Hayu Ajeng
Anggana
Raras,
S.Farm., Apt.
ENDOCRINE SYSTEM
DIABETES MELITUS
Merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa dalam darah (hiperglikemi)
dan berhubungan dengan komplikasi
makrovaskuler, mikrovaskuler dan
neuropatik.
Klasifikasi diabetes melitus:
DM tipe 1 (IDDM)
DM tipe 2 (NIDDM)
Gestasional diabetes melitus (GDM)
Diabetes lainnya (misal karena kelainan
sel beta, drug or chemical induced)
ADA, 2014
Idiopatik atau
autoimun
Pengobatan dengan
menggunakan perubahan gaya
hidup, OAD, dan kombinasi
dengan insulin (jika kadar gula
tidak memenuhi target hanya
dengan OAD)
PENATALAKSANAAN DIABETES
MELLITUS
Perencanaan makan (meal planning)
Berdasarkan PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)
standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi
seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan
lemak (20-25%).
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,
stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4x tiap minggu selama 0,5
PERIKSA
KAKI
CERMAT Rhytmical,
SETELAH Interval,
OLAH Progressive,
jam yang bersifat
CRIPE
(Continous,
RAGA !!!
Endurace),
INSULIN
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel dalam kelenjar
pankreas sebagai respon terhadap peningkatan kadar
glukosa dalam serum.
Prinsip kerja insulin:
Tempat
Kerja
Otot
Hati
Adiposa
INSULIN
Eliminasi : via
urine (15%) dan
via hepar (50%).
Dosis:
Dewasa DM tipe 1 (kurus): 0,6-0,7
Unit/kgBB/hari
Dewasa DM tipe 2 (gemuk) : 2
unit/kgBB/hari kemungkinan retensi
insulin
INSULIN
Tujuan terapi kontrol glukosa selama 24 jam yang adekuat
INSULIN
Waktu pemberian:
Insulin lispro : 15 menit sebelum makan
Insulin manusia : 30-60 menit sebelum makan
Insulin garglin : malam menjelang tidur
INTERAKSI OBAT-INSULIN :
Menurunkan efek hipoglikemi insulin : steroid, obat
antipsikotika, antagonis adrenergik (propanolol), suplemen
tiroid (menurunkan pelepasan insulin)
Menambah efek hipoglikemi insulin : OAD, alkohol, zat
penurun berat badan
BIGUANIDES
Merupakan 1st line therapy untuk
DM tipe 2 (ADA, 2015).
Mengurangi hiperglikemi dengan 2
mekanisme:
Menurunkan glukoneogenesis di hati
Meningkatkan sensitivitas sel
dengan insulin (bukan
meningkatkan produksi insulin)
Contoh: metformin
Digunakan sendiri atau kombinasi
dengan sulfonilurea/insulin/TZD
Dikonsumsi bersamaan dengan
makanan untuk mengurangi
absorpsi glukosa di lambung dan
mengurangi ESOnya.
Terabsorpsi 90%. Metabolisme:
tidak di Hati. Ekskresi ginjal
(urine 90%) hati-hati dengan
penderita ginjal.
SULFONYLUREAS
Mekanisme aksi : meningkatkan
eksresi insulin dari sel beta
pankreas.
Dapat menurunkan HbA1C 1-2% dan
konsentrasi plasma glukosa 20%
Contoh: glimepirid (FDA approved
for combination), glyburide,
glipizide, tolbutamid, klorpropamide
Indikasi : DM tipe 2
Absorbsi: secara oral
Baik diminum bersama makan
kecuali glipizide, tolbutamide 30
menit sebelum makan
Metabolisme hati, ekskresi
ginjal (dalam bentuk urin)
MEGLITINIDE DERIVATE
Memiliki mekanisme aksi yang
sama dengan sulfonilurea yaitu
meningkatkan sekresi insulin di sel
beta pankreas.
Memiliki aksi yang lebih cepat
dibandingkan dengan sulfonilurea
(dari segi farmakokinetikanya).
Dosis preprandial memproduksi
lebih banyak insulin dan
mengurangi resiko hipoglikemia.
Contoh: repaglinide, nateglinide.
Diminum 15 menit sebelum makan
Metabolisme di hati. Ekskresi: 90%
di feses dan 8% di urine
- GLUCOSIDASE INHIBITORS
Memiliki mekanisme dengan
memperlama absorpsi
karbohidrat sehingga
menghambat peningkatan
glukosa posprandial
Tidak meningkatkan sekresi
insulin
Contoh: acarbose (FDA
approved), miglitol
Dapat dikombinasi dengan
sulfonilurea
Metabolisme di saluran cerna
dikonsumsi saat makan
mengurangi ESO di saluran
cerna
Ekskresi: feses dan urine
THIAZOLIDINEDIONES (TZD)
Memiliki mekanisme dengan
mengurangi resistensi insulin di
sel (di jaringan adipose, otot, dan
hati dalam jumlah kecil)
mengaktivasi PPAR- (faktor
transkripsi yang penting dalam
diferensiasi sel lemak dan
metabolisme FFA)
Tidak meningkatkan sekresi
insulin.
Contoh: pioglitazone dan
rosiglitazone.
Dikonsumsi bersama makan
Tidak direkomendasikan untuk
pasien yang memiliki resiko gagal
jantung
Metabolisme di hati. Ekskresi:
urine (15-30%)
Incretin hormone
DIABETES INSIPIDUS
Diabetes insipidus is a condition caused by an abnormality of
the pituitary gland which is leads to deficiency of the
hormone vasopressin (antidiuretic hormone).
Keadaan tersebut menyebabkan penderita tidak bisa
mengontrol level air dan darah dalam tubuh.
SAME but
DIFFERENT
PITUITARY GLAND
Kelenjar yang berbentuk seperti buah pir yang terletak di
tengah dibawah obat, dekat hipotalamus. Kelenjar ini
menerima sinyal dari hipotalamus untuk menstimulasi
berbagai macam hormon.
Master of gland
Posterior
pituitary
mensekresikan
ADH dan
oxytocin
ADH
meningkatkan
absorpsi air dari
tubulus ginjal ke
sirkulasi sistemik
SECRETION OF VASOPRESSIN
Dipengaruhi oleh konsentrasi cairan dalam darah
(osmolalitas serum)
Jika osmolalitas meningkat
vasopresin akan di
ekskresikan air akan
diserap dari tubulus ginjal
untuk mengencerkan
Jika osmolalitas menurun
menghentikan sekresi
vasopresin menambah
eksresi air dari tubulus
ginjal.
TREATMENT
Vasopressin related hormon (eg: desmopressin, vasopressin)
Menggunakan analog dari hormon vasopressin
Mekanisme aksi: menaikan cAMP 9 siklik adenosin monofosfat
berperan dalam menaikan permeabilitas tubulus renal sehingga
menurunkan volume urin dan meningkatkan osmolalitas
ESO: penimbunan cairan, pembengkakak
Tidak bisa dikonsumsi secara oral (harus iv/im/in)
Sulfonilurea chlorpramide mengurangi diuresis pada pasien
Anticonvulsants carbamezepine memperbaiki dengan
membantu sekresi ADH (not 1st line therapy)
Diuretik (thiazide and/potassium sparing)
NSAIDs menghambat sintesis prostaglandin menurunkan
volume urine dan meningkatkan osmolalitas urine (unknown
mechanism)
THYROID GLANDS
STRUMA/GOITER
PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan tergantung dari status
hormon tiroid tersebut hipertiroid, hipotiroid, atau
eutiroid (non toxic goiter)
Pemeriksaan USG mengandung cairan kista atau tidak
Pemeriksaan yang
dilakukan harus
diketahui status
hormonnya
pemeriksaan FT4 dan
TSH, USG kelenjar tiroid
dan scanning tiroid
TOXIC GOITER/HYPERTIROIDISM
Merupakan penyakit kelebihan
sintesis dan sekresi hormon
tiroid hypermetabolic
thyroroxicosis
Gejala:
Nervousness
Anxiety
Tachycardia or arrhytmia
Sistolic hypertension
Weight loss despite increased
appetite
Eksoptalmos (mata menonjol)
Antithyroid agents
Beta blockers, non
selcetive
Beta blocker, selective
beta 1
Membantu meringankan
Gejala takikardi, tremor, d
anxiety.
Contoh: propanolol, ateno
ANTITHYROID AGENTS
Menghambat enzim
Tiroperoksidase
T4 dan T3 terhambat
Menghambat enzim
5-deiodinase
Mengurangi konvers
T4 jadi T3
PTU (PROPYLTHIOURACIL)
PTU (PROPYLTHIOURACIL)
Dosis yang digunakan :
300-450 mg/ hari terbagi tiap 8 jam (bisa dinaikan hingga 600-900
mg/ hari)
Untuk hipertiroidisme yang parah : 600-1200 mg/hari
HYPOTHYROIDISM
Merupakan penyakit yang terjadi karena
kekurangan hormon tiroid (TSH) terjadi
karena gangguan pada kelenjar tiroid
atau peurunan sekresi hormon
Gejala:
Lemas, lelah
Penambahan BB, penurunan nafsu makan
Tidak tahan dingin, Kulit kering, Hair loss
Sleepiness
Depression
Muscle pain
Bradycardia
Dengan menggunakan
terapi penggantian
hormon tiroid murni atau
sintesis
Levotiroksin (T4)
Liotironin (T3)
Liotrik (T4 dan T3)
LEVOTHYROXINE
Mekanisme kerja menggantikan kadar serum normal
T4 dan T3 (secara otomatis) karena T4 akan dikonversi
menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase.
Indikasi : 1st line therapy for hypohtyroidism
Efek samping: over dosis menyebabkan hipertiroid
Profil farmakologi
Absorbsi: 40-80% per oral
onset: 3-5 hari (per oral) dan 6-8 jam (iv)
Metabolisme: hati
Ekskresi: feses (20%) dan urine
LEVOTHYROXINE
LIOTHYRONINE
Mekanisme kerja menggantikan konsentrasi T3
dalam serum
Indikasi: untuk pasien yang sulit mengabsorbsi
levotiroksin
Efek samping overdosis menyebabkan hipertiroid
Profil farmakologi:
Absorbsi: 95%
Onset: 2-4 jam
Metabolisme : di hati
Ekskresi: urine dan feses
LIOTHYRONINE
Dosis anak
Awal: 5 mcg/hari dinaikan 5 mcg tiap 3-4 hari
Pemeliharaan: 50 mcg/hari
Dosis dewasa:
Awal : 25 mcg/hari, dinaikan 12,5-25 mcg/hari setiap 1-2
minggu (maksimal 100 mcg/hari)
Pemeliharaan: 25-75 mcg/hari
Miksedema: oral 5 mcg/hari
Pemberian dosis iv selama 4 jam. Tidak boleh lebih dari 24
jam jika sudah stabil lanjutkan oral
Saat mengganti oral pastikan sediaan injeksi sudah berhenti
dan dimulai dengan dosis rendah dinaikan secara bertahap
LIOTRICS
Mekanisme kerja menggantikan kadar serum normal T4
dan T3
Indikasi: bila konversi T4 menjadi T3 rendah abnormal
(mixedema coma) lebih efektif dibandingkan levotiroksin
Efek samping : overdosis menyebabkan hipertiroid
Pemberian: peroral
Profil farmakologi:
Absorbsi: 50-95%
Metabolisme: hati, ginjal, dan saluran cerna
Ekskresi: feses
TERIMAKASIH
KUIS
Perbedaan diabetes mellitus dan diabetes insipidus?
Cara pemakaian insulin pada pasien?
Cara kerja PTU
Struma banyak didaerah pegunungan? Kenapa? Dan
bagaimana strategi terapinya?