Anda di halaman 1dari 39

Sindroma Kompartemen

Oleh:
Zulfa Vinanta
Pembimbing:
dr. Charles Siagian Sp. OT.

Definisi
Tekanan jaringan yang tinggi di dalam ruangan osteo
facial yang tertutup.
Perfusi jaringan
Kematian jaringan = necrosis

Klasifikasi:
Akut : fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan
arteri, luka bakar.
Kronis: melakunan aktivitas berulang seperti pelari
marathon, sepak bola dan militer.

Anatomi
Kompartemen

adalah daerah tertutup yang


dibatasi oleh tulang, interosseus membran, dan
fascia, yang melibatkan jaringan otot, syaraf dan
pembuluh darah.

Berdasarkan

letaknya:

Anggota gerak atas:


Lengan

atas:
kompartemen anterior : M. biceps brachii, M.
coracobrachialis, M. brachialis, A. brachialis,
N.musculocutaneus
Kompartemen posterior : M.triceps brachii, A.
profunda brachii, A. collateralis ulnaris, N.radialis

Lengan

bawah:
Kompartemen anterior : M. pronator teres, M.
Flexor carpi radialis, M. Palmaris longus, M.
pronator quadratus, A. Ulnaris, A.Radialis, N .
Medianus
Kompartemen Lateral : M. brachioradialis, M .
Flexor carpi radialis longus, A. radialis, A
brachialis, N. radialis
Kompartemen Posterior : M. extensor carpi
radialis brevis, M extensor digitorum, M.extensor
digiti minimi, Arteriae interoseus anterior dan
posterior, Ramus proofundus nervi radialis.

Anatomi
Anggota gerak bawah:
Tungkai

atas:
kompartemen anterior, M.sartorius, M.iliacus, M.psoas,
M.pectineus M.quadriceps femoris, A. femoralis,
N.femoralis.
kompartemen medial, M.gracilis, M adductor longus, M.
adductor brevis, M.adductor magnus, M.obturatorius
extrena, A. profunda femoris, A. Obturatorius, N.
obturatorius.
kompartemen posterior, M.biceps femoris, M.
semitendinosus, M.adductor magnus, cabang- cabang a.
profunda femoris.

Tungkai

bawah:
Kompartemen anterior, berisi otot tibialis
anterior dan ekstensor ibu jari kaki, nervus
peroneal profunda.
Kompartemen lateral, berisi otot peroneus
longus dan brevis, nervus peroneal superfisial.
Kompartemen posterior superfisial, berisi otot
gastrocnemius dan soleus, nervus sural.
Kompartemen posterior profunda, berisi otot
tibialis posterior dan flexor ibu jari kaki,
nervus tibia.

Etiologi

Patofisiologi
Peningkatan tekanan yang berkelanjutan intra
kompartemen sampai melebihi tekanan arteri
intramuskular >30 mmHg sehingga darah tidak
dapat mencapai pembuluh darah kapiler.

Ischemic Injury

Necrosis

Patofisiologi
Kompensasi

tubuh terhadap keadaan ini:

Mekanisme autoregulasi ( cascade of injury)


Penurunan

resistensi pembuluh darah kapiler.


Peningkatan ekstraksi oksigen.

Keadaan

ini masih berkelanjutan tubuh


kewalahan:
Keadaan kritis berupa tekanan yang tinggi
Perfusi jaringan , kematian jaringan

Patofisiologi
Terdapat tiga teori yang menyebabkan
hipoksia pada kompartemen sindrom:
Spasme arteri akibat peningkatan tekanan
kompartemen
Theori of critical closing pressure
Bila tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol
menurun maka tidak ada lagi perbedaan tekanan
arteriol menutup

Tipisnya

dinding vena

Gejala Klinis

5 P:

Pain

Pallor
Pulselesness
Paresthesia
Paralysis

Diagnosis
Anamnesa:

Kecurigaan terhadap sindrom kompartemen


Riwayat

nyeri yang berlebihan, kesemutan dan


kelemahan otot

fisik 5P
Peningkatan tekanan intrakompartemen
dengan menggunakan alat pengukur
tekanan kompartemen.
Pulse exymetry
Pemeriksaan

Diagnosis
Patut

di ingat!!!

Nadi masih teraba pada sindroma


kompartemen akut.

Perubahan sensory dan paralysis

masih belum tampak hingga terjadi iskemia


pada jaringan saraf yang terkena, 1 jam.

Diagnosis
Gejala

yang paling
penting pada impending
compartment syndrome
adalah Nyeri yang tak
sebanding dengan cedera
yang tampak.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

Hasilnya mendiagnosis sindrom kompartemen,


tapi berguna untuk menyingkirkan DD:
Kreatinin fosfokinase dan urin myoglobin
Serum myoglobin
Toksikologi urin: dapat membantu menentukan penyebab, tetapi tidak
membantu dalam menentukan terapi pasiennya.
Urin awal: bila ditemukan myoglobin pada urin, hal ini dapat mengarah
ke diagnosis rhabdomyolisis.
Protrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin ( aPTTT).

Pemeriksaan penunjang
Imaging

Rontgen: pada ektremitas yang terkena.


USG, membantu untuk mengevaluasi aliran
arteri dalam memvisualisasi Deep Vein
Thromosis (DVT).(9)

Pemeriksaan penunjang

Normalnya tekanan kompartemen adalah nol.


Perfusi yang tidak adekuat dan iskemia relatif
terjadi ketika tekanan meningkat antara 10 30
mmHg dari tekanan diastolik. Tidak ada perfusi
yang efektif ketika tekanannya sama dengan
tekanan diastolik. Selama tekanan pada salah satu
kompartemen kurang dari 30 mmHg ( tekanan
pengisian kapiler diastolik ), maka tidak perlu
khawatir tentang terjadinya sindroma
kompartemen. Tes dianggap positif jika memiliki
tekanan 15 mmHg sebelum latihan atau 30
mmHg setelah latihan selama satu menit atau 20
mmHg setelah latihan selama 5 menit.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan

lainnya

Pengukuran tekanan intrakompartemen.

Pulse oxymetry

Teknik

injeksi adalah kriteria


diagnostik standard yang seharusnya
menjadi prioritas utama jika dalam
penyusunan diagnosis terdapat penuh
tanda tanya. Tonometer tekanan
stryker banyak digunakan untuk
mengukur tekanan jaringan yang tidak
membutuhkan alat khusus. Alat yang
dibutuhkan spuit 20 cc, three way tap,
tabung intravena, normal saline steril,
manometer air raksa untul mengukur

Komplikasi
Nekrosis

pada syaraf dan otot dalam


kompartemen
Kontraktur volkman
Trauma vascular
Gagal ginjal akut
Sepsis
Acute respiratory distress syndrome
(ARDS).

Penatalaksanaan
Non

operatif:

Menempatkan kompartemen yang terkena


setinggi jantung.
Pembukaan gips
Pemberian anti racun pada kasus gigitan ular
Mengoreksi hipoperfusi cairan kristaloid
dan produk darah
Pemberian obat diuretik dan manitol
HBO (hyperbaric oxygen)

Pembedahan

:
Indikasi : pada kompertemen sindrom
apabila tekanan intrakompertemn >
30mmhg dan memerlukan tindakan
yang cepat dan segera.

Fasciotomi untuk sindrom


kompertemen akut
. Fasciotomi kompartemen tungkai
bawah
. Fibulektomi
1.

Fasciotomi insisi tunggal (darvey,


rorabeck, dan fowler)
Dibuat insisi lateral, longitudinal pada
garis fibula, sepanjang mulai dari
distal caput fibula sampai 3-4 cm
proksimal malleoulus lateralis. Kulit
dibuka pada bagian anterior dan
jangan sampai melukai nervus
peroneal supericial. Dibuat fasciotomi
longitudinal pada kompertemen

Fasciotomi

pada lengan bawah :


Pendekatan Volar (Henry)
Dekompresi kompertemen fleksor volar
profunda dan superficial dapat
dilakukan dengan insisi tunggal. Insisi
kulit dimulai dari proksimal sampai ke
fossa antecubiti sampai kepalmar
pada daerah tunnel carpal.

Pendekatan volar ulnar


Pendekatan volar ulnar dilakukan
dengan cara yang sama dengan
pendekatan henry. Lengan
disupinasikan dan diinsisi mulai dari
medial bagian atas tendon biceps
melewati lipatan siku terus kebwah
melewati garis ulnar lengan bawah
dan sampai ke carpal tunnel
sepanjang lipatan thenar.

Pendektan dorsal
Jika perlu dilakukan, setelah
kompartemen superficial dan fleksor
profunda lengan bawah didekompresi.
Fasciotomi harus dilakukan dengan
posisi lengan bawah pronasi.

Penatalaksanaan
Operatif:

Fasciotomy

Prognosa
Baik jika diagnosa tepat dan penganan
cepat.
Namun, tergantung dari parah tidaknya
cedera.

Kesimpulan

Syndrome kompartemen merupakan suatu kondisi


dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial
dalam sebuah ruangan terbatas yakni
kompartemen osteofasial yang tertutup. Sehingga
mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan
tekanan oksigen jaringan.
Terdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan
tekanan jaringan lokal yang kemudian memicu
timbulnya sindrom kompartemen, yaitu antara lain:
Penurunan volume kompartemen, peningkatan
tekanan kompartemen, dan peningkatan tekanan
pada struktur kompartemen.

Kesimpulan
Secara umum terdapat beberapa tanda (sign) untuk sindroma
kompartemen, yang disingkat menjadi 5P:
Pain (nyeri), yang sering ditemukan dan terjadi di awal
sindrom
Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah
beberapa waktu
Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah
Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri
Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan teknik fasciotomi,
suatu tindakan operatif untuk membebaskan cairan yang
terperangkap di dalam kompartemen.Selain melalui gejala
dan tanda yang ditimbulkannya, penegakan diagnosa
kompartemen syndrome dilakukan dengan pengukuran
tekanan kompartemen.

Fasciotomi

dilakukan jika tekanan


intrakompartemen mencapai > 30
mmHg. Jika tekanannya < 30 mm Hg
maka tungkai cukup diobservasi
dengan cermat dan diperiksa lagi pada
jam-jam berikutnya. Kalau keadaan
tungkai membaik, evaluasi terus
dilakukan hingga fase berbahaya
terlewati.

Anda mungkin juga menyukai