Oleh
Annora Marsha Sunparta, S.Ked
Pembimbing :
dr. Hj. Buih Amartiwi, Sp.KK
SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
RUMAH SAKIT SITI KHADIJAH SEPANJANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
PENDAHULUAN
Sinonim : Sindrom Lyells
Merupakan penyakit kulit berat
gejala kulit yang terpenting
epidermolisis generalisata
Penyakit ini melibatkan kulit ,
membran mukosa dan sistemik.
Umumnya disebabkan oleh induksi obat
obatan
Nekrosis Epidermal Toksik terjadi pada >
30% dari permukaan tubuh
DEFINISI
Nekrolisis epidermal toksik
(NET) reaksi mukokutaneus
akut
yang
mengancam
nyawa,
ditandai
dengan
nekrosis epidermis yang luas
sehingga terlepas.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit yang jarang insiden
NET 0,4-1,2% kasus/juta
penduduk/tahun
Angka kematian NET 25-35%
ETIOLOGI
Sebagian besar NET disebabkan karena alergi
obat 80-95% dari semua pasien.
Obat-obatan yang beresiko tinggi yaitu
sulfonamid, antikonvulsan aromatik,
alopurinol, anti inflamasi non-steroid,
nevirapin.
Nama Obat
Sulfonamides 94,5 kasus per 1 juta pengguna per minggu
Chloramphenicol
Macrolides (eritromisin)
Penisilin
Quinolon (ciprofloxacin, trovafloxacin)
Anticonvulsan
Phenobarbital
Phenytoin
Carbamazepin
Valproic acid
Lamotrigine
NSAIDs
PATOGENESIS
Belum
diketahui
Dianggap NET - bentuk berat
SSJ
Sebagian SSJ NET
Reaksi hipersensitivitas tipe II
(sitolitik)
PATOGENESIS
Epidermolisis
Tanda Nikolskiy positif
Khas
Akut
Berat
GEJALA KLINIS
Organ
MANIFESTASI KLINIS
Kelainan kulit mulai
dengan eritema
generalisata
kemudian timbul
banyak vesikel dan
bula, dapat pula
disertai purpura
MANIFESTASI KLINIS
This patient with
toxic epidermal
necrolysis had
epidermal
detachment of 60%
body surface area.
MANIFESTASI KLINIS
Lesi pada kulit dapat
disertai lesi pada
bibir, dan selaput
lendir mulut
berupa erosi,
ekskoriasi dan
perdarahan
sehingga
terbentuk krusta
berwarna merah
hitam pada bibir.
MANIFESTASI KLINIS
Kelainan mata,
merupakan 80%
diantara semua kasus.
Tersering
Konjungtivitis kataralis
Pada gambar terjadi
Keratokonjungtifitis
purulen dan odema
kelopak mata.
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Leukositosis, enzim transaminase serum ,
Albuniuria, SGOT/SGPT , gangguan
keseimbangan cairan/elektrolit
Pemeriksaan Radiologi:
Foto Rontgen
Histopatologi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan utama
RPS
RPD
R.Pengobatan
R.Alergi obat
Pemeriksaan Biopsi
Fase awal: Vakuolisasi dan nekrosis dari keratinosit
pada stratum basal dan apoptosis pada epidermis.
Fase laten: Nekrosis total pada pada lapisan
epidermis dan terjadi robekan sehingga epidermis
lepas
dengan
lapisan
subepidermal
pada
membran basalis. Terdapat infiltrat limfosit yang
tipis di dermis
Tanda Nikolsky
NET
SSSS
SSJ
Gejala prodormal,
tampak sakit berat dan
demam , kesadaran
menurun, pada kulit
tampak eritema
generalisata, vesikel,
bula, purpura. Dapat
mengenai selaput
lendir (mata, hidung,
kelamin,bibir, mulut),
pada dewasa.
Demam , infeksi
sal nafas bagian
atas. Ruam pada
muka, leher, ketiak,
lipat paha,
kemudian
menyeluruh dalam
waktu 24 jam.24-48
jam timbul bulabula besar dinding
kendur. 2-3 hari
terjadi
pengeriputan dan
pengelupasan kulit
seperti luka bakar,
kemudian
Gejala
prodormal:
demam , malaise,
nyeri
kepala,
batuk/pilek, dan nyeri
tenggorok., kesadaran
.
Sering pada usia 3
tahun kebawah.
Causa : Staphylococcus
a.
Mukosa jarang diserang
Pemeriksaan
fisik
terdapat:
Makula
eritematosa
,
bula
berdinding kendur, yang
kemudian
erosi/lysis,
skuama (+)
Nikolsky sign positif
A
P
Nekrolisis
Toksik
Terlihat lepuh
Infiltrat sel mononuklear sekitar
intraepidermal terdapat di pembuluh darah dermis
stratum granulosum
superfisial
Edema dan ekstravasasi sel
darah merah di dermis papular,
degenarasi hidropik lapisan
basalis sampaiu terbentuk
vesikel subdermal, nekrosis sel
epidermal
Obat
tersangka
dihentikan
Kortikosteroid
(Dexametason
40
mg/hari
i.v
dosis
terbagi
ada
perbaikan tapp of
-Topikal
Sulfadiazin perak (Krim
dermazin, silvadine)
Untuk lesi di mulut:
kenalog in orabase dan
betadine gargle
Untuk lesi di bibir:
Antibiotik
Dewasa : Kloksasilin
3x250 mg/ hari
Anak: Kloksasilin 3x50
mg/hari
Topikal
Sufratulle/krim antibiotik
Perhatikan keseimbangan
elektrolit
Kortikosteroid
Deksametason dosis permulaan
4-5 x 5 mg sehari, iv. Perbaikan:
dosis
diturunkan
scr
cepat
mencapai 5 mg/hr
Kortikosteroid oral Prednison
20 mg sehari 10 mg lalu
dihentikan.
Antibiotik
-Siprofloksasin 2x400 mg, iv
-Seftriakson 2 gr iv sehari 1x1
-Mengatur
keseimbangan
cairan/elektrolit dan nutrisi
Infus dekstrosa 5%, NaCl 0,9%
PENATALAKSANAAN
1. Hentikan segera obat tersangka
2. Deksametason 40 mg sehari iv dosis terbagi
3. Antibiotik
- Siprofloksasin 2x400 mg, iv
- Seftriakson 2 gr iv sehari 1x1
4. Mengatur keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi
Infus dekstrosa 5%, NaCl 0,9% dan RL 1:1:1 dalam 1
labu diberikan 8 jam sekali
5. Transfusi darah 300 cc selama 2 hari berturut-turut.
6.
Terapi Topikal: Sulfadiazin perak (krim dermazin,
silvaden)
7. Perawatan suportif: pasien ditempatkan pada suhu
kamar (29-300C), dibaringkan di atas matras yang mudah
ditukar
8. Pemberian Immunoglobulin: IVIG efektif untuk NET
KOMPLIKASI
Bronkopneumonia
Keseimbangan cairan/elektrolit
Kebutaan
Kegagalan ginjal
Sepsis
PROGNOSIS
Kelainan
2.
3.
Riwayat keganasan
4.
5.
6.
7.
0-1
2
3
4
5
3,2
12,1
35,8
58,3
90
Terimakasih
Wassalamuallaikum wr wb