Anda di halaman 1dari 25

Hiperte

nsi

Oleh
Dr. MISWAR

Pendahuluan
Hipertensi
Riskesdas
2007
hasil pengukuran tekanan darah
pada usia 18 tahun ke atas
ditemukan prevalensi hipertensi
di Indonesia sebesar 31,7%,
dimana hanya 7,2% penduduk
yang sudah mengetahui
memiliki hipertensi dan hanya
0,4% kasus yang minum obat
hipertensi. Ini menunjukkan,
76% kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis
atau 76% masyarakat belum

WHO 2011
pada 2025
diperkirakan 1 miliar
penduduk dunia
menderita hipertensi.
Dua pertiga jumlah
itu tinggal di negara
berkembang,
termasuk Indonesia.

Rumusan
Masalah

Tujuan

Berdasarkan latar belakang


masalah diatas, maka peneliti
tertarik untuk melihat gambaran
profil hipertensi pada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas
Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2016.
Untuk mengetahui gambaran
profil hipertensi pada
masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sukamakmur
Kabupaten Aceh Besar Tahun
2016.

Manfaat
peneliti
an
Bagi
penulis
Bagi
puskesm
as

Bagi
masyara
kat

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Definisi

Klasifikasi
Hipertensi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan


darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu 5 menit dalam keadaan
cukup istirahat (tenang)
Hipertensi
Sistolik
Hipertensi
Diastolik
Hipertensi
Campuran

KLASIFIKASI
JNC7 mengklasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
terbagi menjadi kelompok normal, pre-hipertensi,
hipertensi stage 1 dan stage 2.

JNC 8 tidak terfokus pada definisi hipertensi dan


klasifikasi melainkan bertujuan untuk menentukan
ambang/pembagian pengobatan farmakologis

ETIOLOGI

Esensia
l

Sekund
er

PATOFISIOLOGI

FAKTOR
RESIKO
Umur

Tekanan darah
cenderung
meningkat
dengan
bertambahnya
usia. Pada lakilaki meningkat
pada usia lebih
dari 45 tahun
sedangkan pada
wanita meningkat

Ra
s
Hipertensi bisa
mengenai siapa
saja.
Bagaimanapun,
biasa sering
muncul pada
etnik Afrika
Amerika dewasa
daripada
Kaukasia atau
Amerika

Jenis
kelami
n

Pria lebih
banyak
mengalami
kemungkinan
menderita
hipertensi
daripada wanita.

Kebiasaa
n gaya
hidup
tidak
sehat
Minuman
alkohol

Merokok

Kurang
berolah
raga

CARA PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
1. Mempersilahkan pasien untuk duduk selama
3-5 menit sebelum dilakukan pengukuran TD
2. Melakukan pengukuran TD sebanyak 2 kali
pada posisi duduk, beri jeda 1-2 menit, serta
pengukuran tambahan dapat dilakukan jika
pengukuran kedua memiliki hasil yang sangat
berbeda. Dapat dipertimbangkan pula rerata
TD jika dianggap lebih tepat.
3. Pengukuran TD secara berulang dapat
dilakukan pada pasien dengan aritmia untuk
meningkatkan akurasi
4. Menggunakan manset standar, atau manset
yang lebih besar atau kecil sesuai dengan
ukuran lengan.
5. Pada metode auskultasi, gunakan (hilangnya)
suara korotkoff fase I dan V untuk

LANJUTAN
6.

Pada kunjungan pertama : mengukur TD


pada kedua lengan untuk mendeteksi
adanya kemungkinan perbedaan. Pada
pengukuran selanjutnya menggunakan sisi
lengan dengan pengukuran tertinggi
sebagai referensi.
7 Pada kunjungan pertama : pada subjek
lansia, pasien
diabetes, dan kondisi lain dengan
kemungkinan sering
atau curiga
hipotensi ortostatik dilakukan pula
pengukuran TD 1-3 menit setelah posisi
berdiri.
8. Sebaiknya dilakukan pengukuran frekuensi
nadi menggunakan palpasi nadi (minimal 30
detik) setelah pengukuran TD.

Alur Tatalaksana Hipertensi Berdasarkan JNC 8

BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini dilakukan
pengumpulan data dalam suatu
periode tertentu. Pengumpulan
data dan pengamatan dilakukan di
wilayah Puskesmas Sukamakmur
periode November 2015 - Januari
2016. Sampel pada mini project
yang di observasi adalah 25 orang.

BAB IV
HASIL
Adapun 20 program pokok Puskesmas yang
dilaksanakan guna menciptakan masyarakat yag
sehat yaitu:
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.
Upaya Keluarga Berencana.
Upaya Peningkatan Gizi.
Upaya Kesehatan Lingkungan.
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular.
Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat
karena kecelakaan
Upaya Penyuluhan Kesehatan.
Upaya Kesehatan Sekolah.
Upaya Kesehatan Olahraga.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Sambungan
,,,
Upaya Kesehatan Kerja.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
Upaya Kesehatan Jiwa.
Upaya Kesehatan Mata.
Upaya Laboratorium Sederhana.
Upaya Pencatatan dan Pelaporan dalam
rangka Sistem Informasi Kesehatan.
Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Upaya Kesehatan Remaja.
Dana Sehat

Dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas


Sukamakmur pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut :

ISPA
Penyakit arthritis
Dispepsia
common cold
DM
Hipertensi
Faringitis,
Penyakit kulit alergi
Diare
Cephalgia.

Berdasarkan data diatas, maka diambil beberapa sampel


penderita Hipertensi, dengan melihat jumlah kunjungan dan juga
hasil pengecekan tensi darah pasien.
Kode
A
B
C
D
E

Nama

Nov

Ny.iw 33 th

3 kali

Tn. A 28 th

1 kali

Ny. H 35 th

3 kali

Ny. AS

1 kali

38 th
Tn. B 46 th

4 kali

Ny. K

2 kali

F
Ny.S
G

58 th

2 kali

Jumlah Kunjungan/ bulan


Tensi
Tensi
Des
Jan
Darah
Darah
150/80 6 kali
130/90 mmHg
mmHg
160/100 1 kali
mmHg
160/90 2 kali
mmHg
150/100 -

160/80
mmHg
-

mmHg
180/100 4 kali
mmHg
180/90 1 kali
mmHg

160/80 4 kali
mmHg
160/100 2 kali
mmHg

210/110 2 kali
mmHg

2 kali
-

170/100 2 kali
mmHg

Tensi
Darah
140/70
mmHg
140/80
mmHg
160/80
mmHg
150/10
0
mmHg
150/10
0
mmHg

H
I
J
K
L
M
N

Tn.y

59 th

3 kali

Ny.R 30 th

160/90
mmHg
-

Ny. AS

1 kali

150/100

38 th
Ny. H 35 th

3 kali

Ny. B

1 kali

T
U

2 kali

160/80
mmHg
-

2 kali

150/80
mmHg
130/90
mmHg
-

2 kali

1 kali

150/80
mmHg
140/80
mmHg
140/80
mmHg
-

3 kali

Ny. J 33 th

3 kali

Tn. A 28 th

1 kali

mmHg
160/90
mmHg
150/80
mmHg
160/100

Ny.R 30 th

mmHg
-

1 kali

Ny. Q

1 kali

150/100

mmHg
140/80
mmHg
-

1 kali

mmHg
160/100

1 kali

140/70

45 th
Tn. A 38 th

R
S

2 kali

150/80
mmHg
-

38 th
Tn. M 59 th

O
P

mmHg
160/90
mmHg
150/100

2 kali

Ny. H 28 th

3 kali

Ny. H 34 th

3 kali

Ny. A

1 kali

38 th

mmHg
160/90
mmHg
160/90
mmHg
150/100
mmHg

2 kali
6 kali
-

2 kali
2 kali
-

160/80
mmHg
160/80
mmHg
-

150/80
mmHg
-

1 kali

140/70

2 kali
2 kali
-

mmHg
140/80
mmHg
140/80
mmHg
-

Ny. Y

1 kali 150/80 -

38 th

Ny. U 35
th

Ny. T 32 th 3 kali 140/80 6 kali 130/90 mmHg


mmHg

Tn. D 28
th

mmHg
3 kali 160/90 2 kali 160/80 2 kali 140/8
mmHg
mmHg
0
mmHg

1 kali 150/10 0
mmHg

1 kali 180/7
0
mmHg

BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas, pengambilan
data dari 35 desa pada pasien hipertensi yang berkunjung
ke puskesmas dijelaskan sebagai berikut:
Penderita hipertensi yang jumlahnya 2 orang tidak
melakukan kontrol ke puskesmas secara rutin setiap
bulannya, padahal jelas terlihat bahwa tensi darah yang
tertera tergolong tinggi pada beberapa kunjungan, namun
penderita masih kurang memperhatikan dan mengontrol
tekanan darahnya.
Penderita hipertensi yang jumlahnya 6 orang rutin kontrol
ke puskesmas juga tidak menunjukkan penurunan tensi
darah yang signifikan, hal ini disebabkan oleh perilaku
hidup sehat yang masih sangat kurang pada masyarakat
khususnya pada penderita hipertensi. Padahal obat saja
tidak cukup untuk mengontrol penyakit hipertensi.

Penderita hipertensi yang jumlahnya 17


orang bahkan datang hanya karena
merasakan gejala, seperti pusing
berputar, kepala pusing, sakit bagian
kepala belakang, namun apabila sudah
tidak timbul gejala maka kunjungan untuk
melakukan pengecekan tensi darah tidak
dilakukan.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh
yang membutuhkannya. Tubuh akan
bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut
berlangsung lama dan menetap, timbullah
gejala yang disebut tekanan darah tinggi.

Saran
1. Disarankan kepada tenaga kesehatan agar
melakukan pendekatan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan pada masyarakat khususnya
dengan kasus hipertensi.
2. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
mengikuti kegiatan masalah kesehatan seperti
penyuluhan, poswindu, dan lain-lain.
3. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
seperti puskesmas, posyandu, bidan desa, dan
lain-lain untuk mengontrol dan mencegah
terjadinya hipertensi.
4. Petugas kesehatan dapat melakukan tensi darah
sesuai dengan protap yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai