Anda di halaman 1dari 32

Kejang Demam

Sederhana ec
Bronkopneumonia
Roykedona Lisa Trixie
11-2015-059
FK UKRIDA
Pembimbing: dr. Edi, Sp.A, M. Kes

Identitas Pasien

Nama

: An. ES

TTL

: 22 Juli 2014

Usia

: 1 tahun 11 bln

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Hubungan dengan orang tua

: Anak kandung

Suku Bangsa

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

:-

Alamat

: Jl. Matraman D Dalam

Tangga Masuk

: 6 Juli 2016

Identitas Orang Tua

Nama Ayah: Tn. F


Usia: 35 tahun
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Wiraswasta

Nama Ibu: Ny. M


Umur: 29 tahun
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Anamnesis

Diambil dari Alloanamnesis dengan orang tua pasien

Tanggal Masuk RS: 6 Juli 2016 jam 13.01 WIB

Tanggal Pemeriksaan: 6 Juli jam 18.05 WIB

Dilakukan bangsal Melati 5308

Anamnesis
1 hari SMRS
Demam (+)
Batuk (+)
Sesak (+)
Intake sulit (+)
Masuk Rumah
Sakit (13.01)

Kejang (-)
Demam (-)
Batuk (+)
Intake sulit (+)

08.30
KU: Kejang 1x
Demam (+)
Batuk (+)
Sesak (+)
Intake sulit (+)

4 hari SMRS
Batuk (+)
Dahak(+)
Sesak (+)
Intake sulit (+)

Silsilah Keluarga

KEADAAN BAYI

Berat badan lahir

: 2900 gram

Panjang badan lahir

: Tidak diketahui

Lingkar kepala

: Tidak diketahui

Langsung menangis

: Langsung menangis kuat

Pucat/Biru/Kuning/Kejang : Tidak diketahui

Nilai APGAR

: Tidak diketahui

Kelainan bawaan

: Tidak ada

KESAN: Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Riwayat Imunisasi

Imunisasi dilakukan di Puskesmas, diakui ibunya sesuai dengan


jadwal

(+) BCG usia 2 bulan

(+) DPT, 4 kali

(+) Polio, 4 kali

(+) Hep. B, 3 kali

(+) Campak, 1 kali

(+) MMR, 1 kali

Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

Tanggal : 6 Juli 2016 jam 18.05

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: GCS E4M6V5

Tekanan darah

: 100/50 mmHg

Nadi

: 110 kali/menit, reguler, kuat

Suhu

: 37,3 C

Pernapasan (frekuensi dan tipe): 28 kali/menit, teratur,


reguler

Antropometri

Panjang badan

: 85cm

Berat badan

: 10 Kg

IMT

: 13,8

Status Gizi

BB/ U

: 0-(-2) sd

TB/U

: 0-(-2) sd

BB/TB

: 0-(-2) sd

Status gizi baik

Pemeriksaan Sistematis
PEMERIKSAAN SISTEMATIS

Kepala

Bentuk dan ukuran : Tidak ada kelainan.

Wajah

Rambut & kulit kepala: Warna hitam, mengkilat, tidak mudah


rontok.

Mata
: Bentuk normal, kelopak mata tidak cekung,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Telinga

Hidung
: Normosepta, deviasi septum tidak ada,
sekret -/-, NCH (-)

Mulut

: Penampilan baik, tidak kurus.

: Normotia, liang telinga lapang

: Bibir kering (-), sianosis (-)

Leher : Trakea lurus ditengah, tidak


teraba pembesaran kelenjar
getah bening, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar, retraksi
suprasternal (-), kaku kuduk (-)

2. Jantung

Thoraks

Perkusi : Batas atas jantung


di ICS II linea parasternal kiri.

Batas kiri jantung di ICS IV,


linea midclavicula kiri.

Batas kanan jantung di ICS IV,


linea sternal kanan.

Auskultasi : BJ I/II murni


reguler, murmur (-), gallop (-)

1. Paru

Inspeksi
: Bentuk dada
normal, simetris dalam keadaan
statis maupun dinamis,
retraksi sela iga (-), pernafasan
abdominotorakal

Palpasi
: Fremitus baik
simetris, tidak ada nyeri tekan

Perkusi
: Sonor di seluruh
lapangan paru

Auskultasi : Suara nafas


vesikuler, rhonki +/+, wheezing
-/-

Inspeksi : Iktus kordis tidak


terlihat
Palpasi

: Iktus cordis teraba

Abdomen

Ekstremitas

Inspeksi : Rata, retraksi


epigastrium (-), turgor baik.

Palpasi
: Distensi (-),
nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba

Perkusi
: Timpani di
seluruh lapang perut
Auskultasi
(+)

: Bising usus

Ekstremitas superior : Akral


hangat, deformitas (-),
Edema -/- , CRT < 2 detik

Ekstremitas inferior : Akral


hangat, deformitas (-),
Edema -/- , CRT < 2 detik

Tulang belakang: Tidak tampak


kelainan tulang belakang
Anus dan Rektum
: Tidak
ditemukan iritasi
Genitalia

: Laki-laki

Kulit
: Kulit tampak
licin, tidak ada kelainan

Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan rangsang meningeal

Kaku kuduk

Brudzinky 1 dan 2 :

Pemeriksaan saraf kranialis


N I (Olfaktorius)

Daya penghidu
:
Normosmia/ Normosmia

N II optikus

Ketajaman penglihatan : Baik/


Baik
: Baik /

N III Okulomotorius / NIV Trochlearis / N


VI Abdusen

Ptosis : (-) / (-)

Strabismus : (-) / (-)

Nistagmus

Exoptalmus : (-) / (-)

Enoptalmus : (-) / (-)

: (-) / (-)

Gerakan bola mata

Lateral

: (+) / (+)

Medial

: (+) / (+)

Atas medial

: (+) / (+)

Atas lateral

: (+) / (+)

Pengenalan warna
Baik

Lapang pandang

: Baik/ Baik

Bawah medial

: (+) / (+)

Fundus
dilakukan

: Tidak

Bawah lateral

: (+) / (+)

Atas

: (+) / (+)

Bawah

: (+) / (+)

Pupil

Sensoris

Ukuran

: 3 mm / 3 mm

Bentuk

: Bulat / Bulat

Sensibilitas atas
Tidak dilakukan

Sensibilitas tengah : Tidak


dilakukan

: Sentral /

Sensibilitas bawah : Tidak


dilakukan

Isokor/anisokor
Isokor

Posisi
Sentral

Refleks cahaya langsung


: (+) / (+)
Refleks cahaya tidak
langsung : (+) / (+)

Refleks

Refleks masseter
dilakukan

Refleks zigomatikus : Tidak


dilakukan

Refleks kornea
Tidak dilakukan

Refleks bersin
dilakukan

N V Trigeminus

Motoris

Menggigit
dilakukan

: Tidak

Membuka mulut
ada kelainan

: Tidak

: Tidak

:
: Tidak

N VII Fascialis

N VIII Vestibulocochlearis (tidak


dilakukan)

Pasif

Kerutan kulit dahi


Tidak dilakukan

Kedipan mata
Simetris

Lipatan nasolabial
Tidak dilakukan

Sudut mulut
Tidak dilakukan

N IX Glosofaringeus (tidak
dilakukan)
N X Vagus (tidak dilakukan)

N XI Asesorius
:
:

Aktif (tidak dapat


dilakukan, pasien tidak
kooperatif)

Memalingkan kepala
: (+) / (+)

Sikap bahu
Simetris

Mengangkat bahu
Tidak dilakukan

N XII Hipoglosus (tidak


dilakukan)

Refleks Fisiologis

Refleks tendon

Biseps

: (+) / (+)

Triseps

: (+) / (+)

Patella

: (+) / (+)

Achilles

: (+) / (+)

Refleks Patologis

Babinski

: (-) / (-)

Sensibilitas (tidak dilakukan)

Koordinasi dan keseimbangan

Test romberg : Tidak dapat dilakukan

Test tandem

Test fukuda

: Tidak dapat dilakukan

Disdiadokinesis

: Tidak dapat dilakukan

Rebound phenomenon : Tidak dapat dilakukan

Dismetri : Tidak dapat dilakukan

Tes telunjuk hidung

: Tidak dapat dilakukan

Tes telunjuk telunjuk

: Tidak dapat dilakukan

Tes tumit lutut

: Tidak dapat dilakukan

: Tidak dapat dilakukan

Fungsi otonom

Fungsi luhur

Miksi

Fungsi bahasa
:
Tidak dapat dinilai

Fungsi orientasi :
Tidak dapat dinilai

Fungsi memori
:
Tidak dapat dinilai

Fungsi emosi
:
Tidak dapat dinilai

Fungsi kognisi : Tidak


dapat dinilai

Inkontinensi

: Tidak ada

Retensi

: Tidak ada

Anuria

: Tidak ada

Defekasi

Inkontinensi

Retensi

: Tidak ada

: Tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin

Hemoglobin

: 9.6 g/dL

Hematokrit

Eritrosit : 5.02 juta /uL

Leukosit : 26.680 /mm3

Trombosit: 362.100/mm3

: 31.9%

Kesan: Leukositosis
Glukosa darah

Glukosa darah sewaktu : 96 mg/dL

Resume

Kejang pada pukul 08.30.

Kejang 1x, selama kurang lebih 5-10 menit

Setelah kejang pasien langsung sadar kembali dan


menangis

Kejang terjadi pada seluruh tubuh

Empat hari SMRS, anak mengalami batuk berdahak dan


kadang sesak, nafsu makan minum menurun

Satu hari SMRS, pasien mengalami demam sekitar 39 ,


dan susah makan minum.

Kemudian pada hari Rabu pagi pasien mengalami kejang.

Pemeriksaan fisik:
KU:

tampak sakit ringan

Auskultasi:

rhonki pada kedua lapang

paru.
Tanda

vital:

TD:

100/50 mmHg

N:

110 kali/menit, reguler, kuat

S:

37,3C

RR:

28 kali/menit, teratur, reguler.

Diagnosis

Diagnosis Kerja

Kejang Demam Sederhana ec ISPA

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Infus

RL 1000cc/24 jam

Diazepam

pulv 3x3mg

Diazepam

3mg IV pelan jika kejang

Amoksisilin-as
PCT

3x100mg

klavulanat IV 3x500mg

Prognosis

Ad Vitam
: dubia ad bonam karena penyakit ini
jika pengobatan causa nya tepat, tidak mengancam
kelangsungan hidup pasien.

Ad Fungsionam
: dubia ad bonam karena penyakit
pada pasien tidak mengenai susunan saraf pusat.

Ad Sanationam
: dubia ad bonam karena kejang
terjadi pada usia diatas 12 bulan, temperatur yang
tinggi saat terjadi kejang dan kejang terjadi 1 hari
setelah demam.

Follow Up 7 Juli 2016 di


Melati 5308

S: Pasien sudah tidak ada demam, tidak ada kejang. Batuk berdahak masih
ada. Sesak tidak ada. Makan dan minum mulai membaik.

O: KU: tampak sakit ringan, aktif

HR: 98x/menit
TD:100/60mmHg

Pemeriksaan fisik: dbn

A: KDS ec ISPA

P:

RR:26x/menit

Infus RL 1000cc/24 jam

Diazepam pulv 3x3mg

Diazepam 3mg IV pelan jika kejang

Amoksisilin-as klavulanat IV 3x500mg

PCT 3x100mg

Kesadaran: Compos mentis


Suhu: 36,8oC

Follow Up 8 Juli 2016 di


Melati 5308

S: Pasien sudah tidak ada demam, tidak ada kejang. Batuk berdahak masih
ada. Sesak tidak ada.

O: KU: tampak sakit ringan, aktif

HR: 100x/menit
TD:100/60mmHg

Pemeriksaan fisik: dbn

A: KDS ec ISPA

P:

RR:28x/menit

PCT 3x100mg bila demam

Diazepam 10mg supp bila kejang

Kesadaran: Compos mentis


Suhu: 36,6oC

Analisa Kasus

Anamnesis

kejang berlangsung saat demam

kejang 1x

kurang lebih 5-10 menit

setelah kejang pasien langsung sadar kembali dan


menangis

kejang terjadi pada seluruh tubuh

Selama 3 hari perawatan, pasien tidak pernah mengalami


kejang lagi

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Anamnesis

batuk berdahak

kadang sesak

demam sekitar 39

Pemeriksaan Penunjang

Leukosit: 26.680 /mm3

Pemeriksaan Fisik

rhonki pada kedua lapang paru

ISPA

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai