Anda di halaman 1dari 39

DERMATOSIS

ERITROSKUAMOSA

DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA
Dermatosis eritroskuamosa ialah penyakit kulit yang
terutama ditandai dengan adanya eritema dan skuama,
yaitu :
- psoriasis
- parapsoriasis
- pitriasis rosea
- ertroderma
- dermatitis seboroik
- lupus eritromatosus
- dermatofitosis.

PSORIASIS
Definisi : Adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi
yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatastegas,
ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat.

Penyebab dan epidemiologi :


- Penyebab : Belum Jelas, tetapi yang pasti adalah

pembentukan epidermis dipercepat


- Umur : Biasanya dewasa muda

- Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan


wanita

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya


penyakit :
- Bangsa : Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna
- Daerah : Lebih banyak pada daerah dingin
- Iklim : Lebih sering di musim hujan

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya


penyakit :
- Keturunan : Biasanya diturunkan secara autosomal

dominan. Infeksi lokal dan gangguan metabolik dapat


menjadi faktor pencetus penyakit ini.
- Lain-lain : Stres dan emosi, serta kehamilan dapat
memperberat penyakit

Gejala Singkat Penyakit


Dimulai dengan makula dan papula eritroskuamosa
dengan ukuran mencapai lentikular-numular, yang
menyebar secara sentrifugal.
Akibat penyebaran yang seperti ini dijumpai beberapa
bentuk psoriasis.
Bentuk titik (psoriasis pungtata), bentuk tetes-tetes
(psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis numular),
psoriasis folikularis atau psoriasis universal (pada seluruh
tubuh).

Pemeriksaan kulit
- Lokalisasi : Siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan

tangan, punggung, tungkai atas dan bawah, serta kuku

Pemeriksaan kulit
- Efloresensi / sifat-sifat nya : Makula eritematosa yang

besarnya bervariasi dari miliar sampai numular , dengan


gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar,
polisiklis atau geografis.
Makula ini berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar
berwarna putih mengkilat

Pemeriksaan pembantu / laboratorium


Pemeriksaan yang bertujuan menganalisis penyebab
psoriasis. Seperti pemeriksaan darah rutin, kimia darah,
gula darah kolsesterol dan asam urat.

Diagnosis Banding
1. Dermatitis seboroika : biasanya menunjukkan kulit yang
berminyak tanpa skuama yang berlapis-lapis
2.Lues Stadium II (psoriasiformis) : skuama berwarna
coklat tembaga dan sering disertai demam pada malam
hari (dolores nocturnal), STS positif

Diagnosis Banding
3. Pitiriasis rosea : biasanya berjalan subakut, skuama
tidak berlapis-lapis dan efloresensi berupa eritema
berbentuk lonjong sesuai dengan garis lipatan kulit.

Komplikasi
- Dapat menyerang sendi, menimbulkan artritis psoriasis
- Psoriasis pustulosa : pada eritema tumbul pustula miliar.
- Psoriasis eritrodermia : jika lesi psoriasis terdapat di

seluruh tubuh, dengan skuama halus dan gejala konstitusi


berupa badan terasa panas-dingin

Penatalaksanaan
karena penyebab pasti belum jelas, maka diberikan
pengobatan simtomatis sambil berusaha mencar /
mengeliminasi faktor pencetus.

Penatalaksanaan
Sistemik :
1. Kortikostreoid : hanya pada psoriasis eritrodermia,
artritis psoriasis,dan psoriasis pustulosa tipe Zumbusch.
Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60mg, atau
steroid lain dengan dosisi ekivalen. Jika gejala klinis
berkurang, dilakukan tapering off.

Penatalaksanaan
2.

Metotreksat (MTX) : diberikan pada psoriasis yang


resisten dengan obat lain. Dosis 2,5-5 mg / hari selama
14 hari dengan istirahat yang cukup.

3. DDS : dipakai pada psoriasis pustulosa tipe Barber


dengan dosis 2x100 g/hari

Penatalaksanaan
Topikal :
1.

Preparat ter (ter kayu, fosil atau batu bara) dengan


konsentrasi 2-5%.
Untuk mempercepat, terdapat dikombinasi dengan
asam salisilat 2-10% dan sulfur presipitatum 3-5%

Penatalaksanaan
2.

Antralin 0,2-0,8% dalam pasta atau salep, kesembuhan


tampak sesudah 3 minggu, dan dapat bertahan
beberapa bulan.

3.

Kortikosteroid, biasanya dikombinasi dengan asam


salisilat 3%, kortikosteroid fluorinasi mempunyai daya
kerja lebih, misalnya triamsinolon asetonida 1%

Penatalaksanaan
4.

PUVA yaitu kombinasi psoralen dan sinar ultraviolet


0,6mg/kg berat badan. Diberikan oral 2 jam sebelum
disinar dengan sinar ultraviolet.
Pengobatan dilakukan 2 x seminggu, kesembuhan
terjadi setelah 2-4 kali pengobatan.
Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan
(maintenance) tiap 2 bulan.

Prognosis
Tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronik residif

Pitiriasis rosea
ialah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,
dimulai dengan sebuah lesi yang inisial berbentuk eritema
dan skuama halus. Kemudian di susul oleh lesi-lesi yang
lebih kecil di badan, lengan dan paha atas, biasanya
sembuh dalam waktu 3-8 minggu.
Terjadi pada wanita dan pria, terutama pada umur 15-40
tahun.

Gejala klinis
Timbul bercak seluruh tubuh terutama daerah yang tertutu

pakaian berbentuk bulat panjang mengikuti lipatan kulit.


Ukuran bercak dari sejarum pentul sampai sebesar uang
logam,
Di dahului oleh gejala prodromal ringan ( badan lemah,
sakit kepala, dan sakit tenggorokan)

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : dapat tersebar di seluruh tubuh terutama

pada tempat yang tertutup pakaian.


Efloresensi : makula eritoskuamosa anular dan solitar,
bentuk lonjong dengan tepi hampit tidak meninggi dan
bagian sentral bersisik, agak keringat. Lesi inisial( herald
patch) biasanya solitar, bentuk oval, anular, berdiameter
2-6 meter.

histopatologi
Pada epidermis ditemukan spongiosis dan vesikel di atas

lapisan malpigi dan subkornea, di samping itu juga


terdapat parakeratosis

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%
Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu

dilakukan pemeriksaan serologis

Dignosis banding
Dermatitis seboroika
Tinea korporis
Sifilis stadium II

Penatalaksaan dan Prognosis


Sistemik : anti gatal ( antihistamin ) seperti klortrime

3X1tab ; Roborantia ( vitamin B12)1000mg/hari


Topikal : bedak kocok yang mengandung asam salislilat 2
% atau mentol 1%
Prognosis : baik, dapat sembuh sendiri dalam waktu 6
minggu

Dermatitis seboroika
adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak
mengandung kelenjar sebasea.

Penyebab dan epidemiologi


Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat,
biasanya pada orang dewasa, lebih sering pada pria

Gejala klinis
Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan

kuman pityrosporum ovale


Pada kepala tampak eritema dan skuama yang halus
samapi kasar
kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama yang
putih berminyak pula
Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : tempat-tempat yang banyak mengandung

kelenjar palit, misalnya kulit kepala, belakang telinga, alis


mata, ketiak, dada dan daerah suprapubis
Efloresensi : makula eritematosa yang ditutupi oleh
papula-papula miliar berbatas tak tegas, dan skuama
halus putih berminyak. Kadang-kadang ditemukan erosi
dengan krusta yang sudah mengering berwarna
kekuningan.

histopatologi
Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal

dengan abses munro


Pada dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di
puncak stratum papilaris disertai dengan sel-sel neutrofil
dan monosit

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat

pityrosporum ovale
Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang
berketombe

Diagnosis banding
Psoriasis
Tinea barbae
Tinea kapitis

Penatalaksanaan dan prognosis

Umum : perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan


dengan shampo
Khusus

Sistemik :

Anti histamin H1, sebagai penenang dan anti gatal


Vitamin B kompleks
Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroika
Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder

Topikal :
Cuci rambut dengan selenium sulfida atau dengan larutan salisil 1%

atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim


Kortikosteroid topikal atau krim

Prognosi : baik

Anda mungkin juga menyukai