Anda di halaman 1dari 24

GIZI dan ANEMIA

Oleh :
dr. Reni Zuraida, M,Si
BLOK HEMATOIMUNOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
16 SEPTEMBER 2011

PENDAHULUAN
Anemia : suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di
dalam darah lebih rendah daripada nilai normal
untuk kelompok orang yang bersangkutan. Orang
awam : Kurang Darah
Kelompok ditentukan menurut umur dan jenis
Hemoglobin
kelamin
Kelompok
Umur
Anak

Dewasa

6 bulan s/d 6 tahun

(g/100 ml)
11

6 tahun s/d 14 tahun

12

Laki-laki

13

Wanita

12

Wanita hamil

11

Anemia berbeda dengan tekanan darah


rendah.
Tekanan darah rendah adalah kurangnya
kemampuan otot jantung untuk memompakan
darah
ke
seluruh
tubuh
sehingga
menyebabkan kurangnya aliran darah yang
sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya.

TANDA-TANDA ANEMIA
5L : LESU, LEMAH, LETIH, LELAH, LALAI
Sering mengeluh pusing dan mata berkunangkunang
Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah,
kult dan telapak tangan menjadi pucat.

ANEMIA GIZI
Adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb tersebut.
Di Indonesia sebagian besar anemia ini
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe)
hingga disebut Anemia Kekurangan Zat
Besi atau Anemia Gizi Besi.
Prevalensi tinggi : wanita hamil, anak balita,
anak sekolah, dan pekerja berpenghasilan
rendah

Konsekuensi
Anemia
1.Rendahnya kemampuan kerja jasmani dan
produktivitas kerja,
2.Rendahnya kemampuan intelektual,
3.Rendahnya kekebalan tubuh, sehingga
menyebabkan tingginya angka kesakitan.
Turunnya kualitas sumber daya manusia

Konsekuensi
Anemia

Anak-anak :
Menurunkan kemampuan dan konsentrasi
belajar.
Menghambat pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan otak.
Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi
karena daya tahan tubuh menurun.
Wanita :
Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh
sehingga mudah sakit.
Menurunkan produktivitas kerja.
Menurunkan kebugaran.

Akibat Anemialanjutan
Remaja putri :
Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal.
Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
Mengakibatkan muka pucat.
Ibu hamil :
Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir
Rendah atau BBLR (<2,5 kg).
Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan
kematian ibu dan/atau bayinya.
ANEMIA DAPAT MENURUNKAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Penurunan produktivitas kerja mengakibatkan GNP


yang hilang (1)
Summary of productivity losses associated with malnutrition (%) (Horton,
1999)

Type of malnutrition

Protein-energy
malnutrition
Iron deficiency
Iodine deficiency
Vitamin A deficiency

Current losses
(manual labor)

Losses based
on childhood
malnutrition
(cognitive)

2-6 (moderate
stunting)
2-9 (severe stunting)
17 (heavy labor)
5 (blue-collar)
n/a
n/a

10
4
10
n/a

Penurunan produktivitas kerja mengakibatkan GNP


yang hilang (2)
Estimates of productivity costs of malnutrition, selected countries, as percent
of GDP (Horton, 1999)

Losses of adult productivity


Country
India
Pakistan
Vietnam
Country

Bangladesh
India
Pakistan

Stunting

Iodine
defeciency

Iron defeciency

1.4
0.15
0.3

0.3
3.3
1.0

1.25
0.6
1.1

Losses including childhood coginitve impairment


associated with iron defeciency
Cognitive only

Cognitive plus manual


work

1.1
0.8
1.1

1.9
0.9
1.3

Approximate unit costs of interventions with


effects on malnutrition (Horton, 1999) (1)
Intervention
Micronutrient fortification
Iodine
Iron
Vitamin A
Micronutrient supplementation
Iodine
Iron (per pregnancy)
Vitamin A

Cost/Beneficary/Y
ear (US$)
0.05
0.09
0.05-0.15
0.50
1.70
0.20

Mass media education programs

0.20-2.00

Breastfeeding promotion

2.00-3.00

Penyebab Anemia Gizi Besi


1. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi
tidak mencukupi kebutuhan.
a) Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah :
makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan,
daging, hati, ayam).
b) Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya
sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi,
namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik
oleh usus.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c) Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan
remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat
tajam.
d) Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat
karena zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin
serta untuk kebutuhan ibu sendiri.

3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.


a) Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi
cacing tambang menyebabkan perdarahan pada
dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus
menerus yang mengakibatkan hilangnya darah
atau zat besi.
b) Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat
memperberat keadaan anemianya.
c) Kehilangan darah pada waktu haid berarti
mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Anemia Gizi Besi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Asupan zat besi dalam makanan


Pengetahuan
Pendidikan
Pendapatan
Frekuensi Makan
Jenis Bahan Makanan

Asupan zat besi dalam makanan


Macam bahan makanan yang banyak mengandung
zat besi :
No.

Bahan Makanan

Zat Besi (mg/100 g)

1.

Hati

6,0 sampai 14,0

2.

Daging Sapi

2,0 sampai 4,3

3.

Ikan

0,5 sampai 1,0

4.

Telur Ayam

2,0 sampai 3,0

5.

Kacang-kacangan

1,9 sampai 14,0

6.

Tepung Gandung

1,5 sampai 7,0

7.

Sayuran Hijau Daun

8.

Umbi-umbian

0,3 sampai 2,0

9.

Buah-buahan

0,2 Sampai 4,0

10.

Beras

0,5 sampai 0,8

11.

Susu Sapi

0,1 sampai 0,4

0,4 sampai 18,0

Asupan zat besi dalam makanan..lanjutan

PENYERAPAN ZAT BESI :


Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, jumlah yang
dapat diabsorpsi hanya sekitar 1-6 %,
Yang berasal dari hewani : 7-22 %.
Didalam campuran susunan makanan, adanya bahan
makanan hewani dapat meninggikan absorpsi zat
besi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Faktor ini
mempunyai arti penting dalam menghitung jumlah
zat besi yang dikonsumsi oleh masyarakat yang tak
mampu, yang jarang mengkonsumsi bahan makanan
hewani.

Asupan zat besi dalam


makanan..lanjutan

Besi HEM
dan
Zat
Ketersediaan
zat
besiNONHEM
didalam makanan untuk tubuh kita
dapat dibedakan antara HEM dan NONHEM.
Zat besi hem berasal dari bahan makanan hewani, yang
dapat diabsorpsi secara langsung dalam bentuk
kompleks zar besi phorphyrin (iron phorphyrin
kompleks). Jumlah zat besi hem yang diabsorpsi lebih
tinggi daripada nonhem.
Zat besi nonhem umumnya terdapat didalam bahan
makanan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan,
buah-buahan dan serealia, dan dalam jumlah yang
sedikit daging, ikan dan telur.
Zat besi nonhem didalam bentuk kompleks inorganic
Fe3+ (Fe2+ yang lebih siap diabsorpsi). Konversi Fe3+
Fe2+ dipermudah oleh adanya faktor endogenus : HCl
dalam cairan sekresi gastric, komponen zat gizi seperti

Faktor-faktor yang menghambat itu adalah tannin dalam


teh, phosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, phytat,
fosfat, kalsium, dan serat dalam bahan makanan (Monsen
and Cook dalam Husaini, 1989).
Zat-zat gizi ini dengan zat besi membentuk senyawa yang
tak larut dalam air, sehingga lebih sulit diabsorpsi.
Seseorang yang banyak makan nasi, tetapi kurang makan
sayur-sayuran serta buah-buahan dan lauk-pauk, akan
dapat menjadi anemia walaupun zat besi yang dikonsumsi
dari makanan sehari-hari cukup banyak.

Stadium Anemia Besi


Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga
menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum
tulang.
Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah
berkurang secara progresif.
Stadium 2
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi
kebutuhan untuk pembentukan se darah merah, sehingga sel
darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
Stadium 3
Mulai terjadi anemia.
Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi
jumlahnya lebih sedikit.
Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.

Stadium Anemia Besi


Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan
kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan
sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran
yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia
karena kekurangan zat besi.
Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan
anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena
kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia
semakin memburuk.

Cara mencegah dan mengobati


anemia
Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari
bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur)
dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, tempe).
Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,
bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus.
Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan
minum Tablet Tambah Darah (TTD).
Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat
anemia seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

Tablet Tambah Darah


(TTD)
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang
setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat
atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat.
REMAJA PUTRI DAN WANITA DIANJURKAN MINUM
TABLET TAMBAH DARAH AGAR SENANTIASA
SEHAT, SEGAR BUGAR, BERSERI DAN
BERSEMANGAT

..Tablet Tambah Darah (TTD)


Yang perlu diperhatikan tentang TTD :
Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya
menjadi berkurang.
Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak
membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual,
susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah
makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah
minum TTD diserta makan buah-buahan seperti : pisang,
pepaya, jeruk, dll.
Simpanlah TTD di tempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah
dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. TTD yang telah
berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli : merah
darah).
Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi
atau kebanyakan darah.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai