Anda di halaman 1dari 25

AIDS/ HIV

TANPA
KOMPLIKASI
Oleh: Noni Frista Al Azhari
G4A013079

HIV adalah human immunodeficiency virus


(HIV) yang menyerang sel-sel kekebalan
tubuh.
AIDS (acquired immunodefficiency
syndrome) adalah kumpulan gejala akibat
penurunan kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV.

Anamnesis
Keluhan:
Demam atau diare (terus-menerus atau
intermitten) yang lebih dari 1 bulan.
Disertai kehilangan BB >10% dari BB dasar.
Keluhan lain bergantung dari penyakit yang
menyertainya:
a. Kulit: kulit kering, kutil genital
b. Infeksi:
1. Jamur: Kandidiasis oral, dermatitis
seboroik, kandidiasis vagina.

2. Virus: herpes zoster berulang/ lebih dari


satu dermatom, herpes genital berulang,
moluskum kontagiosum, kondiloma.
3. Gangguan nafas: TB, batuk >1 bulan,
sesak nafas, pneumonia berulang, sinusitis
kronis.
4. Gejala neurologis: nyeri kepala semakin
parah, kejang demam, fungsi kognitif
menurun

Faktor risiko
a.
b.
c.
d.

e.
f.

Hub seksual yang berisiko/ tidak aman


Pengguna napza suntik
Transfusi
Pembuatan tato&/ alat medis/ alat tajam
yang tercemar HIV
Bayi dari ibu dengan HIV/AIDS
Pasangan serodiskordan (salah satu
pasangan positif HIV)

Penularan:
a.
b.
c.

Transmisi seksual
Produk darah
Dari ibu ke janin

Pemeriksaan Fisik:
Stadium klinis HIV
Stadium I
Tidak ada gejala
Limfadenopati generalisata persisten

Stadium II
Penurunan BB sedang (<10%)
Infeksi saluran pernafasan berulang (sinusitis,
tonsilitis, otitis media, faringitis)
Herpes zoster
Keilitis angularis
Ulkus mulut yang berulang
Ruam kulit berupa papul yang gatal
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur pada kuku

Stadium III
Penurunan BB >10%
Diare kronis> 1 bulan
Demam menetap
Kandidiasis mulut menetap
Oral hairy leukoplakia
TB paru
Infeksi bakteri berat (peumonia, empiema, meningitis,
piomiositis, infeksi tulang atau sendi, bakteremia,
penyakit inflamasi panggul yang berat)
Stomatitis nekrotikans ulseratif akut, gingivitis, periodontitis
Anemia yg tdk diketahui penyebab (<8g/dl), netropeni
(<0,5x10g/l) dan/ trombositopenia kronis (<50x10g/l)

Stadium IV
Sindrom wasting HIV
Pneumonia pneumocystis jiroveci
Pneumonia bakteri berat yang berulang
Infeksi herpes simpleks kronis dimanapun >1 bulan.
Kandidiasis esofageal/ trakea/bronkus/paru
TB ekstra paru
Sarkoma kaposi
Penyakit CMV (retinitis atau infeksi organ lain, tdk trmsk hati, limpa, kgb)
Toksoplasmosis di ssp
Ensefalopati HIV
Pneumonia kriptokokus ekstrapulmoner, meningitis
Infeksi mycobacteria non tb yg menyebar
Leukoencephalopathy multifocal progresif
Cyrptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Mikosis diseminata
Septikemi yg berulang
Limfoma
Ca Serviks invasif
Leishmaniasis diseminata atipikal
Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simptomatis

Pemeriksaan Penunjang
3 macam tes dg titik tangkap yg berbeda dan sll
didahului konseling pra tes atau informasi
singkat.
Reagen tes cepat/ELISA
A1 tes dg sensitifitas yg tinggi (>99%)
A2 dan A3 tes dg spesifitas tinggi (>99%)
Antibodi baru terdeteksi dlm wkt 2 minggu 3
bulan stlh terinfeksi HIV (masa jendela)
Bila dlm ms jendela tes negatif, perlu tes ulang

2 macam pendekatan u/ tes HIV


a.

b.

Konseling dan tes HIV sukarela (KTS-VCT=


Voluntary Counseling & Testing)
Tes HIV dan konseling atas inisiatif
petugas kesehatan (TIPK-PITC=Provider
Initiated Testing and Counseling)

Diagnosis klinis
a.
b.
c.

1.

2.
3.

4.

Anamnesis
PF
Tes HIV
Menentukan apakah pasien sdh memenuhi
sarat u/ terapi antiretroviral
Menilai status supresi imun pasien
Menentukan infeksi oportunistik yg
prnh/sdg tjd
Menentukan panduan obat arv yg sesuai

a. Penilaian stadium klinis


Kunjungan awal dan tiap kali kunjungan
b. Penilaian imunologi (jumlah CD4)
Menilai status imunitas ODHA (menentukan perlu profilaksis IO dan terapi ARV). Rata2 penurunan
CD4 70-100sel/mm3/tahun dg peningkatan stlh pemberian ARV 50-100 sel/mm3/tahun.
c. Px Lab sblm memulai terapi
U/ memantau keamanan dan toksisitas pd ODHA yg mnrm tx ARV
Px lab yg ideal sblm mmlai ART
1. DL *
2. Jumlah CD4 *
3. SGOT/SGPT *
4. Kr
5. Urinalisa *
6. HbsAg *
7. Anti HCV
8. GD
9. VDRL/TPHA/PRP
10. Ro thora
11. Tes hamil
12. Pap smear/IVA PMS
13. Jumlah virus/viral load RNA HIV **

Tatalaksana pemberian
ARV
Saat memulai terapi ARV:
Periksa jumlah CD4 & penentuan stadium klinis infeksi HIV
Rekomendasi cara memulai terapi ARV pada ODHA
Dewasa
a. Tidak tersedia px CD4, tx didasarkan pd penilaian klinis
b. Tersedia px CD4
1. Mulai ARV pd jmlh CD4<350 se;/mm3 tanpa
memandang stadium klinis
2. ARV dianjurkan pd pasien TB aktif, ibu hamil,
koinfeksi Hep B tanpa memandang jumlah CD4

Gambar 1

Anjuran pemilihan obat ARV lini pertama


paduan yg ditetapkan oleh pemerintah u/
lini pertama: 2 NRTI+ 1 NNRTI
Mulai tx ARV dg salah satu paduan di bawah:
Gambar 2

Dosis ARV u/ ODHA dewasa


Gambar 4

Penggunaan d4T (Stavudine) dikurangi sbg paduan lini


pertama krn pertimbangan toksisitas)

Terapi lini kedua


Harus pakai protease inhibitor (PI) yg
diperkuat oleh Ritonavir-boosted) ditambah
dg 2 NRTI, dg pemilihan Zidovudine (AZT)
atau Tenovofir (TDF) tergantung dari apa
yang digunakan pada lini pertama dan
ditambah lamivudine (3TC) atau
Emtricitabine (FTC). PI yg ada di Indonesia
dan dianjurkan Lopinavir/Ritonavir (LPV/r)

Pengobatan pencegahan
1.
2.

Profilaksis primer
Profilaksis sekunder

Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK) u


mencegah primer/ sekunder tjd PCP dan
toxoplasmosis
PPK dianjurkan bagi:
3. ODHA yg bergejala (SK 2,3,4) trmsk ibu hamil
& menyusui
4. ODHA dengan jumlah CD4 di bawah
200sel/mm3

Tabel pemberian kotrimoksasol


sbg profilaksis primer

Kotrimoksasol u/ pencegahan sekunder diberi stlh tx


PCP/ toksoplasmosis selesai dan diberikan selama
1 tahun)

Pemeriksaan Penunjang
Lanjutan
a.

b.

Yg blm memenuhi syarat ARV monitor


perjalanan klinis penyakit dan jml CD4 setiap
6 bulan sekali
Pemantauan pasien dlm terapi ARV
1. Pemantauan klinis
Minggu 2,4,8,12 dan 24 minggu sejak dimulai
ARV dan tiap 6 bulan bila pasien telah stabil.
(tanda & gejala ESO, gagal terapi, frek infeksi)
2. Pemantauan laboratoris
CD4 rutin 6 bulan/ lebih srg bl ada indikasi
klinis.

Akan mulai terapi AZT px kadar Hb sblm


mulai terapi dan pada minggu 4,8, 12 sejak
mulai terapi
Px ALT SGPT dan kimia darah bila ada tanda
gejala
Px kadar asam laktat bila ada asidosis
laktat.
GD dan profil lipid bila ada tanda gejala
akibat Protease Inhibitor.

Pemantauan klinis dan laboratoris yg


dianjurkan selama pemberian paduan ARV lini
pertama

TERIMAKASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai