamuk dan
jentiknya dengan menggunakan hewan atau
tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang
pada kolam
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan
cara pengandalian serta pembasmian
nyamuk serta jentiknya dengan
menggunakan bahan-bahan kimia. Cara
pengendalian ini antara lain dengan:
A. Pengasapan/fogging
B. Memberikan bubuk abate
Kriteria Klinis
Demam
Gejala/Tanda
Gejala/Tanda Awal
2. Nyeri perut
Gejala/Tanda lanjutan
1. Terjadi muntah/berak
bercampur darah
2. Perdarahan
di hidung (mimisan)
Tanda-tanda perdarahan
Rumple leede positif
Petechiae
Pendarahan konjungtiva
Epistaksis
Perdarahan Gusi
Hematemesis
Melena
Hematuri
Tanda-tanda lain
Hepatomegali
Renjatan (Syok)
Trombositopenia
Hemokonsentrasi
Nyeri otot
Anoreksia
Lemah,Mual,Muntah,Sakit perut
KARAKTER NYAMUK
Virus Dengue
Termasuk famili Flavividae
Diameter virion 50nm dan panjang 11 kilibasa
Virus RNA dgn untaian tunggal
Memiliki 4 serotype dengan antigen berbeda
Nyamuk Aedes
Stadiumnya: telur, larva (jentik), pupa
(kepompong), dan nyamuk dewasa
Saat dewasa: sayap berwarna hitam, badan dan
kaki berbercak putih
Tidak dapat berkembang biak di genangan air
yang langsung berhubungan dengan tanah
Saat sudah siap bertelur, akan mencari tempat
penampungan air bersih
Banyak ditemukan di daerah tropis, khususnya
di air bersih yang tergenang
Menyebarkan demam berdarah dan demam
kuning
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5532/jurnal.pdf?
Aedes Aegypti
Vektor utama (95%) penyebaran penyakit
DBD
Umur 2 minggu sampai 3 bulan
Mencari makan sepanjang hari terutama
antara jam 08.00-13.00 dan antara jam
15.00-17.00
Jarak terbang spontan terbatas sekitar 30-50
meter per hari. Jarak terbang jauh, pasif
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf
Aedes Albopticus
Nyamuk kebun, memperoleh makanan
dengan menggigit dan menghisap darah
berbagai jenis binatang
Suka di tempat yang gelap, lembab, dan
tersembunyi di dalam rumah/bangunan
Berkembangbiak di dalam lubang pohon,
lekukan tanaman, potongan batang bambu
dan buah kelapa yang terbuka
Jarak terbang mencapai 400-600 meter
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENCEGAHAN
Pencegahan DBD
Pencegahan penyakit DBD sangat
tergantung pada pengendalian vektornya,
yaitu nyamuk Aides aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode
Yaitu :
lingkungan, biologis maupun secara kimiawi
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan
nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyam
Yaitu :
A. Menguras bak mandi dan tempat-tempat
penampungan air
B. Menutup rapat tempat penampungan ai
C. Mengganti air pada vas bunga
D. Membersihkan menjadi tempat
berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti
sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
Biologis
Pengendalian secara biologis adalah
pengandalian perkambangan nyamuk dan
jentiknya dengan menggunakan hewan atau
tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang
pada kolam
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan
cara pengandalian serta pembasmian
nyamuk serta jentiknya dengan
menggunakan bahan-bahan kimia. Cara
pengendalian ini antara lain dengan:
A. Pengasapan/fogging
B. Memberikan bubuk abate
PENATALAKSANAAN
DBD
Pengobatan DBD
Konsep One Day Care :
Prinsip : Pasien dirawat selama 24 jam dengan pemantauan tanda klinis, laboratorium,
dan pemberian cairan yang ketat.
Prinsip penanganan :
1)
2)
3)
4)
Pemantauan keadaan klinis yang cermat dan pemantauan laboratorium yang akurat dan tepat
waktu.
Penatalaksanaan Penderita
1)
Tirah baring
2)
3)
4)
) Tekanan Darah
) Nadi
) Pernafasan
) Suhu
) jumlah urine perjam
5) Obat-obat simtomatik :
) parasetamol atau Xylomidon/Novalgin injeksi bila suhu tubuh 38,50 C
) Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.
Parasetamol lebih dipilih untuk menurunkan demam tetapi harus diturunkan dengan kewaspadaan, dengan
dosis berikut :
< 1 tahun 60 mg/dosis
1-3 tahun 60-120 mg/dosis
3-6 tahun 120 mg/dosis
6-12 tahun 240 mg/dosis
8) Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin memberat
Penderita dinyatakan untuk dirujuk atau dilakukan tindakan yang lebih intensif, kalau perlu di rawat
di ICU.
9) Infus trombosit, bila mengalami penurunan jumlah trombosit yang mencolok disertai dengan
tanda-tanda perdarahan masif.
10) Pemberian FFP (Fresh Frozen Plasma) atau Plasma biasa, bila keadaan syok belum teratasi.
11) Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada fase penyembuhan.
Tindakan One Day Care pada DBD berhasil apabila : selama pemantauan pemberian
cairan tidak terjadi perburukan klinis dan laboratorium, dan didapati kriteria pemulangan
penderita DBD grade II secara umum, yaitu :
1. Demam (-) selama 24 jam tanpa pemberian antipiretik
2. Kemajuan keadaan klinis (+)
3. Hb dan Ht stabil.
4. Trombosit > 50.000/mm3.
5. Tidak ada distres pernafasan akibat efusi pleura / asites.
Pasien dipulangkan dengan memberikan surat rujukan ke Puskesmas setempat untuk melakukan
monitoring dengan kunjungan rumah atau kontrol ke Puskesmas setiap hari selama 2 hari.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3379/1/penydalam-umar.pdf
Buku kedokteran Demam Berdarah Dengue (WHO)
SUMBER
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18919/4/Chapter%20II.p
df
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5532/jurnal.
pdf?sequence=1
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/demam_berdar
ah_dengue.pdf
https://akuhsuryana.wordpress.com/dangue-penyakit-demam-berdarah/
Cook, Gordon C. Cook dan Alimuddin I. Zumla. 2009. Manson's Tropical
Diseases. Edisi 22. China: Elsevier.
Sudoyo, Aru. W (Ed.), dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FK UI.
Mansjoer, Arif (Ed.), dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius FK UI.