Teo Wijaya
102012121
Anamnesis
Identitas Pasien:
Nama : Ny. Laila
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga , mantan
pekerja konveksi
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Panjang Nawi No 102 RT
07/RW 04
Profil Keluarga
Anamnesis
Riwayat
Keluhan Utama
:
Batuk selama 4
hari
Penyakit Sekarang
batuk sudah dimulai dari 4 hari yang lalu disertai dahak berwarna
putih dengan volume sdm , konsistensinya cair disertai dengan
setitik darah tidak disertai makanan ataupun cairan yang keluar.
Batuk diawali dengan batuk berwarna hijau ketika sebelum
pengobatan dan sembuh ketika dilakukan pengobatan pertama ,
sekarang batuk lagi dengan dahak berwarna putih. OS juga
menyatakan belum pernah konsultasi ke dokter mengenai batuknya
dan merasa terganggu oleh batuk yang dirasakan ketika dini hari
atau di tempat yang udaranya dingin sehingga menjadi sering
terjaga oleh batuknya , tetapi intensitas batuknya tidak sesering
yang dahulu ia rasakan dan membaik ketika istirahat. Pasien juga
menolak adanya rasa nyeri yang menjalar ke punggung ketika batuk
dan adanya sesak ketika batuk. OS juga mengeluh karena merasa
demam sejak awal sakit hingga sekarang dan disertai dengan
keringat malam yang banyak dan terus menerus. OS juga mengeluh
mudah lelah,lemah,letih,lesu dan pusing ketika pagi hari sehingga
hanya sanggup istirahat di rumah. Os juga mengeluh karena berat
badan yang susah naik padahal nafsu makan bagus malah
cenderung mengalami penurunan berat badan.
Anamnesis
Anamnesis
Riwayat penyakit
Keluarga yang
berhubungan
dengan keadaan
penyakit
sekarang :
Tuberkulosis Paru
,
Tekanan darah
tinggi
Riwayat penyakit
Keluarga
yang
tidak
berhubungan
dengan keadaan
penyakit
sekarang :
Tidak Ada
Anamnesis
Perilaku
Keluarga
yang
berhubungan dengan penyakit
sekarang :
Suami sudah merokok selama 20
tahun dengan rata-rata 4 batang
sehari suami juga merokok di
sembarang tempat di dalam
rumah , pasien juga sudah
terbiasa dengan hal tersebut dan
tidak berani menegur suami.
RUMAH PASIEN
VENTILASI RUMAH
KAMAR PASIEN
KAMAR PASIEN
KEADAAN DAPUR
KEADAAN DAPUR
Jarak aman antara Lubang Kakus dengan Sumber Air Minum dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain :
Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah
dan sudut kemiringan tanah.
Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain
Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang
berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh
dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan
tanahnya terbentuk dari tanah liat.
Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur
harus lebih jauh dari kakus.
Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain
dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan
lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama
5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.
Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur
tanpa dilengkapi dengan dinding sumur.
Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil
untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk
mengisi kekosongan
PENAMPUNGAN AIR
: disangkal
: disangkal
jantung
: disangkal
ginjal
: disangkal
paru
: diakui
diabetes
: disangkal
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis.
TTV :
TD :140/70 . HR:80x/menit , RR
19x/menit, Suhu 35,9 oC
Status Gizi : Tb 160 , BB 52
Diagnosis
Penyakit:
TB
dalam
masa
pengobatan
Diagnosis Keluarga: menurut keterangan
pasien, keluarga mengetahui keadaan penyakit
pasien
dan
mendukung
penuh
proses
pengobatan pasien dimana anak pasien juga
menjadi pengawas minum obat bagi pasien agar
pasien teratur minum obat.
Hasil Pemeriksaan
Penunjang
Rontgen 1x
dilakukan di awal
saat di diagnosis Tb
Paru
Dahak SPS +++ ,
dilakukan di awal
saat didiagnosis
sakit Tb Paru
Dahak SPS --pada pemeriksaan
kedua bulan Mei
Hasil Pemeriksaan
Penunjang
Etiologi
Mycobacterium
tuberculosis,
yang
merupakan bakteri berbentuk
batang (basil) lengkung, gram
positif,
pleomorfik,
tidak
bergerak,
dan
tidak
membentuk spora.
Bakteri
bersifat
dormant. Sifat dormant
inilah yang menyebabkan
bakteri dapat bangkit kembali
dan menjadikan tuberkulosis
Epidemiologi
Interaksi
Agent,Host,Environtment
(Periode Prepatogenis)
Faktor Agent
Karakteristik
alami dari agen TBC hampir
bersifat
resisten
terhadap
desinfektan kimia atau antibiotik
dan mampu bertahan hidup pada
dahak yang kering untuk jangka
waktu yang lama. Kuman ini
bersifat
tahan
asam.
Pada
Host,daya
infeksi
dan
kemampuan tinggal sementara
Mycobacterium
Tuberculosis
sangat tinggi. Patogenesis hampir
rendah dan daya virulensinya
tergantung dosis infeksi dan
kondisiHost. Sifat resistensinya
merupakan problem serius
Faktor Lingkungan
Penularannya pun berpola
sekuler tanpa dipengaruhi
musim dan letak geografis.
Keadaan
sosial-ekonomi
merupakan hal penting pada
kasus
TBC.
Pembelajaran
sosiobiologis
menyebutkan
adanya korelasi positif antara
TBC dengan kelas sosial yang
mencakup
pendapatan,
perumahan,
pelayanan
kesehatan,
lapangan
pekerjaan
dan
tekanan
ekonomi.
Interaksi Agent,Host,Environtment
(Periode Prepatogenis)
Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan nonfisik.
Lingkungan fisik antara lain
seperi keadaan geografis dan
lingkungan
tempat
tinggal.
Sanitasi lingkungan perumahan
sangat
berkaitan
dengan
penularan
penyakit.
Rumah
dengan pencahayaan yang kurang
memudahkan
perkembangan
sumber penyakit. Sinar matahari
mengandung sinar ultra violet
yang bisa membunuh kuman
penyakit. Aliran udara berkaitran
dengan
penularan
penyakit.
Rumah denan ventilasi yang baik
akan menyulitkan pertumbuhan
kuman penyakit. Pertukaran udara
dapat memecah dan menugrai
konsentrasi kuman di udara.
Interaksi Agent,Host,Environtment
(Periode Prepatogenis)
Faktor Host
Hal yang perlu diketahui
tentang
pejamu
meliputi
karakteristik, gizi, daya tahan
tubuh,
higieni
,
dan
pengobatan. Penurunan daya
tahan
tubuh
akan
menyebabkan
bobot
agen
penyebab penyakit menjadi
lebih
berat
sehingga
seseorang menjadi sakit. Umur
merupakan faktor terpenting
dari Host pada TBC.
Interaksi Agent,Host,Environtment
(Periode Pathogenis)
Penularan
Sebaliknya
penderita
dengan
BTA(-) dianggap tidak menularkan.
Penatalaksanan
Tahap awal (intensif)
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila
pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian
besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. 15,17,18
Penatalaksanaan
Kategori-1
Penatalaksanaan
Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
telah diobati sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
Penatalaksanaan
Prognosis
Penyakit
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa
keadaan kesehatannya ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan
pola hidup sehat yang baik maka prognosis penyakit pasien adalah baik
(dubia et bonam).
Keluarga
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga
yang sangat mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana
keluarga yang sehat jasmani dan rohani dan prognosisnya baik untuk
pasien maupun keluarganya. Keluarga pasien pun perlu waspada akan
kuman TB yang dapat menular sehingga masing-masing anggota keluarga
harus menjaga kesehatannya.
Masyarakat
Promotif
Penyuluhan tentang definisi TB , gejala TB , faktor-faktor risiko terjadinya TB dan
Preventif
Pemantauan dengan mengecek kesehatan diri atau melakukan skrining di
Kuratif
Karena pasien sudah menderita TB dan dalam pengobatan, maka obat-obatan
yang harus diminum pasien berupa obat-obatan yang diberikan oleh dokter di
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Rehabitilatif
Rehabilitatif adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas
hidup penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat. Pada pasien
belum perlu dilakukan tindakan rehabilitatif selain pemeriksaan kesehatan teratur
ke puskesmas untuk memastikan bahwa pasien mengalami kemajuan dalam
pengobatannya.
Promotif: Penyuluhan tentang definisi TB , gejala TB , faktorfaktor risiko terjadinya TB dan pencegahan TB misal dengan
penyuluhan tentang hidup sehat, kebersihan dijaga, pola makan
yang baik, beraktifitas fisik, tidak merokok.
Preventif: Pemantauan dengan mengecek kesehatan diri atau
melakukan skrining di puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk
memantau perjalanan penyakit pasien, menjaga kesehatan diri
sendiri dan anggota keluarga yang lain, ventilasi rumah dibuat
sebaik mungkin.
Kuratif:
Karena pasien adalah pasien TB dan dalam pengobatan maka
dianjurkan Melanjutkan sisa regimen pengobatan dan minum
multivitamin 2x1 dan control kepada dokter apabila ada gejala
tambahan.
Rehabilitatif:
Rehabilitatif adalah suatu kegiatan difokuskan kepada
mempertahankan kualitas hidup penderita yang telah mengalami
penyakit yang cukup berat. Pada pasien belum perlu dilakukan
tindakan rehabilitatif selain pemeriksaan kesehatan teratur ke
puskesmas untuk memastikan bahwa pasien mengalami kemajuan
dalam pengobatannya.
Pedoman Nasional
Pemberantasan TB Paru
Dalam perkembangannya dalam upaya ekspansi
penanggulangan TB, kemitraan global dalam penanggulangan
TB mengembangkan strategi sebagai berikut:
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
60 lux dan tidak menyilaukan mata.23
d. Kualitas udara
Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;
Kelembaban udara, antara 40 70 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;
Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.
e. Ventilasi Luas
Lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
g. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter
per orang setiap hari;
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air
minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun
2002.
h. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,
tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
i. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih
dari 2 orang tidur.
Terima Kasih