Anda di halaman 1dari 89

PEMERIKSAAN MEDIS

KORBAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA

Agus Purwadianto

PENGERTIAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN
setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis
kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat
kesengsaraan atau penderitaan perempuan
secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara sewenangwenang, baik yang terjadi di depan umum atau
dalam kehidupan pribadi
(Pasal 2 Deklarasi Penghapusan kekerasan terhadap perempuan)

PENGERTIAN KDRT
Tindak kekerasan fisik, seksual dan psikologis
terjadi dalam keluarga
penyalahgunaan seksual atas perempuan
kanak-kanak dalam rumah tangga,
perkosaan dalam perkawinan,
kekerasan di luar hubungan suami-isteri
kekerasan yg berhubungan dengan eksploitasi;
(Pasal 2 Deklarasi Penghapusan kekerasan terhadap perempuan)

KYRIACOU et.al. (1998)


POLA PERILAKU YANG BERSIFAT
MENYERANG ATAU MEMAKSA YANG
MENCIPTAKAN ANCAMAN ATAU
MENCEDERAI SECARA FISIK YANG
DILAKUKAN OLEH PASANGANNYA ATAU
MANTAN PASANGANNYA

ABBOTT et.al. (1997)


PENYALAHGUNAAN KEKERASAN ATAU
KEKUASAAN OLEH SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA KEPADA
ANGGOTA LAIN, YANG MELANGGAR
HAK INDIVIDU

SIKLUS KDRT
TINDAK KEKERASAN

TENSION BUILDING
PHASE

PERMINTAAN MAAF
BULAN MADU
KONFLIK

ACUTE BATTERING
PHASE
LOVING CONTRITION
PHASE

KEKERAPAN
AMERIKA :
2-50 % KASUS KORBAN KEKERASAN YANG
DATANG KE RUMAH SAKIT (Kyriacou 1998, Abbott
1997)
Survei : 2 juta / tahun
FBI : 1500 dibunuh suami, pacar atau mantan
suami, mantan pacar

INDONESIA : ?
67 kasus dalam 7 bulan (PKT 2000)
35 kasus (Jul-Des 1999) dan 19 kasus (Jan-Jul
2000) (Kalyanamitra)

PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
INDONESIA :
PENGANIAYAAN (351-356 KUHP)
PERKOSAAN ? (285 KUHP)

NEGARA LAIN (AS):

MARITAL RAPE
MANDATORY REPORTING
CIVIL PROTECTION ORDER (CPO)
CHILD PROTECTION (custodial)
PERJANJIAN PRA-NIKAH
KETENAGAKERJAAN

PS 356 KUHP
PIDANA YANG DITENTUKAN DALAM PASAL
351, 353, 354, 355 DAPAT DITAMBAH
DENGAN SEPERTIGA :
BAGI YANG MELAKUKAN KEJAHATAN ITU
TERHADAP IBUNYA, BAPAKNYA YANG SAH,
ISTRINYA ATAU ANAKNYA.
CATATAN :

351
353
354
355

:
:
:
:

PENGANIAYAAN
PENGANIAYAAN
PENGANIAYAAN
PENGANIAYAAN

: ANCAMAN 2 Th 8 BL - 7 Th
BERENCANA : 4 - 9 Th
BERAT : 8 - 10 Th
BERAT BERENCANA : 12 - 15 TH

UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2004
TENTANG

PENGHAPUSAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA

KEWAJIBAN APA SAJA YANG


HARUS DILAKUKAN PEMERINTAH
DAN PEMDA DALAM UPAYA
PENCEGAHAN KDRT ?
Pemerintah bertanggung jawab
upaya pencegahan kekerasan
rumah tangga

dalam
dalam

HAK KORBAN

PERLINDUNGAN DARI
PIHAK KELUARGA,
DIL/ JA/ POL/ ADVOKAT,
LEMBAGA SOSIAL ATAU PIHAK
LAINNYA
SIFAT
WAKTU
SEMENTARA
BERDASAR PENETAPAN PERINTAH
PERLINDUNGAN
DARI
PENGADILAN

HAK KORBAN

PELAYANAN KESEHATAN SESUAI


KEBUTUHAN MEDIS
PENANGANAN SECARA KHUSUS
BERKAITAN
DENGAN
KERAHASIAAN KORBAN
PENDAMPINGAN OLEH PEKERJA
SOSIAL DAN BANTUAN HUKUM
PADA TIAP TINGKAT PROSES
PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI

HAK KORBAN

LAPORKAN SECARA LANGSUNG


KDRT KEPADA KEPOLISIAN BAIK
DI TEMPAT KORBAN BERADA
MAUPUN DI TKP
KORBAN DAPAT BERIKAN KUASA
KEPADA KELUARGA/ ORANG
LAIN UTK LAPORKAN KDRT
KEPADA KEPOLISIAN

APA UPAYA PEMERINTAH UNTUK


MENCEGAH KDRT ?
merumuskan kebijakan tentang
penghapusan KDRT;
menyelenggarakan komunikasi, informasi,
dan edukasi tentang KDRT;
menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi
tentang KDRT;
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sensitif gender dan isu KDRT serta menetapkan
standar dan akreditasi pelayanan yang sensitif
gender.

BAGAIMANA PENYELENGGARAAN
PELAYANAN TERHADAP KORBAN?
Untuk penyelenggaraan pelayanan
terhadap korban, pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan
fungsi dan tugas masing-masing dapat
melakukan
upaya: ruang pelayanan
a. penyediaan
khusus di kantor kepolisian;
b. penyediaan
aparat,
tenaga
kesehatan, pekerja sosial, dan
pembimbing rohani;

c. pembuatan dan pengembangan


sistem dan mekanisme kerja
sama program pelayanan yang
melibatkan pihak yang mudah
diakses oleh korban; dan
d. memberikan perlindungan bagi
pendamping, saksi, keluarga,
dan teman korban.

APA PERAN MASYARAKAT DAN


LEMBAGA SOSIAL LAINNYA ?
Untuk menyelenggarakan upaya upaya
pelayanan
terhadap
korban,
pemerintah dan pemerintah daerah
sesuai dengan fungsi dan
tugas
masing-masing, dapat melakukan kerja
sama dengan masyarakat atau
lembaga sosial lainnya.

APA SAJA KEWAJIBAN


MASYARAKAT ?
Setiap orang yang mendengar, melihat,
atau mengetahui terjadinya kekerasan
dalam rumah tangga wajib melakukan
upaya-upaya
sesuai
dengan
batas
kemampuannya
untuk:
a. mencegah berlangsungnya
tindak
pidana;
b. memberikan perlindungan kepada
korban;
c. memberikan pertolongan darurat; dan
d. membantu proses pengajuan

BAGAIMANA
KEPOLISIAN
MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
TERHADAP KORBAN
KDRT ?
Dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh
empat) jam terhitung sejak mengetahui
atau menerima laporan kekerasan dalam
rumah tangga, kepolisian wajib segera
memberikan perlindungan sementara
pada korban.

Perlindungan sementara diberikan paling


lama 7 (tujuh) hari sejak korban diterima
atau ditangani.
Dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh
empat) jam terhitung sejak pemberian
perlindungan, kepolisian wajib meminta
surat penetapan perintah perlindungan
dari pengadilan.
Dalam
memberikan
perlindungan
sementara, kepolisian dapat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan, pekerja sosial,
relawan pendamping, dan/atau pembimbing
rohani untuk mendampingi korban.

Kepolisian wajib memberikan


keterangan kepada korban tentang
hak korban untuk mendapat
pelayanan dan pendampingan.

Kepolisian wajib segera melakukan


penyelidikan setelah mengetahui atau
menerima laporan tentang terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga.

Kepolisian segera menyampaikan


kepada korban tentang:
a. identitas petugas untuk pengenalan
kepada korban;
b. kekerasan dalam rumah tangga
adalah kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan; dan
c. kewajiban
kepolisian
untuk
melindungi korban.

BAGAIMANA TENAGA KESEHATAN


MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KORBAN KDRT ?
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
korban, tenaga kesehatan harus:
memeriksa kesehatan korban sesuai dengan
standar profesinya;
membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan
terhadap korban dan visum et repertum atas
permintaan penyidik kepolisian atau surat
keterangan medis yang memiliki kekuatan hukum
yang sama sebagai alat bukti.
Pelayanan kesehatan dilakukan di
kesehatan milik pemerintah, pemerintah

sarana

BAGAIMANA CARA PENGAJUAN


LAPORAN KDRT ?
Korban berhak melaporkan secara langsung
KDRT kepada kepolisian baik di tempat
korban berada maupun di tempat kejadian
perkara.
Korban dapat memberikan kuasa kepada
keluarga atau orang lain untuk melaporkan
KDRT kepada pihak kepolisian baik di
tempat korban berada maupun di tempat
kejadian perkara.

Dalam hal korban adalah seorang anak,


laporan dapat dilakukan oleh orang tua, wali,
pengasuh, atau anak yang bersangkutan yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SIAPA YANG DAPAT MEMBERIKAN


PERINTAH PERLINDUNGAN ?
Ketua pengadilan dalam tenggang waktu 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya permohonan wajib
mengeluarkan surat penetapan yang berisi
perintah perlindungan bagi korban dan anggota
keluarga lain, kecuali ada alasan yang patut.

BAGAIMANA CARA MEMPEROLEH


SURAT PERINTAH PERLINDUNGAN ?
Permohonan untuk memperoleh surat
perintah perlindungan dapat diajukan oleh:
a. korban atau keluarga korban;
b. teman korban;
c. kepolisian;
d. relawan pendamping; atau
e. pembimbing rohani.

Permohonan
perintah
perlindungan
disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan.
Dalam hal permohonan diajukan secara lisan,
panitera pengadilan negeri setempat wajib
mencatat permohonan tersebut.
Dalam hal permohonan perintah perlindungan
diajukan oleh keluarga, teman korban,
kepolisian,
relawan
pendamping,
atau
pembimbing rohani maka korban harus
memberikan persetujuannya.
Dalam keadaan tertentu, permohonan dapat
diajukan tanpa persetujuan korban.

BERAPA LAMA PERINTAH


PERLINDUNGAN DIBERIKAN ?
1) Perintah perlindungan dapat diberikan
dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun.
2) Perintah perlindungan dapat diperpanjang
atas penetapan pengadilan.
3) Permohonan
perpanjangan
Perintah
Perlindungan diajukan 7 (tujuh) hari
sebelum berakhir masa berlakunya.

APAKAH ADA TAMBAHAN


PERINTAH PERLINDUNGAN ?
Pengadilan dapat menyatakan satu atau
lebih tambahan perintah perlindungan.
Dalam pemberian tambahan perintah
perlindungan,
pengadilan
wajib
mempertimbangkan keterangan dari
korban, tenaga kesehatan,
pekerja
sosial, relawan pendamping, dan/atau
pembimbing rohani.

BAGAIMANA PEMERIKSAAN
TERHADAP PELAKU ?
Korban,
kepolisian
atau
relawan
pendamping dapat mengajukan laporan
secara tertulis tentang adanya dugaan
pelanggaran
terhadap
perintah
perlindungan.

Dalam hal pengadilan mendapatkan


laporan tertulis pelaku diperintahkan
menghadap dalam waktu 3 x 24 (tiga kali
dua puluh empat) jam guna dilakukan
pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan oleh pengadilan di
tempat pelaku pernah tinggal bersama
korban pada waktu pelanggaran diduga
terjadi.

APA YANG HARUS


DILAKUKAN UNTUK
PELAYANAN
PEMULIHAN KORBAN ?
Untuk kepentingan pemulihan, korban
dapat memperoleh pelayanan dari:
a. tenaga kesehatan;
b. pekerja sosial;
c. relawan pendamping; dan/atau
d. pembimbing rohani.

Dalam rangka pemulihan terhadap


korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial,
relawan pendamping dan/atau
pembimbing rohani dapat melakukan
kerja sama.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan upaya pemulihan dan
kerja sama diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

KETENTUAN PIDANA
KEKERASAN FISIK

5 TAHUN 15 JUTA

KEKERASAN FISIK JATUH


SAKIT / LUKA BERAT
KEKERASAN FISIK KORBAN
MATI
KEKERASAN SUAMI THD ISTERI
ATAU SEBALIKNYA, TIDAK ADA
PENYAKIT/ HALANGAN KERJA

10 TAHUN 30 JUTA
15 TAHUN 45 JUTA
4 BULAN

5 JUTA

KETENTUAN PIDANA
KEKERASAN PSIKIS

3
TAHUN

9 JUTA

KEKERASAN SUAMI THD


ISTERI ATAU SEBALIKNYA,
TIDAK ADA PENYAKIT/
HALANGAN KERJA

4 BULAN 3 JUTA

KETENTUAN PIDANA
KEKERASAN SEKSUAL

12
36 JUTA
TAHUN

ORANG MEMAKSA ORANG YG


MENETAP DLM RT UTK LAKUKAN
HUBUNGAN SEKSUAL

4 15
TAHUN

12
300
JUTA

AK IBATKAN LUKA YG TIDAK


SEMBUH SAMA SEKALI,
GANGGUAN DAYA PIKIR,
KEJIWAAN JANIN MENINGGAL,
ALAT REPRODUKSI TAK
BERFUNGSI

5 20
TAHUN

25
500
JUTA

KETENTUAN PIDANA
PENELANTARAN
ORANG LAIN

3
TAHU
N

15
JUTA

ANCAMAN PIDANA ATAS


KEKERASAN FISIK
Setiap orang yang melakukan :
Perbuatan kekerasan fisik dalam rumah tangga
di pidana paling lama 5 tahun atau denda paling
banyak Rp. 15 juta.
Perbuatan kekerasan fisik yang mengakibatkan
korban jatuh sakit atau luka berat, dipidana
penjara paling lama 10 tahun atau denda paling
banyak Rp. 30 juta.

Perbuatan kekerasan fisik yang mengakibatkan


matinya korban, di pidana penjara paling lama
15 tahun atau denda paling banyak Rp. 45 juta.

Dalam hal perbuatan kekerasan fisik dilakukan


oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya,
yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan
atau mata pencaharian atau kegiatan seharihari di pidana penjara paling lama 4 bulan atau
denda paling banyak Rp. 5 juta.
(Pasal 44 jo Pasal 51)
( merupakan delik aduan )

ANCAMAN PIDANA ATAS


KEKERASAN PSIKIS
Setiap orang yang melakukan kekerasan psikis

dalam lingkup rumah tangga di pidana penjara paling


lama 3 tahun atau denda paling banyak Rp. 9 juta .
Dalam hal perbuatan dilakukan oleh suami

terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak


menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-hari,
dipidana penjara paling lama 4 bulan atau
denda paling banyak Rp. 3 juta.
(Pasal 44 jo Pasal 52)

ANCAMAN PIDANA ATAS


KEKERASAN SEKSUAL
Setiap orang yang melakukan perbuatan
kekerasan seksual terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangganya, di pidana dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda
paling banyak Rp. 36 juta (pasal 46)
Setiap orang yang memaksa orang yang menetap
dalam rumah tangganya untuk melakukan
hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan
komersial dan/atau tujuan tertentu, dipidana penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 15 tahun
atau denda paling banyak Rp. 300 juta (Pasal 47)

Dalam hal perbuatan pemaksaan


hubungan seksual sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47,
mengakibatkan korban :
Mendapat luka berat yang tidak memberi
harapan atau sembuh sama sekali,
Mengalami gangguan daya pikir atau sekurangkurangnya selama 4 (empat) minggu terus
menerus atau 1 (satu) tahun tidak berturut-turut,
Mengalami gugur kandungan atau matinya janin
dalam kandungan, atau
Mengakibatkan tidak berfungsinya alat
reproduksi, dipidana penjara paling singkat 5
tahun dan paling lama 20 tahun atau denda
paling sedikit Rp. 25 juta dan denda paling
banyak
Rp. 500 juta (Pasal 48)

ANCAMAN PIDANA ATAS PENELANTARAN


RUMAH TANGGA,
di pidana maksimal 3 tahun atau denda
maksimal Rp. 15 juta, setiap orang yang
Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah
tangga, padahal menurut hukum yang berlaku baginya
atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberi kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut (Pasal 50 jo Pasal 59)
Menelantarkan orang lain yang mengakibatkan
ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi
dan/ataumelarang untuk bekerja yang layak di dalam
dan di luar rumah sehingga korban berada di bawah
kendalinya (Pasal 49)

Apakah ada Pidana


tambahan ?
Hakim dapat menjatuhkan pidana tambahan
berupa:
a. pembatasan gerak pelaku baik yang
bertujuan untuk menjauhkan pelaku
dari korban dalam jarak dan waktu
tertentu, maupun pembatasan hak-hak
tertentu dari pelaku;
b. penetapan pelaku mengikuti program
konseling di bawah pengawasan
lembaga tertentu.

APA YANG DIKATEGORIKAN


SEBAGAI DELIK ADUAN ?
Sesuai Pasal 51 53 yang dikategorikan
sebagai delik aduan dalam UU ini, Tindak
pidana berupa:
kekerasan fisik (Pasal 44 ayat 4),
kekerasan psikis (Pasal 45 ayat 2),
kekerasan seksual (Pasal 46) yang
dilakukan oleh suami terhadap isteri
atau sebaliknya merupakan delik aduan

KEWAJIBAN TENAGA
KESEHATAN
PERIKSA
KESEHATAN
KORBAN
SESUAI
DENGAN
STANDAR
PROFESINYA
BUAT LAPORAN TERTULIS HASIL
PEMERIKSAAN KORBAN & VISUM
ET
REPERTUM/
SURAT
KETERANGAN MEDIS
DILAKUKAN DI SARANA KESEHATAN
MILIK
PEMERINTAH/
PEMDA/
MASYARAKAT

PERAN DOKTER
ANAMNESA TERARAH
Tracy (1996) : menerapkan pertanyaan
rutin kepada 8 pasien ginekologis, ternyata
semuanya pernah menerima kekerasan !

TEMUKAN TANDA KEKERASAN


DOKUMENTASI TEMUAN
MENILAI KESELAMATAN
KOMUNIKASIKAN PILIHAN
PENYELESAIAN YANG REALISTIK

Perkosaan
KSTP (delik kesusilaan) +
persetubuhan :
Persetubuhan di dalam
(ikatan) perkawinan :
Di luar perkawinan

Persetubuhan intra
perkawinan
A.1. Menyetubuhi istri dibawah
umur sebagaimana pasal 288
KUHP sehingga timbul
luka (sanksi 4 tahun)
luka berat (sanksi 8 tahun)
meninggal (sanksi 12 tahun).

Persetubuhan intra (2)


A.2. Menyetubuhi istri (dewasa)
dianggap sebagai kasus
penganiayaan :
timbul perlukaan (luka ringan) : pasal
351 ayat 1
luka (luka sedang) sesuai pasal 352
KUHP
luka berat sebagaimana pasal 90
KUHP : sesuai pasal 351 ayat 3

Persetubuhan di luar
perkawinan :
B.1. (dianggap) disetujui si perempuan :
B.1.a. delik aduan : persetubuhan dengan
perempuan < 15 tahun (pasal 287 KUHP, sanksi 9
tahun);
B.1.b. delik langsung (bukan aduan) :
menyetubuhi perempuan sehingga luka atau luka
parah (pasal 288 KUHP yo pasal 291; sanksi 12
tahun);
menyetubuhi perempuan < 15 tahun yang menjadi
anak (kandung/tiri/angkat/asuh) atau anak
titip/kost/didik, bawahan/pembantunya (pasal 294
KUHP, sanksi 9 tahun)

Di luar perkawinan (2)


B.1.c. Delik langsung : menyetubuhi < 12 tahun (sbg
penafsiran belum mampu dikawin ) : (pasal 287 KUHP,
sanksi 9 tahun)
B.1.d.. Delik aduan : menyetubuhi istri / suami orang
lain (perzinahan) sesuai pasal 284 KUHP, sanksi 9 bulan;
B.2. Tanpa persetujuan si perempuan :
B.2.a. Menyetubuhi perempuan dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan (perkosaan) sesuai dengan pasal
285 KUHP)
B.2.b. Menyetubuhi perempuan pingsan/tidak berdaya
(pasal 286 KUHP, sanksi 9 tahun).

Pasal 291 :
(1) Jika salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 286, 287, 289
dan 290, mengakibatkan luka-luka berat,
dijatuhkan pidana penjara paling lama
duabelas tahun;
(2) Jika salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 285, 286, 287
dan 290 itu mengakibatkan mati,
dijatuhkan pidana penjara palinglama
lima belas tahun.

Tugas Dr Sp Forensik

Mengobati korban dalam segala aspeknya.


Mengumpulkan bukti biologis secara umum.
Membuktikan adanya persetubuhan.
Juga tanda kekerasan : perlukaan, tubuh umum (status
generalis) + regio tubuh seksual setempat (status lokalis).
Menilai usia korban.
Juga kondisi khusus korban : gangguan kesadaran,
keadaan kejiwaan & penyulit fisik akibat persetubuhanpaksanya.
bantu penyidik: dugaan saat & lokasi persetubuhan serta
dugaan jatidiri pria pemerkosa.
Membuat & serahkan visum et repertum korban.

Tugas (2)
Memeriksa pria tersangka pelaku kekerasan
atau perkosaan
Memberikan keterangan atau kesaksian di
pengadilan (sebagai saksi ahli) atau forum
lain dalam rangka penegakan keadilan.
Salah satu forum tersebut adalah penentuan
ada tidaknya perkosaan massal yang
diadakan oleh IDI dalam rangka membantu
TGPF, dengan cara mengisi Protokol Jakarta
yang telah disediakan.

Hal khusus
Pada perzinahan, persetubuhan
dilakukan dengan persetujuan wanita
yang bersalah atau turut bersalah dalam
tindak pidana itu. Perzinahan juga
mencakup kasus kumpul kebo yakni
pasangan dewasa belum menikah / tidak
terikat perkawinan yang melakukan
persetubuhan. Hal ini sesuai dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 93
Tahun 1976.

Hal lain (2)


Wanita yang pingsan tidak dapat
memberikan persetujuannya.
Persetujuan dari wanita yang tidak
berdaya dan wanita dibawah lima belas
tahun dianggap tidak sah. Dengan
demikian dianggap tidak pernah ada
persetujuan itu.

Existing Medical Expertise


Made by clinical forensic specialist (e.g.
obstetric-gynecologist) as an assessing
physician
as an outer circle of the victim
based on positivistic-reductionisticmechanistic approach of a biomedical
model

Limitation of Existing
Medical Expertise
3rd day post rape : disappear of
medical/biomedical evidence
20 hours post rape : admissibility of
corroborative evidence = recent
complaint (NZ)
DNA technology : not a routine
procedure

Inner circle of the rape


victim
Intimacy relationship with the
victim
Doing advocacy

Family & next-kin


Volunteers advocate oath-related
: lawyer, priest, treating
physicians, registered nurse.
Non-oath-related volunteers
advocate : psychologist, nurse,
social worker, NGO activist

Outer circle
Investigator : police, military police
Inquirer : National Committee for
Human Rights
Clinical forensic doctors = assessing
physician : obgyn, pediatrician, forensic
pathologist, other specialist
Attorney
Judge

Evidentiality rule
(cathegorization of evidences)
1. Main-ideal evidences
2. Main-optimal evidences
3. Main-minimal evidence
4. Direct corroborative evidences from
rape-victim
5. Indirect additional evidences not
from rape-victim

Main-ideal evidences

Sexual intercourse
+ Specific physical assault
+ threat (objective psychological assault)
+ perpetrators evidences
+ autoanamnesis (correspondensively)
+ direct corroborative evidence
(correspondensively)
+ indirect additional evidences not from
rape-victim

Main-optimal evidences
Sexual intercourse
+/- Specific physical assault
+/- autoanamnesis
(correspondensively)

Main-minimal evidence
Partial (penile) penetration
+ autoanamnesis (correspondensively)

Direct corroborative
evidence
Circumstantial medical evidence from alloanamnesis (eye witness); victims condition :
medical evidence, general wounds, general
psychological symptoms, related clothesi,
perpetrators biological evidences in victims
clothes/body
Non-medical evidences : victims behaviour
recent complaints, no falsifying motivation

Peraturan Perundangundangan

NEGARA LAIN (AS):

Marital rape
Mandator Reporting
Civil Protection Order (CPO)
Child Protection (custodial)
Perjanjian Pra-Nikah
Ketenagakerjaan

PEDOMAN UMUM
PERHATIKAN KERAHASIAAN KLIEN
BERIKAN KEPERCAYAAN
NYATAKAN BAHWA ITU BUKAN
KESALAHANNYA
HORMATI HAK KLIEN DALAM MENGAMBIL
KEPUTUSAN
BANTU KLIEN BUAT RENCANA
PENYELAMATAN DIRI
BANTU PEROLEH LAYANAN LAINNYA

ANAMNESA
PENGANTAR :
BANYAK DIANTARA PASIEN KAMI MENGALAMI
KETEGANGAN DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SUAMI, dst

TAK LANGSUNG :
GEJALA YANG IBU ALAMI MUNGKIN AKIBAT
STRES. APAKAH IBU DAN SUAMI SEDANG
BERTENGKAR?

LANGSUNG :
APAKAH SUAMI PERNAH MENYAKITI?

CONTOH LAIN :
APA YANG TERJADI APABILA TERJADI
KETIDAK SEPAKATAN ANTARA ANDA
DENGAN SUAMI?
APAKAH ANDA MERASA AMAN DAN
TENTERAM BILA DI RUMAH?
PERNAHKAH ANDA KE DOKTER KARENA
LUKA AKIBAT KEKERASAN?
PERNAHKAH ANDA TAKUT BAHWA ANAK
ANDA AKAN DISAKITI ORANG DEKAT ANDA?

PEMERIKSAAN FISIK
MENYELURUH
UMUM
LOKAL PADA (DUGAAN) CEDERA
GINEKOLOGIS

DAPAT DITUNTUN OLEH TEMUAN DALAM


ANAMNESA
BERPEDOMAN PADA STANDAR
DAPAT DIBANTU DENGAN PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS, USG, DLL

TANDA KDRT
TIDAK BICARA SENDIRI
DIAWASI TERUS OLEH PASANGANNYA
KELUHAN KHRONIS TANPA PENYAKIT
CEDERA YG TAK JELAS SEBABNYA
TRAUMA FISIK PADA KEHAMILAN
RIWAYAT PERCOBAAN BUNUH DIRI
TERLAMBAT CARI PERTOLONGAN MEDIS
CEDERA BILATERAL ATAU MULTIPEL

BEBERAPA CEDERA DENGAN BERBAGAI


TAHAP PENYEMBUHAN
CEDERA YG TAK SESUAI DENGAN
KETERANGAN
INFEKSI TR UROGENITAL
SINDROMA GANGGUAN PENCERNAAN
GANGGUAN SEKSUAL
GANGGUAN MENTAL

LUKA SPESIFIK
INTERPRETASI DENGAN TAJAM :
NILAI DERAJAT KEPARAHAN, LOKASI,
JUMLAH, BENTUK YANG KHAS

MARGINAL HAEMATOME
JEJAK IKATAN, JERAT, CEKIKAN
LUKA TUSUK, BACOK, TEMBAK
LUKA BAKAR : ROKOK, SETRIKA
PATAH TULANG

KULIT DAN RAMBUT


CEDERA :
MEMAR,
LECET,
LUKA TERBUKA

JARINGAN PARUT
HIPERPIGMENTASI ATAU HIPOPIGMENTASI
ALOPECIA
KUKU-KUKU

WAJAH
HEMATOM, EDEMA, KREPITASI
FRAKTURA TULANG WAJAH
MATA : PERDARAHAN, KELAINAN
KORNEA, VISUS, LAPANG PANDANG, dll
TELINGA : LUKA, MEMBRAN TIMPANI
HIDUNG : FRAKTURA, PERDARAHAN
MULUT : PERDARAHAN, LUKA LAMA,
KEUTUHAN GIGI

DADA DAN PERUT


KELAINAN KULIT, NYERI, FRAKTURA IGA,
HATI-HATI : HEMATOMA INTRAMUSKULATUR, RETRO-PERITONEAL,
INTRA-ABDOMINAL
PEMERIKSAAN RUTIN CARDIOVASKULER,
RESPIRASI
DIGESTIVE
GENITO-URINARY
USG ATAU CT SCAN BILA PERLU

S.S.P.
SYARAF PUSAT : SENSORIS, MOTORIK
UJI AWAL KEMAMPUAN KOGNITIF DAN
STATUS MENTAL
RIWAYAT AMNESIA, PUSING, SAKIT
KEPALA, MUNTAH, MUAL, DLL
CT SCAN BILA ADA INDIKASI

GINEKOLOGIS
USAHAKAN AGAR SELALU DILAKUKAN
(HARUS ADA CONSENT)
DYSURI, GANGGUAN MENSTRUASI,
PERDARAHAN PER-VAG, MASALAH SEKS,
NYERI DUBUR, DLL
CEDERA DI BAGIAN LUAR : PUBIS, V / V,
PERINEUM, ANUS
LAKUKAN SEPERTI PADA KORBAN
KEJAHATAN SEKSUAL

CEDERA
MEMAR LAMA

JEJAS IKATAN

CEDERA DI PUNGGUNG
MEMAR AKIBAT
PUKULAN BENDA
PANJANG
LUKA BAKAR

DOKUMENTASI
SURAT-MENYURAT
TEMUAN :
NARATIF
FOTOGRAFIK
VIDEO

CHAIN OF CUSTODY :
BERITA ACARA
PENGEMASAN DAN PENYEGELAN

PELAPORAN
HARUSKAH MELAPOR?
KEPADA SIAPA?
KEPENTINGAN PERADILAN :
VISUM ET REPERTUM
PROSEDUR MEDIKO-LEGAL SEPERTI BIASA
TATA CARA PELAPORAN SEPERTI BIASA

KEPENTINGAN NON PERADILAN :


DOKUMENTASI REKAM MEDIS
SURAT KETERANGAN MEDIS

PEMERIKSAAN KORBAN
KEKERASAN SEKSUAL
PEMBUKTIAN ADANYA KEKERASAN,
TERMASUK PERACUNAN
LUKA SEDERHANA TAPI RELEVAN ?

PEMBUKTIAN PERSETUBUHAN
PENETRASI
SELAPUT DARA DAN TRAUMA VULVA / VAGINA

EJAKULASI
SPERMA DAN SEMEN

USIA KORBAN : Statutory rape ?

PPNS

PENELITIAN :
TEMUKAN DUGAAN TINPID

Cara Perlukaan PENYIDIKAN o/ PENYIDIK

216 KUHP

133 KUHAP

VeR +/- KETERANGAN AHLI MEMBUAT TERANG PERKARA


186 KUHAP MENEMUKAN TERSANGKA

Tak wajar
Kecelakaan
Korban terbatas
Korban massal

ALAT
PENUNTUTAN o/ JPU
BUKTI
184 KUHAP

Percob Bunuh diri : idem


VONIS
179 KUHAP PERADILAN o/ MAJELIS HAKIM
Percob Pembunuhan : idem

Wajar
Tua
Sakit

Tak dpt ditentukan

Jo 224 KUHP

2 ALAT BUKTI +
KEYAKINAN HAKI
(183 KUHAP)

LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Bahan Bukti Biologis Pra


VER/SKM
Kasus Kejahatan dengan kekerasan Fisik/Mental/Seksual
TKP

RUMAH SAKIT

Kantor Polisi
OBYEK
Bukti Biologis :
Darah, Cairan Mani,
Sperma, Saliva,
Rambut

SPV IDEAL
Pelaku
Korban

SPV OPTIMAL

Pemeriksaan Laboratorium Forensik di


Instalasi Penunjang Medik RS

187 KUHAP srt

RA-JAL

Pengungkapan Secara Ilmiah via


SKM atau VeR
184 (1) KUHAP atas sumpah

IGD
RA-NAP

FORENSIK KLINIK

Biaya Negara
136 KUHAP u/ RS
229 (1) KUHAP u/D

SPV OPTIMAL
DATANG setlh PASIEN/KORBAN KE DR/RS yg kondisi
(luka) korban sdh berubah
RAHASIA KEDOKTERAN tdk relevan
PP 10 / 1966 jo ps 322 KUHP WAJIB SIMPAN RHS ps 2 ada lex
specialis pengecualian bila ada SPV berbasis UU (133 KUHAP)
jo 50 KUHP
UU 29/2004 PS 48 PENGECUALIAN:
KEPENTINGAN KESEHATAN PASIEN
PERMINTAAN AP PENEGAK HUKUM DALAM RANGKA PENEGAKAN
HUKUM
PERMINTAAN PASIEN
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

KESIMPULAN
TENAGA KESEHATAN/nurse : PENEMU &
PENATALAKSANAAN K.T.P./KDRT, dlm
lingkaran dlm korban termasuk
perkosaan (dlm RT)
TEORI GENDER berguna utk tingkatkan yan
& advokasi pasien/korban KDRT
Teori medikolegal berguna utk tingkatkan
kepastian & perlind hukum
Kerjasama ekstra mural penting :
RS/fasyankes LBH RPK Polri LPS inst
sosial (shelter) IKF/ML sist perad

Anda mungkin juga menyukai