Anda di halaman 1dari 62

GEOLOGY

Sifat-sifat Fisis dari Material Geologi

Sifat-sifat Geologi Teknik dari Batuan


Sifat-sifat Fisis dari Material Geologi
• Material geologi
• Material geologi padat
• Sifat-sifat yag melakukan penyusunan
• Sifat-sifat massa
• Variasi sifat-sifat volume dalam ruang
• Perubahan sifat-sifat volume (massa) dalam
waktu
adalah semua
material yang
membentuk bumi
seperti batuan,
tanah, air, minyak
bumi, gas, es, dan
sebagainya. Material
Geologis bisa
berbentuk padat,
cair, atau gas.
Material Geologi Padat
• Dalam geologi-teknik kita mengadakan
pembedaan antara tanah dan batuan (keras),
mengingat hal ini merupakan sebuah
kebiasaan dalam teknik sipil.

• Tanah diartikan oleh para insinyur sipil


sebagai material yang akan pecah apabila
terkena sedikit saja gaya mekanis
(memungkinkan pemindahan tanah dengan
cara sederhana)
Proses pembentukan tanah
 Sifat-sifat material geologis yang melakukan
penyusunan adalah sifat-sifat dari satuan yang
telah membentuk batuan atau tanah : mineral.

 Dalam batuan beku umumnya semua material


ini memiliki bentuk kristal, sedangkan dalam
batuan sedimen dan metamorf,
seringkali kita berbicara tentang
butiran mineral.
PENGENALAN MINERAL
DAN
BATUAN
“sifat-sifat massa”
(sifat-sifat dan keseluruhan volume) yang
dimiliki oleh material geologis ditentukan
oleh jumlah sifat dan mineral-mineral yang
melakukan penyusunan, bentuknya, dan
kemungkinan terisinya oleh air rongga-
rongga di antara mineral-mineral.
 Material bisa homogen atau tidak homogen.
Material homogen memiliki sifat-sifat yang
sama untuk semua contoh.

 Homogenitas tergantung dari skala contoh


yang diteliti.
Contoh batuan :
VIDEO
Perubahan sifat-sifat volume (massa)
dalam waktu

• Sifat-sifat material geologi bisa berubah


dengan berlakunya waktu akibat proses
pelapukan.

• Pelapukan terdiri atas :


pelapukan mekanis
pelapukan kimiawi
 Pelapukan Mekanis
• Atau disebut pelapukan fisis
adalah penghancuran batuan secara fisik
tanpa mengalami perubahan kimiawi.

• Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh


pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu
tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat
besar antara siang dan malam.
Akibat pemuaian
• Batuan terdiri dari berbagai mineral, dan
mempunyai koefisien pemuaian yang
berlainan.

• Oleh karena itu dalam sebuah batu


pemuaiannya akan berbeda, bisa cepat atau
lambat. Pemanasan matahari akan terjadi
peretakan batuan sebagai akibat perbedaan
kecepatan dan koefisien pemuaian tersebut.
Akibat pembekuan air

Batuan bisa pecah/hancur akibat pembekuan


air yang terdapat di dalam batuan. Misalnya di
daerah sedang atau daerah batas salju, pada
musim panas, air bisa masuk ke pori-pori
batuan. Pada musim dingin atau malam hari
air di pori-pori batuan itu menjadi es. Karena
menjadi es, volume menjadi besar, akibatnya
batuan menjadi pecah.
Akibat perubahan suhu tiba-tiba
Kondisi ini biasanya terjadi di daerah gurun.
Ketika ada hujan di siang hari menyebabkan
suhu batuan mengalami penurunan dengan
tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan
hancurnya batuan.
Perbedaan suhu yang besar antara siang
dan malam
Pada siang hari suhu sangat panas sehingga
batuan mengembang. Sedangkan pada malam
hari temperatur turun sangat rendah (dingin).
Penurunan temperatur yang sangat cepat itu
menyebabkan batuan menjadi retak-retak dan
pecah, akhirnya hancur berkeping-keping.
Batuan yang tersusun dari
mineral yang berwarna warni
akan lebih cepat lapuk
dibanding batuan yang
tersusun atas mineral
tunggal. Mineral yang
berwarna gelap akan lebih
cepat panas dibanding
warna lain. Sehingga pada
mineral yang gelap akan
terjadi pengembangan
volume yang lebih cepat
dibandingkan mineral lain.
Akibat perbedaan pemuaian,
bidang batas antara mineral
penyusun batuan akan retak
dan jika hal tersebut terjadi
terus menerus maka akan
pecah.
 Pelapukan kimiawi
• Adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa
kimia. Biasanya yang menjadi perantara
adalah air, terutama air hujan.

• Air hujan atau air tanah selain senyawa H2O,


juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena
itu mengandung tenaga yang besar untuk
melarutkan, apalagi jika air itu mengenai
batuan kapur atau karst.
Pada daerah kapur, air
hujan yang jatuh
disamping membentuk
aliran permukaan
sebagian lagi juga
meresap memasuki
celah-celah yang
terdapat pada batuan
kapur. Batuan kapur
mudah terlarut oleh air
yang mengandung CO .
Pelarutan yang
berlangsung secara
terus menerus akan
terbentuk jaringan
rekahan sehingga akan
terbentuk aliran bawah
tanah
Gejala atau bentuk-bentuk alam yang
terjadi di daerah karst diantaranya :
• Dolina
• Gua Sungai di dalam tanah
• Stalaktit dan stalakmit
 Dolina
• adalah lubang-lubang yang berbentuk corong.
Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan)
atau karena runtuhan.
• Dolina terdapat hampir di semua bagian
pegunungan kapur di Jawa bagian selatan,
yaitu di pegunungan seribu.
Gambar Akibat gejala Dolina pada gunung kapur
Lokasi :
Pegunungan kapur di Jawa bagian selatan,
yaitu di Pegunungan Seribu.
 Gua Sungai di dalam tanah
• Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat
celah atau retakan. Retakan akan semakin
besar dan membentuk gua-gua atau lubang-
lubang karena pengaruh larutan.

• Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan


terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
Gambar gua sungai karena pengaruh larutan
 Stalaktit dan Stalakmit
Tetesan air dari stalaktit setetes demi setetes
membuat cekungan pada batuan yang ada
dibawahnya. Cekungan itu terbentuk selama
ratusan tahun karena efek tetesan air dengan
sedikit kadar kapur. Akan tetapi jika air itu
mengandung kapur berlebihan maka akan
terjadi sebaliknya batuan dibawahnya akan
menumpuk dan membuat gunungan kecil dan
lancip itu lah yang disebut stalakmit. Aliran air
diantara stalaktit dan stalakmit yang
mengandung fosfor akan mengendap disekitar
bebatuan yang dilewatinya secara vertikal.
Gambar stalaktit dan stalakmit
Sifat-sifat Geologi Teknik dari Batuan
• Klasifikasi geologi teknik untuk
material batuan
• Rock cycle
• Kekuatan material batuan
• Perilaku deformasi
• Beberapa diskontinuitas
 Material batuan sangat bervariasi bergantung
dari berbagai proses-geologis.Nama geologis
sudah banyak memberikan banyak informasi
seperti susunan mineral,susunan
kimia,mikrostruktur dan rata-rata perilaku
deformasi.
 Kuat-tekan(u.c.s) memberikan informasi
tentang tahapan sementasi,kerapatan dan sifat-
sifat kekuatan lainnya.
 Modulus-rasiomemberikan informasi tentang
cara terjadinya deformasi dan kehilangan
ketahanan.
Dalam geologi, batuan terbagi menjadi tiga
bagian yaitu:
1. Batuan beku (igneous rocks)
2. Batuan sedimen (sediment rocks)
3. Batuan metamorph (metamorph rocks)
biasanya terbagi menjadi beberapa golongan
menurut tempat terjadinya yaitu:
 Intrusive
merupakan batuan yang terbentuk di dalam
permukaan bumi
 Extrusive
batuan yang terbentuk diluar lapisan bumi
Berdasarkan texturnya, igneous rocks dibagi
menjadi:
 Aphanytic
 Phaneritic
 Porphyry
 Glassy
 Vesicular
Adalah batuan vulkanis yang matriksnya di
batuan tersebut dapat terlihat oleh mata
Batuan vulkanis yang matriksnya tidak terlihat
oleh mata.
Adalah gollongan batuan vulkanik yang
memiliki kristal dalam ukuran atau jumlah
yang besar
Struktur batuan yang seperti kaca pada
permukaannya. Kuat terhadap serangan
kimiawi seperti asam.
Adalah batuan vulkanik yang strukturnya
memiliki vesicel atau gelembung karenya
terkurungnya gas pada saat proses
sedimentasi.
Batuan sedimen dibagi menjadi dua macam:
 Clastic
mineral yang dikandung sebagian besar material yang dikandung terdiri dari
mineral lain.kebanyakan mengandung quartz.
 Non-clastic
 Organik
material batuannya dibuat oleh organisme hidup, dan termasuk senyawa
karbonat yang dihasilkan oleh makhluk hidup seperti koral, moluska dan
foraminifera
 Chemical
materialnya terbuat dari mineral dari proses kimiawi
Dibagi menjadi 2:
 Foliated
pada batuan terdapat lekukan planar.
 Non-foliated
tidak terdapat lekukan planar yang hadir
dalam batuan.
KLASIFIKASI BATUAN
ROCK CYCLE
 Untuk mengetahui sifat-sifat material bahan
dapat dilakukan dengan beberapa
cara,yaitu:dengan uji kuat-tekan berporos
tunggal pada tekanan kamar(u.c.s).
 Percobaan ini dilakukan dengan menempatkan
sebuah contoh batuan yang berbentuk silinder
dalam sebuah bangku-tekan dan kemudian
perlahan-lahan menekan piston hingga contoh
tersebut hancur
 Beban(σ=4F/лd)
 Perpindahan(Є=(l-l0)/l0)
Alat penguji kuat-tekan
Tabel kuat-tekan(u.c.s),klasifikasi
menurut Deere
Kelas u.c.s.(Mpa) Skala kekuatan
A >200 Luar biasa kuat
B 100-200 Sangat kuat
C 50-100 Kuat
D 25-50 Cukup kuat
E <25 Lemah
• Dengan batuan uji coba lapangan yang
sederhana kita dapat mengukur sifat suatu
material melalui suatu cara yang berkaitan
dengan kuat tekan. Tipe yang paling
sederhana adalah “uji tumbuhan”.uji
tumbukan palu menghubungkan
suara,pantulan,dan kemungkinan tampak
tumbukan palu dengan kekuatan material
Tabel Nilai-nilai u.c.s untuk batuan
alam dan beton.
E 25 D 50 C 100 B 200 A

granit
sabak
basalt
skis
gnesis
Batu pasir
kuarsit
Batu kapur

beton
Tabel Uji tumbukan-palu(Menurut
Matthewson)
Pengamatan Skala kekuatan
Tumbukan keras,jelas,pantulannya Luar biasa kuat
kuat,tidak meninggalkan bekas

Tumbukan keras,bergedebuk,terjadi Sangat kuat


pantulan,sedikit berbekas atau sedikit
menimbulkan kerapatam

Tumbukan bergedebuk,tiada Kuat


pantulan,Berbekas,dan menimbulkan
patahan

Tumbukan bergedebuk,meninggalkan
tapak palu,terjadi keretakan Cukup kuat

Palu terbenam,terjadi keretakan


Lemah
Palu-Schmidt
• Untuk pengujian beton dapat menggunakan
prinsip tumbukan palu,alatnya yaitu palu-
Schmidt dengan menggunakan tumbukan
berkalibrasi,dan pantulannya.
Gambar Palu-Schmidt
 Sebuah batuan yang berperilaku sebagai
suatu material berelastisitas sempurna,yang
dalam kehilangan ketahanannya bersifat
agak getas,akan menimbulkan masalah
teknis yang berbeda dengan batuan lainnya.
KURVA ELASTIS-PLASTIS KURVA MODULUS ELASTISITAS
Tipe Penjelasan
Kurva A E elastis
Kurva B PE plastis-elastis
Kurva C EP elastis-plastis
Kurva D PEP pastis-elastis-plastis
• Pemantapan klasifikasi batuan geologi-teknik
dapat dicapai dengan jalan menentukan
modulus elastisitas E dari kurva kuat-tekan

Mr=Et50/u.c.s
Dimana: Et50=modulus elastisitas tangensial
u.c.s=kuat-tekan

• Modulus-rasio Mr dibagi dalam tiga kelas.


Kelas Penjelasan Mr
H Modulus-rasio tinggi >500
M Modulus-rasio sedang 200-500
L Modulus-rasio rendah <200
Terkadang dalam dtruktur batuan dering dijumpai berbagai diskontinuitas (retakan).
Macam-macamnya adalah:

 Diaklas
retakan-retakan planar dalam batuan tanpa perpindahan bongkah-bongkah
batuan disisi diskontinuitas
 Penglapisan
anisotropi planar primer dalam batuan.
 Foliasi
perubahan bentuk pada batuan.
 Patahan
retakan-retakan planar dalam batuan dan terdapat perpindahan bongkah-
bongkah batuan disisi diskontinuitas

Anda mungkin juga menyukai