PPT Tetanus
PPT Tetanus
Medula Spinalis
Definisi
Etiologi
Kuman yang menghasilkan toksin adalah
Clostridridium tetani, kuman ini berbentuk
batang dengan ukuran panjang 25 m dan
lebar 0,30,5 m memiliki sifat:
Epidemiologi
Tetanus terjadi diseluruh dunia dan endemik pada 90 negara yang
sedang berkembang, tetapi insidensinya sangat bervariasi.
Luka tusuk (paku, serpihan kaca, injeksi tidak steril, injeksi obat,
tindik), patah tulang komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka
bakar yang luas.
Otitis media, karies gigi, abses gigi, luka kronik (ulkus kronik),
gangren.
PATOGENESIS
Luka Spora C. Tetani masuk kedalam tubuh
Spora mengalami germinasi pada luka anerob
Spora berubah menjadi bentuk vegetatif
Menghasilkan tetanospasmin Awalnyaterdiri
dari polipeptida tunggal yang tidak aktif
Dibagi menjadi 2 oleh enzim protease menjadi
Rantai Berat dan Rantai Ringan Ujung
karboksil dari rantai berat berikatan dengan
membran neural dan ujung amino
menciptakan pori untuk masuknya rantai ringan
kedalam sitosol
PATOGENESIS
Setelah masuk ke motorneuron, senyawa
ditransfer akson secara intraaksonal dari
tempat infeksi ke korda spinalis Transport
awalnya motorik, sensorik lalu otonom Jika
toksin jumlahnya besar, masuk ke sirkulasi dan
berikatan dengan seluruh ujung saraf Ketika
di korda spinalis, rantai ringan masuk ke neuron
inhibitor sentral dan memecah sinaptobrevin
Tetanospasmin menginhibisi motor neuron
Vesikel yang mengandung GABA dan glisin tidak
dilepas Hilang aksi inhibitor motorik dan
otonom Kontraksi otot terus menerus
MEDULA SPINALIS
Manifestasi Klinis
Gejala Berupa :
Kekakuan dimulai pada otot setempat atau trismus
Kaku kemudian menjalar ke seluruh tubuh, tanpa
disertai gangguan kesadaran.
Kesukaran menelan
2. Chepalic Tetanus
Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari
tetanus.Masa inkubasi berkisar 1-2 hari, yang berasal dari
otitis media kronik (seperti dilaporkan di India), luka pada
daerah muka dan kepala, termasuk adanya benda asing
dalam rongga hidung.Tetanus sefalik dicirikan oleh
lumpuhnya saraf kranial VII yang paling sering terlibat.
3.Generalized tetanus
a. Ini bentuk yang sering, sering menyebabkan
komplikasi yang tidak dikenal beberapa tetanus
lokal oleh karena gejala timbul secara diam-diam.
4. Tetanus neonatorum
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya
infeksi tali pusat, umumnya karena teknik pemotongan tali pusat
yang aseptik dan ibu yang tidak mendapat imunisasi yang adekuat.
Manifestasi Klinis
I: Ringan
II: Sedang
III: Berat
Diagnosis
Ditegakan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Anamnesis yang dapat membantu diagnosis
antara lain:1
Apakah dijumpai luka, luka tusuk, luka
kecelakaan/patah tulang terbuka, luka
dengan nanah atau gigitan binatang
Apakah pernah keluar nanah dari telinga
Apakah menderita gigi berlubang
Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT
atau TT, kapan imunisasi yang terakhir
Selang waktu antara timbulnya gejala klinis
pertama (trismus atau spasme lokal) dengan
kejang yang pertama (period of onset)
Pemeriksaan Fisik
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan
ketegangan otot yang makin bertambah terutama
pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam
penyakit ini menjadi nyata dengan :
1.Trismus
Adalah kekakuan otot maseter sehingga sukar
membuka mulut. Pada neonates kekakuan ini
menyebabkan mulut mencucu seperti mulut ikan
sehingga bayi tidak dapat menetek. Secara klinis
untuk menilai kemajuan kesembuhan, lebar
bukaan mulut diukur setiap hari.
2. Risus sardonikus
Akibat spasme otot muka, sehingga tampak dahi
mengkerut, alis tertarik ke atas, mata agak
tertutup, sudut mulut tertarik ke luar dan ke
bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
3. Opistotonus
Adalah kekakuan otot yang menunjang tubuh
seperti otot punggung, otot leher (kaku kuduk),
otot badan, .Kekakuan yang sangat berat dapat
menyebabkan tubuh melengkung seperti busur.
hhhhhhhh
Hhhhh, mafnCS<m>HH
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
1. Meningitis
2. Abses Submandibula
3. Abses Peritonsi
Komplikasi
1.Sistem saluran pernafasan
karena spasme otot-otot pernapasan dan spasme
otot laring dan seringnya kejang menyebabkan
terjadinya asfiksia.Karena akumulasi sekresi saliva
serta sukar menelan air liur, makanan, dan
minuman sehingga sering terjadi pneumonia
aspirasi.
2. Sistem kardiovaskular
Komplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat
antara lain berupa takikardia, hipertensi,
vasokonstriksi periferdan rangsangan miokardium.
3.Sistem muskuloskeletal
Pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa
terjadi perdarahan dalam otot.Pada tulang dapat
terjadi fraktur columna vertebralis akibat kejang yang
terus menerus terutama pada anak dan orang
dewasa.
Penatalaksanaan umum
Penatalaksanaan khusus
1.Antibiotik
Antibiotik ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetatif
dari C.tetani, bukan untuk toksin yang dihasilkannya.
Lini kedua dapat diberikan penisilin prokain 50.000100.000/kgBB/hari selama 7-10 hari.
2.Anti serum
Dosis ATS yang dianjurkan adalah 100.000 IU
dengan 50.000 IU IM dan 50.000 IU IV.
Pencegahan
1.Perawatan luka
3. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif yang diberikan yaitu DPT, dT, atau
Toksoid Tetanus.Jenis imunisasi tergantung dari
jumlah golongan umur dan jenis kelamin.
Prognosis
Prognosis tetanus pada anak dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Jika masa inkubasi pendek
(kurang dari 7 hari), usia yang sangat muda
(neonatus), period of onset yang pendek (jarak
antara trismus dan timbulnya kejang kurang
dari 48 jam), frekuensi kejang yang tinggi,
pengobatan terlambat, adanya komplikasi
terutama spasme otot pernapasan dan
obstruksi jalan napas, semua ini prognosisnya
buruk.1,9,10
THANK YOU