Anda di halaman 1dari 116

Penyakit yang disebabkan oleh jamur

Mikosis superfisialis
Mikosis profunda

Aktinomikosis
Nokardiosis
Antinomikosis
misetoma
Blastomikosis
Parakoksidiodomikosi
s
Lodomikosis
Koksidiodomikosis
Histoplamosis , africa

Kritokokosis
Kandidosis
Geotrikosis
Aspergilosis
Fikomikosis
Sporotrikosis
Maduromikosis
Rhinosporidiosis
Kromoblastomikosis
Infeksi yang
disebabkan jamur
dermatiaceae
(berpigmen coklat)

Dermatofitosis
Nondermatoftosis :
Pitiriasis vesikolor
Piedra putih/hitam
Otomikosis
Keratomikosis
Tinea nigra palmaris

Penyakit yang mengenai jaringan mengandung


zat tanduk spt str korneum, kuku, rambut
E/ dermatofitosis
17 spesies Microsporum, 21 spesies Trichophyton,
2 spesies Epidermophyton

Simon dan gohan (1954)


Dermatomikosis, trikomikosis, onikomikosis.
Letak tubuh :
Tinea kapitis
Tinea barbe
Tinea kruris,
Tinea pedis et manum
Tinea unguium
Tinea korporis

Tinea imbrikata : dermatomikosis dengan susunan


skuama yang konsentris.
Tinea favosa/favus : dermatomikosis yang secara
klinis terbentuk skutula dan berbau seperti tikus
(mousy odor)
Tinea fasialis, tinea aksilaris
Tinea grabosa : pada kulit yang tidak berambut

Dermatofita

perlekatan

Perlekatan ke
keratinosit
Jaringan
keratinosit

Hambatan : sinar UV, suhu, kelembaban,


kompetisi dengan flora normal, asam lemak
(fungistatik), sphingosin dari keratinosit

PENETRASI

Penetrasi melalui dan


diantara sel
Perlekatan

Penetras
i

Spora berkembang dan


menembus stratum
korneum

Dibantu oleh sekresi proteinase,


lipase, dan enzim mucinolitik.
Makin cepat dengan Lesi/Trauma

Di dinding sel, dermatofita


juga bisa menurunkan
kecepatan proliferasi
keratinosit

Jamur mencapai
lapisan terdalam
epidermis

Mekanisme
pertahanan

Perkembangan respons
host
Penetrasi

Inflamasi

Tergantung
pada sist.
Imun
pasien dan
organisme

Mekanisme
pertahanan tubuh
serum inhibitory factor,
complement, and
polymorphonuclear
leukocytes

Hipersensitivit
as tipe 4/
delayed
hypersiensitivi
ty type (DHT)

eritema

skuama

Peningkatan regenerasi
sel epidermis oleh
keratinosit

Gatal
Kelainan batas tegas, polimorfi, tepi lesi lebih
aktif.
Eczema marginatum ( untuk lesi dermatofitosis
secara deskriptif )

Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan


oleh spesies dermatofita, dengan tanda adanya lesi
bersisik, kemerah-merahan, alopesia.

Penyebab:
Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
Distribusi geografik:
Terdapat di daerah tropik maupun subtropik juga di
Indonesia.

Bentuk Kerion:
reaksi peradangan berat (pembengkakan
menyerupai sarang lebah), pustula, rambut tidak
mengkilat, mudah rontok, tidak nyeri bila
dicabut, alopesia (botak).

Bentuk Grey Patch


Penyebab : Microsporum
Dimulai dengan papul merah kecil disekitar rambut,
papul melebar membentuk bercak menjadi pucat dan
bersisik, rasa gatal, rambut tidak mengkilap, mudah
patah, mudah dicabut tanpa rasa nyeri, alopesia
setempat.
Woods light +,fluoresensi kuning kehijauan

kerion

Gray patch

Bentuk Black dot


Penyebab: T. tonsurans, T. violaceum
Pada kulit kepala tampak bintik hitam karena rambut
patah pada folikel, yang tertinggal adalah ujung rambut
yang berbentuk spora.

Gejala klinis
Kelainan pada kulit yang relatif tidak berambut
dapat mengenai folikel rambut yang kemudian
merupakan reservoar.
stadium akut: khas, bentuk lingkaran, batas tegas, tepi
papul dan vesikel, dasar kelainan berwarna merah,
tertutup sisik, daerah tengah lebih tenang.

Tinea korporis

Perhatikan kelainan

- pada tubuh
- bentuk lingkaran,
- Warna merah,
skuama
- batas tegas,
- Papul dan vesikel
ditepi.

Transmisi
dari hewan,
orang ke orang,
alat rumah tangga yang terkontaminasi
Tanah yang mengandung jamur
perlu suasana hangat dan lembab

Penyebab: T. concentricum
Distribusi geografik:
Banyak terdapat di daerah tropis
Indonesia: Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, jawa
Autosomal genetic predisposition distribusi geografik
terbatas di wilayah tertentu

Ballon shape

Patologi dan gejala klinis


Kelainan dapat meliputi seluruh badan
Kelainan pada awal berupa papul coklat yang perlahan
menjadi besar, stratum korneum terlepas dari bagian
dasarnya lingkaran skuama yang konsentris

Kulit yang terinfeksi

Penyebab : T. schoenleini, T. violaceum, M.


gypseum.
Bentuk lain tinea korporis yang disertai kelainan
pada rambut.
krusta bentuk cawan (skutula), rambut tidak
berkilap dan terlepas.
mousy odor

Dermatofitosis pada lipat paha, perineum, dan sekitar


anus.
Kelainan kulit berupa lesi berbatas tegas, peradangan
tepi lebih nyata, efloresensi polimorfi.

Bila menahun berupa bercak hitam disertai


sedikit sisik.
Merupakan salah satu bentuk klinis yang sering dilihat di
Indonesia.

Kelainan di daerah inguinal, dengan gejala klasik dermatofitosis

Kelainan mengenai satu kuku atau lebih


Permukaan kuku tidak rata, rapuh atau keras
Kuku yang terkena dapat terkikis
Penyembuhan penyakit beberapa bulan sampai satu
tahun
Tiga bentuk klinis (ZAIAS, 1972)
1. Bentuk subungual distalis

2.Leukonikia trikofita
3.Bentuk subungual proximal

Dermatofitosis pada kaki ( terutama sela jari kaki,


telapak kaki)
3 bentuk:
Interdigitalis : jari 4, 5. Sisik halus, maserasi
Moccasin foot/ papuloskuamosa hiperkertotik :
terlihat kulit yang menebal dan bersisik. Eritema
ringan pada tepi lesi.
Subakut : vesikel, vesikel-pustul dan kadang bula.
Setelah pecah, vesikel meninggalkan sisk yang
berbentuk lingkaran (koleret)

Dermatofitosis pada tangan

Kerokan kulit
bersihkan area terinfeksi dg. alkohol 70%
Dg. skalpel tumpul ambil bahan dari tepi lesi,
Kirim ke lab. rujukan dalam wadah steril
Periksa langsung dg KOH 10% + biakan

Kuku: cara sama


Rambut: cara sama + akar rambut

Rambut di cabut agar akar rambut terambil


Pemeriksaan lampu wood sebelum pengumpulan
bahan untuk mengetahui lebih jelas daerah yang
terkena infeksi.
kerok kulit sekitarnya dg skalpel tumpul.
Tampung dalam wadah steril, periksa langsung dg
KOH 10% dan kultur.
Ditemukan spora di dalam atau diluar rambut

1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit, kuku dan rambut, dg


KOH 10% (rambut) - 20% (kulit)
Jamur: hifa berseptum, bercabang, kadang disertai
artrospora
2. Biakan dengan agar Sabouraud, koloni yang terbentuk
tergantung spesies

2
1

Sediaan mikroskopis dg KOH: Perhatikan hifa (1) dan artrospora (2)

Koloni E. floccosum

Mikroskopis E. floccosum lpcb

Koloni:
T. mentagrophytes

Mikrokopis
T. mentagrophytes

M. canis

M. gypseum

T. rubrum
mikrokonidia

makrokonidia

Tinea Kapitis
Dermatitis seboroik
Psoriasis
Dermatitis atopik
Tinea Korporis
Psoriasis
Ptiriasis rosea
Morbus Hansen

Tinea Kruris
Eristrasma
Kandidosis
Dermatitis seboroik
Tinea Pedis dan Tinea Manus
Dermatitis Kontak
Psoriasis
Sifilis sekunder
Skabies

Topikal:
- obat pilihan : Golongan alilamin (krim terbinafin, buterafin)
sekali sehari selama 1-2 pekan
- Alternatif :
Golongan azol : misal, krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol
Siklopiroksolamin
Asam Undesilinat
Tolnaflat 2 kali sehari selama 2-4 pekan

Sistemik :
Diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi
1. Griseofulvin oral 10-25 mg/KgBB/hari, ketokonazol
200 mg/hari, atau itrakonazol 2 x 100 mg/hari
2.Terbinafin oral 1 x 250 mg/hari hingga klinis membaik
dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif.

Pengobatan khusus untuk :


Tinea Kapitis :
1.Sistemik :
Microsporum :
Griseofulvin 20-25mg/KgBB/hari , 6-8 pekan
Alternatif : itrakonazol 3-5 mg/hari, 4-6 pekan, terbinafin 62,5250 mg/hari selama 2-4 pekan
Trikopiton :
Terbinafin 62,5 250 mg/hari
Alternatif : Griseofulvin atau flukonazol
2. Rambut dicuci dengan sampo antimikotik : selenium sulfida
1,8 % 2-4 kali/pekan atau sampo ketokonazol 2 % 2 hari
sekali.

Tinea unguium :
- Terbinafin 1x250mg/hari selama 6 pekan untuk kuku
tangan dan 12-16 pekan untuk kuku kaki.
- Itrakonazol dosis denyut (2x200mg/hari selama 7
hari, istirahat 3 pekan) sebanyak 2 denyut untuk kuku
tangan dan 3-4 denyut untuk kuku kaki.

Tinea pedis :
Khusus untuk bentuk mocassin foot : itrakonazol
2x100 mg/hari atau terbinafin 1x250 mg/hari
selama 4-6 pekan.
Tinea imbrikata :
- Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung KgBB)
selama 4-6 pekan
- Griseofulfin 10-20 mg/KgBB/hari selama 6-8 pekan

Pityriasis versicolor
Piedra
Tinea nigra palmaris
Otomikosis
Keratomikosis

Penyakit jamur superfisial yan kronik, biasanya


tidak memberikan keluhan subyektif, berupa
bercak berskuama halus yang berwarna putih
sampai coklat hitam, terutama meliputi badan
dan kadang kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher muka, dan kulit
kepala yang berambut pada kulit yang disebabkan
oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum
orbiculare

Sinonim :

Tinea Versicolor
Kromofitosis
Dermatomikosis
Liver spots
Tinea flava
Pityriasis versikolor flava
Panu

Pityriasis versicolor muncul bila Malassezia furfur


berubah bentuk menjadi miselia karena adanya
faktor predisposisi baik eksogen maupun endogen

Organisme dimorfik,
lipofilik, flora normal
kulit (yeast / ragi)

Pityrosporum ovale dan Pityrosporum


orbiculare

Multiplikasi &
Transformasi
Hangat, Lingkungan
Lembap,
immunosupresan,
malnutrisi, dan
penyakit Cushing

Parasiter,
Patogen
Malassezia globosa
and Malassezia furfur

Enz.
lipopero
ksidase

Merusak
Melanosit
Hipopigmenta
si

Degenerasi
Mitokondria

Mempererat
ikatan
dengan
Keratinosit

Menghambat
Enzim
Tirosinase

Asam
Dikarboksilat
(Azelaic Acid)

Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan
ekstremitas proksimal. Wajah, kulit kepala, dan alat kelamin umumnya kurang
terlibat.
Biasanya disertai gatal. Bisa asimtomatik.
Hiperpigmentasi pada T.versicolor karena Peningkatan Distribusi Melanosom.

Faktor eksogen :
Meliputi suhu, kelembaban udara dan keringat (Budimulja,
2001). Hal ini merupakan penyebab sehingga pityriasis
versicolor banyak dijumpai didaerah tropis dan pada
musim panas di daerah subtropis.
Faktor eksogen lainnya adalah penutupan kulit pleh
pakaian atau kosmetik dimana akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi CO2, mikroflora dan pH (Partogi,
2008)

Faktor endogen :
Meliputi malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom Cushing,
terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga
yang positif.
Disamping itu hal lainnya seperti Diabetes Melitus,
pemakaian steroid jangka panjang, kehamilan, dan
penyakit berat lainnya dapat mempermudah (Partogi,
2008)

Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh


terhambatnya sinar matahari yang masuh ke
dalam lapisan kulit akan mengganggu proses
pembentukan melanin, adanya toksin yang
langsung menghambat pembentukan melanin,
dan adanya asam azaleat yang dihasilkan oleh
Pitysporum dari asam lemak dalam serum yang
merupakan inhibitor kompetitif dari tirosinase
(Partogi, 2008)

Dermatitis seboroik
Sifilis stadium 2
Pityriasis rosea
Psoriasis vulgaris
Vitiligo
Morbus hansen tipe tuberkuloid
Eritrasma
Pityriasis alba
Hipopigmentasi pascainflamasi (Madani A, 2000)

Kelainan kulit Pityriasis versicolor sangat


superficial dan ditemukan terutama di badan.
Kelainan ini terlihat sebagai bercak warna-warni
bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas
sampai difus. Bercak ini dapat dilihat
berfluoresensi dengan lampu wood (berwarna
kuning)
Bentuk papulovaskular dapat terlihat walaupun
jarang

Kelainan biasanya asimtomatik sehingga


adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia
berpenyakit tersebut (Budimulja, 2002)
Kadang penderita dapat merasa gatal ringan
(alasan pasien berobat)
Pseudoakromia akibat tidak terkena sinar
matahari atau kemungkinan pengaruh toksis
jamur terhadap pembentukan pigmen (sering
dikeluhkan penderita) (Budimulja, 2002)

Penderita pada umumnya hanya mengeluhkan


adanya bercak/makula berwarna putih
(hipopigmentasi) atau kecoklatan
(hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang
umumnya muncul saat berkeringat (Radiono,
2001)

Pemeriksaan langsung KOH 20%terlihat hifa


pendejk dan spora spora bulat yang dapat
berkelompok
Pemeriksaan sinar wood dengan efluoresensi
berwarna kuning keemasan.

Medikamentosa
1. Pengobatan topikal
Sampo selenium sulfida 2,5 % atau sampo zinc
pyrithione dioleskan keseluruh daerah yang
terinfeksi/seluruh badan. 7-10 menit sebelum mandi,
sekali/sehari, atau 3-4 kali sepekan. Khusus untuk
daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solutio
atau golongan azol topikal (krim mikonazol 2x/hari).

2. Untuk lesi luas atau jika sulit disembuhkan dapat


digunakan ketokonazol oral 200 mg/hari selama 10 hari.
3. Pada kasus kronik berulang terapi pemeliharaan dengan
topikal tiap 1-2 pekan atau sistemik ketokonazol 2x200
mg/hari sekali sebulan.

Infeksi jamur pada rambut


Ditandai dengan benjolan(nodus) sepanjang
rambut
Disebabkan oleh Piedraia horta (black piedra)
atau Trichosporon beigelii (white piedra)
Di Indonesia hanya terdapat Piedra Hitam

Black piedra
White piedra
Tinea nodosa
Piedra nostros
Trikomikosis nodularis
Trikomikosis nodosa
Chiqnon disease
Beigel disease

Hanya menyerang rambut kepala, janggut dan


kumis tanpa memberikan keluhan.
Krusta melekat erat sekali pada rambut yang
terserang dan sangat kecil sehingga harus dilihat
melalui mikroskop
Benjolan yang besar mudah dilihat, diraba, dan
teraba kasar.
Bila disisir terdengar suara klik

Hanya di temukan didaerah tropis tertentu


terutama ditempat yang banyak hujan
Penyakit endemis
Hanya menyerang rambut kepala
Menyerang rambut dibawah kutikel kemudian
membengkak dan pecah untuk menyebar
keseluruh rambut (shaft) dan membentuk
benjolan tengguli dan hitam

Lebih jarang ditemukan


Terdapat didaerah beriklim sedang
Menyerang janggut dan kumis
Benjolan berwarna coklat muda dan tidak begitu
melekat pada rambut
Hanya dapat menyerang rambut yang sudah
rusak

Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan sediaan


langsung dan biakan

Sediaan langsung :
Dengan KOH 10%
Rambut yang sakit di potong
Pada piedra hitam :
Berukuran bermacam-macam
Terpisah satu dengan lainnya
Berwarna tengguli hitam
Hifa berseptum
Teranyam padat
Terdapat askus-askus
Didalam askus terdapat 4-8 askospora

Piedra putih :
Benjolan tidak begitu terpisah satu dengan lainnya
Anyaman hifa terlihat mengelilingi rambut sebagai
selubung
Benjolan lebih mudah dilepas dari rambut
Berwarna kehijauan yang transparan
Terlihat sebagai kutikel yang terangkat
Biasanya terjadi kerusakan yang lebih berat dengan
terlihatnya trikoreksis atau trikoptilosis

Memotong rambut yang terkena infeksi


Mencuci rambut dengan larutan sublimat 1/2000
setiap hari
Obat anti jamur konvensional dan yang baru bisa
berguna

Disebabkan oleh Cladosporium wermeckii


infeksi jamur superfisial yang asimptomatik pada
stratum korneum
Kelainan kulit berupa makula tengguli sampai
hitam
Biasanya yang terserang : telapak tangan, telapak
kaki dan permukaan kulit lainnya (jarang)

Keratomikosis nigrikans palmaris


Pityriasis nigra
Klasdosporis epidemika
Mikrosporosis nigra
Tinea nigra

Terutama di Amerika Selatan dan tengah (kadang


di Eropa)
Di Indonesia penyakit ini jarang terlihat

Cladosporium wermeckii di Amerika Utara dan


Selatan
Cladosporium mansonii di Asia dan Afrika

Hiperhidrosis

Kelainan kulit tangan berupa bercak-bercak


tengguli hitam dan sekali-kali bersisk
Umumnya berusia muda dibawah 19 tahun
Penyakit berlangsung kronik sehingga dapat
dilihat pada orang dewasa diatas 19 tahun

Berdasarkan pemeriksaan kerokan kulit dan


biakan

Pemeriksaan sediaan langsung :


Dalam larutan KOH 10%
Jamur terlihat sebagai hifa bercabang
Bersekat ukuran 1,5-3 mikron
Berwarna coklat muda sampai hijau tua
Pada agar saboraud (suhu kamar) menghasilkan koloni
yang tampak sebagai :
Koloni menyerupai ragi
Koloni filamin berwarna hijau tua atau hitam

Dermatitis kontak
Tinea versikolor
Hiperkromia
Nevus pigmentous
Kulit yang terkena zat kimi (perak nitrat)

Dapat diobati dengan anti jamur konvensional


Salap salisis sulfur
Whitfield
Tincture jodii

Obat anti jamur terbaru dapat memberikan


pengobatan yang memuaskan

Jika tidak diobati akan menyebabkan penyakit ini


berkembang menjadi kronis

Otomikosis = infeksi jamur kronik atau subakut


pada liang telinga luar dan lubang telinga luar
yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan
gatal
Dari kelainan tersebut dapat dibiak jamur dan
bakteri

Penyebab utama merupakan jamur kontaminan


misalnya :
Aspergilus
Penisilium
Mukor

Dermatofita kadang merupakan hasil biakan


bahan pemeriksaan dari tempat tersebut

Dapat terdapat juga :

Pseudomonas aeruginosa
Proteus spp
Micrococcus aureus
Streptococcus hemolyticus
Difteroid
Basil-basil koliformis

Panas dan lembab

Penderita mengeluh rasa penuh dan sangat gatal


didalam telinga
Liang telinga merah sembab dan banyak krusta
Inflasi disertai eksfoliasi permukaan kulit atau
pendengaran dapat terganggu oleh karena liang
telinga tertutup oleh massa kotoran kulit dan
jamur

Infeksi bakteri dan invasi pada jaringan di bawah


kulit menyebabkan nyeri dan supurasi
Bila infeksi berlanjut eksema dan likenifikasi dapat
jelas terlihat dan kelainan ini dapat meluas ke
telinga bagian luar hingga bawah kuduk
Tulang rawan telinga dapat juga terkena
Membrana timpani jarang terserang

Dibuat dengan memeriksa kerokan kulit dan


kotoran telinga
Pada sediaan langsung dengan larutan KOH 20%
akan terlihat hifa tanpa spora
Biakan agar Saboraud pada suhu kamar kana
menghasilkan koloni jamur penyebab

Infeksi akut bila disertai edema memerlukan


pengobatan konservatif untuk menghilangkan
bengkak dan kemungkinan pembersihan liang
telinga
Memasukkan kapas yang dibasahi dengan larutan
permanganas kalikus 1/10.000
Jika perlu dilakukan irigasi untuk membersihkan
serumen dan kotoran lain

Kemajuan atau kesembuhan akan terlihat akibat


pembersihan yang dilakukan dan pengeringan
liang telinga selama beberapa hari
Liang telinga yang mengalami infeksi kronik harus
dibersihkan untuk menghilangkan kotoran dan
sisik yang mengandung jamur
Irigasi dengan larutan garam faal dilanjutkan
dengan pemberian salisil spiritus 2% selama
beberapa menit, biasanya cukup membersihkan
daerah tersebut

Sambil menjaga daerah tersebut supaya tetap


kering dapat diberikan obat-obatan antiseptika,
antibiotika, atau antifungal

Infeksi kronik sangat resisten terhadap


pengobatan, akan tetapi prgonosis cukup baik bila
diagnosis dibuat tepat dan pengobatan
dilaksanakan secara bijaksana

Adalah infeksi jamur pada kornea mata yang


menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah
trauma pada bagian tersebut diobati dengan
obat-obatan antibiotik dan kortikosteroid

Keratitis mikotik

Berbagai macam jamur yang menyerang kornea


yang rusak dan menyebabkan ulkus kornea

Aspergillus
Fusarium
Cephalosporum
Curvularia
Penicillium

Setelah mengalami trauma atau abrasi pada mata


dapat terbentuk ulkus pada kornea.
Melalui perkembangan yang lambat kelainan
dapat menyebabkan hipopion
Lesi mulai dengan benjolan yang menonjol sedikit
diatas permukaan, berwarna putih kelabu dan
berambut halus
Pencairan lapisan teratas kornea di sekitarnya
membentuk ulkus dangkal

Terbentuk halo lebar berbatas tegas berwarna


putih kelabu mengelilingi titik pusatnya
Dalam halo dapat terlihat garis-garis radial
Inflamasi pada kornea

Ulkus kornea et causa paralisis fasial


Ulkus kornea et causa keratitis dendriti

Larutan nistatin dan amfoterisin B yang diberikan


tiap jam

Lebih baik bila langsung ditangani

Anda mungkin juga menyukai