POLA-POLA
HEREDITAS
Standar Kompetensi:
memahami penerapan konsep dasar dan
prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya
pada salingtemas
Kompetensi Dasar:
menerapkan prinsip hereditas dalam
mekanisme pewarisan sifat
Genetika
Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
(hereditas) dari individu induk kepada keturunannya
Dikembangkan oleh
Hukum Mendel I
Hukum Mendel II
Tautan Gen
Istilah tautan atau pautan gen
(linkage gene) digunakan untuk
menunjukkan gen-gen yang
terletak pada kromosom yang
sama atau dalam satu pasang
kromosom homolog, seperti
tampak pada gambar di
samping ini.
Gambar tersebut menunjukkan
sepasang kromosom homolog,
gen A bertautan dengan gen B,
C, D, dan E. Demikian juga
alelnya, yaitu gen a, b, c, d,
dan e saling bertautan.
Tautan Sex
Tautan seks atau gen
terikat seks (sex linkage)
adalah gen-gen yang
berlokus di kromosom seks
(gonosom). Penelitian
Morgan menguatkan
adanya peristiwa tautan
seks, yaitu dengan
menyilangkan Drosophila
betina mata merah dengan
jantan mata putih.
Ternyata, keturunan yang
bermata putih hanya
didapatkan pada
Drosophila jantan. Warna
mata lalat normal adalah
merah (Gambar 5.12).
Pindah Silang
Gen-gen yang bertautan pada satu kromosom tidak selalu harus berada bersamasama sewaktu pembentukan gamet. Mungkin saja terjadi pindah silang (crossing
over) atau pertukaran segmen kromatid yang bukan kakak-adik (nonsister
cromatid) dari pasangan kromosom homolog.Tempat terjadinya pindah silang
pada kromosom disebut kiasma. Pindah silang terjadi pada akhir profase atau
awal metafase pada meiosis I. Untuk lebih memahami peristiwa pindah silang,
perhatikan gambar di bawah ini!
Determinasi Seks
Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan
kromosom di dalam sel. Salah seorang perintis yang
berhasil menemukan perbedaan susunan kromosom sel jenis
kelamin jantan dan betina adalah McClung.
Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa sistem
pengelompokan kromosom,di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Sistem XX-XY, misalnya pada manusia dan lalat.
2. Sistem XX-XO, pada beberapa jenis serangga.
3. Sistem ZZ-ZW, pada unggas, kupu-kupu, dan ikan.
Determinasi Seks
(lanjutan)
a. Sistem XX-XY pada manusia dan Drosophila. Jantan merupakan heterogamet dan
menghasilkan dua gamet (X atau Y), sedangkan yang betina adalah homogamet dan
hanya menghasilkan satu macam gamet saja (X)
b. Sistem XX-XO pada belalang dan serangga lainnya, yang jantan juga heterogamet,
tetapi kedua macam gametnya adalah X dan X bukan X dan Y
c. Sistem ZZ-ZW pada unggas dan kupu-kupu, yang betina adalah heterogamet,
kromosom seksnya disebut Z untuk jantan dan W untuk betina
d. Pada lebah madu dan ordo Hymenoptera lainnya, telur-telur tidak dibuahi dan
berkembang haploid dengan jenis jantan, sedangkan yang dibuahi menjadi diploid
dengan jenis kelamin betina
Pedigree
Untuk mempelajari hereditas pada manusia, kita tidak
mungkin melakukan percobaan pada manusia. Beberapa
alasannya, antara lain usia peneliti sama dengan usia
manusia yang diteliti, dan keturunan yang dihasilkan
manusia tidak sebanyak pada tumbuhan atau hewan.
Sehingga untuk mempelajari hereditas pada manusia dapat
menggunakan pedigree.
Pedigree merupakan peta silsilah makhluk hidup yang terdiri
atas beberapa generasi sehingga dapat diketahui riwayat
kondisi kesehatan keluarga dalam silsilah tersebut.
Pedigree
(lanjutan)
Jenis Kelamin
Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44
autosom dan 2 gonosom, atau 22 pasang autosom dan 1 pasang
gonosom.
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom
seks (gonosomnya):
Susunan kromosom perempuan bersifat homogametik (XX).
Susunan kromosom seks laki-laki bersifat heterogametik (XY).
Jenis kelamin anak, ditentukan oleh
ayah karena ibu hanya menghasilkan
satu macam sel gamet.
Jadi, seorang ibu akan memberikan
jenis kromosom seks yang sama,
baik kepada anak laki-laki maupun
anak perempuan.
Seorang ayah akan memberikan
kromosom X kepada anak perempuan
dan kromosom Y kepada anak laki-laki.
Keterangan:
1. tipe perkawinan
2. tipe perkawinan
warna
3. tipe perkawinan
4. tipe perkawinan
warna
5. tipe perkawinan
normal
6. tipe perkawinan
Tipe perkawinan 2
Tipe perkawinan 1
Tipe perkawinan 3
Golongan Darah
Berdasarkan sistem A, B, dan O, golongan darah manusia dibedakan:
1. Golongan darah A, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A.
Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA.
2. Golongan darah B, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen B
yang munculnya dikendalikan oleh gen IB.
3. Golongan darah A dan B,jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen
A dan B, yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen I A dan IB.
4. Golongan darah O, jika dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen
A atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I O yang bersifat
sensitif, baik terhadap gen IA maupun gen IB.
Golongan Darah
Tabel hubungan antara fenotipe golongan darah,
genotipe, dan kemungkinan sel gametnya
Golongan Darah
Tabel golongan darah orang tua dan kemungkinan atau
tidak mungkin pada golongan darah anak-anaknya
Golongan Darah
Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia
dibedakan:
1. golongan Rh+, jika dalam sel darah merahnya ditemukan antigen
rhesus
2. golongan Rh, jika dalam sel darah merahnya tidak ditemukan
antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah, dikendalikan oleh gen IRH yang
dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem
Rh dibedakan:
Golongan Darah
Seorang ibu yang bergolongan Rh jika mengandung embrio Rh tidak akan mengalami gangguan
apapun dan mungkin lahir dengan selamat.
Akan tetapi, jika mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan lahir dengan
selamat (tidak mengalami gangguan karena sistem Rh). Setelah bayi ini lahir, dalam rahim ibu
kemungkinan akan tertinggal antigen Rh sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti-Rh.
Zat anti-Rh ini akan terus meningkat. Jika ibu tersebut mengandung anak kedua yang bergolongan
Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia berat yang disebut erythroblastosis
fetalis.