Anda di halaman 1dari 14

Kesiapan IKM Indonesia Menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Sekilas Tentang MEA 2015


Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan
komunitas ekonomi ASEAN sebagai suatu integrasi ekonomi
kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi.
MEA yang akan diberlakukan pada Desember 2015, bertujuan
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
pengembangan budaya
Melalui MEA akan terjadi integrasi yang berupa free trade area
(area perdagangan bebas), penghilangan tarif perdagangan antar
negara ASEAN, serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang
bebas, yang akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi tiap negara.

Sekilas Tentang MEA 2015

Namun......
Manfaat dari implementasi MEA bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia ibarat
pisau bermata dua, disatu sisi terdapat
peluang namun di sisi lain ada sebuah
tantangan besar, maka hal ini sangat
tergantung pada cara menyikapi era pasar
bebas tersebut.

Pertanyaannya.....???
Sejauh mana kesiapan dunia usaha di
Indonesia khususnya industri kecil dan
menengah (IKM) dalam menghadapi MEA
2015?

PELUANG EKONOMI ASEAN BAGI UMKM


Globalisasi ekonomi terutama konteks implementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar
bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin
meningkat. Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah
24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030.
Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production
base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia
muda/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar.
Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%).
Keunggulan produk KUKM (memiliki keunikan/nilai seni tinggi berbasis kebudayaan lokal,
handmade) dan telah memenuhi standar kualitas (Eropa Timur, UEA, & China peluang pasar
untuk produk kerajinan).
Dukungan kebijakan pemerintah/lintas terkait (Hulu: peningkatan daya saing produk (diklat,
sertifikasi produk, penguatan branding, dll) dan Hilir : promosi & pemasaran melalui
fasilitasi pameran, temu bisnis, konsolidasi kargo)
Semakin terbukanya peluang kerjasama ekonomi bilateral, kawasan, regional.

TANTANGAN:
PEMASARAN & JARINGAN USAHA PRODUK UMKM
PRODUK:
a) Kualitas dan
standardisasi; b) su
global (green product,
HACCAP); c) Kreativitas
dan inovasi (nilai
budaya, hand made,
sentuhan teknologi); d)
Characteristic global/
PELAKU
sesuai selera pasar
a) Persepsi terhadap peluang MEA

UMKM

terbatas dan memandang


besarnya pasar domestik yang
mendorong pelaku usaha
memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan pasar tersebut;
b) Kapasitas daya saing pelaku
dan tenaga kerjanya; c)
kemampuan UMKM agar mampu
memanfaatkan fasilitas sumber
daya yang ada.

TANTANGAN

INFRASTRUKTUR/
SARANA-PRASARANA

Ketersediaan dam Kualitas


infrastruktur/sarana serta
prasarana pemasaran yang
lebih baik

KEBIJAKAN/REGULASI
Harmonisasi kebijakan/regulasi
yang mendukung pelaku usaha
dalam peningkatkan daya saing
dan pengembangan bisnisnya.

Hambatan lain IKM


Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
pelaku IKM yang secara umum masih
rendah,
Kurangnya
pemanfaatan
teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) oleh para
pelaku
IKM
di
Indonesia
untuk
menghadapi persaingan usaha yang
makin
ketat,
khususnya
dalam
menghadapi MEA.

Langkah-Langkah Pemerintah
Menghadapi MEA 2015
Membentukan
Komite
Nasional
Persiapan MEA 2015, yang berfungsi
merumuskan langkah antisipasi serta
melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
dan
IKM
mengenai
pemberlakuan MEA pada akhir 2015
Kementerian Perindustrian juga tengah
melaksanakan
pembinaan
dan
pemberdayaan terhadap sektor industri
kecil menengah (IKM) yang merupakan
bagian dari sektor UMKM.

Langkah-langkah yang dilakukan


Kemenperin anatara lain
1. Peningkatan wawasan pelaku IKM
terhadap MEA,
2. Peningkatan efisiensi produksi dan
manajemen usaha,
3. Peningkatan daya serap pasar produk
IKM lokal,
4. Penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Pembinaan dan pelatihan tersebut antara


lain :
Kegiatan bimbingan teknis (Kewirausahaan,
Manajemen, TTG, dll.),
Pemberian bantuan sarana produksi,
Sosialisasi MEA 2015, BTP, PIRT, Halal, SNI,
Perijinan, dll.,
Memfasilitasi pelaku IKM untuk memperoleh
sertifikat PIRT, Halal, SNI, Barcode, HaKI, Merk,
dll.,
Memfasilitasi pelaku IKM untuk mengikuti
berbagai pameran (Food Etnik, Ina Kraf,
Cooperatif Fair, Batam Fair, dll.),
Memfasilitasi pelaku IKM untuk mengikuti
berbagai pendidikan

Pembinaan dan pelatihan tersebut antara


lain :
Memfasilitasi pelaku IKM untuk mengikuti
berbagai pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Balai Diklat Industri
Jakarta, Dinas Perindag Provinsi, BUMN,
Perbankan, dll.,
Melakukan kaji terap ke berbagai daerah yg
dapat dijadikan percontohan,
Menjalin kerja sama dengan berbagai instansi
terkait (Balai, Perguruan Tinggi, Perbankan

ARAH KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KUKM


(2010-2014)
1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan
UKM
2. Peningkatan Akses Sumber daya Produktif
3. Pengembangan Jaringan Pemasaran Produk Koperasi dan
UKM
4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UKM
5. Penguatan Kelembagaan Koperasi

Peningkatan kapasitas,
produktivitas, nilai tambah
dan daya saing KUKM

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai