Anda di halaman 1dari 85

PRESENTASI KASUS

OSTEOARTRITIS
Pembimbing :
dr. Hernawan, Sp.S

Oleh:
GANDA SAPTO E.P.
G4A015127

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien
: Ny. D
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Banjarharja RT 03 RW 06 Pangandaran
Pekerjaan : Menikah
Agama
: Buruh Tani
Suku
: Jawa
Tanggal pemeriksaan: 18 Mei 2016
No RM
: 00198694

ANAMNESIS

Didapatkan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Mei 2016


Keluhan Utama : Nyeri kedua lutut

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan kedua lutut


terasa nyeri.
Keluhan ini dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Nyeri semakin memberat saat pasien melipat
lututnya dan menggerakkan kakinya tetapi
sedikit berkurang dengan istirahat

Kualitas :
Mengganggu aktivitas

Kuantitas :
Hampir setiap hari
Gejala Penyerta
Kaku sendi lutut pada pagi hari
kurang lebih sekitar setengah jam

RPS
Faktor Memperberat :
Melipat lutut, menggerakkan kaki,

Faktor Memperingan :
Istirahat.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Mual
(-)

Muntah
(-)

BB turun
(-)

Kakui sendi
pagi hari (+)

Pilek
(-)

Pusing
(-)

Nyeri dada
(-)

Nyeri perut
(-)

Demam
(-)

Batuk
(-)

Gemetar
(-)

Kesemutan
(-)

Rasa baal
(-)

Kelemahan
agt gerak
(-)

Kejang
(-)

Makan/
Minum
(+/+)

Cidera
(-)

Obat2an
(-)

Keringat
berlebih
(-)

Berdebar
debar
(-)

BAK (+)

Angkat
beban berat
(+)

Menopause

BAB (+)

(+)

RPD

Keluhan serupa
: disangkal
Riwayat hipertensi : diakui
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal

RPK

Keluhan serupa
: disangkal
Riwayat hipertensi : diakui
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal

RPSE :
Pasien tinggal bersama suaminya di rumah dan
anak-anaknya sudah berkeluarga. Pasien
bekerja sebagai buruh tani di sawah. Dan
kadang-kadang bekerja sebagai buruh kebun.

Hubungan keluarga:
Hubungan
harmonis

antarkeluarga

berjalan

Riwayat gizi
Pasien makan terautr 3x sehari dengan nasi, sayur,
dan lauk seadanya.
Riwayat psikologis
Pasien menyangkal adanya stressor psikologis
dalam keluarga maupun lingkungan
Riwayat spiritual
Pasien beragama Islam dan taat beribadah

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

Keadaan Umum : Sedang


Kesadaran
: compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36 00C

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

-Kepala : normocephal,
- Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+),
pupil bulat isokor (3mm/3mm)

- Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-),


Kaku kuduk (-)

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

Cor

Hasil Pemeriksaan

Inspeksi

Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis sinistra


2 cm ke medial, kuat angkat (+)

Perkusi

Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra


Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula sinistra

Auskultasi

Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising (-)

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

Pulmo
Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Depan

Belakang

Simetris,

Simetris,

Ketinggalan gerak (-)

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi intercostae (-)

Retraksi intercostae (-)

Gerak dada simetris

Gerak dada simetris

Fremitus normal

Fremitus normal

Sonor

Sonor

SDV (+/+)

SDV (+/+)

Wh (-/-), Rh (-/-)

Wh (-/-), Rh (-/-)

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

Abdomen
Inspeksi

Hasil Pemeriksaan
Permukaan perut sama tinggi dengan permukaan
dada, tidak ada sikatrik

Auskultasi

Peristaltik (+) normal

Palpasi

Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

Perkusi

Timpani tersebar merata di keempat kuadran


abdomen

PEMERIKSAAN FISIK-STATUS GENERALISATA

Ekstremitas

Hasil Pemeriksaan

Superior dextra

Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Superior sinistra

Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Inferior dextra

Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Inferior sinistra

Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

STATUS ORTHOPEDI/STATUS LOKALIS


REGIO GENU

Look : tak tampak adanya deformitas, tampak pembengkakan


pada genu, warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada jejas atau
luka.
Feel : pada perabaan lebih hangat daripada kulit sekitar, nyeri
tekan (+), krepitasi (+).
Move : terdapat keterbatasan gerak pada gerak aktif dan pasif
karena nyeri

STATUS PSIKIS

Cara berpikir
Orientasi

: baik
: baik

Perasaan hati
Tingkah laku

: normal
: normoaktif

Ingatan

: baik

STATUS NEUROLOGIS

GCS E44V55 M 66
Kepala
Bentuk
: normocephal
Simetri
: simetri
Leher
Sikap
: normal
Pergerakan
: bebas
Kaku kuduk
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
Bentuk vertebra : normal

STATUS NEUROLOGIS-MENINGEAL SIGN

Kaku kuduk : (-)


Brudzinski 1 : (-)
Brudzinski II : (-)
Brudzinski III : (-)
Brudzinski IV : (-)
Kernig
: (-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS I

Kanan

Kiri

Subyektif

Dengan Bahan

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS II


Kanan

Kiri

Daya penglihatan

6/6

6/6

Pengenalan warna

Medan penglihatan

Fundus okuli

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Papil

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Arteri / vena

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Perdarahan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS III


Kanan

Kiri

Ptosis

(-)

(-)

Diplopia

(-)

(-)

Strabismus divergen

(-)

(-)

Gerak mata

Ukuran pupil

3 mm

3 mm

Bentuk pupil

bulat, isokor,

bulat, isokor,

batas licin

batas licin

Reflek cahaya direct

(+)

(+)

Reflek cahaya indirect

(+)

(+)

(atas, medial, bawah)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS IV

Kanan

Kiri

Pergerakan mata ke lateral bawah

Strabismus konvergen

Diplopia

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS V

Membuka mulut

Menggigit

Sensibilitas muka

+/+

Refleks kornea

+/+

Refleks bersin

Refleks maseter
Trismus

-/-

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VI

Kanan

Kiri

Pergerakan mata ke lateral

Strabismus konvergen

Diplopia

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VII


Kerutan kulit dahi

+/+

Kedipan mata

+/+

Lipatan naso-labial

+/+

Sudut mulut

+/+

Mengerutkan dahi

+/+

Mengerutkan alis

+/+

Menutup mata

+/+

Meringis

+/+

Menggembungkan pipi

+/+

Tiks fasial

-/-

Lakrimasi

N/N

Daya kecap lidah 2/3 depan

Refleks Gabella

-/-

Tanda Chovstek

Bersiul

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VIII

Mendengar suara berbisik

Kanan

Kiri

Mendengar detik arloji

Tes Rinne

(+)

(+)

Tes Schwabach
Tes Weber

Sama dengan
pemeriksa

Sama dengan
pemeriksa

Tidak ada
lateralisasi

Tidak ada
lateralisasi

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS IX

Interpretasi
Arkus faring
Daya kecap lidah 1/3 belakang

uvula di tengah
N

Reflek muntah

(+)

Tersedak

(-)

Sengau

(-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS X

Interpretasi
Arkus faring

uvula di tengah

Nadi

Bersuara

(+)

Gangguan menelan

(-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS XI

Kanan
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu

(+)
N (simetris)
(+)
Eutrofi

Kiri
(+)
N ( simetris)
(+)
Eutrofi

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS XII

Interpretasi
Sikap lidah

Artikulasi

Tremor lidah

(-)

Menjulurkan lidah

Kekuatan lidah

Trofi otot lidah

Fasikulasi lidah

STATUS NEUROLOGIS-BADAN

Trofi otot punggung


Nyeri membungkukkan badan
Kolumna vertebralis
Trofi otot dada
Palpasi dinding perut
Gerakan
Refleks dinding perut

Eutrofi
(+)
Dalam batas normal
Eutrofi
Supel, distensi (-), nyeri tekan (-)
Terbatas
N

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

Drop hand

(-/-)

Pitchers hand

(-/-)

Warna kulit

Sawo matang

Claw hand

(-/-)

Kontraktur

(-)

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

Lengan atas

Lengan bawah

Tangan

Gerakan

Bebas/Bebas

Bebas/Bebas

Bebas/Bebas

Kekuatan

5/5

5/5

5/5

Tonus

Normotonus

Normotonus

Normotonus

Trofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Nyeri

N/N

N/N

N/N

Termis

N/N

N/N

N/N

Taktil

N/N

N/N

N/N

Diskriminasi

N/N

N/N

N/N

Posisi

N/N

N/N

N/N

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

Reflek fisiologis
Perluasan refleks
Refleks silang
Refleks Patologis
Hoffman
Tromner

Biceps
(+/+)
(-/-)
(-/-)

Triceps
(+/+)
(-/-)
(-/-)
Interpretasi
-/-/-

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Drop foot

-/-

Palpasi : oedem

-/-

Kontraktur

-/-

Warna kulit

Sawo matang

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Tungkai atas

Tungkai bawah

Kaki

Gerakan

terbatas karena nyeri

terbatas karena nyeri

bebas/bebas

Kekuatan

5/5

5/5

5/5

Tonus

normotonus

normotonus

normotonus

Trofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

Nyeri

N/N

N/N

N/N

Termis

N/N

N/N

N/N

Taktil

N/N

N/N

N/N

Diskriminasi

N/N

N/N

N/N

Posisi

N/N

N/N

N/N

Vibrasi

N/N

N/N

N/N

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Reflek fisiologis
Perluasan refleks
Refleks silang
Refleks patologis
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer

Patella
+/+
-/-/-

Achilles
+/+
-/-/Interpretasi
-/-/-/-/-/-

STATUS NEUROLOGIS-TES PROVOKASI NYERI

Kanan

Kiri

Tes Lasegue

(-)

(-)

Tes Oconnel

(-)

(-)

Tes Patrick

(-)

(-)

Tes Kontra patrick

(-)

(-)

KOORDINASI, LANGKAH, KESEIMBANGAN

Cara Berjalan :

normal

Tes Romberg :

normal

Diadokokinesis

Ataksia

(-)

Dismetri :

(-)

Nistagmus

(-)

normal

STATUS NEUROLOGIS-GERAKAN ABNORMAL

Tremor : (-)
Atetosis : (-)

STATUS NEUROLOGIS-FUNGSI OTONOM

Miksi
Defekasi

: normal
: normal

Keringat berlebih : (-)


Berdebar debar

: (-)

RESUME PEMERIKSAAN

Kesadaran

: compos mentis, GCS 15 (E44V55M66 )

Meningeal sign

: (-)

N.Craniales

: dalam batas normal

Gerakan badan

: terbatas karena nyeri

Gerakan anggota gerak inferior


Kanan

Kiri

Terbatas karena nyeri

Terbatas karena nyeri

RESUME PEMERIKSAAN
Kekuatan Otot

Tonus

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

5/5/5

5/5/5

5/5/5

5/5/5

Kanan

Kiri

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Klonus
Kanan
(-)

Trofi
Kiri
(-)

RESUME PEMERIKSAAN

Reflek Fisiologis

Reflek Patologis

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

(+)

(+)

(-)

(-)

(+)

(+)

(-)

(-)

Sensibilitas ekstremitas superior


Sensibilitas ekstremitas inferior

: dalam batas normal


: dalam batas normal

RESUME PEMERIKSAAN
Test Provokasi Nyeri
Kanan

Kiri

Tes Laseque

(-)

(-)

Tes Patrick

(-)

(-)

Tes Kontra patrick

(-)

(-)

Tes OConnel

(-)

(-)

DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis
Klinis

Nyeri Lutut

Diagnosis
Topik

Kartilago Sendi

Diagnosis
Etiologi
Diagnosis
lain

Osteoarthritis Genu Bilateral

Hipertensi stage II

USULAN PEMERIKSAAN

Foto RO :
Genu AP-Lateral
Kimia Klinik: LED & RF

PENATALAKSANAAN

Non-Medikamentosa
PO Natrium Diklofenak 2x50 mg
tab
PO Omeprasole 2x20 mg tab
PO Glukosamin 2x500 mg tab
PO Amlodipin 1x10 mg tab

Medikamentosa

Diet rendah garam


Istirahat yang teratur untuk
mengurangi beban pada sendi.
Mengurangi berat badan dengan
diet.
Fisioterapi untuk mengurangi rasa
nyeri, menguatkan otot, dan
menambah luas gerakan sendi.

PROGNOSIS

Vitam :dubia ad
bonam

Fungsionam
:dubia ad bonam

Sanationam:dubia
ad bonam

OSTEOARTHRITIS ????
Osteo
Osteo
bone
bone // tulang
tulang
Arth
Arth
joint
joint // sendi
sendi
-itis
-itis
inflammation
inflammation

degenerative
arthritis
degenerative joint
disease,

OA ??

009
2
,
d
dhea
o
o
W

Penyakit gangguan dari metabolisme kartilago


dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago
yang penyebabnya belum diketahui dengan jelas

Terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi


rawan sendi, remodelling tulang, dan inflamasi cairan
sendi
Tulang rawan sendi ternyata dapat melakukan
perbaikan sendiri dimana kondrosit akan mengalami
replikasi dan memproduksi matriks baru .

Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi


yang terjadi multifaktorial, antara lain karena
faktor umur, stress mekanis atau penggunaan
sendi yang berlebihan, defek anatomis, obesitas,
genetik, humoral, dan faktor kebudayaan

Moskowitz,
1990

Gosh,
1990;
Pelletier
1990
Jejas mekanis dan kimiawi ini diduga merupakan
faktor penting yang merangsang terbentuknya
molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di
dalam cairan sinovial sendi yang mengakibatkan
terjadi inflamasi sendi, kerusakan khondrosit dan
nyeri.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit sendi paling banyak dijumpai
Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering
mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering
disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia
lebih dari 65 tahun.
> 1/3 orang dgn usia > 45 tahun mengeluhkan gejala
persendian yang bervariasi mulai dari sensasi kekakuan
sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang
berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan
anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.

PREDILEKSI OA

SENDI SYNOVIAL

Permukaan sendi
Diliputi oleh tulang rawan/fibrosa
Memperoleh nutrisi dari cairan synovial

Kapsul sendi ( lapisan berserabut yang

melapisi sendi)
Lapis dalam : membran synovial
Lapis luar : membran fibrosa

Rongga sendi
Berisi cairan synovial : warna jernih, kental, albumin (+)

TULANG RAWAN SENDI

jaringan ikat khusus avaskuler , tidak memiliki jaringan saraf maupun limfe.

Fungsi :
sebagai bantalan yang menerima (meredam) beban benturan yang terjadi
selama gerakan sendi normal,
melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi
menjadi mulus/licin,

Tulan rawan
sendi

Matriks
ekstraselular

Proteoglikan

Serabut
kolagen

Sel

Air

Kondrosit

MATRIKS TERDIRI DARI :

Proteoglikan

Kolagen :

air

meliputi
meliputi 10%
10% berat
berat kering
kering rawan
rawan sendi
sendi
tersusun
tersusun atas
atas inti
inti protein
protein dan
dan molekul
molekul glikosaminoglikan
glikosaminoglikan
hal
hal inilah
inilah yang
yang menyebabkan
menyebabkan tahan
tahan terhadap
terhadap tekanan
tekanan dan
dan
memungkinkan
rawan
sendi
elastis
memungkinkan rawan sendi elastis

meliputi
meliputi 50%
50% berat
berat kering
kering rawan
rawan sendi,
sendi, sangat
sangat tahan
tahan terhadap
terhadap
tarikan.
tarikan.
Makin
Makin kearah
kearah ujung
ujung rawan
rawan sendi
sendi makin
makin tebal,
tebal, sehingga
sehingga rawan
rawan sendi
sendi
yang
tebal
kolagennya
akan
tahan
terhadap
tarikan
yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
sebagai
sebagai kerangka
kerangka bagi
bagi rawan
rawan sendi
sendi yang
yang akan
akan membatasi
membatasi
pengembangan
berlebihan
agregat
proteoglikan.
pengembangan berlebihan agregat proteoglikan.

FAKTOR RESIKO

Umur

Jenis kelamin

Ras

Faktor genetik

Faktor obesitas, metabolik/endokrin

Trauma dan faktor okupasi

ETIOPATOGENESIS

sampai saat ini belum dapat dijelaskan melalui satu teori yang pasti.

Telah diketahui bahwa tidak ada satupun pemeriksaan tunggal yang dapat menjelaskan
proses kerusakan rawan sendi pada OA.

Etiopatogenesis OA diduga merupakan interaksi antara faktor intrinsik dan ekstrinsik dan OA
merupakan keseimbangan di antara faktor etiologik dan proses jaringan. (Isbagio, 2000)

Patofisiologi

PERUBAHAN DEGENERASI
dimulai dengan matriks kehilangan proteoglikan

melunaknya (softening) tulang rawan sendi (kondromalasia)


+ berkurangnya daya lenting elastis (elastic resilience)
serat-serat kolagen dari tulang rawan akan menjadi lebih
peka terhadap gesekan-gesekan yang terjadi
permukaan sendi akan mengalami keretakan (fisura) dan
teriris (fibrilasi)

Kondrosit berusaha dengan mempercepat sintesis


proteoglikan dan kolagen

Walaupun demikian kadar proteoglikan tetap berkurang


karena dirusak oleh enzim lisosom
Pada permukaan sendi dimana gesekan terbanyak terjadi, tulang rawan
yang sudah lemah dan teriris-iris akn semakin terkikis dan tulang
subkondral yang menjadi permukaan sendi akan tampak licin seperti
gading (eburnasi).
Pada tepi dari sendi, tulang rawan sendi bereaksi dengan
mengalami hipertrofi dan hiperplasi sedemikian rupa tepi
sendi dikelilingi tulang rawan yang menebal.
Kondrosit mengalami osifikasi endokondral terjadilah
tanduk-tanduk atau perkapuran = osteoarthritic Lipping atau
bony spurr

degradasi kolagen
mengubah keseimbangan metabolisme rawan
sendi.
Kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan
sendi berakumulasi di sendi
dan menghambat fungsi rawan sendi serta
mengawali suatu respons imun
menyebabkan inflamasi sendi.

Manifestasi klinis
Nyeri sendi
Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Hambatan pergerakan sendi
Krepitasi
Perubahan bentuk sendi
Perubahan gaya berjalan

Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis,

klinis dan radiologis, serta klinis dan laboratoris


(JH Klippel, 2001):

Diagnosis klinis :
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
Umur > 50 tahun
Kaku sendi < 30 menit
Krepitus
Nyeri tekan tepi tulang
Pembesaran tulang sendi lutut
Tidak teraba hangat pada sendi

Diagnosis Klinis, dan radiologis:


Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di
bawah ini:
Umur > 50 tahun
Kaku sendi <30 menit
Krepitus disertai osteofit

Diagnosis Klinis dan laboratorium:

Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah


ini:
Usia >50 tahun
Kaku sendi <30 menit
Krepitus
Nyeri tekan tepi tulang
Pembesaran tulang
Tidak teraba hangat pada sendi yang terkena
LED <40 mm/jam
Analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis

Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiografi sendi yang menyokong
diagnosis OA, ialah:
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris
(lebih berat pada daerah yang menanggung beban)
Peningkatan densitas (sclerosis) tulang
subkondral
Kista tulang
Osteofit pada pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi

(A)Anteroposterior shows
medial joint space
narrowing(arrow).
(B)Lateral shows sclerosis
with marked osteophyte
formation(arrows). (C)medial
joint space narrowing(white
arrow)causing a varus
deformity of the knee with
destruction of the medial
cartilage and the
subchondral cortex(open
arrowheads). (D)Subchondral
cysts(solid arrowhead)are
noted.

Pemeriksaan penunjang
b) Pemeriksaan Laboratorium
c) Pemeriksaan Marker
Keratan sulfat,
Konsentrasi fragmen agrekan,
fragmen COMP (cartilage alogometric matrix
protein),
metaloproteinase matriks dan inhibitornya
dalam cairan sendi

Penatalaksanaan
Terapi non-farmakologis:

Edukasi
Menurunkan berat badan
Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi

Penatalaksanaan
Terapi Farmakologis:
A. Obat Sistemik
1.Analgetik oral
Non narkotik: Meloxicam
Opioid (kodein, tramadol)
2. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
Chondroprotective
Tranuzemad

Penatalaksanaan
C. Injeksi intraartikular/intra lesi
D. Pembedahan
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila:
Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan
penganan medikamentosa dan rehabilitatif

Anda mungkin juga menyukai