Anda di halaman 1dari 18

Autisme

PENDAHULUAN
Autis berasal dari kata auto, yg
berarti sendiri. Istilah autisme
diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943
Pandangan lama: autisme mrpk
kelainan seumur hidup.
Fakta baru: autisme masa kanakkanak dpt dikoreksi.

Definisi
Autistik adalah suatu gangguan
perkembangan yang kompleks
menyangkut komunikasi, interaksi
sosial dan aktivitas imajinasi
Dalam DSM IV autistic disorder adalah
adanya gangguan atau abnormalitas
perkembangan pada interaksi social
dan komunikasi serta ditandai dengan
terbatasnya aktifitas dan ketertarikan.

EPIDEMIOLOGI
Secara global prevalensinya berkisar 4 per
10.000 penduduk, dan pengidap autisme lakilaki lebih banyak di banding wanita (4
kalinya).
Hingga tahun 2011 belum ada data yang
menyajikan secara jelas berapa jumlah
penyandang autis di Indonesia. Menilik data
dari BPS tahun 2005 diasumsikan 1:500 maka
setidaknya ada 126000 penyandang autis
pada rentang usia 5-19 tahun (63 juta jiwa).

ETIOLOGI
Etiologi pasti dari
autis belum
sepenuhnya jelas.
Beberapa teori
yang menjelaskan
tentang autisme :
1. Teori psikoanalitik
2. Genetik
3. Studi biokimia dan
riset neurologis

Penyebab kelainan
neuro-anatomis
Kelainan
Kromosom
Faktor pemicu lain
yg menimbulkan
gejala autisme

Patogenesis
tidak ada gen spesifik autisme
hingga saat ini
baru-baru ini telah dikemukakan ada
keterkaitan dengan gen serotonin
transporter.
Selain itu adanya teori opioid

Perilaku autis
1. Perilaku eksesif (berlebihan):
hiperaktif dan tantrum (mengamuk)
berupa menjerit, menyepak,
menggigit, mencakar, memukul, dll.
2. Perilaku defisit (berkekurangan):
gangguan bicara, perilaku sosial
kurang sesuai, defisit sensoris shg
dikira tuli, emosi tdk tepat (menangis
tanpa sebab dan melamun).

Trias Autisme
Gangguan pada Kemampuan
Interaksi Sosial
Gangguan pada Kemampuan
Berkmunikasi dan Berbahasa
Gangguan pada Kemampuan
Perilaku dan Minat

Diagnosa
Menurut ICD-10 1993 dari WHO, indikator
perilaku anak autistik adalah sebagai berikut :
Interaksi social tidak memadai :
a. Kontak mata sangat kurang
b. Ekspresi wajah kurang hidup
c. Sulit mengikuti respon perintah
d. Merasa tidak senang bila dipeluk
e. Menangis atau tertawa tanpa sebab
f. Gerakan kurang tertuju
g. Tidak tertarik pada mainan

Tidak bisa bermain dengan teman sebaya


Tidak punya empati
Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang
timbal balik
Terlambat bicara atau tidak bisa bicara
Memperlihatkan satu minat atau lebih secara
berlebihan
Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas
yang tidak ada gunanya
Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda
Ada gerakan yang aneh dan diulang-ulang

Tingkat kecerdasan
a. Low Functioning (IQ rendah)
b. Medium Functioning (IQ
menengah)
c. HighFunctioning (IQ tinggi)

Diagnosis banding
Gangguan perkembangan pervasif lainnya
Sindroma rett
Sindroma asperger
Sindroma disintegratif

Gangguan perkembangan bahasa


Skizofrenia dengan onset masa anak-anak
Retradasi mental
Afasia didapat dengan kejang
Ketulian kongenital atau gangguan
pendengaran parah
Pemutusan psikososial

tatalaksana

Kemampuan
memperhatikan
Kemampuan
menirukan
Bahasa reseptif
Bahasa ekspresif
Ketrampilan
praakademis
Kemampuan
mengurus diri
sendiri

1. Terapi Tingkah
laku
2. Terapi wicara
3. Pendidikan
kebutuhan khusus
4. Terapi okupasi
5. Terapi
medikamentosa
(obat)

Prognosis
Prognosis anak autisme dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:

Berat ringannya gejala atau kelainan otak


Usia,
Kecerdasan,
Bicara dan bahasa
Terapi yang intensif dan terpadu

Selesai

Kasus
Boy seorang anak laki-laki berusia 15
bulan minun susu dengan
bersemangat, duduk dan berjalan
pada usia yang sesuai. Namun orang
tuanya membawa ke dokter tht
dengan keluhan tuli. Tetapi dokter tht
tidak menemukan gangguan pada
telinganya

Anda mungkin juga menyukai