Mikosis superfisialis
Mikosis profunda
Aktinomikosis
Nokardiosis
Antinomikosis
misetoma
Blastomikosis
Parakoksidiodomikosi
s
Lodomikosis
Koksidiodomikosis
Histoplamosis , africa
Kritokokosis
Kandidosis
Geotrikosis
Aspergilosis
Fikomikosis
Sporotrikosis
Maduromikosis
Rhinosporidiosis
Kromoblastomikosis
Infeksi yang
disebabkan jamur
dermatiaceae
(berpigmen coklat)
Dermatofitosis
Nondermatoftosis :
Pitiriasis vesikolor
Piedra putih/hitam
Otomikosis
Keratomikosis
Tinea nigra palmaris
Dermatofita
perlekatan
Perlekatan ke
keratinosit
Jaringan
keratinosit
PENETRASI
Penetras
i
Jamur mencapai
lapisan terdalam
epidermis
Mekanisme
pertahanan
Perkembangan respons
host
Penetrasi
Inflamasi
Tergantung
pada sist.
Imun
pasien dan
organisme
Mekanisme
pertahanan tubuh
serum inhibitory factor,
complement, and
polymorphonuclear
leukocytes
Hipersensitivit
as tipe 4/
delayed
hypersiensitivi
ty type (DHT)
eritema
skuama
Peningkatan regenerasi
sel epidermis oleh
keratinosit
Gatal
Kelainan batas tegas, polimorfi, tepi lesi lebih
aktif.
Eczema marginatum ( untuk lesi dermatofitosis
secara deskriptif )
Penyebab:
Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
Distribusi geografik:
Terdapat di daerah tropik maupun subtropik juga di
Indonesia.
Bentuk Kerion:
reaksi peradangan berat (pembengkakan
menyerupai sarang lebah), pustula, rambut tidak
mengkilat, mudah rontok, tidak nyeri bila
dicabut, alopesia (botak).
kerion
Gray patch
Gejala klinis
Kelainan pada kulit yang relatif tidak berambut
dapat mengenai folikel rambut yang kemudian
merupakan reservoar.
stadium akut: khas, bentuk lingkaran, batas tegas, tepi
papul dan vesikel, dasar kelainan berwarna merah,
tertutup sisik, daerah tengah lebih tenang.
Tinea korporis
Perhatikan kelainan
- pada tubuh
- bentuk lingkaran,
- Warna merah,
skuama
- batas tegas,
- Papul dan vesikel
ditepi.
Transmisi
dari hewan,
orang ke orang,
alat rumah tangga yang terkontaminasi
Tanah yang mengandung jamur
perlu suasana hangat dan lembab
Penyebab: T. concentricum
Distribusi geografik:
Banyak terdapat di daerah tropis
Indonesia: Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, jawa
Autosomal genetic predisposition distribusi geografik
terbatas di wilayah tertentu
Ballon shape
2.Leukonikia trikofita
3.Bentuk subungual proximal
Kerokan kulit
bersihkan area terinfeksi dg. alkohol 70%
Dg. skalpel tumpul ambil bahan dari tepi lesi,
Kirim ke lab. rujukan dalam wadah steril
Periksa langsung dg KOH 10% + biakan
2
1
Koloni E. floccosum
Koloni:
T. mentagrophytes
Mikrokopis
T. mentagrophytes
M. canis
M. gypseum
T. rubrum
mikrokonidia
makrokonidia
Tinea Kapitis
Dermatitis seboroik
Psoriasis
Dermatitis atopik
Tinea Korporis
Psoriasis
Ptiriasis rosea
Morbus Hansen
Tinea Kruris
Eristrasma
Kandidosis
Dermatitis seboroik
Tinea Pedis dan Tinea Manus
Dermatitis Kontak
Psoriasis
Sifilis sekunder
Skabies
Topikal:
- obat pilihan : Golongan alilamin (krim terbinafin, buterafin)
sekali sehari selama 1-2 pekan
- Alternatif :
Golongan azol : misal, krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol
Siklopiroksolamin
Asam Undesilinat
Tolnaflat 2 kali sehari selama 2-4 pekan
Sistemik :
Diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi
1. Griseofulvin oral 10-25 mg/KgBB/hari, ketokonazol
200 mg/hari, atau itrakonazol 2 x 100 mg/hari
2.Terbinafin oral 1 x 250 mg/hari hingga klinis membaik
dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif.
Tinea unguium :
- Terbinafin 1x250mg/hari selama 6 pekan untuk kuku
tangan dan 12-16 pekan untuk kuku kaki.
- Itrakonazol dosis denyut (2x200mg/hari selama 7
hari, istirahat 3 pekan) sebanyak 2 denyut untuk kuku
tangan dan 3-4 denyut untuk kuku kaki.
Tinea pedis :
Khusus untuk bentuk mocassin foot : itrakonazol
2x100 mg/hari atau terbinafin 1x250 mg/hari
selama 4-6 pekan.
Tinea imbrikata :
- Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung KgBB)
selama 4-6 pekan
- Griseofulfin 10-20 mg/KgBB/hari selama 6-8 pekan
Pityriasis versicolor
Piedra
Tinea nigra palmaris
Otomikosis
Keratomikosis
Sinonim :
Tinea Versicolor
Kromofitosis
Dermatomikosis
Liver spots
Tinea flava
Pityriasis versikolor flava
Panu
Organisme dimorfik,
lipofilik, flora normal
kulit (yeast / ragi)
Multiplikasi &
Transformasi
Hangat, Lingkungan
Lembap,
immunosupresan,
malnutrisi, dan
penyakit Cushing
Parasiter,
Patogen
Malassezia globosa
and Malassezia furfur
Enz.
lipopero
ksidase
Merusak
Melanosit
Hipopigmenta
si
Degenerasi
Mitokondria
Mempererat
ikatan
dengan
Keratinosit
Menghambat
Enzim
Tirosinase
Asam
Dikarboksilat
(Azelaic Acid)
Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan
ekstremitas proksimal. Wajah, kulit kepala, dan alat kelamin umumnya kurang
terlibat.
Biasanya disertai gatal. Bisa asimtomatik.
Hiperpigmentasi pada T.versicolor karena Peningkatan Distribusi Melanosom.
Faktor eksogen :
Meliputi suhu, kelembaban udara dan keringat (Budimulja,
2001). Hal ini merupakan penyebab sehingga pityriasis
versicolor banyak dijumpai didaerah tropis dan pada
musim panas di daerah subtropis.
Faktor eksogen lainnya adalah penutupan kulit pleh
pakaian atau kosmetik dimana akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi CO2, mikroflora dan pH (Partogi,
2008)
Faktor endogen :
Meliputi malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom Cushing,
terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga
yang positif.
Disamping itu hal lainnya seperti Diabetes Melitus,
pemakaian steroid jangka panjang, kehamilan, dan
penyakit berat lainnya dapat mempermudah (Partogi,
2008)
Dermatitis seboroik
Sifilis stadium 2
Pityriasis rosea
Psoriasis vulgaris
Vitiligo
Morbus hansen tipe tuberkuloid
Eritrasma
Pityriasis alba
Hipopigmentasi pascainflamasi (Madani A, 2000)
Medikamentosa
1. Pengobatan topikal
Sampo selenium sulfida 2,5 % atau sampo zinc
pyrithione dioleskan keseluruh daerah yang
terinfeksi/seluruh badan. 7-10 menit sebelum mandi,
sekali/sehari, atau 3-4 kali sepekan. Khusus untuk
daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solutio
atau golongan azol topikal (krim mikonazol 2x/hari).
Black piedra
White piedra
Tinea nodosa
Piedra nostros
Trikomikosis nodularis
Trikomikosis nodosa
Chiqnon disease
Beigel disease
Sediaan langsung :
Dengan KOH 10%
Rambut yang sakit di potong
Pada piedra hitam :
Berukuran bermacam-macam
Terpisah satu dengan lainnya
Berwarna tengguli hitam
Hifa berseptum
Teranyam padat
Terdapat askus-askus
Didalam askus terdapat 4-8 askospora
Piedra putih :
Benjolan tidak begitu terpisah satu dengan lainnya
Anyaman hifa terlihat mengelilingi rambut sebagai
selubung
Benjolan lebih mudah dilepas dari rambut
Berwarna kehijauan yang transparan
Terlihat sebagai kutikel yang terangkat
Biasanya terjadi kerusakan yang lebih berat dengan
terlihatnya trikoreksis atau trikoptilosis
Hiperhidrosis
Dermatitis kontak
Tinea versikolor
Hiperkromia
Nevus pigmentous
Kulit yang terkena zat kimi (perak nitrat)
Pseudomonas aeruginosa
Proteus spp
Micrococcus aureus
Streptococcus hemolyticus
Difteroid
Basil-basil koliformis
Keratitis mikotik
Aspergillus
Fusarium
Cephalosporum
Curvularia
Penicillium