Anda di halaman 1dari 40

Rangkuman :

1. Input merupakan setiap hal yang


diperlukan untuk memproduksi suatu
barang/ jasa. Penghargaan terhadap
input dipengaruhi oleh pandangan
masyarakat mengenai input tersebut.

2. Pembagian input pada hakikatnya bisa


dikategorikan menjadi dua, yaitu tenaga
kerja
dan
nontenagakerja.
Hal
ini
diperlukan
karena
menunrut
islam,
perlakuan terhadap tenaga kerja tidaklah
bisa disamakan dengan perlakuan input
lainnya. Tenaga kerjalah yang mampu
mengubah suatu input menjadi input yang
lain yang lebih berharga.

3.
Permintaan
input
pada
dasarnya
merupakan permintaan turunan, yaitu dari
permintaan
komoditas.
Jika
permintaan
komoditas
termotivasi
oleh
upaya
memaksimalkan
mashlahah,
maka
permintaan input inipun merupakan turunan
atas fungsi tersebut. Dengan pendekatan
tersebut, penetapan harga input tidak akan
hanya
mempertimbangkan
nilai
produk
marginal, namun juga pada efisiensi input.
Semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan
input, maka semakin tinggi penghargaan
yang diberikan kepada pemilik input tersebut.

4. Dengan kondisi berkah yang konstan


dalam penggunaan input, maka dengan
semakin tingginya harga input, maka akan
semakin kecil jumlah input yang diminta,
ceteris paribus. Itulah hukum permintaan.

5. Disisi lain, penawaran input juga


merupakan fungsi turunan rumah tangga
untuk mengejar mashlahah maksimum,
Dengan pendekatan ini, setiap orang akan
mengalokasikan waktu yang ia miliki untuk
tiga
aktivitas,
yaitu
untuk
bekerja
mendapatkan upah, bekerja sendiri, untuk
melakukan kegitan yang memberikan
mashlahah maksimum dan ibadah wajib.

6. Untuk penawaran tenaga kerja, seorang


agen muslim akan memilih diantara
bekerja untuk upah atau bekerja sendiri.
Keseimbangan pilihan diperoleh ketika
rasio antara upah dengan pendapatan
bekerja sendiri adalah setara dengan rasio
antara tambahan manfaat dan berkah
karena bekerja sendiri.

7. Hukum penawaran tenaga kerja atau


input secara umum menyatakan bahwa jika
tingkat upah naik maka penawaran
terhadap tenaga kerja akan naik pula
ketika tidak ada perubahan berkah dalam
penggunaan input. Kenaikan berkah akibat
kerja akan mendorong orang untuk
menambah jam kerja. Demikian pula
adanya perubahan penurunan berkah
dalam kerja akan menurunkan minat untuk
bekerja.

Dalam kasus ekonomi konvensional


tujuan dari setiap tenaga kerja adalah
untuk memperoleh kepuasan (utility)
yang optimum. Kepuasan ini diperoleh
melalui mengonsumsi barang dan jasa
yang bisa diperoleh melalui mekanisme
pasar (C), dan mengonsumsi waktu
untuk
keperluan
bersenang-senang
(leisure
L), seperti bermain, merawat
keluarga, dan sebagainya.

Dilain pihak terdapat kendala yaitu


kemampuan
agen
dalam
membeli
barang/jasa yang diinginkan yang sangat
dipengaruhi oleh pendapatan yang
diperoleh (wh).

adalah :

Untuk itu bentuk fungsi tujuan

U = f ( C, L )

Keseimbangan Umum
A. Konsep Dasar Kesimbangan Umum.
.Analisis
keseimbangan
umum
menjelaskan keterkaitan keseimbangan
yang terjadi disuatu pasar terhadap
keseimbangan di pasar-pasar lainnya.
.Dengan analisis ini kemudian bisa
diketahui dampak adanya gangguan
keseimbangan (disequilibrium) disuatu
pasar terhadap pasar lain.

Adanya kenaikan harga input tenaga


kerja akan berpengaruh terhadap pasar
tenaga kerja dan pasar komoditas, baik
komoditas yang menggunakan banyak
tenaga kerja ataupun yang tidak.
Pola analisis keseimbangan umum ini
bisa dikembangkan untuk menganalisis
keterkaitan keseimbangan yang terjadi
antar komoditas, antar segmen ataupun
antar pasar.

Keseimbangan umum mencerminkan


harga dan kuantitas keseimbangan yang
terjadi secara simultan pada berbagai
pasar.
Misalnya :
Tingkat upah yang berlaku di pasar
mencapai Rp. 2.000.000,- per bulan,
dengan jumlah tenaga yang dipekerjakan
sejumlah 20 juta orang.
Keseimbangan ini akan terkait dengan
produksi di setiap pasar komoditasm,
sandang, pangan, industri pengolahan,

Jika terjadi perubahan tingkat upah


misalnya, maka hal ini tidak hanya akan
berpengaruh pasar tenaga kerja, namun
secara bertahap akan mempengaruhi
produksi sandang, pangan, barangbarang manufaktur dan seterusnya.

Asumsi Pasar Persaingan.


Asumsi dasar yang dipegang adalah
bekerja pasar secara sempurna. Yaitu :
Adanya mobilitas input ataupun output
secara
sempurna.

Adanya kesempurnaan informasi.

Berlakunya persaingan, yaitu


banyaknya penjual
dan pembeli yang memiliki kekuatan

Perhatian
utama
dalam
analisis
keseimbangan umum adalah untuk
menunjukan adanya adanya keterkaitan
antar pasar.
Setiap perubahan disuatu pasar akan
memiliki dampak positif atau negatif,
secara langsung ataupun tidak langsung
terhadap pasar yang lain.

Misal : sebagai akibat adanya perubahan


pada teknologi komputer, biaya produksi
terhadap barang-barang berteknologi
tinggi
menurun
mengikuti
adanya
penggunaan komputer secara besarbesaran dalam memproduksi barang
tententu.
Hal ini sebaliknya akan berdampak pada
kenaikan penawaran.
Mekanisme ini biasanya disebut dengan
mekanisme tranmisi.

B. Keseimbangan Umum Antar Pasar.


Analisis
keseimbangan
umum
menganalisis adanya perubahan pada
satu pasar terhadap pasar lain.
Kesembangan
umum
antar
pasar
menganalisa dampak adanya perubahan
keseimbangan di suatu pasar barang
terhadap
harga
dan
kuantitas
keseimbangan di pasar lain.

Dengan
demikian,
bisa
diketahui
dampak
perubahan
disuatu
pasar
terhadap pangsa di pasar lain.
Misal :
Industri tekstil menggunakan kapas
sebagai bahan
utama.
Keseimbangan parsial pasar tekstil dan
pasar kapas dapat digambarkan :

Pt

Pasar Tekstil
a)

St

Pt2

Dt2
Dt1

Qt2

Qt
Qt1

Pc

Pasar Kapas
)

Sc

Pc2

Dc
2
Dc1

Qc2
Qc1

Qc

Diasumsikan terdapat perubahan dan


peningkatan permintaan tekstil dari Dt1
menuju Dt2.
Perubahan
ini
secara
langsung
berdampak
pada
meningkatnya
permintaan atas bahan baku kapas.
Permintaan kapas meningkat dari Qc1 ke
Qc2.
Untuk
memenuhi
kekurangan
permintaan tekstil setinggi Qt2 dengan
harga tekstil Pt2

Dengan keseimbangan yang terjadi di


pasar
kapas,
harga
keseimbangan
adalah Pc dengan jumlah kapas yang
terjual adalah Qc.
Di sisi lain, sejumlah kapas ini cukup
untuk menghasilkan tekstil sejumlah Qt
dengan harga tekstil Pt.

Pertemuan ke 5.

Misalkan diasumsi terdapat perubahan


dalam pengelolaan tekstil, dimana saat
ini tekstil bisa diprosuksi dengan
menggunakan serat polyester sebagai
pengganti kapas.
Dan dapat digambar dengan kurva di
bawah ini :

Kurva 1
Pasar Polyester
)

Pp

Sp1

Sp2

Pp
1
Pp2

Dp

Qp2
Qp1

Qp

Kurva 2
Pasar Tekstil
(b)

Pt

St1
St2

Pt1

Dt

Qt1

Qt2

Qt

Pc

Kurva 3
Pasar Kapas
(c)

Sc

Pc1

Dc
1
Dc2

Qt
Qc2

Qc1

Pada awalnya, pasar polyester berada


pada posisi keseimbangan harga Pp1
dan kuantitas keseimbangan Qp1.
Sebagai dampak adanya perbaikan
teknik produksi polyester, secara cepat
penawarannya akan meningkat, yang
ditunjukan dengan bergesernya kurva
penawaran menuju St2 pada gambar
kurva 2
Hal ini pada gilirannya akan mendorong
harga polyester turun menuju Pp2 yang
memberikan insentif yang lebih tinggi

Sebagai akibatnya, penawaran tekstil


meningkat dan akan mendorong harga
tekstil turun menuju Pt2, lihat kurva 2.
Karena harga tektil turun sedangkan
harga kapas konstan, maka industri
tekstil akan menggunakan polyester
lebih banyak untuk menggantikan kapas
agar bisa menutup harga tekstil yang
rendah.
Hal ini berakibat pada menurunnya
permintaan
kapas,
sebagaimana
ditunjukan pada gambar kurva 3.

C. Keseimbangan Umum Antar Komoditas.


Keseimbangan umum antar komoditas
menunjukan
bagaimana
perubahan
produksi
pada
suatu
barang
mempengaruhi produksi komoditas lain
dengan jalan mereka harus bersaing
dalam mendapatkan input.
Sekilas hal ini hampir sama dengan
keseimbangan umum antar pasar, tetapi
terdapat
satu
hal
pokok
yang
membedakan.

Pada keseimbangan umum antar pasar,


komoditas bersaing dengan komoditas
lain untuk mendapatkan pangsa pasar.
Pada
contoh
diatas
ditunjukan
bagaimana kapas dan polyester bersaing
untuk memperoleh pasar
Pada
keseimbangan
umum
antar
komoditas
mereka
bersaing
untuk
mendapatkan
input
yang
terbatas
ketersediaannya.
Gambar di bawah ini melukiskan kondisi

Keseimbangan Umum Antar Komoditas


Y

IM1

Y1
Y2

IM2

X1

X2

Misalkan keseimbangan produksi awal


diperoleh pada titik A dimana jumlah
barang X dan Y yang diproduksi adalah
X1 dan Y1.
Jika
misalkan
terdapat
perubahan
preferensi konsumen terhadap X maka
kurva iso- mashlahah akan berputar
searah jarum jam dari IM1 menuju IM2.
Keseimbangan baru yang dihasilkan
adalah titik B dengan jumlah yang
diproduksi adalah X2 dan Y2.

Kesimbangan baru ini menunjukan


adanya substansi antara X dan Y yang
mendorong jumlah X yang diproduksi
meningkat dan produksi Y menurun.
Perubahan jumlah yang diproduksi ini
dikarenakan
adanya
pengalaman
efisiensi
di
perusahaan
dalam
memproduksi X.
Efisiensi
dalam
memproduksi
X
diharapkan akan menurunkan biaya dan
meningkatkan laba.

Lebih jauh lagi, hal inimemberikan


insentif
bagi
produsen
untuk
memproduksi X.
Peningkatan efisiensi membuat produsen
mampu untuk menawarkan harga yang
lebih tinggi dipasar input.
Dengan demikian, produksi X akan lebih
banyak menggunakan input dan hal ini
akan meningkatkan jumlah X yang
diproduksi.

Disisi lain adanya kenaikan input yang


digunakan
untuk
memproduksi
X
berakibat menurunnya jumlah input
yang digunakan untuk memproduksi Y
yang akan menyebabkan turunnya
jumlah Y yang akan diproduksi.

D. Keseimbangan Umum Antar Segmen.


Analisis keseimbangan umum dapat juga
diaplikasikan
untuk
menunjukan
perubahan yang terjadi antar segmen
perekonomian.
Segmen diartikan sebagai suatu bagian
atau kelompok dalam masyarakat atau
perekonomian
yang
memiliki
karakteristik yang sama.

Dalam analisis keseimbangan umum


antar
segmen
ini
menampilkan
bagaimana
perubahan
pada
satu
segmen mempengaruhi keseimbangan
disegmen lain.
Misalkan bisa diartikan antara segmen
perkotaan dan segmen pedesaan atau
segmen kelompok maju dan segmen
kelompok terbelakang.
Ketika kedua sgmen ini hidup dalam
lingkungan
ekonomi
yang
sama
keseimbangan yang mereka dapatkan.

Meskipun
komoditas
yang
mereka
konsumsi maupun produksi tidaklah
sama, namun diasumsikan komoditas
yang diproduksi dan dikonsumsi oleh
kedua segmen merupakan komoditas2
yang memiliki tingkat substitusi yang
tinggi.

1. Hukum Kesamaan Harga (Law of One


Price).
.Di dalam sistem perekonomian yang
bebas dari nilai, dimana setiap produsen
ingin memaksimalkan keuntungannya,
maka mereka akan menetapkan harga
yang sama untuk satu barang dipasar
yang berbeda.
.Inilah yang dimaksud dengan hukum
kesamaan harga, yang menyatakan
bahwa harga suatu barang didua pasar

Hal ini disebabkan bahwa jika harga


disuatu pasar adalah lebih tinggi, maka
perbedaan akan menjual barang lebih
banyak di pasar, yang mendorong
naiknya penawaran barang di pasar. Hal
ini ditunjukan dengan bergesernya kurva
penawaran kearah kanan dari Sb1
menuju Sb2 yang berakibat pada
turunnya harga dari Pb1 menuju Pb2.

Anda mungkin juga menyukai