Anda di halaman 1dari 39

KONSTRUKSI SALURAN UDARA

TEGANGAN MENEGAH (SUTM)


Disusun Oleh :
LT-3B
Erfan Djati Widodo
Reski Trimayuda Marani

(07)
(15)

1. KETENTUAN-KETENTUAN MELAKSANAKAN
KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
(PUIL 2000)
1.1. Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang
penyangga dengan isolator penunjang.
1.2. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan
jarak :

Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter.

Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.

1.3. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus


lebih besar dari jarak 2,5 meter.
1.4. Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara
TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar
pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.

Lanjutan 1.4.

1.5. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan
bumi adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem.
Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm = 21 cm.
(Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk tegangan kerja 20 kV).
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga
oleh pemerintah daerah.
1.6. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (20 kV) minimal 60 cm.
1.7. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.
(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).

2. HANTARAN DAN PEMASANGAN SALURAN UDARA.


2.1. Penghantar udara yang dipakai adalah dari jenis-jenis :

Hantaran tak berisolasi : A2C, ABC, ACSR.

Hantaran kabel :
Kabel pilin TM.
Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated)
Dengan ukuran : 25 mm, 50 mm, 70mm, 120 mm,
150mm, 187, 5 mm, 240 mm.
Lihat tabel (7.1-7, 7.1-8, 7.1-9, 7.1-10, PUIL 2000)
2.2. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, beton dengan
ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350
daN, 500 daN, 800 daN.
2.3. Isolator yang dipakai adalah :

Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah.

Jenis isolator penegang, umbrella tipe/model payung-piring atau


long rod non puncher.

Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).

Lanjutan 2.3.

2.4. Arrester yang dipakai adalah :

Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah.

Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.


2.5. Penghantar pentanahan, memakai kawat tembaga tak berisolasi
minimal ukuran 35 mm dengan elektoda
batang minimal 3 meter.
2.6. Peralatan bantu lain :

Bending wire/preformed.

Stainless steelstrap.

Uclamp, sengkang.

Link.

Mur baut galbanized

3. KONSTRUKSI TIANG
3.1.
3.2.

Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang


Pemilihan kekuatan tiang
Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan :

Luas penampang hantaran.

Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 fasa)

Sudut belokan hantaran

Fungsi tiang (misalnya tiang seksi)


Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum
hantaran, tanpa hembusan angin
Tabel terlampir memberikan tuntunan pemilikan besarnya kekuatan
tiang.

Lanjutan 3.2.
Pemilihan Kekuatan Tiang Ujung

SUDUT

Jaring Distribusi Tegangan Menengah


JARAK
GAWANG

SUDUT
JALUR

PENGHANTA
R A3C

PENGHANTA
R TWISTED
JTR

50 M

0 - 15
15

35 mm2

15
15 - 30
30

35 mm2

30
30 - 60
60

35 mm2

> 60
60

35 mm2

0 - 15
15

70 mm2

15
15 - 30
30

70 mm2

30
30 - 60
60

70 mm2

> 60
60

70 mm2

0 - 15
15

150 mm2

15
15 - 30
30

150 mm2

30
30 - 60
60

150 mm2

> 60
60

UKURAN TIANG (daN)


200

350

500

800

2X800

1200

150 mm2

0 - 15
15

240 mm2

15
15 - 30
30

240 mm2

30
30 - 60
60

240 mm2

> 60
60

240 mm2

0 - 15
15

Double

15
15 - 30
30

Circuit

30
30 - 60
60

150 mm2

X
X
X

X
X
X

X
X

X
X

X
X

GUY
WIRE

KETERAN
GAN

Lanjutan 3.2.
3.3.

Kekuatan tiang seksi.


Apabila terjadi perubahan luas penghantar pada satu tiang maka
besarnya tiang yang dipilih, dihitung dengan cara perbedaan kekuatan
tiang, diasumsikan berfungsi sebagai tiang awal masing-masing
penghantar.
Contoh :
Penampang A3C 3 x 150 mm bertemu dengan A3C 3 x 35 mm,
Jarak gawang 40 meter. Berapa kekuatan tiang seksi tersebut.
Jawab :
Tiang awal A3C 3 x 150 mm2

= 2 x 800 daN

Tiang awal A3C 3 x 35 mm2

Beda kekuatan
Dipilih besar kekuatan tiang seksi 800 daN.

800 daN
800 daN

4. SAGGING (LENDUTAN) DARI JARAK GAWANG


4.1.

Lendutan atau sagging menentukan besarnya kekuatan tarik tiang


khususnya tiang ujung.

4.2.

Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah :


40 cm untuk jarak gawang 40 meter
60 cm untuk jarak gawang 50 meter
85 cm untuk jarak gawang 60 meter
dengan catatan
Temperatur 20 C
Kekuatan angin 50 km/jam

5. KONSTRUKSI PEMASANGAN ISOLATOR


5.1.

Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.

5.2.

Untuk tiang sudut 0 15, memakai satu isolator Pin atau sejenis

5.3.

Untuk tiang sudut 15 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.

5.4.

Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan cross
arm minimal panjang 2200 cm.

5.5.

Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan


sudut sampai dengan 15, lebih besar dari 15 memakai 2 isolator tarik
(hang isolator).

STANDARD
KONSTRUKSI SUTM
JAWA TENGAH

6. KONSTRUKSI ELEKTRODA PEMBUMIAN


6.1.

Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari
sisi luar fondasi.

6.2.

Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2


meter dibawah permukaan tanah.

6.3.

Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.

7. PALANG SANGGA ( CROSSARM, TRAVERS), DENGAN


UKURAN TERTENTU

Contoh :
Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir.

8. IKATAN ISOLATOR PADA HANTARAN

8.1.

Hantaran diikat dengan isolator memakai bending wire (A3C)


atau preformed.
Panjang minimum bending wire 2 meter.

8.2.

Agar diperhatikan tata cara mengikatnya.

9. GUY WIRE (TREKSKUR) ATAU KAWAT PENARIK


9.1.

Guy wire dirancang untuk memungkinkan pemakaian tiang akhir dengan


kekuatan yang kecil, sejauh ruang batas memungkinkan.

9.2.

Guy wire terbuat dari kawat baja anti karat jenis stranded steel wire,
dengan ukuran minimal 90 mm

9.3.

Dengan memakai guy wire, besar kuat tarik tiang akhir dapat dipilih
seminimal mungkin.

10. KONSTRUKSI POLE TOP SWITCH

Pole top switch memakai tiang 2 x 500 daN atau 800 daN atau
2 x 800 daN, jika berfungsi sebagai tiang seksi.

11. KONSTRUKSI ARRESTER

11.1.

Arus pengenal Arrester pada tiang ujung, memakai arrester


10 kA.

11.2.

Arus pengenal pada tiang tengah, memakai arrester 5 KA

12. KONSTRUKSI CUT OUT FUSED


Cut Out Fused mempunyai fungsi ganda menurut sistem jaringan
yang dianut baik sebagai pengaman hubung tanah satu fasa atau
sebagai pengaman hubung singkat pada gardu.

13. KONSTRUKSI KAWAT TANAH (EARTH WIRE)

Konstruksi kawat tanah dipakai di daerah Jawa Tengah, dipasang di


atas penghantar fasa

14. KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN


MENENGAH SISTEM MULTI GROUNDED 3 FASA 4 KAWAT
14.1. Konstruksi sistem 3 fasa 4 kawat atau disebut pentanahan
netral bersama dipergunakan di daerah Jawa Tengah.
14.2. Saluran Tegangan Menengah mempunyai penghantar netral yang
dijadikan satu dengan penghantar netral sisi jaringan tegangan
rendah.
14.3. Konstruksi Saluran Udara sedikit berbeda dengan konstruksi 3
fasa 3 kawat (di daerah DKI Jaya, Jabar, Jatim & Luar Jawa).

15. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI SETEMPAT

Pada beberapa daerah (Sumsel, Lampung, dll) pemakaian


konstruksi model Y atau , masih ada.
Ketentuan pemakaiannya tergantung atas standard setempat
yang dipakai.

STANDARD
PERALATAN SUTM
JAWA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai