Anda di halaman 1dari 20

Asma merupakan penyakit kronis paling

banyak menyebabkan kecacatan pada anak


tetapi dpt mengenai semua umur.
Secara fisiologi, asma ditandai dengan
peningkatan respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai stimulus dan
penyempitan jalan napas secara meluas
Secara patologi, berupa kontraksi otot polos
jalan napas, penebalan mukosa dan
infiltrasi seluler serta pengentalan mukus
didalam lumen jalan napas sehingga terjadi
penyumbatan

Asma merupakan penyakit inflamasi


kronik pada jalan napas yang mana
beberapa sel dan elemen selular
memegang peranan penting,
khususnya mast sel, eosinofil, limfosit
T, makrofage, neutrofil dan sel epitel
Pada individu, inflamasi ini
menyebabkan kejadian bunyi menciut,
sulit bernapas, sesak dada dan batuk
khususnya pada malam atau pagi hari

Obstruksi bronki yang merupakan sebab


utama dari CARA (Chronic
AspecificRespiratory Ailments) dapat
terjadi menurut mekanisme :
1. Alergi (hiperaktivitas imunologi) (see
pathway)
2. Hiper-reaktivitas bronki (HRB)
3. Infeksi saluran napas

Pengobatan asma dibagi kedalam 2 kategori :


short-term relievers (pereda jangka pendek)
dan long-term controllers (pengontrol jangka
panjang)
Pereda jangka pendek dicapai secara efektif
dengan menggunakan bronkodilator yaitu
obat yg dapat memperlebar diameter lumen
dgn merelaksasi otot polos jalan napas.
Contohnya stimulan adrenoseptor (teofilin).
Kontrol jangka panjang menggunakan obat
antiinflamasi spt kortikosteroid per inhalasi
dan antagonis leukotrin.

Anti-alergi yaitu zat yg bekerja menstabilisasi


mastcell hingga tidak pecah dan melepaskan
histamin. Contohnya kromoglikat
Bronkodilator 2 mimetik: adrenergik contoh
salbutamol, terbutalin, dll
Mekanisme kerjanya :
Stimulasi dr reseptor 2 ditrakea & bronki, yg
berakibat aktivasi dari adenilsiklase. Enzim ini
memperkuat pengubahan ATP menjadi cAMP.
Meningkatnya kadar cAMP dalam sel
menghasilkan efek melalui enzim fosfokinase,
antara lain bronkodilatasi dan penghambatan
pelepasan mediator oleh mastcells.

ANTIKOLINERGIK : oksifenonium, tiazinamium


dan ipratropium
Mekanisme kerjanya :
Didalam sel-sel otot polos terdpt keseimbangan
antara sistim adrenergik & sistem kolinergik.
Bila karena sesuatu sebab reseptor 2 dr sistem
adrenergik terhambat, maka sistem kolinergik
akan berkuasa dgn hasil penciutan bronki.
Antikolinergik memblok reseptor muskarin dr
saraf kolinergik diotot polos bronki hingga
aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan dgn
efek bronkodilatasi.

DERIVAT XANTIN : AMINOFILIN DAN TEOFILIN


Mekanisme kerjanya :
Penghambatan enzim fosfodiesterase, hingga inaktivasi
cAMP terhambat & kadarnya dalam sel meningkat, tetapi
blokade enzim baru terjadi pada kadar teofilin yg lbh tinggi
yg diperkirakan kerjanya melalui blokade reseptor
adenosin.
Kortikosteroid : hidrokortison, prednison,deksametason,
betametason, dll
Mekanisme kerjanya :
Mempertinggi kepekaan reseptor 2 hingga efek 2mimetik diperkuat dan melawan efek mediator spt radang
& gatal melalui blokade enzim fosfolipase-A2 oleh krn itu
pelepasan asam arakidonat oleh mastcell pun dirintangi
sehingga sintesis leukotrien dan prostaglandin tidak terjadi.

Reseptor cytokine menimbulkan respon pd kelompok


ligan peptida yg heterogen, termasuk hormon
pertumbuhan, eritropoitin, interferon dan regulator
pertumbuhan
Mekanisme kerjanya sama dgn reseptor tyrosine kinase
yg terpisah dari keluarga janus kinase (JAK) terikat
secara non kovalen pada reseptor kemudian melakukan
dimer setelah mengikat ligan yg mengaktifkannya dan
memfosforilasi residu tyrosine pada reseptor. Kemudian
tyrosine fosfat pd reseptor menggerakkan sinyal yg
kompleks dgn mengikat protein lain disebut STAT.
kemudian STAT yg terikat mengalami fosforilasi oleh JAK
& 2 molekul STAT membentuk dimer, akhirnya dimer
STAT berdisosiasi dr reseptor dan menuju ke nukleus
dimana dimer STAT tsb mengatur transkripsi gen
tertentu.

JAK merupakan reseptor sitokintipe I dan II dari keluarga


tirosin kinase untuk fosforilasi dan mengaktifkan protein
dalam jalur transduksi signal.
JAK menghubungkan dgn daerah prolin dalam darah
intraselular dari reseptor sitokin yang berbatasan ke sel
membran
Ada 4 anggota keluarga JAK : JAK1, JAK2, JAK3 dan TYK2
(tirosin kinase 2)
JAK1 dan JAK2 termasuk dalam interferon tipe 2
JAK 3 dan TYK2 termasuk dalam interferon tipe 1
JAK3 merupakan non reseptor tirosin kinase yang
ditemukan dalam sel haematopoetik
JAK3 termasuk dalam transduksi signal melalui reseptor
yg bekerja pada rantai gamma dari keluarga reseptor
sitokin tipe 1 seperti IL-2, IL-4, IL-5

Anda mungkin juga menyukai