Anda di halaman 1dari 17
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2005 Pada umumnya Rumah Sakit belum mengelola limbah yang dihasilkannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Limbah medis dan limbah domestik disatukan tanpa ada segregasi limbah; Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis langsung dibuang ke sungai; Limbah domestik Rumah Sakit langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA); : Dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Jo No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, pada Pasal 8 dinyatakan bahwa salah satu karakteristik dari Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah menyebabkan infeksi, Selain itu, limbah dari kegiatan rumah sakit masuk Lampiran | Tabe/ 2 dengan Kode Limbah D227. Pada pasal 9 PP tersebutdinyatakan bahwa limbah B3 wajib dikelola. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No. 18 Tahun 1999 Jo. PP No, 85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Permenkes RI No. 1024/Menkes/Per/07/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Kepmen LH No. 13 tahun 1995 tetang Baku Mutu Emisi Udara dari Sumber Tidak Bergerak. Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi kegiatan rumah sakit. Fe ee ee * Kepdal 68/Bapedal/06/1994 dan Kepdal 01-05/Bapedal/09/1995 sebagai peraturan pelaksanaan dari PP No. 18/1999 Jo PP 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. Tujuan ng terdiri dari limbah domestik, limbah nee limbah patologis dan limbah B3 rumah sakit. Limbah tersebut dapat berbentuk cair, padat dan gas. Limbah domestik rumah sakit adalah limbah domestik yang biasanya berupa kertas, karton, plastik, kaleng, botol, sisa makanan dan lain sebagainya. Sue sen ee eeee ese Pengelolaan Limbah Medis Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan isolasi penyakit menular. Limbah patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh, darah, janin manusia dan cairan tubuh serta biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi Limbah B3 rumah sakit adalah limbah yang berupa limbah cytotoxic, kemasan bertekanan, limbah kimia, ing mengandung logam berat ih Farmasi nai gandung logam berat~ seonenees Semen eee cece Pengelolaan Limbah Medis 3 Sumber dan Jenis Limbah Medis Sumber Limbah. Jenis Limbah Hierarki Pengelolaan Limbah Medis. Pada prinsipnya hierarki pengelolaan limbah medis sama dengan pengelolaan limbah domestik. Adapun hierarki pengelolaan limbah medis sebagai berikut : eae ra) ee eun ct Alternatif Pengelolaan Limbah Medis Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit EE eb LE PSreaaconeul rs : 8 2 ® z a a “ Pereene neuer femeieeom ees Skema Pengelolaan Limbah Kegiatan Rumah Sakit BME Kepmen 13/1995 BMAL 58/1995 Pengelolaan Limbah PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS Mekanisme Pengelolaan Limbah dari Kegiatan Medis Limbah Patologis Note; Dalam rangka pengelolaan limbah medis (penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dengan incinerator serta penimbunan) mengacu kepada Ketentuan Kepdal 68/1994 dan Kepdal 01- 05/1995 BERR B Reece eee een e eee eee Pengelolaan Limbah Medis a Segregasi atau pemisahan limbah medis merupakan salah satu cara dalam upaya meminimisasi limbah. Proses ini akan menghasilkan lebih sedikit limbah medis yang perlu diolah sehingga akan mereduksi biaya pengelolaan limbah medis. Tahapan ini dilakukan untuk memisahkan limbah domestik dan limbah medis lainnya. Pemisahan limbah medis terjadi pada saat limbah tersebut dihasilkan di sumber penghasil limbah, misalnya pada saat menyuntik pasien atau saat kemasan supply dibuka. Setelah limbah terpisah kemudian dimasukkan ke dalam suatu kontainer menurut jenis limbah sebagai berikut: © Limbah domestik yang tidak dapat di recycle © Limbah yang dapat di recycle © Limbah infeksius dan limbah patologis © Limbah infeksius tajam © Limbah medis berbahaya a eee | WPansenuscy Berikan tanda identifikasi pada limbah untuk memudahkan Limbah petugas membedakan antara limbah * domestik dan medis. Misalnya : Untuk limbah medis dikumpulkan dengan tas plastik warna kuning, kemudian diberi label dan simbol yang mengacu kepada Kepdal 05 /Bapedal/09/1995. Sedangkan untuk limbah domestik dikumpulkan dengan plastik yang bewarna putih, kemudian diberi label dan simbol. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengemasan limbah infeksius adalah: = Kemasan dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari pengkaratan dan kebocoran = Kedap air * Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah tumpahan saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan. Pengelolaan Limbah Mei Penyimpanan Tahap berikutnya dalam pengelolaan limbah medis setelah limbah dipisahkan dan dikemas dengan baik adalah melakukan penyimpanan dan pengumpulan limbah medis, Tatacara penyimpanan dan pengumpulan limbah medis sebagaimana diatur didalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor. 01 /Bapedal/09/1995. | Peligangkutan APabila lokasi_pengolah, pemanfaat/ limbah penimbun limbah medis berada di luar area rumah sakit, limbah yang telah dipisah, dikemas dan _dikumpulkan tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan alat angkut khusus untuk menghindari pencemaran di jalur yang dilewati menuju tempat pengolahan, - ae ‘Dalam PP No. 18 Tahun 1999 pasal 18 dijelaskan bahwa ‘pemanfaat limbah medis adalah penghasil atau badan usaha yang melakukan kegiatan pemanfaatan limbah medis. Jenis limbah medis yang dapat dimanfaatkan dari kegiatan ini antara lain Fixer yang merupakan cairan pencuci film rontgen dari unit radiology, endoskopi, radiotherapy di rumah sakit atau Klinik kesehatan. ‘Sesuai dengan PP 18 tahun 1999 pasal 9 bahwa setiap kegiatan yang menggunakan B3 dan atau menghasilkan limbah (limbah medis) _wajib —_melakukan pengelolaan limbahnya antara lain dengan cara mereduksi, mengolah limbahnya. Pengolahan limbah medis yang umum dilakukan adalah dengan metoda_destruksi menggunakan incinerator yang sebelum pengoperasiannya harus mendapat izin dari KLH. COCO ee ee 7 Pengelalaan Limbah Medis 9 Tahap berikutnya dalam pengelolaan limbah medis setelah limbah dipisahkan dan dikemas dengan baik adalah melakukan penyimpanan dan pengumpulan limbah medis, Tatacara penyimpanan dan pengumpulan limbah medis sebagaimana diatur didalam Keputusan Kepala Bapedal © Nomor 01 /Bapedal/09/1995. Apabila lokasi pengolah, pemanfaat/ Pengangkutan ~ K imbah penimbun limbah medis berada di luar area rumah sakit, limbah yang telah r dipisah, dikemas dan _dikumpulkan tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan alat angkut khusus untuk menghindari pencemaran di jalur yang dilewati menuju tempat pengolahan. fo) Pemanfaatan timbah Dalam PP No. 18 Tahun 1999 pasal 18 dijelaskan bahwa ‘pemanfaat limbah medis adalah penghasil atau badan usaha ang melakukan kegiatan pemanfaatan limbah medis. Jenis limbah medis yang dapat dimanfaatkan dari kegiatan ini antara lain Fixer yang merupakan cairan pencuci film rontgen dari unit radiology, endoskopi, radiotherapy di rumah sakit atau Klinik kesehatan. Sesuai dengan PP 18 tahun 1999 pasal 9 bahwa setiap kegiatan yang menggunakan 83 dan atau menghasilkan limbah (limbah medis) wajib ~—_-melakukan pengelolaan limbahnya antara lain dengan cara mereduksi, mengolah limbahnya. Pengolahan limbah medis yang umum dilakukan adalah dengan metoda__destruksi menggunakan incinerator yang sebelum pengoperasiannya harus mendapat izin dari KLH. aeane SUS ones eee eee “ = Pengelalaan Limbah Medis 9 Sesuai dengan PP 18 tahun 1999 pasal 36 menyatakan bahwa setiap lokasi yang digunakan untuk penimbunan limbah medis wajib memenuhi persyaratan : bebas banjir, aman, stabil tidak “~, rawan dari bencana dan diluar kawasan lindung, permeabilitas tanah maksimum 10-7 cm/detik, serta tidak merupakan daerah resapan air tanah. Melalui uji ___ total kosentrasi__kontaminen Ka “S dapat diketahui jenis landfill ~~ yang akan digunakan untuk menimbun limbah yang = dimaksud yaitu kategori |, Il dan Ill yang memiliki_ketentuan =a lapisan seperti. © gambar disamping (Kepdal No. 04/Bapedal/09/1995). Jika lokasi untuk penimbunan tidak dipunyai oleh RS, maka pihak RS dapat menyimpan sementara limbah medisnya selama 90 hari atau mengirim ke PPLI. 1 Wo Ba PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS SECARA INSINERASI Insenerasi_ merupakan cara yang terbaik untuk mengolah limbah medis dengan suhu pembakaran 1200 °C. Persyaratan umum untuk pengolahan limbah medis yang menggunakan incinerator adalah sebagai beri + Menyampaikan data spesifikasi alat yang merinci kemampuan incinerator untuk mendestruksi senyawa beracun (baik bahan kimia maupun bahan bioligi yang bersifat infeksius) 4 Melakukan uji coba pembakaran (7ria/ Burn Test yang pengawasannya dilakukan oleh KLH + Efisiensi penghancurannya 99,99% Temperatur suhu pembakaran 1000-1200 °C Telah memenuhi Baku Mutu Emisi Gas Buang dan Kinerja Peralatan Insinerator (Kepdal No. 03 thn Tahun 1995, sebagai berikut Parameter Kadar Maksimum fata ate ding Nd) | Partikel cE 50 Sulfur Dioksida (S02) 250 Nitrogen Dioksida (NO;) 300 Hidrogen Flourida (HF) 10 Karbon Monoksida (CO) 100 Hidrogen Khlorida (HCI) 70 Total Hidrokarbon (sebagai CH4) 35 ‘Arsen (As) 1 Kadmium (Cd) 02 Kromium (Cr) ia Timbal (Pb) Merkuri (Hg) Talium (Ti) Opasitas 10% Baku Mutu Emisi Gas Buang dari Incenerator + Setelah dilakukan pengolahan limbah medis, maka hasil_pengolahan air limbah dari insinerator tersebut dapat mengacu pada _Kepdal 03/Bapedal/09/1995, dengan parameter Baku Mutu sebagai berikut f Paramater Kosentrasi maksimum (mg/I) Fisika : Suhu 38°C Zat padat terlarut 2000 Zat padat tersuspensi 200 Kimia: pH 6-9 Besi, terlarut (Fe) Mangan, terlarut (Mn) Barium (Ba) Tembaga (Cu) Seng (2n) Krom valensi enam (Cr6+) 0,1 Krom total (Cr) 0,5 Kadmium (Cd) 0,05 Merkuri (Hg) 0,002 Timbal (Pb) 0,01 seneeuemeeees anne wunene wuscunsanuannene Pengelolaan Limbah Medis an ‘Stanum (Sn) 2 Arsen (As) 01 Salenium (Se) 0,05 Nikel (Ni) 02 Kobal (Co) 04 Sianida (CN) 0,05 Sulfida (Ss?) 0,05 Flourida (F) 2 Klorin bebas (CL?) 1 Amoniak bas (NH3-N) 1 Ps, ae Gs 50 is 100 8 0,5 10 * Ss 05, ah sakit yang gacu pada 12/1995 gi kegiatan Kadar maksimum go) ‘ (mg/l) 30 80 Tss 30 pH 6-9 NH3 Bebas 0,1 POs P ‘Baku Mutu Alr Limbah dari IPAL Kegiatan Rumah Sakit Pengelolaan Limbah Medis Untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit membutuhkan biaya yang relatif cukup tinggi. Oleh sebab itu maka di dalam melakukan pengelolaan limbahnya, pihak rumah sakit disamping dapat mengelola limbahnya sendiri juga dapat bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah mendapatkan ijin dari Kementerian Lingkungan Hidupy ¢ BSNS Reese cece eee Pengelolaan Limbah Medis 13 Gambaran besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pengolahan limbah medis yang menggunakan insenerator sebagai berikut : Biaya administrasi dan manajemen limbah medis 1.213 2._| Blaya pengunpulan dan pengangkutan limbah medis 1.140 3. | Biaya operasional insenerator : 2.988 - Staf - Biaya insenerasi - Pembuangan residu ke Put = Environmental conteo,dll__ F F Jumlah limba medis seats dihasilkan ise Keclaty Rumah | ki dapat dihitung dengan mudah yaitu dengan menggunakan Tabel dibawah ini. Tabel Prakiraan Jumlah Limbah Medis yang Dihasilkan di Bebera| Sumber : Kajian Konsultan Proyek WEMP Contoh perhitungan : 1) 2) RS A di Indonesia mempunyai : 400 kamar Dengan merujuk Tabel di atas : Indonesia termasuk dalam Wilayah Asia Timur dengan Tingkat Pendapatan: Menengah yaitu 1,8 - 2,2 kg/tempat tidur. Sehingga diambil rata-rata setiap kamar 2 kg/tempat tidur. Dengan 400 kamar maka dihasilkan limbah: 400 x 2 kg/tempat tidur = 800 kg/tempat tidur/tahun. Dengan memperhatikan komposisi limbah yang dihasilkan dari kegiatan RS maka dapat diketahui jumiah limbah dari masing kategori a) Jumlah limbah domestik: 0,85 x 800 kg/tempat tidur/tahun = 680 kg/tempat tidur/tahun b) Jumlah limbah infeksius: 0,095 x 800 kg/tempat tidur/tahun kg/tempat tidur/tahun ©) Jumlah limbah patologis: 0,015 x 800 kg/tempat tidur/tahun = 12 kg/tempat tidur/tahun d) Jumlah limbah patologis: 0,04 x 800 kg/tempat tidur/tahun = 32 kg/tempat tidur/tahun 76 Benne Re ene e EERE d 1

Anda mungkin juga menyukai