Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT

Intra Cerebral Hemorrhage

Pembimbing :
dr. Joko Nafianto Sp.S

Disusun oleh :
Dila Rizky Pratiwi 1102011080

KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R.S. SUKANTO JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 13 JUNI 2016 16 JULI 2016

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur pasien : 56 tahun
Alamat : Jl. Madrasah, Jatinegara
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 10 Juni 2016 (ICU)
14 Juni 2016 (Cemara 1)
Tanggal Pulang : 17 Juni 2016

Anamnesis dilakukan di bangsal Cemara 1 pada tanggal 15 Juni 2016 secara


alloanamnesis

Alloanamnesis
Keluhan utama : Tiba-tiba berbicara pelo dan lemas dibagian tubuh
sebelah kiri sejak 2 jam SMRS.
Keluhan tambahan : Nyeri kepala (+),pingsan (-), Mual (-), Muntah (-)
Riwayat penyakit sekarang
Pasien perempuan umur 56 tahun datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan
tiba-tiba bicara pelo dan lemas dibagian tubuh sebelah kiri sehabis mandi sejak 2 jam
SMRS. Nyeri kepala(+), Riwayat pingsan disangkal, mual tidak ada, muntah tidak
ada.

Riwayat Penyakit dahulu


Riwayat Stroke : Tahun 2015
Hipertensi :+
Diabetes :+
Penyakit Asma : Disangkal
Penyakit Maag : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit Darah Tinggi :+

2
Penyakit Kencing Manis : Disangkal
Penyakit Asma : Disangkal
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2.Kesadaran : Somnolen E3 V5 M4 (12)
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 150/110 mmHg
Nadi : 100 x / menit
Pernapasan : 22 x / menit
Suhu : 37C
4. Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-). Pupil
bulat, isokor, diameter 3mm
Telinga : Discharge (-/-)
Hidung : Sekret -/-.
Mulut : Sianosis (-/-)
Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba
membesar.

Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi intercostal.
Palpasi : Stemfremitus kanan dan kiri sama kuat.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.

Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis.

3
Palpasi : Ikrus cordis tidak teraba .
Perkusi : Tidak ada pembesaran batas jantung
Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)

Ekstremitas
Akral hangat
Edema tidak ditemukan pada keempat ekstremitas
Sianosis tidak ditemukan pada keempat ekstremitas
Perfusi baik pada keempat ekstremitas

Status neurologis
GCS E3 V5 M4 (12)

Tanda rangsang meningeal


Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinky 1 - -
Laseque - -
Kernig - -
Brudzinsky 2 - -

Saraf kranial
Kanan Kiri
N.I Normal Normal
N.II
Visus Normal Normal
Lapang pandang Normal Normal
Warna Normal Normal
Refleks cahaya + +
langsung
tak + +
langsung
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III, IV, VI
M.rectus medius Normal Normal
M.rectus superior Normal Normal
M.rectus inferior Normal Normal
M.Obliqus inferior Normal Normal
M.levator palpebra Normal Normal
M.obliqus superior Normal Normal
N.V
Sensorik Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
V1
V2

4
V3
Motorik Normal Normal
N.VII
Sensorik Tidak dilakukan
Motorik Mengerutkan dahi = normal simetris
Mengangkat alis = normal simetris
Memejamkan Mata = normal simetris
Meringis/senyum = sisi kiri tertinggal
Menggembungkan pipi = sisi kiri melemah
Mencucu = sisi kiri melemah
Plika nasolabialis = sisi kiri lebih rata
N.VIII
Vestibularis Tidak dilakukan
Cochlearis : Tidak dilakukan
Rhinne
Weber
Swabach
N.IX
Refleks Menelan Tidak dilakukan
Pengecapan 1/3 Tidak dilakukan
post.lidah
N.X
Refleks muntah Tidak dilakukan
Arkus faring Simetris
Letak uvula Di tengah
N.XI
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan kepala Normal Normal
N.XII
Deviasi lidah Ke kiri
(menjulur)
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Tremor (-)

Motorik
Kanan Kiri
Kekuatan
Ekstremitas atas 4444 2222
Ekstremitas bawah 4444 2222
Tonus
Ekstermitas atas Normotonus Normotonus
Ekstremitas bawah Normotonus Normotonus
Trofi
Ekstremitas atas Eutrofi Eutrofi
Ekstremitas bawah Eutrofi Eutrofi
Refleks
Fisiologis
Biceps ++ +

5
Triceps ++ +
Patella ++ +
Achilles ++ +

Patologis
Hoffmann - +
Tromner - +
Babinski - +
Chaddock - -
Schaefer - -
Gordon - -
Oppenheim - -

Sensorik
Kanan Kiri
Raba halus
Ekstremitas atas Normoestesia Normoestesia
Ekstremitas bawah Normoestesia Normoestesia
Nyeri
Ekstremitas atas Normoestesia Normoestesia
Ekstremitas bawah Normoestesia Normoestesia
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Getar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Proprioseptif
Ekstremitas atas Normal Normal
Ekstremitas bawah Normal Normal

Otonom
BAB Normal
BAK Normal
Hidrosis Kaki berkeringat

Koordinasi
Romberg Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis Tidak dilakukan
Tes jari- hidung Tidak dilakukan
Tes tumit- lutut Tidak dilakukan
Rebound phenomenon Tidak dilakukan

Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium 10 Juni 2016
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 16,3 g/dl 12-14 g/dL
Leukosit 7.500 / UL 5.000-10.000 /UL

6
Hematokrit 46% 37-43 %
Trombosit 227.000 150.000-400.000/ul
Ureum 29 10-50 mg/dl
CT 1,2 0.5-1.3 mg/dl
GDS 409 mg/dL < 200mg/dL

Laboratorium 11 Juni 2016


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Albumin 5.0 3.5-5.2 g/dl
SGOT 16.4 <31 U/L
SGPT 15.0 <31 U/L
Kolesterol Total 361 <200 mg/dl
Trigliserida 194 <200 mg/dl
Asam Urat 4.5 2.4-5.7 mg/dl
GDS 388 <200 mg/dl
Natrium 137 135-145 mmol/l
Kalium 3.9 3.5-5.0 mmol/l
Klorida 99 98-108 mmol/l

Urine Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
pH 6.0 5-8.5
Berat Jenis 1.030 1.000-1.030
Protein - Negative
Bilirubin -
Glukosa -
Keton -
Darah/Hb + Negative
Nitrit - Negative
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0 IU
Lekosit - Negative
Sedimen :
Leukosit 5-6 0-5 /LPB
Eritrosit 6-8 1-3 /LPB
Sel Epitel +
Silinder s. granula 0-2
Bakteri +

CT Scan
Lesi hiperdens

7
SKORING
Siriraj skor
NO Gejala/Tanda Penilaian Indeks Skor
1 Kesadaran 0 : Compos Mentis X 2,5 -
1 : Mengantuk
2 : koma
2 Muntah 0 : tidak X2 -
1 : ya
3 Nyeri Kepala 0 : tidak X2 +
1: ya
4 Tekanan Darah Diastolik X 10% 90
5 Ateroma 0 : tidak ada X (-3) +
1 : salah satu atau
lebih (DM, Agina
pectoris, Penyakit
pembuluhdarah)
6 Konstanta -12 -12

8
Rumus :

(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastolic)


Interpretasi : (3 x tanda atheroma) - 12
Skor >1 : perdarahan serebri
Skor <1 : infark serebri
Skor >1 : perdarahan supratentorial
Skor -1 s/d 1: meragukan

Pada pasien : (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 110) (3 x 1) 12 = 2.5

Resume
Pasien perempuan umur 56 tahun datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan
tiba-tiba bicara pelo dan lemas dibagian tubuh sebelah kiri sejak 2 jam SMRS. Nyeri
kepala (+), Riwayat pingsan disangkal, mual tidak ada, muntah tidak ada. Pasien
memiliki riwayat Stroke pada tahun 2015, riwayat Hipertensi (+), Penyakit Asma
dan Penyakit Maag disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tampak sakit sedang, GCS E3 V5 M 4 (12),
Tekanan darah 150/110 mmHg. Pada bagian mulut didapatkan deviasi lidah ke arah
kiri, tanpa adanya fluktuasi dan atrofi papil (-). pemeriksaan genelar lain dalam batas
normal.
Pada pemeriksaan saraf kranialis terdapat kelaian pada motorik nervus VII
(Facialis) yakni saat senyum, menggembungkan pipi, dan mencucu tampak sisi kiri
melemah. Dan pada nervus XII (Hypoglossus) tampak deviasi kiri saat lidah
dijulurkan. Pada pemeriksaan motoric didapatkan kekuatan otot ekstremitas atas
4444/2222 dan bawah 4444/2222. Pada reflex patologi didapatkan Hoffman, tromner
dan Babinski (+) pada sisi kiri dan (-) pada sisi kanan.
Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 juni 2016 didapatkan
Hemoglobin (16,3 g/dl), Hematokrit (46%), GDS (409 mg/dL). Pemeriksaan pada
tanggal 11 juni 2016 didapatkan Kolesterol Total (361 mg/dl), GDS (388 mg/dl),
Darah/Hb (+), Silinder (s. granula 0-2), Bakteri (+).

9
Diagnosis
Dx Klinis : Hemiparesis sinistra + Hipertensi + DM tipe 2 (tidak terkontrol)
+ Dislipidemia +ISK
Dx Topic : Hemiparesis sinistra
Dx Etiologi : Stroke Hemoragik

Diagnosis Banding
Stroke Non Hemoragik

Penatalaksanaan
Non medikamentosa :
1. Tirah baring.

2. Diit lunak tinggi serat.

3. Fisioterapi.

Medikamentosa :
1. Pertahanan hemodinamik : IVFD RL14 tpm.

2. Antibiotic : Ceftriaxone 1x2gr

3. Neuroprotektor : Citicoline 3 x 500 mg

4. Antihipertensi : Captopril 3 x 12.5 mg tablet

Amlodipine 2 x 10 mg

5. Antikolesterol : simvastatin 1 x 20 mg tablet

6. Hemostatik : Asam Traneksamat 3x250 mg

7. Antihistamin : Ranitidin 2x50mg

Sucralfat 3x1
8. Obat DM : Lantus 1x14 U

Novorapid 3x16 U

Prognosis

10
Quoadvitam :dubiaadbonam
Quoadfungtionam :dubiaadbonam
Quoadsanationan :dubiaadmalam

Tinjauan Pustaka
STROKE HEMORAGIK
Definisi Stroke
Menurut definisi WHO (2006), stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

Anatomi Pembuluh Darah Otak


Menurut American Heart Association (AHA) dalam Family Guide to Stroke,
otak adalah organ manusia yang kompleks. Setiap area dari otak mempunyai fungsi
khusus. Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan
tubuh, yang dapat berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi, mengenang,
berkhayal, membaca, menulis, berhitung, melihat, mendengar, dan lain-lain. Bila
bagian-bagian dari otak ini terganggu, misalnya suplai darah berkurang, maka
tugasnya pun dapat terganggu.
Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badan
seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan
badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan normal, darah yang
mengalir ke otak (CBF = cerebro blood flow) adalah 50-60 ml/100 g otak/menit. Ada
3 selaput yang melapisi otak, yaitu duramater, araknoid dan pia mater.

11
Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan
dan kiri) dan arteri karotis interna (kanan dan kiri). Arteri vertebralis menyuplai darah
ke area belakang dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala dan arteri
karotis interna menyuplai darah ke area depan dan area atas otak. Aliran darah arteri
yang menuju otak.

Cabang-cabang dari arteri vertebralis dan arteri karotis interna bersatu


membentuk sirkulus willisi. Sistem ini memungkinkan pembagian darah di dalam
kepala untuk mengimbangi setiap gerakan leher jika aliran darah dalam salah satu
pembuluh nadi leher mengalami kegagalan.
Sirkulus Willisi Ada dua hemisfer serebri (belahan otak), yaitu hemisfer
serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri sinistra
(kiri) berfungsi dalam mengendalikan gerakan sisi kanan tubuh, seperti berbicara,
berhitung dan menulis, sedangkan hemisfer serebri dextra (kanan) berfungsi dalam
mengendalikan gerakan sisi kiri tubuh, seperti perasaan, kemampuan seni,
keterampilan dan orientasi.

12
Klasifikasi Stroke
Menurut Misbach (1999), klasifikasi stroke antara lain:
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
1.1. Stroke Iskemik
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
1.2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarakhnoid
2. Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu:
2.1. Transient Ischemic Attack (TIA)
2.2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
2.3. Progressing Stroke atau Stroke in evolution
2.4. Completed stroke
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah:
a. sistem karotis
b. sistem vertebrobasiler Stroke juga diklasifikasikan menurut
patogenesisnya.

Faktor Risiko Stroke Hemoragik


Faktor risiko stroke adalah faktor yang menyebabkan seseorang menjadi lebih
rentan atau mudah terkena stroke, antara lain :
a. Usia
Usia merupakan faktor risiko yang paling penting bagi semua stroke. Insiden
stroke meningkat secara eksponsial dengan bertambahnya usia. Setelah umur
55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat setiap 10 tahun (risiko
relatif ).
b. Jenis Kelamin
Pada pria memiliki kecendrungan lebih besar untuk terkena stroke
dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingan 2:1. Walaupun para pria
lebih rawan dari pada wanita pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita
akan menyusul setelah usia mereka mencapai menopause.
c. Ras / Suku Bangsa

13
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit putih.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.
d. Riwayat Stroke
Bila seseorang telah mengalami stroke, hal ini akan meningkatkan terjadinya
serangan stroke kembali/ulang. Dalam waktu 5 tahun, kemungkinan akan
terjadi stroke kembali sebanyak 35-42%.
f. Diabetes Mellitus
Gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan endotel pembuluh
darah yang berlangsung secara progresif. Pada orang yang menderita Diabetes
Mellitus risiko untuk terkena stroke 1,5-3 kali lebih besar (risiko relatif).

INTRA CEREBRAL HEMORRHAGE


Definisi
Arteri kecil membawa darah ke daerah jauh di dalam otak (lihat Anatomi
Otak ) . Tekanan darah tinggi ( hipertensi ) bisa menyebabkan ini arteri berdinding
tipis pecah , melepaskan darah ke jaringan otak . Darah mengumpulkan dan
membentuk bekuan , yang disebut hematoma , yang tumbuh dan menyebabkan
tekanan pada jaringan otak sekitarnya.
Peningkatan tekanan intrakranial ( ICP ) membuat orang bingung dan lesu .
Seperti tumpahan darah ke otak , daerah yang arteri disediakan kini kehilangan darah
yang kaya oksigen - yang disebut stroke . Seperti sel-sel darah dalam gumpalan mati ,
racun yang dilepaskan bahwa sel-sel otak kerusakan lebih lanjut di daerah sekitarnya
hematoma.

14
Gambar 1. Perdarahan intraserebral ( ICH ) biasanya disebabkan oleh pecahnya
arteri kecil di dalam jaringan otak ( kiri ) . Seperti darah mengumpulkan ,
hematoma atau gumpalan darah bentuk menyebabkan peningkatan tekanan pada
otak .

ICH dapat terjadi dekat dengan permukaan atau di daerah-daerah dalam otak
. Kadang-kadang perdarahan dalam dapat memperluas ke ventrikel - ruang berisi
cairan di tengah otak.

Gejala Klinis
Gejala biasanya datang tiba-tiba dan dapat bervariasi tergantung pada lokasi
perdarahan . Gejala umum termasuk :
sakit kepala, mual dan muntah
letargi atau kebingungan
Kelemahan mendadak atau mati rasa pada wajah , lengan atau kaki , biasanya
pada satu sisi
hilang kesadaran
kerugian sementara visi
kejang

Penyebab ICH

15
1. Hipertensi : ketinggian tekanan darah yang dapat menyebabkan arteri kecil
meledak di dalam otak .
2. Darah terapi tipis : obat-obatan seperti coumadin , heparin , dan warfarin
digunakan untuk mengobati kondisi jantung dan stroke .
3. AVM : jalinan arteri abnormal dan vena tanpa kapiler di antara .
4. Aneurisma : tonjolan atau melemahnya dinding arteri .
5. trauma kepala : patah tulang pada tengkorak dan luka tembus ( tembak ) dapat
merusak arteri dan menyebabkan perdarahan .
6. gangguan perdarahan : hemofilia , anemia sel sabit , DIC , trombositopenia .
7. Tumor : tumor yang sangat vaskuler seperti angioma dan tumor metastatik
dapat berdarah ke dalam jaringan otak .
8. Angiopati amiloid : penyakit degeneratif arteri .
9. penggunaan obat : kokain dan obat-obatan terlarang lainnya dapat
menyebabkan ICH .
10. Spontan : ICH oleh penyebab yang tidak diketahui .

Tatalaksana
Setelah penyebab dan lokasi perdarahan diidentifikasi , perawatan medis
atau bedah dilakukan untuk menghentikan pendarahan , menghilangkan bekuan , dan
meringankan tekanan pada otak . Jika dibiarkan saja otak akhirnya akan menyerap
bekuan dalam beberapa minggu - namun kerusakan otak yang disebabkan oleh ICP
dan darah racun mungkin tidak dapat diubah .
Umumnya , pasien dengan perdarahan kecil ( < 10 cm3 ) dan defisit minimal
diperlakukan secara medis . Pasien dengan perdarahan cerebellar ( > 3 cm3 ) yang
memburuk atau yang memiliki batang otak kompresi dan hidrosefalus diperlakukan
pembedahan untuk menghapus hematoma sesegera mungkin . Pasien dengan
perdarahan lobar besar ( 50 cm3 ) yang memburuk biasanya menjalani operasi
pengangkatan hematoma .

Perawatan medis
Tekanan darah berhasil menurunkan risiko perdarahan dan memberikan
aliran darah yang cukup ( perfusi ) ke otak .Mengontrol tekanan intrakranial adalah
faktor terbesar dalam hasil ICH . Sebuah alat yang disebut monitor ICP ditempatkan

16
langsung ke dalam ventrikel atau dalam otak untuk mengukur tekanan . Yang normal
ICP adalah 20mm HG .
Menghilangkan cairan serebrospinal ( CSF ) dari ventrikel adalah metode
umum untuk mengontrol ICP . Sebuah kateter ventrikel ( VP shunt ) dapat
ditempatkan di ventrikel untuk mengeringkan cairan CSF untuk memungkinkan ruang
untuk hematoma untuk memperluas tanpa merusak otak . Hiperventilasi juga
membantu mengontrol ICP . Dalam beberapa kasus , koma dapat dirangsang dengan
obat untuk menurunkan ICP .

Pembedahan
Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan bekuan darah mungkin dan
menghentikan sumber perdarahan jika dari penyebab yang dapat diidentifikasikan
seperti AVM atau tumor . Tergantung pada lokasi bekuan baik kraniotomi atau aspirasi
stereotactic dapat dilakukan .
Kraniotomi : memotong lubang di tengkorak dengan bor untuk mengekspos
otak dan menghilangkan gumpalan . Karena peningkatan risiko untuk otak ,
teknik ini biasanya digunakan hanya ketika hematoma dekat dengan
permukaan otak atau jika dikaitkan dengan AVM atau tumor yang juga harus
dihapus .
aspirasi Stereotactic adalah teknik kurang invasif pilihan untuk hematoma
besar yang terletak jauh di dalam otak . Prosedur ini memerlukan melampirkan
bingkai stereotactic untuk kepala Anda dengan empat pin ( sekrup ) . Daerah
situs pin yang disuntikkan dengan anestesi lokal untuk meminimalkan
ketidaknyamanan . Sebuah kandang logam, yang terlihat seperti kandang
burung , ditempatkan pada frame . Menjalani CT scan untuk membantu ahli
bedah menentukan koordinat yang tepat hematoma . Dalam OR , ahli bedah
bor lubang kecil tentang ukuran seperempat di tengkorak . Dengan bantuan
dari frame stereotactic , jarum berongga dilewatkan melalui lubang , melalui
jaringan otak , langsung ke bekuan . Jarum berongga melekat jarum suntik
besar , yang menggunakan ahli bedah untuk suction keluar isi dari bekuan
darah .

Pencegahan

17
Pasien akan tinggal di unit perawatan intensif ( ICU ) selama beberapa
minggu di mana dokter dan perawat akan memantau tanda-tanda perdarahan
ulang , hidrosefalus , dan komplikasi lainnya . Setelah kondisi mereka stabil ,
pasien dipindahkan ke kamar biasa .
pasien ICH mungkin menderita gangguan jangka pendek dan / atau defisit
neurologisjangka panjang sebagai akibat dari perdarahan atau pengobatan .
Beberapa defisit tersebut dapat hilang dari waktu ke waktu dengan penyembuhan
dan terapi . Proses pemulihan dapat berminggu-minggu , bulan , atau tahun untuk
memahami tingkat defisit terjadi dan mendapatkan kembali fungsi .

Daftar Pustaka

1. Broderick JP, Zuccarello M, et al.: Guidelines for the Management of


Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Stroke 30:905-915, 1999.

2. Fewel ME, Thompson BG, Hoff JT: Spontaneous Intracerebral Hemorrhage:a


review. Neurosurg Focus 15: 2003.
3. National Institute of Neurological Disorders and Stroke: Classification of
cerebrovascular disease III. Stroke 1990, 21: 637-76.

18

Anda mungkin juga menyukai