Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU


BERSALIN NY.H MASALAH
RIWAYAT HIPERTIROID dan CPD di
RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL 26 JULI 2016

LATAR BELAKANG
HIPERTIROID

Hipertiroid dalam kehamilan dapat terjadi pada


ibu dengan penderita Grave kemudian menjadi
hamil, atau hipertiroid yang baru diketahui saat
hamil, bahkan dapat terjadi hipertiroid yang baru
muncul saat persalinan.
Penyakit Grave pada kehamilan menjadi lebih
berat pada awal kehamilan, dan akan
mengalami remisi pada trimester akhir

TINJAUAN TEORITIS
HIPERTIROID

DIAGNOSIS

Nervositas
Kelelahan atau kelemahan otot-otot
Penurunan berat badan sedang nafsu makan baik
Diare atau sering buang air besar
Intoleransi terhadap udara panas
Keringat berlebihan
Perubahan pola menstruasi
Tremor
Berdebar-debar
Penonjolan mata dan leher

HIPERTIROID dalam KEHAMILAN

1. Hormon Tiroid dalam Kehamilan


Waktu paruh tiroksin yang terikat globulin bertambah dari
15 menit menjadi 3 hari dan konsentrasinya menjadi 3 kali
lipat saat usia gestasi 20 minggu akibat glikosilasi estrogen
Hormon hCG dan TSH memiliki reseptor dan subunit alpha
yang sama. Pada trimester pertama, sindrom kelebihan
hormon bisa muncul, hCG menstimulasi reseptor TSH dan
memberi gambaran biomekanik hipertiroid. Hal ini sering
terjadi pada kehamilan multipel, penyakit trofoblastik dan
hiperemesis gravidarum, dimana konsentrasi hCG total
dan subtipe tirotropik meningkat.

Peningkatan laju fi ltrasi glomerulus dan peningkatan


uptake iodin ke dalam kelenjar tiroid yang dikendalikan
oleh peningkatan konsentrasi tiroksin total dapat
menyebabkan atau memperburuk keadaan defi siensi
iodin.
Tiga hormon deiodinase mengontrol metabolisme T4
menjadi fT3 yang lebih aktif dan pemecahannya menjadi
komponen inaktif. Konsentrasi deiodinase III meningkat
di plasenta dengan adanya kehamilan, melepaskan iodin
jika perlu untuk transpor ke janin, dan jika mungkin
berperan dalam penurunan transfer tiroksin.

PENGOBATAN HIPERTIROID
Secara umum, terdapat beberapa modalitas
pengobatan hipertiroid antara lain pendekatan
farmakologis, pembedahan, dan juga iodin
radioaktif, masing-masing dengan risiko
terhadap kehamilan. Pada kondisi hamil,
pengobatan iodin radioaktif secara langsung
merupakan kontraindikasi karena meningkatkan
risiko abortus spontan, kematian janin intra
uterin, hipotiroid dan retardasi mental pada
neonatus (Meczekalski B, 2009).

Pada ibu hamil, PTU masih merupakan obat


pilihan utama yang direkomendasikan oleh
banyak penulis dan pedoman, dianggap lebih
baik karena lebih sedikit melewati plasenta
dibandingkan methimazole. Tetapi telah terbukti
efektivitas kedua obat dan waktu rata-rata yang
diperlukan untuk normalisasi fungsi tiroid
sebenarnya sama (sekitar 2 bulan), begitu juga
kemampuan melalui plasenta

Penggunaan methimazole pada ibu hamil


berhubungan dengan sindrom teratogenik
embriopati metimazole yang ditandai dengan atresi
esofagus atau koanal; anomali janin yang
membutuhkan pembedahan mayor lebih sering
berkaitan dengan penggunaan methimazole,
sebaliknya tidak ada data hubungan antara anomali
kongenital dengan penggunaan PTU selama
kehamilan. Namun kadang methimazole tetap
harus diberikan karena satu-satunya pengobatan
anti tiroid yang tersedia.

Bagi ibu menyusui, kedua jenis obat anti


tiroid dinilai aman karena konsentrasinya
rendah di dalam air susu. Bayi yang
menyusui ibu pengkonsumsi obat anti
tiroid memiliki perkembangan dan fungsi
intelektual yang normal.

ANALISIS TINJAUAN KASUS


MENURUT ASUHAN KEBIDANAN
penyakit tiroid sangat umum. Dan ditangan
paramedis yang berpengalaman, penyakit yang
menyebabkan suatu kelebihan/ kekurangan
hormon-hormon tiroid ini dapat dengan mudah
didiagnosa dan dirawat.

ANC

HIPERTIROID

Sistim imun

Abortus spontan
Pre eklamsi / eklamsi
Persalinan kurang bulan
IUGR
Gagal jantung

95% ibu dengan penderita grave

Menjadi Hamil
(TM I, TM II, TM III)

USAHA PREVENTIV yang DILAKUKAN BIDAN AGAR


HIPERTIROID TIDAK MENIMBULKAN KOMPLIKASI

Usaha Preventif
MASA KEHAMILAN

Pertahankan dan tingkatkan IMUNITAS ibu hamil


Sejak Trimester I

1. CUKUP ISTIRAHAT DAN TIDUR


Usahakan untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat,
terutama wanita hamil yang bekerja
2. MENJAUHKAN DIRI DARI STRES
Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang menenangkan seperti
pijat refleksi
3. MELAKUKAN OLAH RAGA YANG DIRANCANG IBU HAMIL
Mulai dari yang ringan, dengan berolahraga rutin tubuh akan lebih
bugar

4. MENGKONSUMSI MAKANAN BERGIZI


Asupan nutrisi akan menjadi bahan baku melawan penyakit. Nutrisi
spesifik untuk mrningkatkan daya tahan tubuh ibu hamil
terhadap penyakit dan infeksi, diantaranya :
a. Asam folat : penting dikonsumsi awal kehamilan
b. Vitamin C : untuk meningkatkan produksi antibodi dan
mencegah infeksi sekunder
c. Kalsium : untuk membantu tubuh menyerap vitamin C,
mencegah ibu hamil kehilangan kalsium dari tulang dan gigi
janin. Agar kalsium bisa diserap maksimal, sertai dengan
konsumsi vitamin D.
d. Zat Besi : untuk mengatur fungsi sel T Limfosit dalam sel darah
putih (
e. DHA
f. FOS (Fruktooligosakarida) : meningkatkan fungsi pencernaan
sehingga menjaga sistem kekebalan tubuh. Selain itu dengan
mengkonsumsi susu ibu hamil secara rutin.

Usaha Preventif
MASA NIFAS

PENCEGAHAN INFEKSI MASA NIFAS

Usaha Preventif
PADA BAYI

1. MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH BAYI


2. MENCEGAH KOMPLIKASI TERHADAP BAYI

Bidan juga harus bisa memotivasi ibu


yang telah terdiagnosis hipertiroid untuk
rajin melakukan pemantauan dan
pemeriksaan kehamilan, mengingat
komplikasi yang akan terjadi.
Hal ini sesuai dengan teori bahwasanya
Wanita yang tidak rajin kontrol kehamilan
memiliki resiko tertinggi mengalami
komplikasi
( LeBeau 2006 ).

Bidan harus mampu mengenal gejala Hipertiroid


Pastikan pasien dengan hipertiroid menyebtkan
kembali gejala-gejala yang dirasakan.
Jika bidan mencurigai ibu dengan hipertiroid,
segera bidan memberikan rujukan kepada
pasien untuk melakukan pemeriksaan darah
kebagian laboratorium.
Karena tes darah merupakan langkah pertama
pada diagnosis.

TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal Masuk / Jam
: 25 Juli 2016 / 16.55 Wib
Tanggal Pengkajian / Jam
: 25 Juli 2016 / 17.00 Wib
No. MR
: 95.18.51.16
Nama Ibu
: Ny. H
Nama Suami : Tn. Z
Umur
: 37 th
Umur
: 43 th
Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: D3
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Pariaman

Keluhan saat ini


Ibu mengatakan keluar air-air sejak 14 jam yang lalu.
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari.
Ibu kiriman dari RSUD Pariaman.
Ibu mengatakan gerakan dirasakan sejak 4 bulan yang lalu.
Riwayat kebidanan :
a. Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus Haid
Jumlah
Lamanya
Keluhan
: Tidak ada

: 14 tahun
: 28 hari
: 2-3 x ganti pembalut/hari
: 6-7 hari

Riwayat kehamilan sekarang


Ibu hamil anak pertama, belum pernah abortus.
Ibu ANC Teratur, 4x ke Dokter Spesialis dan ke
Bidan Setiap bulan selama Trimester Pertama.
Riwayat Perkawinan
Nikah
Usia pertama menikah
Lamanya

: Pertama
: 36 Tahun
: 1 Tahun

Riwayat Kesehatan Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti
penyakit jantung, hati, ginjal dan hipertensi.
Ibu dengan riwayat Hipertiroid semenjak 3 tahun yang lalu.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak ada penyakit seperti
jantung, paru, hati, ginjal, diabetes, dan alergi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular dan kejiwaan.

KEBIASAAN SEHARI-HARI
a.Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari, porsi sedang, menu
berupa makanan seimbang yang terdiri dari nasi sebagai
karbohidrat, Protein seperti lauk dan sayuran.
b. Eliminasi
Selama hamil : Awal kehamilan ibu mengatakan
BAK lebih dari 7 kali dalam sehari dan BAB minimal
sekali sehari, hal yang sama dirasakan saat kehamilan
memasuki Trimester III bahkan kali ini frekuensi BAK
lebih sering dari sebelumnya.

a. Riwayat Ketergantungan
Selama hamil : Ibu dan suami tidak mempunyai
ketergantungan merokok, minum-minuman keras, minum
obat bebas, dan minum jamu-jamuan.
b. Latar Belakang Sosial Budaya
Tidak ada kebiasaan ibu yang merugikan kesehatan.
c. Keadaan Psikososial dan Spiritual
Ibu mengatakan sedih karena tidak ditemani suami. Suami
meninggalkannya semenjak usia kehamilan 3 bulan.
Hubungan ibu dengan orang tua dan keluarga baik.
d. Kehidupan Seksual
Selama 40 hari setelah persalinan ibu tidak akan
melakuan hubungan seksual.

Data objektif

Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Umum : Sedang
Tanda-tanda vital
T
:
120/80 mmHg
S
:
37 C R
:
Pemeriksaan antropometri
TB :
145 cm
BB :
39 kg

N
:
23 x/menit

100 x/menit

Pemeriksaan fisik
Kulit
: tidak ada kelainan
Kelenjer getah bening : tidak ada kelainan
Kepala / rambut
: tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga
: tidak ada kelainan
Hidung
: tidak ada kelainan
Tenggorokan
: tidak ada kelainan
Gigi
: Caries tidak ada
Inspeksi :
Perut tampak membuncit sesuai kehamilan aterm
Hiperpigmentasi adaberupa linea

Palpasi :
LI : TFU 3 Jari dibawah PX, teraba masa bulat,
lunak, modular
LII : Teraba bagian besar sebelah kiri, Bagian
Kecil sebelah kanan
LIII : Terab Massa, Keras
LIV : Convergen, TFU 31 Cm
TBBJ : 3300 gr
HIS : 2 x/10 menit

Auskultasi :
Irama : teratur
Pemeriksaan dalam :
Pembukaan : 2-3 cm
Letak Kepala : HI - HII
Pemeriksaan penunjang : HB : 11,4 gr/dl,
Leukosit 17.000/mm

INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G1P0A0H0 Parturien Kala I Fase Laten, Panggul
Sempit, Riwayat Hipertiroid
Data dasar :
S
:
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 9 bulan yang lalu
Ibu mengatakan merasakan pergerakan anak sejak 4
bulan yang lalu
Ibu mengatakan HPHT : 30-10-2016
O
:
Pemeriksaan Dalam : pembukaan 2-3 cm, kepala HI-HII,
TP : 17-08-2016

DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Infeksi
TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dokter
PERENCANAAN

Beri tahu hasil pemeriksaan pada ibu


Observasi TTV (Tensi, Nadi, Suhu, Pernapasan)
Inform choice dan inform concent
Edukasi istirahat dan tidak mengedan
Pemeriksaan labor dan USG
Terapi sesuai resep dokter
Dukungan psikologis

PELAKSANAAN
Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwasanya keadaan umum ibu baik,
memberitahu ibu bahwa hasil kolaborasi dengan dokter, ibu akan dilakukan SC, mengingat
kondisi panggul ibu yang sempit ditakutkan tidak bisa lahir dengan normal
Melakukan observasi TTV (Tensi, Nadi, Suhu, Pernapasan), tanda-tanda vital ibu dalam
batas normal kecuali Nadi ibu mengalami takikardi sebagai gejala hipertiroid.
Meminta persetujuan keluarga untuk tindakan SC kepada ibu.
Memberikan edukasi tentang istirahat dan tidak mengedan. Ibu dianjurkan untuk istirahat
tirah baring karena ketuban sudah pecah, pembukaan sudah ada. Selain itu ibu tidak
dianjurkan untuk meneran karena tidak akanmenguntungkan kondisi ibu, sementara ibu
akan dilakukan SC.
Pemeriksaan labor dalam batas normal, Pemeriksaan USG, Kepala masih di PAP.
Memberikan terapi sesuai dengan resep dokter : ibu diberikan antibiotik ceftriaxon X Tablet
dan analgetik.
Memberikan dukungan psikologis dengan memfasilitasi kehadiran kerabat atau keluarga
terdekat.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai